Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, orang-orang semakin menuntut keefisienan dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya. Oleh karena itu para engineer semakin dituntut untuk terus mengembangkan alat-alat yang mampu menunjang setiap aspek aktivitas manusia dengan lebih efisien dari masa ke masa. Saat ini dapat dikatakan peralatan peralatan elektronika yang terus-menerus berkembang lebih canggih dan semakin lama hampir setiap aspek kehidupan bergantung pada alat elektronika. Maka dari itu, diperlukan pula keahlian dalam merawat dan memperbaiki alat-alat elektronika dari mulai casing hingga system yang kompleks. Agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama dan tetap akurat.

1.2 Rumusan Masalah Beberapa masalah yang kami ambil diantaranya sebagai berikut : 1. Bagaimana kiat-kiat merawat beberapa contoh alat elektronika sederhana? 2. Bagaimana menganalisis kerusakan-kerusakan yang terjadi pada beberapa contoh alat elektonika sederhana? 3. Bagaimana kiat-kiat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada beberapa contoh alat elektronika sederhana?

1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut : 1. Mengetahui cara-cara merawat beberapa contoh alat elektronika sederhana. 2. Mampu menganalisis kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada beberapa contoh alat elektronika sederhana. 3. Mengetahui cara-cara memperbaiki kerusakan yang terjadi pada beberapa contoh alat elektronika sederhana.

1.4 Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu dengan : a. Melalui Internet Melalui internet juga kami kumpulkan data-data yang mendukung. Baik itu rangkaiannya ataupun datasheet dan spesifikasi lainnya.

BAB II ISI Simulasi Kerusakan pada Rangkaian Elektronika Rangkaian elektronika yang digunakan adalah sebagai berikut :

2.1 Rangkaian Traffic Light dengan IC 74145


2.1.1 Gambar Rangkaian

LED GREEN 330 D1 LED YELLOW D2 10K R1 U2 14 CKA 1 CKB 2 3 6 7 12 Q0 9 Q1 8 Q2 11 Q3 15 14 13 12 A B C D U3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 IN1448 D4 IN1448 D5 LED GREEN 330 D4 LED YELLOW D5 LED RED D9 D10 D6 R5 IN1448 0.1uF IN1448 R4 330 R3 330 LED RED D3 R2 R6 330 R7 330

U1 R

VCC

4 V1 5 DC 5V 2

DC 7 CV 6

500K

GND

TR

TH

RV1

R0 (1) R0(2) R9(1) R9(2)

555
C1

74LS90

74145

2.1.2 Cara Kerja Tegangan 5v mengaktifkan clock pada IC LM 555 untuk inputan IC counter 7490 sehingga mengkounter nilai 0-9 biner kemudian dikonfersi ke 0-9 desimal menggunakan IC decoder (74LS145). output yang dimanfaatkan untuk LED adalah logika yaitu keluaran dari IC 74145 dan berikut seting dari keluaran IC 74145: Output 0-4 di hubungkan ke LED hijau set 1 dan merah set 2 ( disearahkan dengan In 4148 ), output 5 dihubungkan ke LED kuning set 1 dan merah set 2 sehingga pada saat LED hijau set 1 berganti kuning set 1, LED merah set 2 tetap menyala, hingga pada saat output IC decoder ( 74LS145) berlogika 6-8 LED merah akan padam. Output 6-8 dihubungkan ke LED hijau set 2 dan merah set 1 ( disearahkan dengan In 4148 ), output 9 dihubungkan ke LED kuning set 2 dan merah set 1 sehingga pada saat LED hijau set 2 berganti kuning set 2, LED merah set 1 tetap menyala hingga pada saat output IC decoder ( 74LS145) ) berlogika 0-4 merah akan padam.

