Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI BAUT

Baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang

SEJARAH PENEMUAN BAUT


John P. Thompson adalah seorang warganegara Amerika yang menemukan model kepala baut bersilang atau dalam bahasa Inggris disebut crosshead screw

dan kemudian dikenal dengan nama Philips-head screw. Kita mengenalnya dengan istilah sekrup philips dan pasangannya yaitu obeng kembang/obeng plus. Tahun 30-an kalangan industri membutuhkan model kepalabaut yang dapat mempercepat dan mempermudah proses pengerjaan. Saat itu sesuatu benda yang harus ditautkan dengan baut sebagaian besar menggunakan sekrup/baut dengan kepala min

atau dalam bahasa inggris disebut flat bault Tahun 1933, John P. Thompson menerima paten atas penemuan kepala sekrup bersilang. Tujuan dari penemuan tersebut agar mata obeng yang digunakan secara otomatis langsung berada pada posisi tengah/center position dari bentuk bersilang. Lain halnya dengan sekrup/baut model min/flat slot type screw (umum kita temui pada sekrup kayu) dimana mata obeng dapat tergelincir dari posisinya sehingga memperlambat proses pekerjaan. Selain itu sekrup/baut philips juga dapat digunakan bersama dengan obeng yang digerakkan dengan tenaga listrik (electric screwdriver) atau dengan tenaga angin (pneumatic screwdriver). Torsi atau momen puntir yang dihasilkan dari alat2 tersebut dapat menyebabkan posisi mata obeng dengan mudah terpeleset dari alur kepala sekrup minus, sedangkan dengan sekrup/baut philips, hal ini dapat diminimalisir berkat adanya alur silang (cross gang) yang mengunci mata obeng pada tempatnya. Selama 6 bulan berikutnya Thompson mendatangi berbagai perusahaan pembuatan sekrup/baut di Amerika agar penemuannya dapt diproduksi. Namun kesemuanya tidak membuahkan hasil, sampai akhirnya Thompson bertemu dengan Henry F. Philips. Philips adalah seorang dengan latar belakang pebisnis dari Portland, Oregon. Philips tertarik dengan penemuan Thompson sampai akhirnya membeli hak paten penemuan tersebut dari Thompson dan mendirikan Philips Screw Company pada tahun 1934. Philips kemudian mendatangi kembali perusahaan American Screw (saat itu terbesar di Amerika) yang sebelumnya menolak Thompson. Philips membawa penemuan Thompson (yang telah ia sempurnakan) ke hadapan Eugene Clark, presiden dari American Screw dan mengajak Clark untuk bekerjasama memproduksi sekrup/baut milik Philips. Philips dan Clark akhirnya menjadikan sekrup/baut model bersilang selaku trend baru.

Tahun 1937 perusaaan General Motor menggunakan seluruh sekrup/baut philips pada mobil produksinya yaitu Cadillac. Tahun 1940, 85% industri di Amerika telah menggunakan sekrup/baut philips dan penggunaannya terus meluas hingga memasuki era Perang Dunia II dimana semua alat2 perang dan kendaraannya didominasi oleh sekrup/baut philips. Sayang Henry F. Philips tidak lama menikmati masa keemasannya, mulai tahun 1945 Henry F. Philips terpaksa mengambil pensiun karena kesehatannya terus memburuk sampai diakhir hayatnya tahun 1958. Namun Philips Screw Company di Boston, Amerika, masih terus beroperasi sampai saat ini memproduksi lisensi dan manufaktur sekrup/baut dalam sektor komersial khususnya bidang dirgantara.

