Anda di halaman 1dari 8

Nama : Herry Daniel Prasetia Liukae

NIM : 2005551052

Mata Kuliah : Algoritma (B)

Kompresi Data

Berkembangnya media penyimpanan berkapasitas besar mengakibatkan seseorang


tidak lagi menemui masalah jika mempunyai file dengan kapasitas yang besar. Namun,
adakalanya ukuran file yang besar tersebut dapat mengganggu, sehingga harus dapat diatur
media penyimpanan yang dimiliki untuk beragam data. Apalagi jika file tersebut di kirm
secara elektronik, maka kapasitas file menjadi bermasalah. Maka dari itu diperlukanlah suatu
teknik yang dapat digunakan untuk memperkecil jumlah ukuran data dari data aslinya,
sehingga ini dapat disebut dengan Kompresi data. Kompresi data juga dapat diartikan sebagai
suatu proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information bearing unit yang
lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak dapat dikodekan dengan suatu
sistem enkoding tertentu. Kompresi data umumnya dapat dilakukan pada perangkat
komputer, ini dikarenakan setiap simbol yang terdapat di dalamnya memiliki nilai bit yang
berbeda-beda, sehingga dapat mengurangi jumlah bit-bit yang berbeda pada masing-masing
simbol. Dengan kemunculan kompresi data, mempermudah dalam memperkecil ukuran suatu
data dalam penyimpanan. Apabila ukuran data dapat di kompresi, maka secara otomatis
memori dapat tersimpan dengan data yang lebih banyak lagi dan pengoperasian suatu
perangkat akan semakin cepat, selain itu lebih efisien serta mempercepat waktu pertukaran
data.

Contoh sederhana dari kompresi data itu sendiri adalah penyingkatan kata yang sering
digunakan, tetapi sudah memiliki konversi secara umum, misalnya pada kata “dapat” di
kompresi menjadi kata “dpt”. Kompresi data tidak hanya dapat dilakukan pada teks saja,
namun ini juga berlaku pada gambar ( seperti JPEG, PNG, TIFF), audio (seperti MP3, AAC,
RMA, WMA), dan juga video (seperti MPEG, H261,H263). Dalam melakukan kompresi
terhadap suatu data, harus memperhatikan pada pihak pengirim yang harus menggunakan
algoritma kompresi data yang telah baku, sedangkan untuk pihak penerima dapat
menggunakan teknik dekompresi data yang sama dengan pengirim sehingga data yang
diterima dapat di dekode kembali dengan benar.

Terdapat dua jenis kompresi data yakni yang didasarkan pada mode penerimaan data
yang diterima oleh manusia dan yang didasarkan pada output-nya. Berikut pemaparannya.

1. Berdasarkan mode penerimaan data yang diterima manusia

Pada jenis ini kompresi data terbagi lagi menjadi 2 jenis yakni, dialoque mode dan
retrieval mode.
a. Dialoque Mode

Dialoque mode merupakan proses penerimaan data, yang dimana


pengirim dan penerima data seperti melakukan dialog. Seperti halnya pada
video conference, dimana kompresi data harus berada dalam batas penglihatan
dan pendengaran manusia. Dialoque mode memiliki waktu penundaan (delay)
yang tidak boleh lebih dari 150 ms, untuk 50 ms digunakan untuk proses
kompresi dan dekompresi, dan untuk 100 ms untuk mentransmisikan data
dalam jaringan.

b. Retrieval Mode

Retrieval mode merupakan proses penerimaan data yang tidak


dilakukan secara realtime (langsung). Retrieval mode dapat dilakukan secara
fast forward dan fast rewind di client, serta Retrieval client dapat dilakukan
random access terhadap data dan juga dapat bersifat interaktif.

2. Berdasarkan output

Pada jenis ini kompresi data terbagi lagi menjadi 2 jenis yakni, loseless data
compression dan lossy data compression.

a. Loseless data compression (Pemampatan tanpa kehilangan)

Loseless data compression atau pemampatan tanpa kehilangan


merupakan suatu teknik kompresi dimana data hasil kompresi dapat di
dekompresi berulang kali dan kompresi yang dihasilkan sama dengan data
pada sebelum di kompresi. Penggunaan teknik ini dibutuhkan jika data setelah
dikompresi harus dikompres lagi agar tepat sama. Ini dapat ditemukan pada
ZIP, RAR, 7-ZIP. Dan biasanya digunakan apabila akurasi data sangat penting
seperti data teks, data program, image (PNG, GIF). Namun, dalam beberapa
kasus kompresi jenis ini menghasilkan dekompresi yang ukurannya dapat
menjadi lebih besar atau sama dengan datanya sebelum di kompresi.

b. Lossy data compression (Pemampatan berkehilangan)

Lossy data compression atau pemampatan berkehilangan merupakan


suatu teknik kompresi dimana data hasil dari dekompresi tidak sama dengan
data sebulum di kompresi, tetapi data tersebut dapat gunakan. Ini dapat di
temukan pada MP3, streaming media, JPEG, MPEG, dan WMA. Kelebihan
dari kompresi ini adalah hasil dari data di dekompresi lebih kecil jika
dibandingkan dengan loseless data compression, namun masih memenuhi
syarat untuk digunakan. Teknik ini membuang bagian-bagian data yang
sebenarnya tidak teralu berguna, sehingga manusia masih beranggapan bahwa
data tersebut masih bisa digunakan kembali meskipun data telah dikompresi.

