BAB I
PENDAHULUAN
Nefropati diabetikum merupakan komplikasi mikrovaskuler utama dari diabetes mellitus baik pada
diabetes mellitus tipe 1 maupun tipe 2 yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal. Keadaan ini banyak dijumpai
pada 35-45 penderita diabetes mellitus terutama pada diabetes mellitus tipe 1.
1!
Nefropati diabetikum
didefinisikan sebagai proteinuria "albuminuria# yang menetap "$3!! mg%24 jam# se&ara klinis pada minimal
dua kali pemeriksaan dalam kurun 'aktu 3 sampai ( bulan. )al ini berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah dan penurunan *+, "*aju +iltrasi ,lomerulus#. -rang dengan diabetes. khususnya yang telah
mengalami komplikasi pada ginjal. juga akan mengalami peningkatan mortalitas dan morbiditas oleh
kardiovaskular. -leh karena itu. sangat pentung untuk mengidentifikasi lebih dini pada orang yang berisiko
tinggi dan dibutuhkan pengobatan a'al untuk melindungi ginjal dan kardiovaskular.
5.14
/iperkirakan satu pertiga pasien dengan diabetes mellitus "/0# tipe 1 dan satu perenam pasien
dengan /0 tipe 2 akan berkembang menjadi nefropati diabetikum.
1!
Ketika nefropati diabetikum telah
terjadi. interval menuju end stage renal disease "123/# bervariasi dari 4 tahun hingga lebih dari 1! tahun dan
terjadi kemiripan antara /0 tipe 1 dan tipe 2. 0eskipun /0 tipe 2 merupakan penyebab 123/ yang umum
terjadi. orang dengan penyakit ginjal dan /0 tipe 2 tidak men&apai 123/ karena mortalitas kardiovaskular
meningkat dua sampai empat kali lipat karena adanya mikroalbuminuria atau nefropati.
2.5
+aktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada pasien nefropati diabetikum adalah kontrol gula
darah. tekanan darah. dislipidemia dan merokok. 2edangkan faktor-faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu jenis kelamin. lamanya menderita diabetes. genetik keluarga dan faktor etnis. 4enelitian di
5nggris membuktikan bah'a pada orang 6sia jumlah penderita nefropati diabetikum lebih tinggi
!
dibandingkan dengan orang barat. )al ini disebabkan karena penderita diabetes melitus tipe 2 orang 6sia
terjadi pada umur yang relatif lebih muda sehingga berkesempatan mengalami nefropati diabetikum lebih
besar. /i 7hailand prevalensi nefropati diabetik dilaporkan sebesar 28.4. di +ilipina sebesar 2!.9. sedang
di )ongkong 13.1. /i 5ndonesia terdapat angka yang bervariasi dari 2.! sampai 38.3.
1.2.3.4
)ipertensi merupakan suatu tanda telah adanya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler pada
diabetes. )ipertensi dan diabetes biasanya ada keterkaitan patofisiologi yang mendasari yaitu adanya
resistensi insulin. 4asien-pasien diabetes tipe 2 sering mempunyai tekanan darah lebih tinggi atau sama
dengan 15!%8! mm)g. :eberapa penelitian klinik menunjukkan hubungan erat tekanan darah dengan
kejadian serta mortalitas kardiovaskuler. progresifitas nefropati. dan retinopati. 4asien diabetes. hipertensi.
*;) dan nefropati diabetikum mempunyai resiko tinggi terhadap morbiditas dan mortalitas atau <;/ "infark
dan stroke#. -leh karena itu perlu adanya perhatian khusus terutama kalangan medis untuk men&ari upaya
yang terbaik dalam usaha men&egah dan mengatasi penyakit ini.
1.2.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Nefropati diabetikum adalah sindrom klinis pada pasien diabetes mellitus yang ditandai
dengan albuminuria menetap "$3!! mg%24 jam# pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun 'aktu
3 sampai ( bulan yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan penurunan *+, "*aju
+iltrasi ,lomerulus#.
5.14
0ikroalbuminuria didefinisikan sebagai ekskresi albumin lebih dari 3! mg per hari dan
dianggap sebagai indikator penting timbulnya nefropati diabetikum.