JENIS-JENIS DAN BENTUK BAUT


Baut dan mur sepertinya hanya sekadar benda berulir. Di balik rupanya, ternyata menyimpan beragam fakta dan cerita yang harus dikenali. Salah aplikasi bisa timbul masalah saat berkendara. Seperti Johny, pemilik Toyota Kijang Krsita yang salah memasang mur roda. Setir terasa goyang walau komponen kaki-kaki sudah diganti. Berikut beberapa jenis mur dan baut yang biasa diaplikasi pada kendaraan. Baut Biasa Baut ini paling banyak ditemukan. Harganya yang murah, mulai Rp 500 hingga Rp 3 ribu menjadikan baut jenis ini paling banyak diaplikasi. Warna kuning materialnya berasal dari besi biasa yang disepuh, otomatis kurang kuat menahan karat, jelas Suryanto yang membuka kios Central Baut Sejati di BSD Auto Part Blok C25, Serpong. Bentuk kepalanya bermacam-macam. Umum dijumpai berbentuk segi enam biasa, jenis lain menggunakan topi di kepala baut, ada juga yang menggunakan obeng min atau kembang untuk aplikasinya. Beragam perbedaan ini tergantung penempatannya. Karena terbuat dari besi biasa, untuk jangka waktu lama, baut ini harus diperiksa. Baut Bumper Bentuknya menyerupai baut pada umumnnya, hanya saja kepalanya bulat polos seperti jamur. Ukuran diameter juga tidak terlalu besar, mulai 6 mm hingga 14 mm. Dinamakan begitu karena biasa dipakai pada bagian bumper yang tidak sering dibongkar pasang, urai Acun, panggilan Suryanto.

Otomatis material harus terbuat dari stainless agar daya tahannya lama. Di bagian leher, terdapat segi empat yang berfungsi sebagai pengunci. Jadi bagian mur yang berfungsi untuk mengencangkannya. Harganya mulai Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu. Dibuat seperti ini karena saat pemasangan hanya 1 sisi yang mampu dijangkau oleh kunci. Baut Flange Material baut ini beragam, mulai dari besi biasa hingga baja hitam yang lebih awet. Terdapat topi di bagian leher yang berfungsi sebagai pengganti ring. Fungsi mirip dengan baut orisinal yang sudah terdapat ring, hanya saja penggunaannya lebih praktis

Biasa digunakan untuk mengikat di beragam bagian, mulai dari komponen mesin hingga bodi agar lebih kuat, namun tetap terlihat rapi. Harga yang ditawarkan mulai Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu tergantung material pembuatnya dan ukuran. Baut L Baut jenis ini jadi favorit karena bentuknya lebih simpel dan rapi. Juga meningkatkan eksklusivitas tunggangan. Banyak terpakai pada bagian bodi kendaraan dan aksesori, terutama mobil jip. Biasanya terdapat di over fender, aksesori yang terpasang hingga engsel pintu.

Menggunakan baja sebagai bahan dasar, daya tahannya menjadi pertimbangan utama karena lebih tahan serangan karat. Sesuai namanya, menggunakan baut jenis ini harus menggunakan kunci L. Keuntungan lain memakai kunci L, mencegah tangan jahil yang berkeliaran. Harganya berkisar Rp5 ribu hingga Rp 20 ribu. Baut Roda Mur Khusus untuk bagian roda, umumnya pabrikan mobil mengandalkan mur dengan grade 8.12. Artinya baut dan mur ini memiliki durabilitas mumpuni, kuat meski suhu mencapai di atas ambang normal. Kemudian perhatikan ulirnya. Umumnya jarak tiap ulir 1,25 mm, berfungsi agar lebih kuat menahan beban saat roda berputar.

Harga dipatok sesuai dimensi baut dan mur. Untuk mobil-mobil Jepang, paling murah dibanderol Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu. Sementara buat besutan Eropa, harga termurah untuk baut roda ditawarkan sekitar Rp 30 ribuan. Pemasangannya perlu memperhatikan jenis mur bawaan pabriknya.

Baut Orisinal Dinamakan begitu karena sudah terpasang dari masing-masing pabrikan. Materialnya dari baja putih yang tahan karat. Sudah terdapat 2 buah ring untuk menjaga tingkat kekencangan. Ukurannya bervariasi menyesuaikan masing-masing pabrikan.

Biasa terdapat di beberapa bagian mesin yang jarang dilepas pasang, contohnya pada setelan kekencangan alternator atau kompresor AC. Melihat fisiknya, tampak kualitas buatan dan material lebih halus dari baut biasa. Karena itu harga di pasaran lebih tinggi dibanding baut biasa. Berkisar Rp 2 ribu hingga Rp 7 ribu.