1 set LED terdiri dari 3 buah lampu (merah, kuning, hijau) untuk membuat traffic light pada perempatan diperlukan 4 set LED tetapi cukup menggunakan 2 set LED yang berbeda jadi set 1 dapat diparalel dengan set 3, set 2 diparalel dengan set 4. untuk mengatur cepat lambatnya nyala lampu, dapat mengatur trimpot yang ada pada rangkaian IC 555 (RV 1). 2.1.3 Daftar Komponen 1. Resistor 2. Trimpot 3. Kapasitor 4. LED 5. Dioda IN4148 Spesifikasi lebih lengkap terlampir pada datasheet 2.1.4 Simulasi Kerusakan dan hasil analisanya 1. Apabila S1 di ON-kan maka capasitor menjadi short, sehingga IC 555 sebagai timer tidak menghasilkan pulsa atau IC tidak berosilasi sehingga Output LED hijau di set 1 dan LED merah di set 2 menyala terus/ tidak bergantian. 2. Apabila S2 di OFF-kan maka output IC 555 tidak terhubung ke IC 7490 yang berfungsi sebagai Decade Binary Counter sehingga IC 7490 tidak mendapat trigger pulsa dari IC 555. 3. Apabila S3 di OFF-kan maka clock B IC 7490 tidak mendapat input dari output Q0 Sehingga IC 7490 hanya mampu menghitung 2 Bit yaitu 00 dan 01 dan lampu yang menyala adalah lampu hijau set 1 dan lampu merah set 2. 4. Apabila S4 di ON-kan maka dioda 3 menjadi short, sehingga koneksi antara Led hijau set 1 dan Led merah set 2 terhubung begitu saja tanpa adanya dioda. Sehingga menyebabkan ketika lampu kuning set 1 menyala, lampu hijau set 1 juga masih menyala. 5. Apabila S5 di ON-kan maka dioda 2 menjadi short, sehingga koneksi antara Led hijau set 2 dan Led merah set 2 terhubung begitu saja tanpa adanya dioda. Sehingga menyebabkan ketika Led kuning set 2 menyala, Led hijau set 2 juga masih menyala.
4

6. IC LM7805 7. IC LM 555 8. IC 74LS90 9. IC 74LS145

6. Apabila S6 di ON-kan maka Led kuning set 1dan Led merah set 2 terhubung tanpa ada dioda menyebabkan ketika Led hijau set 1 menyala, Led merah set 2 tidak menyala karena katoda Led merah set 2 mendapat tegangan dari katoda Led kuning set 1. 2.1.5 Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi kerusakan pada rangkaian diatas, kerusakan yang terjadi dikarenakan oleh : 1. IC 555 yang berfungsi sebagai penghasil pulsa tidak berosilasi dikarenakan C1 dihubung singkat sehingga tidak ada pengisian dan pengosongan pada C1. 2. IC 7490 yang berfungsi sebagai Dekade counter tidak berfungsi karena tidak mendapat trigger dari IC 555 dan pada saat clock B tidak mendapat trigger dari output Q0 akibatnya counter hanya menghitung dari 00 sampai 01. 3. Output LED rusak dikarenakan adanya hubung singkat diode yang menyebabkan tidak adanya tegangan reverse sehingga LED yang seharusnya tidak menyala, menjadi menyala bukan pada waktunya. 2.1.6 Sumber
http://dom2ngelmu.blogspot.com/2011/09/membuat-traffic-light-dengan-ic-digital.html

2.2

Rangkaian ADC (Analog-to-Digital Converter) 2 Bit


0V 9V

2.2.1 Gambar Rangkaian

R1

IC 4077

1.2 K + IC LM741

R2 10 K + IC LM741

IC 4077 IC 4077

R3 10 K + IC LM741

IC 4011

IC 4011

R4 10 K Input

R5 330

R6 330

LED RED D1

LED RED D2

0V

2.2.2 Cara Kerja Rangkaian adc diatas memanfaatkan rangkaian pembanding op-amp sebagai rangkaian dasar. Dimana perbedaan yang sedikit pada kedua terminal input op-amp akan menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc op-amp. Jika tegangan pada terminal positif input lebih besar daripada terminal negative input maka keluaran adalah 9 volt (sesuaidenganVdd), sedangkan jika tegangan pada terminal negative input lebih besarma kategangan keluarannyaadalah 0 volt (sesuaidenganVcc). 1. Menggunakan 3 (tiga) buah op-amp dengan tujuan setiap satu op-amp mewakili satu jangkah pembagian tegangan input. 2. Pada masing-masing terminal negative input op-amp mendapatkan tegangan referensi (penentuan) yang ditentukan oleh pembagian tegangan antara R1, R2, R3 dan R4.
6

