Anda di halaman 1dari 2

E.

COLI Escherichia coli O157: H7 adalah strain enterohemorrhagic (penyebab diare dan colitis/pendarahan pada colon) dari bakteri Escherichia coli. Infeksi sering mengarah ke diare berdarah, dan kadang-kadang ke kegagalan ginjal, terutama pada anak-anak dan orang tua. Kebanyakan penyakit telah dikaitkan dengan makanan yang kurang masak, air minum/sayur-sayuran/daging yang terkontaminasi, susu yang tidak dimasak, dan terminum air kolam renang. Bakteriologi Serotype E. coli O157: H7 adalah gram negatif berbentuk batang. Huruf O (tidak nol) dalam nama merujuk kepada nomor somatic antigen, sedangkan H merujuk kepada antigen flagella. Serotypes lainnya dari bakteri E. coli dapat menyebabkan (biasanya kurang parah) penyakit, tetapi hanya kombinasi O157: H7 yang dibahas di sini. Ini adalah salah satu dari ratusan serotypes dari bakteri Escherichia coli. Strain E. coli yang lain tidak berbahaya dan normal ditemukan pada usus kecil mamalia, sedangkan strain O157:H7 memproduksi Shiga (seperti racun), menyebabkan sakit parah, dan merupakan anggota dari kelas E. coli patogen (penyebab penyakit) yang dikenal sebagai enterohemorrhagic Escherichia coli atau EHEC. Terkadang juga disebut memiliki kemampuan memproduksi toksin atau Verocytotoxin E. coli (VTEC) / Shigalike Toxin producing E. coli (STEC). E. coli O157: H7 pertama kali dikenal sebagai pathogen sebagai akibat dari sebuah wabah penyakit gastrointestinal yang tidak biasa pada tahun 1982. Kejangkitan pertama kali berasal dari hamburger yang terkontaminasi, dan beberapa penyakit lainnya yang mirip dengan kejadian tersebut di Amerika Serikat dan Jepang. Para ahli Etiologi telah mengidentifikasi penyakit ini sebagai serotype O157: H7 dari Escherichia coli pada tahun 1983. Serotype ini dulunya terisolasi pada seorang pasien yang sakit di 1975. Penularan Sumber utama infeksi adalah daging sapi yang tidak diperlakukan dengan benar; sumber lain termasuk konsumsi susu dan jus yang tidak melalui proses pasteurisasi, sayuran mentah, dan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Transmisi juga bisa terjadi melalui minum langsung air dari kolam air dan danau, terminum air kolam renang, atau minum air yang tidak dimasak dengan benar. Organisme ini mudah ditularkan dari orang ke orang dan sangat sulit untuk mengontrol anak dari kejangkitan penyakit ini jika dia banyak bergaul di luar rumah. Tanda-tanda dan gejala Kadang infeksi penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Kalau pun menimbulkan gejala, E. coli O157: H7 bisa menyebabkan infeksi berat seperti diare akut berdarah (walaupun ini jarang) dan kram pada abdominal/perut. Jika menimbulkan deman, maka tidak parah, dan gejala penyakit ini timbul dalam 5 hingga 10 hari. Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan orang tua, dapat menyebabkan infeksi sindrom haemolytic uremic, di mana sel darah merah menjaid hancur dan kegagalan ginjal. Sekitar 2% -7% dari infeksi ini menimbulkan komplikasi. Di Amerika Serikat, haemolytic uremic sindrom adalah penyebab utama kegagalan ginjal akut pada anak-anak, dan sebagian besar kasus-kasus sindrom haemolytic uremic disebabkan oleh E. coli O157: H7. Diagnosis Bakteri ini dapat dideteksi melalui feses, meskipun tidak termasuk tes yang disarankan untuk dilakukan secara rutin namun untuk kontrol, ada baiknya kita melakukannya. Sampel dibiakkan dengan sorbitol-MacConkey (SMAC) agar, atau the variant cefeximine potassium tellurite sorbitol-MacConkey agar (CT-SMAC). Pada SMAC agar, koloni O157 kurang begitu jelas warnanya dibanding serotypes E. coli lainnya. Diagnosa ini merupakan metode lama, diagnosa lebih cepat dapat menggunakan teknik PCR. Teknologi terbaru menggunakan fluorescent dan deteksi antibodi. Pengobatan Kebanyakan orang sembuh tanpa antibiotik atau perlakuan khusus dalam 5-10 hari. Tidak ada bukti bahwa antibiotik dapat mengurangi penyakit ini, dan para ahli memikirkan bahwa perawatan dengan beberapa antibiotik mungkin bisa menimbulkan komplikasi ginjal. Agen Antidiarrheal, seperti loperamide (imodium), juga harus dihindari.

Pasien penderita sindrom hemolytic-uremic biasanya dirawat di unit perawatan intensif (ICU), biasanya juga diharuskan melakukan transfusi darah dan dialysis ginjal sering diharuskan. prognosa Pada orang-orang yang menderita sindrom hemolytic uremic, sepertiga-nya mengalami fungsi ginjal abnormal selama bertahun-tahun, 3-5% diantaranya mengalami kematian, beberapa memerlukan dialysis jangka panjang. 8% dari pasien-pasien ini mengalami komplikasi selama hidupnya seperti tekanan darah tinggi, seizure (serangan epilepsi), kebutaan, lumpuh, dan jika memerlukan operasi maka hal diperlukan untuk menghapus bagian dari usus. Prosedur tambahan diperlukan terkait dengan efek samping. Enterohemoragik E Coli (Subtipe 0157) EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik. Wabah ini terjadi akibat makanan yang terkontaminasi. Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air terkontaminasi. EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius. Subtipe 0157 : H7 dapat dihubungkan dengan perkembangan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS). Centers for Disease Control (CDC) telah meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau HUS. EHEC non-invasif tetapi menghasilkan toksin shiga, yang menyebabkan kerusakan endotel, hemolisis mikroangiopatik, dan kerusakan ginjal.9 Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari). Diare awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah. Nyeri abdomen berat dan kejang biasa terjadi, mual dan muntah timbul pada 2/3 pasien. Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen dan nyeri tekan pada kuadran kanan bawah. Demam terjadi pada 1/3 pasien. Hingga 1/3 pasien memerlukan perawatan di rumah sakit. 9 Lekositosis sering terjadi. Urinalisa menunjukkan hematuria atau proteinuria atau timbulnya lekosit. Adanya tanda anemia hemolitik mikroangiopatik (hematokrit < 30%), trombositopenia (<150 x 109/L), dan insufiensi renal (BUN >20 mg/dL) adalah diagnosa HUS. HUS terjadi pada 5-10% pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare. Faktor resiko HUS, usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diare.Penggunaan antibiotik juga meningkatkan resiko. Hampir 60% pasien dengan HUS akan sembuh, 3-5% akan meninggal, 5% akan berkembang ke penyakit ginjal tahap akhir dan 30% akan mengalami gejala sisa proteinuria. Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS. Jika tersangka EHEC, harus dilakukan kultur feses E. coli. Serotipe biasanya dilakukan pada laboratorium khusus.Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi ginjal dan vaskuler. Bakteri EHEC mengeluarkan toksin di dalam usus, yang kemudian beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Toksin terikat pada globotriosyl ceramide, suatu reseptor khusus yang terdapat pada sel endotel di glomerulus, ginjal. Terikatnya toksin pada reseptor inilah yang kerusakan pembuluh darah kecil terutama pada ginjal dan usus besar.

Anda mungkin juga menyukai