Baut Mesin Kondisi suhu tinggi pada komponen blok mesin, mengharuskan pemakaian baut dan mur sesuai kebutuhan. Sama halnya dengan mur roda, baut dan mur buat mengikat komponen blok mesin harus mengandalkan grade 8.12. Bahan material minimal menggunakan baja

hitam. Memang ada yang mengaplikasi baut dengan grade lebih rendah, 8.8, hanya untuk beberapa mobil lawas macam Toyota Kijang Super.

Bentuk ulir juga terlihat beda. Biasanya kepala menggunakan kunci L. Pada beberapa bagian mesin ada yang membutuhkan jenis baut tertentu. Bodi berbentuk polos di pangkal, serta ulir berada di bagian tengah sampai ujung baut. Kerapatan antar ulir biasanya berjarak 1,5 mm.

BAHAN PEMBUATAN BAUT


Material
BAJA HITAM

Jika dicermati lebih detail, tampilan luar baut dan mur mewakili material pembuatnya. Lebih detail bisa dilihat dari warnanya. Umum yang dijajakan di pasaran, berwarna gelap atau tepatnya kelabu agak kehitaman, yang menggunakan material BAJA HITAM. Material ini diyakini lebih kuat dari bahan lainnya. Sangat efektif untuk baut pengikat sylinder head atau kruk as. Karena lebih tahan panas mesin dan tidak memuai, papar Audi Wastro, pemilik bengkel Champ Motorsport di daerah Cipinang Muara, Jaktim.
BESI BIASA

Bahan pembuat baut dan mur lainnya yaitu BESI BIASA, yang tampilannya secara kasat mata terlihat mengilap seperti krom. Menurut Dani, pedagang baut dan mur dari kios Jaya Pratama di Glogok Jaya, Jakbar, material dari besi banyak yang mendapat sentuhan akhir dari produsennya. Lama kelamaan, baut yang terbuat dari bahan ini terlihat memudar dan karatan. Kalau yang warnanya terlihat agak kekuning-kuningan, bukan berarti material pembuatnya dari BAHAN KUNINGAN. Itu cuma hasil sepuhan, termasuk yang warnanya agak krom, papar pria yang juga buka kios serupa di daerah Cipondoh, Tangerang itu. BAJA PUTIH Baja Putih merupakan paduan yang terdiri sebagian besar dari besi dan memiliki kadar karbon antara 0,2% dan 2,1% berat, tergantung kelas. Karbon merupakan bahan paduan yang paling umum untuk besi, tetapi berbagai elemen paduan lain digunakan, seperti mangan, kromium, vanadium, dan tungsten. Karbon dan elemen lainnya bertindak sebagai agen pengerasan, mencegah dislokasi dalam kisi kristal atom besi dari geser satu masa lalu lain. Memvariasikan jumlah elemen paduan dan bentuk kehadiran mereka di baja putih (unsur zat terlarut, diendapkan fase) kontrol kualitas seperti keuletan, kekerasan, dan kekuatan tarik baja