3. R2, R3 dan R4 sengaja dibuat dengan nilai yang sama dengan maksud supaya tegangan pada terminal negative (referensi) masing-masing op-amp membentuk jangkah atau range yang teratur. 4. Masing-masing terminal positif input op-amp digabung dan digunakan sebagai jalur input sinyal analog. Hal ini sengaja diatur supaya posisi sinyal input analog tersebut bisa dibaca oleh masing-masing op-amp yang mana pada masing-masing terminal negative input op-amp tersebut sudah dipasang tegangan penentu. 5. IC3 mewakili range tegangan terendah, kemudian dilanjutkan oleh IC2, IC1 mewakili range tertinggi. 6. Teganganpada terminal negative input IC3 adalah (R4 / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt. = (10K / 31,2K) x 9 volt = 2,89 volt. 7. Teganganpada terminal negative input IC2 adalah ((R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (20K / 31,2K) x 9 volt = 5.77 volt 8. Teganganpada terminal negative input IC1 adalah ((R2+R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (30K / 31,2K) x 9 volt = 8,65 volt 9. Jadi dari perhitungan tegangan referensi pada terminal negative input ke-tiga op-amp tersebuta dalah mempunyai delta atau jangkah tegangan 2.88 volt. 10. Tegangan 2,88 volt ini yang disebut sebagai jangkah tegangan referensi atau penentu. Jadi bisa disimpulkan bahwa rangkaian diatas akan membaca sinyal input analog : - 0 sd 2,88 volt sebagai biner 0 - > 2,88 volt sd 5,77 volt sebagai biner 1 - > 5,77 volt sd 8,65 volt sebagai biner 2 - > 8,65 volt sebagai biner 3 11. Rangkaian adc diatas hanya menghasilkan 2 (dua) bit keluaran, anda bisa membuat rangkaian adc dengan digit keluaran yang lebih banyak dan lebih rapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.

2.2.3 Simulasi Kerusakan dan hasil analisanya 1. Apabila S1 di OFF-kan maka R2 dan R3 tidak terhubung ke R1 dan Vref sehingga berapapun tegangan di Vref tegangan pada R2 dan R3 akan tetap 0 Volt, akibatnya output pada LED, output pada LED 1 akan menyala dan pada output LED 2 akan mati (bilanganbiner 1 0) 2. Jika S2 ON maka R3 akan di short-kan sehingga berapapun tegangan pada Vref tegangan pada R3 akan tetap 0 V akibatnya meskipun input diberi 0 V output LED 2 akan menyala (bilangan biner 0 1) 3. Jika di OFF-kan maka output EX-NOR 1 (kaki 3 IC 4077) bila terhubung ke input gerbang NAND sehingga LED yang menyala akan redup. 4. Apabila S4 di ON kan maka EX-NOR 3 sama dengan di short-kan sehingga input pada gerbang NAND adalah output langsung dari OP-AMP. 2.2.4 Daftar komponen 1. Resistor 10K, 3 2. Resistor 1.2K, 1 3. Resistor 330, 2 4. IC LM 741, 3 5. IC 4077, 1 6. IC 4011, 1 7. LED, 2 2.2.5 Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi kerusakan pada rangkaian diatas, kerusakan yang terjadi dikarenakan oleh : 8. Rangkaian pembagi tegangan tidak berfungsi karena R2 dan R3 tidak terhubung ker R1 9. R3 yang dihubung-singkat sehingga dengan tegangan input 0, output sudah berlogic 1 10. Gerbang Ex-Nor yang dihubung-singkat sehingga output op-amp langsung terhubung dengan input gerbang NAND.

