Anda di halaman 1dari 1

Data KP2KE dan BLH : Sejak 2002-2012 Kota Tanjungpinang sudah menerbitkan 12 izin usaha pertambangan(IUP) dengan luas

s 2.711,07 hektar (1,61%), dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, Kehutanan dan Energi (KPPKE) Kota Tanjungpinang. 6 diantaranya yg dikeluarkan IUP dariKP2KE kota adalah PT Antam Resourcindo, PT Perjuangan, PT Kereta Kencana Bangun Perkasa, PT Syahnur, PT Pippo Jaya dan PT Alam Indah Purnama Panjang. Yang terbesar dikuasai oleh PT Antam Resoucindo (ARI) 800 hektar yang paling sedikit adalah PT Kereta Kencana Bangun Perkasa (PT KKBP) dengan luas 162 hektar. 2.208,57 hektar wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) Lahan yang sudah dibuka seluas 484 hektar saja atau 21,91 persen dari WIUP yang diberikan Sejak 2002, Pemko Tanjungpinang mencatat produksi bauksit di Tanjungpinang mencapai 13.827.751,25 ton. Produksi terkecil terjadi pada tahun 2002 dengan total 16,5 ribu ton. Sedangkan puncak produksi terjadi pada tahun 2008, sebanyak 5.046.431,15 ton. Pemberian Izin IUP dg mmperhatikan aspek legalitas seperti UU Pertambangan, UU Lingkungan Hidup, UU Penataan Ruang, UU Kehutanan, UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan UU Pertanahan. Dengan melibatkan berbagai instansi teknis terkait, seperti Bappeda dan PMD, BLH, BPN, Dinas Perhubungan, Dinas PU, Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setdako, Bidang Kelautan dan Perikanan, Bidang Kehutanan, Bidang Pertanian serta Camat dan Lurah. Kasus ditangani KP2KE : 1. PT LOBINDO NUSA PERSADA yang menambang bauksit dengan menggunakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, Kehutanan dan Energi (KP2KE) Kota Tanjungpinang mencabut sementara izin usaha pertambangan (IUP) PT Antam Resourcindo (ARI) di Kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit Bestari dan Kelurahan Batu 9, Tanjungpinang Timur. Adanya laporan bahwa perusahaan tersebut telah membuang limbah bauksitnya di lahan warga. 2. Warga dompak lama mendapat kompensasi dari PT. LObindo itu dibayarkan setiap tanggal 18 sebesar Rp300.000 dan dilakukan mediasi.

Kendala Saat ini: Adanya Permen ESDM No. 07 tahun 2012 (6 Februari 2012), dalam pasal 21 menyebutkan bahwa pemerintah melarang bahan tambang mentah untuk di ekspor, sebagian besar perusahaan besar menyambut baik terbitnya permen ini. Terdapat beberapa perusahan besar yang saat ini telah melakukan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian, diantaranya ada sudah dalam tahap konstruksi, studi kelayakan dan yang lainnya sedang dalam pengajuan izin pengolahan dan pemurnian Pengawasan: Walikota Tanjungpinang telah membentuk Tim Pengawas Aktivitas Pertambangan di Kota Tanjungpinang melalui SK Walikota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2009 Penghijauan dan Reklamasi: PT Antam Resourcindo sebanyak 10.000 batang bibit dan kompos 20 ton; PT Perjuangan, bibit 20.000 batang, kompos 40 ton; PT Alam Indah Purnama Panjang, bibit 5.000 batang, kompos 10 ton; PT Dua Karya Abadi, bibit 6.000 batang, kompos 12 ton. PT Kereta Kencana Bangun Perkasa juga melakukan pembelian dengan jumlah bibit 3.000 batang dan kompos 6 ton

Anda mungkin juga menyukai