yang dihasilkan. Baja putih dengan kadar karbon meningkat dapat dibuat lebih keras dan lebih kuat dari besi, tetapi baja tersebut juga kurang ulet dari besi. Paduan dengan kandungan karbon lebih tinggi dari 2,1% yang dikenal sebagai besi cor karena titik lebur yang lebih rendah dan castability. Baja putih juga dapat dibedakan dari besi tempa, yang dapat berisi sejumlah kecil karbon, tetapi termasuk dalam bentuk perak inklusi. Dua faktor pembeda yang sehingga meningkatkan baja menjadi tidak berkarat dan kemampuan las yang lebih baik. Walaupun baja putih telah dihasilkan oleh berbagai metode namun pada masa sebelum Renaissance masih belum efisien, penggunaannya menjadi lebih umum setelah metode produksi yang lebih efisien yang dirancang di abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer pada pertengahan abad ke-19, baja menjadi material yang diproduksi secara massal murah. perbaikan lebih lanjut dalam proses, seperti pembuatan baja oksigen dasar (BOS), menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan kualitas logam. Hari ini, baja putih adalah salah satu bahan yang paling umum di dunia, dengan lebih dari 1,3 miliar ton yang diproduksi setiap tahunnya. Ini adalah komponen utama pada bangunan, infrastruktur, peralatan, kapal, mobil, mesin, peralatan, dan senjata. Modern ini baja putih umumnya diidentifikasi dengan berbagai kelas yang didefinisikan oleh berbagai macam organisasi standar. Besi ditemukan dalam kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, yaitu, dikombinasikan dengan unsur-unsur lain seperti oksigen atau belerang. Mineral yang mengandung besi khas termasuk Fe2O3-bentuk oksida besi yang ditemukan sebagai mineral hematite, dan FeS2-pirit (emas bodoh itu). Besi diekstraksi dari bijih dengan menghapus oksigen dan menggabungkan bijih dengan pilihan mitra kimia seperti karbon. Proses ini, dikenal sebagai peleburan, pertama kali diterapkan untuk logam dengan titik leleh lebih rendah, seperti timah, yang meleleh pada sekitar 250 C (482 F) dan tembaga, yang meleleh pada sekitar 1.100 C (2010 F). Sebagai perbandingan, besi cor meleleh pada sekitar 1.375 C (2507 F). Semua ini suhu dapat dicapai dengan metode kuno yang telah digunakan sejak Zaman Perunggu. Karena laju oksidasi itu sendiri meningkat cepat di luar 800 C (1470 F), adalah penting bahwa peleburan berlangsung di lingkungan rendah oksigen. Tidak seperti tembaga dan timah, besi cair larut karbon cukup mudah. hasil Smelting dalam paduan (pig iron) mengandung karbon terlalu banyak untuk disebut baja. Karbon yang berlebihan dan kotoran lainnya dikeluarkan pada langkah berikutnya. Bahan lain yang sering ditambahkan ke besi adalah campuran karbon untuk memproduksi baja putih dengan sifat yang diinginkan. Nikel dan mangan dalam baja putih menambah kekuatan tarik dan membuat austenit kimiawi lebih stabil, krom kekerasan meningkat dan suhu leleh, serta vanadium juga meningkatkan kekerasan sambil mengurangi efek dari kelelahan logam. Untuk mencegah korosi, setidaknya 11% kromium ditambahkan untuk baja sehingga bentuk oksida keras pada permukaan logam; ini dikenal sebagai stainless steel. Tungsten mengganggu pembentukan sementit, martensit memungkinkan untuk membentuk dengan tingkat memuaskan lambat, sehingga baja kecepatan tinggi. Di sisi lain, sulfur, nitrogen, dan fosfor membuat baja lebih rapuh, sehingga elemen-elemen ini biasanya ditemukan harus dihilangkan dari bijih selama pemrosesan.