2.2.6 Sumber
http://www.dediakbar.com/2010/05/rangkaian-adc-analog-to-digital.html

2.3

Rangkaian Pembuka Pintu Otomatis


D2,D3=1N4001 OUT
3 1 IC LM7805

2.3.1 Gambar Rangkaian


IN + C4 470uF 40V R11 1K RL1=12V, 1C/O RELAY +12V

R7 470

C5 0,1uF

COM C6 0,1uF D3 LED3

RL 1 NO

LED2 STAND BY

NC

T3 BC 337 14 1 N1 2
LDR

10

11

14

Q 3 R8 10K
11 IC 2 74121 9 Q -Q

T5 BC547 Q R10 4,7K

3 4 5

M O T O R

+ T1 L14F1 R6 10K 5 N2 6 T2 BC 337 4 PZ1 PIEZO BUZZER

L 230 V AC 50 HZ

R5 1K

8 N3 9

10

C1 47uF 16V +

R12 4,7K 12 N4 13 11

T6 BC557

SENSITIVITY

IC 1(N1-N4) = CD 4001

GND

2.3.2 Cara Kerja Rangkaian Rangkaian ini merupakan rangkaian aktif low Ketika seseorang mengganggu sinar , maka resistansi LDR akan membesar Sehingga pada pembagian tegangan, output menjadi kecil yang mengakibatkan Transistor tidak aktif sebagai switching Bila input transistor (Base Emitter) lebih dari 0,7 Volt Maka Rangkaian mendapatkan logic 0 mengaktifkan rangkaian dan mendrive motor pembuka pin

2.3.3 Spesifikasi Komponen R1,R3 R2 R4 : 22K 1/4W Resistor : 2M2 1/4W Resistor : 1M 1/4W Resistor
9

R5,R7,R8 R6 R9 C1 C2 C3 C4 D1 D2 IC1 IC2 IC3,IC4 Q1,Q2 P1 P2 SW1 SW2 SW3 BZ B1

: 4K7 1/4W Resistor : 47R 1/4W Resistor : 1K 1/4W Resistor : 47nF 63V Polyester Capacitor : 100nF 63V Polyester Capacitor : 10nF 63V Polyester Capacitor : 10F 25V Electrolytic Capacitor : Common-cathode 7-segment LED mini-display : Common-cathode 7-segment LED mini-display (Kilometers) : 4093 Quad 2 input Schmitt NAND Gate IC : 4024 7 stage ripple counter IC : 4026 Decade counter with decoded 7-segment : BC327 45V 800mA PNP Transistors : SPST Pushbutton (Reset) : SPST Pushbutton (Display) : SPST Mercury Switch, called also Tilt Switch : SPST Slider Switch (Sound on-off) : SPST Slider Switch (Power on-off) : Piezo sounder : 3V Battery

2.3.4 Simulasi kerusakan dan hasil analisanya S1 ON : base dan collector Q266 transistor BC129 hubung singkat S2 OFF : open akibatnya anoda D2 tidak mendapat tegangan S3 OFF : output NAND kaki 11 open dengan inverter 7404 S4 OFF : R9 open terhadap base transistor (Q4) BC547 S5 OFF : R11 yang terhubung dengan VCC open terhadap LED5

2.3.5 Kesimpulan Rangkaian ini merupakan rangkaian penghitung jarak langkah kaki dengan asumsi 1 langkah kurang lebih sepanjang 78cm. Sehingga setelah melangkah sebanyak 64 kali, orang tersebut telah menempuh jarak 50m. Display menampilakan 100m setelah 128 langkah. Untuk menghemat daya, dibuatlah P2 yang akan menyambungkan baterai dengan rangkaian hanya pada saat dibutuhkan. Untuk mereset rangkaian, kita harus menekan P1 dan P2, hal ini dapat menghindarkan kita dari kejadian tombol reset tertekan secara tidak sengaja akibat rangkaian disimpan di dalam kantong celana. 2.3.6 Sumber
http://elektroarea.blogspot.com/2009/12/rangkaian-pembuka-pintu-otomatis.html

10

BAB III KESIMPULAN Dari ketiga rangkaian elektronika sederhana yang kami ambil untuk dilakukan percobaan dan simulasi kerusakannya dapat ditarik kesimpulan bahwa rangkaian-rangkaian tersebut dapat mengalami kerusakan apabila setiap komponen yang membangunnya tidak sesuai dengan spesifikasi normalnya. Dan apabila ada salah satu komponen yang spesifikasinya tidak sesuai maka rangkaian tersebut tidak akan bekerja sesuai keinginan. Oleh karena itu, diperlukan datasheet serta manual book agar dapat mengoperasikan suatu alat atau rangkaian elektronika dengan benar serta mampu memperbaiki setiap kerusakannya.

11

Anda mungkin juga menyukai