5
Gambar 2.. 6lgoritma diagnosis albuminuria
8
1
0ogensen membagi 5 tahapan nefropati diabetikum. yaitu =
(
a. 7ahap 1
7erjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi ginjal pada saat diagnosis ditegakkan. *aju filtrasi glomerolus
dan laju ekskresi albumin dalam urin meningkat.
b. 7ahap 2
2e&ara klinis belum tampak kelainan yang berarti. laju filtrasi glomerolus tetap meningkat. ekskresi
albumin dalam urin normal ">3! mg%24 jam# dan tekanan darah normal. 7erdapat perubahan
histologis a'al berupa penebalan membrana basalis yang tidak spesifik. 7erdapat pula peningkatan
mesangium fraksional.
&. 7ahap 3
4ada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria. *aju filtrasi glomerulus meningkat atau dapat
menurun sampai derajat normal. *aju ekskresi albumin dalam urin adalah 3!-3!! mg%24 jam.
7ekanan darah mulai meningkat. 2e&ara histologis. didapatkan peningkatan ketebalan membrana
basalis dan volume mesangium fraksional dalam glomerulus.
d. 7ahap 4
0erupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. 4erubahan histologis lebih jelas. juga timbul
hipertensi pada sebagian besar pasien. 2indroma nefrotik sering ditemukan pada tahap ini. *aju
filtrasi glomerulus menurun. sekitar 1! ml%menit%tahun dan ke&epatan penurunan ini berhubungan
dengan tingginya tekanan darah.
e. 7ahap 5
0erupakan End Stage Renal Disease "123/#. dialisis biasanya dimulai ketika *+,nya sudah turun
sampai 15ml%menit.
Tabe! 2.. /erajat Nefropati /iabetikum berdasarkan Cutoff Values dari 6lbumin ?rine untuk /iagnosis dan
Karakteristik Klinis yang ?tama
2
Dera"a# Cutoff values A!b$min$ria Kara%#eris#i% %!ini%
mikroalbuminuria
2!-188 @g%menit
No&turnal
4eningkatan tekanan darah
3!-288 mg%24 jam
4eningkatan trigliserida. kolesterol total.
*/*. dan asam lemak jenuh
3!-288 mg%*
4eningkatan jumlah komponen sindrom
metabolik
/isfungsi endotel
:erhubungan dengan retinopati
diabetik. amputasi. dan penyakit
kardiovaskuler
4eningkatan mortalitas kardiovaskuler
*+, stabil
$ 2!! @g%menit )ipertensi
$ 3!! mg%24 jam
4eningkatan trigliserida. kolesterol total
2
makroalbuminuria dan */*
$ 3!! mg%*
6simptomatik
5skemik miokardial
4enurunan *+, progresif
B. E&i'emi(!()i
5nsidens kumulatif mikroalbuminuria pada pasien /0 tipe 1 adalah 12.( berdasarkan
1uropean /iabetes "1?3-/56:# Prospective Complications Study Group selama lebih dari A.3 tahun
dan hampir 33 pada follow-up selama 19 tahun pada penelitian di /enmark. 4ada pasien dengan /0
tipe 2. insidens mikroalbuminuria adalah 2 per tahun dan prevalensi selama 1! tahun setelah diagnosis
adalah 25 di ?nited Kingdom Prospective Diabetes Study "?K4/2#. 4roteinuria terjadi pada 15-4!
dari pasien dengan /0 tipe 1 dengan pun&ak insidens sekitar 15-2! tahun dari pasien diabetes. 4ada
pasien dengan /0 tipe 2. prevalensi sangat berubah-ubah. berkisar antara 5 sampai 2!.
2.3.5
Nefropati diabetikum lebih umum di antara orang 6frika-6merika. 6sia. dan 6merika asli
daripada orang Kaukasia. /i antara pasien yang memulai renal replacement therapy pada tahun 2!!1-
2!11. insidens nefropati diabetikum dua kali lipat dari tahun 1881-2!!1. 3ata-rata peningkatan menjadi
semakin menurun. mungkin karena pemakaian pada praktek klinis berma&am-ma&am langkah yang
berperan pada diagnosis a'al dan pen&egahan nefropati diabetikum. yang dengan &ara demikian
menurunkan perkembangan penyakit ginjal yang terjadi. :agaimanapun. pelaksanaan langkah-langkah
ini jauh di ba'ah tujuan yang diharapkan.
