BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun, dan organ reproduksi. Organorgan tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim,
sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut.
Epidermis merupakan lapisan sel teluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji, serta dari batang
dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Epidermis merupakan bagian dari jaringan
pelindung pada tumbuhan. Fungsinya antara lain ialah melindungi jaringan lain yang ada di
bawahnya. Epidermis berasal dari jaringan meristem, lebih tepatnya yaitu protoderma, dan
berdifferensiasi menjadi jaringan pelindung berupa epidermis. Jaringan epidermis juga dapat
berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup rambut akar, dan
spina.
Epidermis biasanya terdapat di seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami
penebalan sekunder. Pengertian epidermis secara khusus dan juga morfologi serta anatominya
dan juga jenis dan berbagai macam derivatnya patut ditelaah lebih jauh sebagai tujuan dari
pembuatan makalah ini. Fungsi dan perkembangan serta modifikasi epidermis, juga akan dibahas
dalam makalah ini.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Jaringan epidermis itu?
2. Bagaimana morfologi dan anatomi jaringan epidermis?
3. Apa yang dimaksud dengan derivat epidermis dan jenisnya?
4. Bagaimana morfologi dan anatomi derivat epidermis?
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi epidermis dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi jaringan epidermis
3. Untuk mengetahui derivat epidermis dan jenisnya
4. Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi derivat epidermis
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan sel
yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis berasal dari bahasa
Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan
sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara
umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis
sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang
ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel
rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh
kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan
organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan tebal yang
disebut
lapisan
berbulu
halus
kutikula
misalnya
misalnya
daun
daun
keladi
durian.
dan
daun
Stomata
pisang;
atau
ada
mulut
yang
daun
Jaringan epidermis sebagai jaringan yang berfungsi sebagai pelindung, mempunyai struktur
morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan epidermis terhitung kokoh karena tersusun dari sel
yang rapat satu sama lain. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil
metabolisme, seperti plastid dan grana yang sedikit (tidak membentuk klorofil), pati, dan protein,
serta antosianin. Pada dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar fibril yang
lebar, mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di permukaan luar epidermis.
Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat lilin, merupakan lapisan datar atau
berbentuk batang. Sel epidermis secara umum memang mempunyai bentuk, ukuran, serta
susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak tanpa ruang
interseluler. Dalam epidermis petal (daun mahkota), kadang-kadang terbentuk ruang udara,
namun selalu dilapisi oleh kutikula.
Sel epidermis umumnya tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil dinding antiklinal sel
epidermisnya kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam batang, dan teristimewa pada daun tumbuhan
monokotil, sel epidermis bentuknya memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu
(Leguminosae dan Punica), sel epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping dan berbentuk
tongkat. Dalam tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk heksagon bila dilihat dari
permukaan. Namun sebenarnya berbentuk polihedron.
Gambar 2.1. Jaringan epidermis pada daun dikotil dan bagian bawah daun dengan stomata.
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah. Pada
permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel - sel epidermis, yaitu
berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun merupakan lubang kecil atau pori yang
diapit oleh dua sel penjaga. Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur
pelebaran (stomata terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka
terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada yang
beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan periklinal
(pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami penebalan tidak
merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari lignin tapi
umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tebal
tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal. Pada beberapa jenis
tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di atasnya. Lapisan lilil kutikula epidermis
dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air dari tumbuhan. Sel - sel epidermis tidak
mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi pada tumbuhan tenggelam dalam air
epidermisnya mengandung kloroplas.
1. Batang Dikotil
Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada
batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian paling
luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata. Fungsi epidermis untuk melindungi
jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan
berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air. Gambar
jaringan epidermis pada tanaman dikotil :
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak
adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun
demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya
pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). Epidermis pada
batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.
Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis yang berasal
dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri.
Macam-macam derivat epidermis antara lain:
a. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel
induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau
beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup
dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
a.
Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya
dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
b.
Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c.
Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel
tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.
d. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
b. Trikomata
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur
yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan
di bawah epidermis(emergens).
Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai
pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada
Olea dan Cruciferae.
Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada
Styrak, Platanus, dan Verbacum.
Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih
deretan sel yang berdampingan.
2. Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat dalam
sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi
getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll.
Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia,
meneruskan rangsang.
Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air sehingga
biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).
c. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang tersusun oleh tangkai
selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti sarang lebah
dan disebut sistolit.
f. Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel.
Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma
tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena
lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel
gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi
membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar,
sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
g. Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar
gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau
menyimpan udara. Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda
atau multiple epidermis.
Gambar di bawah ini merupakan contoh stomata pada Rapanea vinosa dan Clusia ciruva di
jaringan epidermis bawah.
Jaringan epidermis pada kedua tumbuhan tersebut, memiliki tambahan berupa stomata yang di
dekatnya terdapat sel penjaga. Sel tetangga biasanya berkembang dari sel protoderm yang
berbatasan dengan sel induk stomatas, tetapi dapat juga berkembang dari sel seasal induk
stomata (de Bary, 1877) seperti yang dikutip dari Anatomi Tumbuhan karya A. Fahn. Seperti
yang telah disebutkan di atas, berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel
tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe: stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel
penjaga asalnya sama; stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang
berdekatan dengan sel induk stomata; dan stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi
stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama,
sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara, terutama di
daun, batang biasa, dan rizom. Tidak pada akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang
bersifat parasit tanpa klorofil, sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada
Orobanche, meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada batangnya. Stomata terdapat
pada beberapa tumbuhan air yang melayang tetapi tidak umum. Stomata dapat juga ditemukan
pada daun mahkota, tangkai sari (contohnya pada Colchicum), daun buah, dan biji, tetapi
biasanya stomata tersebut tidak berfungsi.
Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah mesofil ada ruang antar sel yang disebut ruang
substomata. Komposisi kimia dinding sel penjaga sama dengan yang ada pada sel epidermis
biasa tumbuhan yang sama. Biasanya sel epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya
berlanjut pada dinding tersebut yang menghadap depan apertur dan juga sampai kepada sel yang
berbatasan dengan ruang substomata.
b. Trikom
Semua tambahan uniseluler maupun multiseluler pada epidermis disebut trikom. Struktur yang
lebih masif, seperti kutil, beberapa struktur sekresi, daun duri (contohnya duri pada Rosa) yang
terdiri atas jaringan epidermis maupun subepidermis, disebut emergensi. Beberapa tipe trikom :
1) Trikom tanpa kelenjar
a.
Rambut yang uniseluler sederhana atau multiseluler uniseriat yang tidak memipih, umum
dijumpai pada Lauraceae, Triticum, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
b.
Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiseluler dan memipih secara nyata sekali,
contohnya pada Olea.
c.
Rambut multiseluler yang dapat berbentuk bintang (stelata) contohnya pada Styrax, dll.
d.
Rambut kasar, trikoma kasar multiseriat, yang di pangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau
lebih deretan sel yang berdampingan. Dapat dilihat pada pangkal tangkai daun Portulaca
oleraceae.
2) Trikom berkelenjar
Trikom berkelenjar terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya larutan garam, larutan gula
(nektar), terpentin, dan gom (polisakarida). Trikom yang mengeluarkan sekresi itu sering disebut
kelenjar.
Trikom sekresi garam, (1) rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekresi yang besar di
ujung tangkai yang menyempit, terdiri atas satu atau kadang-kadang beberapa sel. (2) kelenjar
multiseluler terdiri atas beberapa sel sekresi dan sel pengumpul di pangkal
Trikom sekresi nektar, contohnya pada kelopak Abutilon, pada korola Lonicera japonica dan
Tropaeoium majus. Sitoplas pada tingkat sekresi sangat rapat. Selain itu, terdapat juga kelenjar
sekresi getah, kelenjar sekresi tumbuhan karnivor seperti pada Dionaea.
Trikom sekresi terpentin, (1) rambut berkelenjar, contohnya pada kelenjar Labiatae yang
menghasilkan minyak esensial. Struktur tersebut terdiri atas sel basal, tangkai uniseriate bersel
satu atau beberapa se panjangnya dan kepala berisikan satu atau beberapa sek ekskresi. (2)
Rambut kusut berkelenjar, rambut ini terdiri atas tangkai dan kepala multiseriat, contohnya pada
Cleome.
Koleter. Merupakan trikom yang menghasilkan bahan lengket. Trikom berkelenjar biasanya
terdiri atas kepala multiselular dan tangkai yang kadang-kadang juga tidak ada. Semua sel
epidermis bagian luar dan kerap kali juga sel di sekitarnya mempunyai kemampuan bersekresi.
Bahan yang disekresi itu seringkali merupakan campuran antara terpentin dan getah, sampai ke
permukaan kelenjar oelh pecahnya kutikula yang cepat. Koleter umumnya terlihat pada sisik
kuncup.
Rambut sengat. Rambut sengat Urtica adalah trikom berkelenjar yang sangat khusus. Rambut ini
terdiri atas sel tunggal panjang, yang pangkalnya melebar seperti kandung kemih dan bagian
atasnya menyerupai jarum. Pangkal yang lebar itu dikelilingi sel epidermis yang timbul di atas
sel-sel epidermis yang lain.
Rambut akar. Merupakan sel epidermis berbentuk tabung memanjang. Hanyapada beberapa
tumbuhan rambut tersebut bercabang. Rambut akar mempunyai vakuola lebar dan biasanya
berdinding tipis.
BAB III
KESIMPULAN
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan
epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya
epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.
Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan
epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Berdasarkan ontogeni dan fungsi, epidermis dapat dianggap sebagai jaringan terpisah. Epidermis
berkembang dari protoderm oleh pembelahan sel antiklinal yang terus menerus. Sebagai jaringan
yang kompak yang tidak memiliki ruang antar sel dan ditutup dengan kutikula, epidermis
memberi perlindungan bagi semua organ tumbuhan yang secara keseluruhan atau hampir
seluruhya terdiri atas jaringan primer. Sel-sel khusus pada epidermis menarik perhatian besar
karena struktur, perkembangan ontogenetik dan fungsinya yang karakteristik. Sel tersebut juga
merupakan nilai utama dalam studi taksonomi dan evolusi. Sel khusus seperti trikoblas dan sel
penjaga adalah hasil belahan sel yang tidak sama, dan sel tersebut timbul dari dua sel terkecil
yang dibentuk demikian.
Jaringan epidermis dapat memiliki tambahan uniseluler maupun multiseluler yang memiliki
fungsi sendiri, contohnya yaitu stomata dan trikom yang juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis
seperti trikom berkelenjar dan tanpa kelenjar. Stomata memiliki struktur sel yang merupakan
gabungan dari sel penjaga dan lubang yang ada di dekatnya, secara umum berfungsi untuk
respirasi dan transpirasi pada tumbuhan. Trikom dengan beragam jenis dan modifikasinya juga
memiliki fungsi tersendiri yang spesifik.