Kepadatan baja bervariasi berdasarkan unsur paduan, tetapi biasanya berkisar antara 7750 dan 8050 kg/m3 (484 dan 503 / cu ft), atau 7,75 dan 8,05 g/cm3 (4,48 dan 4,65 oz / cu in). [6 ] Bahkan dalam rentang konsentrasi yang membentuk baja putih, campuran karbon dan besi dapat membentuk beberapa struktur yang berbeda, dengan sifat yang sangat berbeda. Memahami sifat-sifat semacam itu adalah penting untuk membuat baja berkualitas. Pada suhu kamar, bentuk paling stabil dari besi adalah tubuh berpusat kubik (BCC) struktur-ferit?. Ini adalah bahan logam yang cukup lunak yang dapat larut hanya konsentrasi kecil karbon, tidak ada% wt lebih dari 0.021 pada 723 C (1333 F), dan hanya 0,005% pada 0 C (32 F). Jika baja mengandung karbon lebih dari 0.021% pada suhu pembuatan baja maka berubah menjadi kubik berpusat muka (FCC) struktur, yang disebut austenit atau besi?. Hal ini juga lembut dan logam tetapi dapat melarutkan karbon jauh lebih, sebanyak 2,1% [7] karbon pada 1.148 C (2098 F), yang mencerminkan kandungan karbon atas baja. [8] Ketika baja putih dengan karbon kurang dari 0,8%, dikenal sebagai baja hypoeutectoid, yang didinginkan dari fase campuran austenitic upaya untuk kembali ke fase ferit, mengakibatkan kelebihan karbon. Salah satu cara untuk karbon untuk meninggalkan austenit adalah untuk sementit untuk mempercepat keluar dari campuran, meninggalkan zat besi yang cukup murni untuk mengambil bentuk dari ferit, menghasilkan campuran sementit-ferit. Sementit adalah senyawa intermetalik keras dan rapuh dengan rumus kimia Fe3C. Pada eutektoid itu, karbon 0,8%, struktur didinginkan mengambil bentuk perlit, dinamai kemiripannya dengan ibu dari mutiara. Untuk baja yang memiliki lebih dari 0,8% karbon struktur didinginkan mengambil bentuk perlit dan sementit. Mungkin bentuk polimorfik yang paling penting adalah martensit, fase metastabil yang secara signifikan lebih kuat dari fase baja lainnya. Ketika baja dalam fase austenit dan di quenching membentuk ke martensit, karena atom freeze di tempat ketika perubahan struktur sel dari FCC ke BCC. Tergantung pada kandungan karbon fase martensit mengambil bentuk yang berbeda. Bawah sekitar 0,2% karbon yang mengambil? BCC ferit bentuk kristal, tapi isinya karbon lebih tinggi mengambil berpusat badan tetragonal (BCT) struktur. Tidak ada energi aktivasi termal untuk transformasi dari austenit ke martensit. Selain itu, tidak ada perubahan komposisi sehingga atom umumnya mempertahankan tetangga sama mereka. Martensit memiliki kepadatan lebih rendah dari austenit tidak, sehingga transformasi antara mereka menghasilkan perubahan volume. Dalam hal ini, perluasan terjadi. Tekanan internal dari ekspansi ini umumnya mengambil bentuk kompresi pada kristal martensit dan ketegangan pada ferit yang tersisa, dengan jumlah wajar geser di kedua konstituen. Jika pendinginan dilakukan dengan benar, tekanan internal dapat menyebabkan bagian untuk menghancurkan karena cools. Paling tidak, mereka menyebabkan pengerasan kerja internal dan ketidaksempurnaan mikroskopis lainnya. Hal ini umum untuk memuaskan retakan terbentuk ketika air dipadamkan, meskipun mereka mungkin tidak selalu terlihat. Kekuatan material dari baja memang lebih kuat ketimbang besi. Pasalnya proses pembikinan melalui tahap pengecoran, dalam kondisi baja masih cair kemudian langsung didinginkan sehingga tak menimbulkan rongga di dalam. Karena tahan terhadap panas mesin, baut jenis ini lebih tahan pemuaian dan tidak melenting.Sementara untuk bentuk ulir, yang umum dipakai untuk

keperluan mobil, adalah ukuran 1,25 atau 1,5.Daya rekat ulir yang lebih renggang atau kasar akan lebih kuat daripada yang ulir halus.

PEMBUATAN BAUT

CARA PENAMAAN UKURAN PADA BAUT


Contoh : M10x55-1,5-8.8
M = ukuran baut dalam metric 10 = diameter baut dalam millimeter 55 = panjang baut daari leher sampai ujung 1,5 = jarak ulir baut 8.8 = grade atau kelas baut

HARGA-HARGA BAUT
1. 2. 3. 4. 5. 6. Baut Baut Baut Baut Baut Baut Flange (topi) ukuran 8 Flange (topi) ukuran 6 Flange (topi) ukuran 8 Cover Honda (variasi) Cover Mesin ukuran 6 x Bi asa ukuran 8 x 16mm x 30mm x 12mm x 20mm 25mm Rp. 1.200 / pc Rp. 500 / pc Rp. 1.000 / pc Rp. 1.000 / pc Rp. 750 / pc Rp. 500 / pc

Anda mungkin juga menyukai