2
4enelitian di 5nggris membuktikan bah'a pada orang 6sia jumlah penderita nefropati diabetikum
lebih tinggi dibandingkan dengan orang barat. )al ini disebabkan karena penderita diabetes melitus tipe
2 orang 6sia terjadi pada umur yang relatif lebih muda sehingga berkesempatan mengalami nefropati
diabetik lebih besar. /i 7hailand prevalensi nefropati diabetikum dilaporkan sebesar 28.4. di +ilipina
sebesar 2!.9. sedang di )ongkong 13.1. /i 5ndonesia terdapat angka yang bervariasi dari 2.!
sampai 38.3.
1.2.3.4
*. E#i(!()i
7idak semua pasien /0 tipe 1 dan tipe 2 berakhir dengan nefropati diabetikum. /ari studi
perjalanan penyakit alamiah ditemukan beberapa faktor risiko antara lain=
1.2.5.(
1. Kepekaan "susceptibility# genetik
a. )*6 "human leuosit antigen#
:eberapa penelitian menemukan hubungan faktor genetika tipe antigen )*6 dengan kejadian
nefropati diabetikum. Kelompok penderita diabetes dengan nefropati lebih sering mempunyai
6g tipe )*6-:8.
A.11.12
b.
,lukose trasporter ",*?7#
2etiap penderita /0 yang mempunyai ,*?7 1-5 mempunyai potensi untuk mendapat
nefropati diabetikum.
15
2. )ipertensi
)ipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari penyakit diabetes
mellitus yang diper&aya paling banyak menyebabkan se&ara langsung terjadinya nefropati
diabetikum. )ipertensi yang tak terkontrol dapat meningkatkan progresifitas untuk men&apai fase
nefropati diabetikum yang lebih tinggi "123/#.
3
3. )iperglikemia
Kontrol metabolik yang buruk juga sangat penting dalam etiologi nefropati diabetikum.
Nefropati jarang terjadi pada pasien dengan )b61& yang konsisten > A.59. 7ingkat toksisitas
glukosa yang se&ara langsung dapat menyebabkan lesi pada ginjal masih diperdebatkan. 7etapi.
setidaknya glukosa merupakan penanda yang relevan se&ara klinis pada kelainan metabolik yang
mengarah pada nefropati. dan pada uji &oba lain menunjukkan nefropati menurun dengan
menurunkan glukosa serum.
1!.11
Kelainan metabolik akibat hiperglikemia yang dapat berkembang menjadi nefropati terutama
dipengaruhi oleh 6,1s and poliol. 6,1s adalah hasil ikatan kovalen nonenBimatik glukosa dengan
protein. yang tidak hanya mengalami perubahan pada struktur tersier protein tetapi juga
menghasilkan intramolekuler dan intermolekuler crosslining. :erbagai ma&am protein terpengaruh
oleh proses ini. dan 6,1s dalam sirkulasi dan jaringan telah terbukti berkorelasi dengan
mikroalbuminuria pada pasien diabetes.
13.15.1(
/alam sebuah penelitian. 6,1s berat molekul rendah dan tinggi pada subyek dengan diabetes
dan tanpa diabetes. kandungan 6,1s dalam kolagen dinding arteri ternyata empat kali lipat lebih
tinggi pada pasien diabetes.
4asien diabetes dengan 123/ memiliki 6,1s jaringan dua kali lipat dibanding pasien tanpa
penyakit ginjal. 6,1s dalam sirkulasi meningkat pada pasien dengan diabetes dibandingkan
dengan tanpa diabetes. dan berkorelasi langsung dengan kadar kreatinin. 2iklus jalur poliol yang
mengkonversi glukosa menjadi sorbitol oleh aldosa reduktase meningkat pada hiperglikemia.