A. Kompresi pada Teks

Kompresi teks merupakan teknik untuk mengecilkan ukuran dari file teks terhadap
suatu data. Pada kompresi ini menggunakan jenis kompresi loseless, karena untuk
menghilangkan beberapa karakter dapat mengubah arti dati teks aslinya. Salah satu
contoh dari kompresi ini dapat ditemukan pada metode pohon huffman.

Metode Pohon Huffman menggunakan struktur pohon yang dikenal dngan


terminologi parent dan child. Paren merupakan simpul yang memiliki lintasan
menuju simpul lain dengan level di bawahnya, sedangkan child yaitu simpul
yang memiliki lintasan menuju simpul lain dengan level diatasnya.

Jumlah child pada metode ini dapat dikategorikan sebagai berikut,


a. Uner
Uner merupakan pohon dengan parent yang hanya memiliki satu child
b. Biner
Biner merupakan Pohon dengan parent yang memiliki dua child

Pengkodean metode ini menggunakan panjang bit yang bervariasi


didalamnya. Karakter dengan frekuensi yang lebih besar memiliki panjang
bit yang lebih pendek, begitu pula kebalikannya.

Langkah – langkah dalam metode pohon Huffman sebagai berikut.


1. Hitunglah frekuensi jumlah kemunculan masing-masing simbol
2. Simpanlah hasil informasi bobot pada masing-masing simbol
3. Bangunlah pohon huffman berdasarkan larik bobot pada masing-
masing simbol
4. Konversikanlah pohon huffman menjadi kode spesifik untuk masing-
masing simbol

Contoh
DENPASAR

A=2  2/8 = 0.25


D=1  1/8 = 0.125
E=1  1/8 = 0.125
N=1  1/8 = 0.125
P=1  1/8 = 0.125
R=1  1/8 = 0.125
S=1  1/8 = 0.125

Total = 8 Karakter

Diambil pada tanggal 09/12/2020

Sehingga W(D) = 010, W(E) = 011, W(N) = 100, W(P) = 101, W(R) = 100, W(S) = 111,
W(A) = 00
B. Kompresi Pada Gambar

Kompresi gambar merupakan aplikasi dari kompresi data, dengan tujuan untuk
mengurangi redunansi dari data gambar agar dapat menyimpan atau mengirimkan data
dalam bentuk yang lebih efisien. Redunansi pada kompresi gambar dapat berupa :

a. Redunansi spasial

Redunansi ini dapat terjadi akibat dari kolerasi antara piksel-piksel yang
berdampingan dan memiliki intensitas yang berbeda.

b. Redunansi spektral

Redunansi ini terjadi sebagai akibat dari korelasi antara bidang-bidang dengan
warna yang berbeda.

c. Redunansi Temporal

Redunansi diakibatkan dari korelasi frame - frame yang berbeda pada citra
dinamis

Kompresi gambar dapat dilakukan secara lossy dan loseless. Kompresi losesless dapat
digunakan untuk pencitraan medis, gambar teknik, hingga komik, sedangkan kompresi
lossly dapat digunakan untuk citra natural, yang menghasilkan perbedaan yang tidak
terlihat sehingga di sebut dengan visual loseless.

Pada loseless compression dapat menghasilkan citra hasil kompresi yang sama dengan
citra sebelum di kompresi, namun memiliki rasio kompresi yang sangat rendah. Contoh
lain pada kompresi citra ini dapat juga ditemukan pada citra biner (facsimile). Algoritma
kompresi loseless dapat di bagi ke dalam dua kategori, yakni

a. Dictionary – based Tecnique

Mampu menghasilkan file kompresi berisikan fixed-length code (12-16 bits)


yang merepresentasikan bytes file sesungguhnya. Contohnya Run-Length
Encoding dan LZW encoding.

b. Variable Length Coding

Mampu merepresentasikan karakter yang sering muncul dalam bit dengan


ukuran yang lebih rendah, misalnya metode Huffman Coding.

