Anda di halaman 1dari 2

Hati ini seluruh kasihkan kekasih sepenuh

beri janji yang teguh hingga badanku luluh!


Damai (Tanahairku Dan Dunia)
Usman Awang
Sisa hidup ini hendak kita pelihara
juga tanah, pohon dan buah-buah
juga tulang, daging dan darah
jangan suara jadi parau di musim kemarau.
Tapi tanah kami sudah kerecikan api
lama bermula, tidak hilang sampai kini
dan meski tawaran damai sudah diberi
orang masih tidak peduli!
Pohon getah dan tanah mengandung bijih
rebutan manusia daerah asing
kita gali kubur dan masuk berdiam di
dalamnya!
Damai - seruan dan tawaran
damai - untuk tanahairku dan kemerdekaan
damai - untuk dunia dan kesejahteraan!
Mastika, Ogos 1955.
Pada Tanah Yang Indah
A. Samad Said
Dalam mata yang bersih merayap cahaya
jernih
aku sama menagih kemerdekaan kekasih,
dalam dada yang mesra tenang telaga cinta
aku janji setia membela tanah pusaka.
Kira ribut mendurja mengancam tanah yang
indah
setapak tiada kurela untuk melutut kecewa,
biar peluru selaksa mendendam liar
mangsanya
untuk kekasih pusaka hatiku tetap rela.
Dalam lari berlari berbaja kasih di hati
azam besi berumbi: melebur penjajah di bumi!
Dalam rindu berpadu, hitam dendam
terpendam
aku terlalu merindu fajar
cemerlang
menjelang.

1956
Pintaku Padamu
Dharmawijaya
Kalau esok kasih kita 'kan hancur jua
usah ditaburi bumi ini dengan air mata
dunia bukan semata milik orang bercinta
hidup jua bukan semata untuk berlagu
kecewa.
di bawah sinar mentari pagi demikian
jernihnya
hayunkan gagah langkahmu sepenuh khidmat
usapi kesetiaan hati seluruh umat.
Kalau esok jua hidup dijenguk kematian
usah ditangisi sepinya tanah kelahiran
nyanyikan lagu perindu ke wajah Tuhan
tanda hatimu setia dalam usia
pengembaraan.
tau-taulah di bintang satu
di hari hidup kita mengejar bahagia dalam
sengsara
di hari mati kita mengira pahala dalam dosa.
1963
Bapaku Seorang YB
Pyanhabib Rahman (kehkehkeh..)
Bapaku seorang YB di negara demokrasi,
joget dan zapin dia tahu menari,
hari-hari meeting hari-hari outstation sampai
pagi,
konon menghargai kesetiaan para pengundi
yang menilainya di pilihanraya
di atas pentas di hadapan rakyat,
orang-orang kampung jauh terpencil
lidah bapaku petah bersilat,
uratnya tegang, matanya terjegil,
bapaku pakar pintar teori,
mulut berbuih mata melilau,
bersembur serapah segala jampi,
orang-orang kampung batunya hijau
Kisah sejarah dan hadis nabi

jadi hafalan bapaku bistari


rakyat marhaen ditabur janji
tiada siapa tahu bapaku gaji bermata dua,
sondol sana sondol sini,
dia main tutup mata,
orang-orang kampung terlopong,
melihat dengan mata terbuka.
Bapaku YB di negara demokrasi,
aku anak bertuah tidak pernah mengundi
diajarnya aku berotak pintar,
untuk hidup mesti terlebih ajar,
oh alangkah bertuah aku anak bapa
Bapaku YB aku penyangak,
masing-masing putar belit,
masing-masing pintar teori
masing-masing isi tembolok dan perut
sendiri,
bapaku YB di negara demokrasi,
jadi YB tak habis-habis berkelahi,
bapaku YB di negara demokrasi,
di parlimen tidak habis-habis kena maki.

bukan sarap hilir ke kuala


bukan rakt mudik ke hulu
arus merahnya menjulang mayat
pahlawan bangsa pahlawan rakyat
tujuh liang dadanya tersayat.
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
usman awing
JIWA HAMBA
Menung seketika sunyi sejenak
kosong di jiwa tak berpenghuni
hidup terasa diperbudak-budak
hanya suara melambung tinggi

Balada Pyanhabib, 2012


PAHLAWAN KEMERDEKAAN
(kepada pahlawan Pahang)
Pahlawan!
Jika hilangmu tanpa pusara
jika pusaramu tanpa nama
jika namamu tanpa bunga
penjajah mengatakan kau derhaka
maka kaulah pahlawan sebenarnya.
Gema seabad silam
Inggeris datang meredah Pahang
bersama peluru bersama senapang
membunuh menangkap setiap pejuang
Sungai Semnatan berubah merah

Berpusing roda, beralih masa


berbagai neka, hidup di bumi
selagi hidup berjiwa hamba
pasti tetap terjajah abadi
Kalau hidup ingin merdeka
takkan tercapai hanya berkata
tetapi cuba maju ke muka
melempar jauh jiwa hamba
Ingatan kembali sepatah kata
dari ucapan seorang pemuka
di atas robohan Kota Melaka
kita dirikan jiwa merdeka
Tongkat Warrant
1948

Anda mungkin juga menyukai