4eningkatan sorbitol pada jaringan ternyata berkontribusi pada komplikasi mikrovaskular
diabetes.
13.14.15.1(
4. 0erokok
:eberapa bukti menunjukkan bah'a merokok meningkatkan risiko dan perkembangan
nefropati diabetikum. 4eningkatan tekanan darah pada pasien diabetes mellitus. (1 nya terjadi
pada perokok. )asil analisis sejumlah faktor risiko menunjukkan risiko terjadinya nefropati
meningkat sebanyak 1.( kali lipat pada kalangan perokok.
15
5. /islipidemia "hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia#
(. Kelainan hemodinamik "peningkatan aliran darah ginjal dan hiperfiltrasi glomerulus. peningkatan
tekanan intraglomerulus#
A. Kelainan struktural "hipertrofi glomerulus. ekspansi mesangium. penebalan membrane basalis
glomerulus#
9. ,angguan ion pumps "peningkatan Na
C
- )
C
pump dan penurunan <a
2C
- 674ase pump#
8. 6supan protein berlebihan
1!. ,angguan metabolik "kelainan metabolisme poliol. pembentukan advanced glycation end products.
peningkatan produksi sitokin. pelepasan growth factors. kelainan metabolisme
karbohidrat%lemak%protein. aktivasi protein kinase <#.
1.2.5.(
D. Pa#(fisi(!()i
4atofisiologi. gambaran klinis dan bentuk nefropati diabetikum mirip antara /0 tipe 1 dan tipe
2. meskipun perjalanan 'aktu pada /0 tipe 2 lebih singkat. )ipertensi glomerular dan hiperfiltrasi
merupakan abnormalitas ginjal yang paling a'al pada pasien diabetes dan diobservasi dalam beberapa
hari hingga beberapa minggu diagnosis. )iperfiltrasi masih dianggap sebagai a'al dari mekanisme
4
patogenik dalam laju kerusakan ginjal. 4enelitian :renner dkk pada he'an menunjukkan bah'a pada
saat jumlah nefron mengalami pengurangan yang berkelanjutan. filtrasi glomerulus dari nefron yang
masih sehat akan meningkat sebagai bentuk kompensasi. )iperfiltrasi yang terjadi pada sisa nefron yang
sehat lambat laun akan menyebabkan sklerosis dari nefron tersebut.
5.(.A
0ekanisme terjadinya peningkatan laju filtrasi glomerulus pada nefropati diabetikum masih
belum jelas. tetapi kemungkinan disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantung
glukosa yang diperantarai hormon vasoaktif. 5,+-1. nitrit oksida. prostaglandin dan glukagon. 1fek
langsung dari hiperglikemia adalah rangsangan hipertrofi sel. sintesis matriks ekstraseluler. serta
produksi 7,+-D yang diperantarai oleh aktivasi protein kinase-< yang termasuk dalam serine-threonin
kinase yang memiliki fungsi pada vaskular seperti kontraktilitas. aliran darah. proliferasi sel dan
permeabilitas kapiler.
5.9.1!
)iperglikemia kronik dapat menyebabkan terjadinya glikasi nonenBimatik asam amino dan
protein. 4ada a'alnya glukosa akan mengikat residu asam amino se&ara non-enBimatik menjadi basa
2&hiff glikasi. lalu terjadi penyusunan ulang untuk men&apai bentuk yang lebih stabil tetapi masih
reversibel dan disebut sebagai produk amadori. Eika proses ini berlanjut terus. akan terbentuk !dvanced
Glycation End Product "6,1s# yang ireversibel. 6,1s diperkirakan menjadi perantara bagi beberapa
kegiatan seluler seperti ekspresi adesi molekul yang berperan dalam penarikan sel-sel mononuklear. juga
pada terjadinya hipertrofi sel. sintesa matriks ekstraseluler serta inhibisi sintesis nitrit oksida. 4roses ini
akan terus berlanjut sampai terjadi ekspansi mesangium dan pembentukan nodul serta fibrosis
tubulointerstisialis.
5.(.A.9.1!
Gambar. 2.2. 0ediator inflamasi pada nefropati diabetikum
1!