Format file dengan kompresi loseless dapat ditemukan pada, GIF, PCX, BMPP,
TIFF, TRG, dan PGM.
Sedangkan pada lossy compression, hampir sama dengan loseless
compression, namun dalam prosesnya terdapat informasi-informasi yang hilang
tetapi dalam batasan tertentu. Kompresi lossy ini mampu menghasilkan rasio
kompresi yang tinggi dan aplikasinya berupa transmisi citra dengan bandwith
saluran komunikasi yang terbatas. Kompresi dengan teknik ini dapat mengubah
detail dan warna file gambar menjadi lebih sederhana tanpa terlihat mencolok,
sehingga ukurannya cenderung lebih kecil dan tidak terlalu memerlukan detail
gambar dimana bit rate tidak berpengaruh pada gambar. Untuk algoritma pada
kompresi lossy dapat menggunakan kuantisasi, fraktal, wavelet, dll.
Format file dengan kompresi lossy dapat ditemukan pada JPEG dan MPEG.

C. Kompresi Video/Audio

Kompresi video/video adalah suatu bentuk kompresi data yang bertujuan


untuk mengecilkan ukuran file pada video/audio. Kompresi dilakukan di saat
pembuatan file video/audio serta pendistribusian file video/audio tersebut. Proses
kompresi Audio/Video dapat dilakukan pada

a. Pembuatan file audio/video


Teknik kompresi ini dapat dilakukan pada saat audio/video sedang dibuat
atau pada saat mengubahnya ke format yang berbeda.
b. Distribusi file audio/video
Teknik kompresi ini dapat digunakan jika dilakukannya proses
pendistribusian file audio/video terutama pada saat transmisi di dalam
jaringan dengan tujuan memperkecil bandwidth yang diperlukan.

Untuk kompresi audio/video, kompersi yang digunakan dapat memanfaatkan dua


faktor utama yaitu redunansi data dan kepemilikan presepsi manusia. Kompresi
audio/video dapat dilakukan dengan teknik

a. Kompresi Lossless

Pada kompresi ini audio/video dapat menghasilkan representasi data digital


yang dapat diperbesar dari stream audio/video asli dan menghasilkan 50-60% dari
ukuran aslinya. Kesulitan yang ditemukan dalam kompresi ini yakni kesulitan
dalam menjaga seluruh data dalam aliran audio/video dan mencapai kompresi
yang substansial, serta nilai-nilai dari sampel audio/video dapat berubah dengan
cepat.
Contoh format dapat ditemukan pada FLAC, audio engineer, audiophlies.
b. Kompresi Lossy

Kompresi audio lossy menggunakan psychoacoustic yang dimana tidak semua


data dalam aliran audio/video dapat di dengarkan oleh manusia. Kompresi jenis
ini dapat mencapai 5 % dari 20% data aliran aslinya. Kekurangan yang dapat
ditemukan pada kompresi ini yakni, data yang dapat terhapus selama kompresi
lossy dan tidak dapat dipulihkan kembali oleh dekompresi, serta kompresi ini
dapat mengakibatkan pengurangan persepsi kualitas audio/video.
Contoh format yang dapat dtemukan oleh lossy yakni, Vorbis, dan MP3

Dalam kompresi audio terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk
melakukan kompresi data audio yaitu,

1. Metode Transformasi

Metode ini menggunakan dapat algoritma Modified Discreate Cosine


Transform (MDCT) untuk mengkonversikan gelombang bunyi ke dalam
sinyal digital agar di dengar oleh manusia, yaitu menjadi 2 sampai dengan 4
kHz dan 96 dB.

2. Metode Waktu

Dalam metode ini menggunakan Linier Predivtive Coding (LPC) yang


dapat digunakan untuk berpidato, yang dimana LPC akan melakukan
penyesuaian sinyal data pada suara manusia, yang kemudian akan dikirimkan
ke pendengar dengan kecepatan 2,4 kbps.

Kompresi video merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperkecil ukuran
terhadap gambar dan suara terhadap video tersebut, sehingga batas ambang kualitas yang
baik. Video memiliki 3 dimendi yakni 2 dimesi spatial (horizontal dan vertikal), serta 1
dimensi waktu. Di dalam video terdapat 2 hal yang dapat di kompresikan yaitu frame dan
audio. Data didalam video memiliki redundancy spatial ( warna dalam frame) dan redunancy
temporal (perubahan antar frame). Redunacy spatial dilakukan dengan pengambilan
keuntungan dari mata manusia yang tidak terlalu dapat membandingkan warna dengan
brightness, sehingga image dalam video dapat dikompresi. Sedangkan pada redunancy
temporal dapat dilakukan dengancara mengirimkan dan mengkode frame yang dapat berubah
kapan saja namun data yang sama masih dapat tersimpan.

Daftar Pustaka
Afrianto, I. (2014). Kompresi Video/Audio. Repository UNIKOM, 1-19.
Khairuzzaman, M. Q. (2016). KOMPRESI TEKS, SUARA, GAMBAR DAN AUDIO. 64-75.

Perbantas, D. (2017, Maret 30). Image Compression: dosen.perbantas. Dipetik Desember 09, 2020,
dari dosen.perbantas.id: https://dosen.perbanas.id/image-compression/?print=print

Puspabhuana, A. (2016). Perbandingan Tiga langkah Teknik- teknik Kompresi Teks. IT for Society, 23-
29.

Anda mungkin juga menyukai