)ipertensi yang timbul bersama dengan bertambahnya kerusakan ginjal. juga akan mendorong
sklerosis pada ginjal pasien diabetes. /iperkirakan bah'a hipertensi pada diabetes terutama disebabkan
oleh spasme arteriol eferen intrarenal atau intraglomerulus.
1.2.12
5
Inf!amma#(r+ m(!e,$!es in 'iabe#i, ne&-r(&a#-+
*-em(%ines an' #-eir re,e&#(rs
<<*2 "0<4-1# and its re&eptor <<32
<F3<*1 "fra&talkine# and its re&eptor <F3<31
<<*5 "36N712# and its re&eptor <<35
A'-esi(n m(!e,$!es
5nter&ellular adhesion mole&ule 1
;as&ular &ell adhesion protein 1
1ndothelial &ell-sele&tive adhesion mole&ule
1-sele&tin "</
(21
#
G-6&tinin 4
Trans,ri&#i(n fa,#(rs
Nu&lear fa&tor H:
Inf!amma#(r+ ,+#(%ines
5*-1. 5*-( and 5*-19
7umor ne&rosis fa&tor "7N+#
Gambar 2... 4atofisiologi proteinuria
15
4ada tahap a'al. nefropati diabetikum ditandai dengan albuminuria. hipertrofi glomerulus. dan
nefromegali. Kemudian diikuti dengan pembesaran mesangial. glomerulos&lerosis. dan peningkatan
kreatinin serum pada fase akhir.
1!
2elanjutnya. terjadi over e"pression gen human 36,1 di 1<s. yang
akan menyebabkan terbetuknya protein 36,1 di arteri ginjal. arteriol dan kapiler glomerular. yang
se&ara signifikan memper&epat terjadinya fase a'al dan akhir nefropati diabetikum.
1!.12.15.1(
7elah dilaporkan bah'a interaksi 6,1s-36,1 akan meningkatkan regulasi produksi berbagai
ma&am sikotin dan growth factors seperti 7N+-G. 4/,+ dan ;1,+ melalui pembentukan 3-2. 7N+-G
dan ;1,+ berperan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan membuka barrier. sehingga
hal inilah yang mendasari terjadinya albuminuria. 5nteraksi 6,1-36,1 juga akan merangsang
endositosis dan transitosis 6,1s di 1<s sehingga menyebabkan akumulasi 6,1s albuminal yang akan
menyerang sel-sel mural seperti sel mesangial. 6,1 yang diinduksi oleh 3-2 juga akan memper&epat
produksi <0* in situ di glomerulus. 2elain itu. ekspresi dari ;<60-1 juga disebabkan oleh 6,1-
36,1. yang akan meningkatkan adhesi sel mononu&lear ke dinding pembuluh kapiler. sehingga
memungkinkan invasi makrofag ke daerah mesangial. )al ini dapat meningkatkan sitokin seperti 7,+- D
yang berkontribusi dalam terjadinya glomerulosklerosis.
4.A.9.1!.13
(
Gambar. 2./. 5nfiltrasi leukosit pada nefropati diabetikum
1!
1-sele&tin. 5<60-1 dan ;<60-1 merupakan molekul adhesi sel yang menyebabkan ikatan
antara sel epithelial satu dengan yang lain. dengan sel tipe lain "missal sel mesangial# dan dengan
matriks ekstraseluler. 4rotein ini juga se&ara aktif mengontrol perpindahan leukosit ke dalam jaringan
ginjal melalui kaskade adhesi. *eukosit dalam sirkulasi mendekat ke endothelium lalu ditangkap
"tethering#. kemudian beradhesi dan rolling sepanjang endothelium. 2etelah endothelium teraktivasi.
leukosit akan mengalami slow rolling. 4enangkapan leukosit dimediasi oleh molekul adhesi seperti 1-
sele&tin. 5<60-1. dan ;<60-1. 2etelah itu. leukosit akan bertransmigrasi melalui jalur transeluler atau
paraseluler. *eukosit menginfiltrasi jaringan ginjal dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.
1!
A
*+#(%ine a,#i(ns in 'iabe#i, ne&-r(&a#-+