Anda di halaman 1dari 27

BAB I

DASAR KULIT
Candida Albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang
menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.
Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi
(blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga
2-5,5 x 5-28 .
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus
memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok
blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain,
blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini
dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 812 . Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa,
umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan
kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur biakan
mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti
aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, Candida albicans
tumbuh di dasar tabung.

Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-

meal agar),agar tajin (rice-cream agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk
klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. Pada medium agar eosin
metilen biru dengan suasana CO2 tinggi, dalam waktu 24-48 jam terbentuk pertumbuhan
khas menyerupai kaki laba-laba atau pohon cemara. Pada medium yang mengandung faktor
protein, misalnya putih telur, serum atau plasma darah dalam waktu 1-2 jam pada suhu 37 C
terjadi pembentukan kecambah dari blastospora.
Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi
pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh
dalam perbenihan pada suhu 28oC - 37oC. Candida albicans membutuhkan senyawa
organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses
metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat.

Jamur ini merupakan organisme anaerob fakultatif yang mampu melakukan


metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob maupun aerob. Proses peragian (fermentasi)
pada Candida albicans dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yang
tersedia dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara
mengubah karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam suasana aerob. Sedangkan dalam
suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau etanol dan CO2. Proses akhir
fermentasi anaerob menghasilkan persediaan bahan bakar yang diperlukan untuk proses
oksidasi dan pernafasan. Pada proses asimilasi, karbohidrat dipakai oleh Candida albicans
sebagai sumber karbon maupun sumber energi untuk melakukan pertumbuhan sel.
Candida albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya
melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat
sebagai sumber karbon. Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya
gas dan asam pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak
terbentuknya asam dan gas pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya
pertumbuhan pada glukosa, maltosa dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan
pada laktosa.

ANATOMI
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang
paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang
dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Lapisan Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam
perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan
dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke
dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang paling


atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk
terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.Lapisan tanduk ini
sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan
sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan
horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel
yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat
terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki
diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu
sekitar 45 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih
kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan
penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat
efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapislapis kulit lebih dalam
sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki
daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di
bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk
dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang
kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan
telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas selsel

yang

saling

berhubungan

dengan

perantaraan

jembatan-jembatan

protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakanakan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas
serabut protein.
Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang
berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam
salah satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi
yang khas; inti inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu
struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis
cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsifungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui
mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas
atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri
atas 2 jenis sel :
a. Sel-sel bentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan lain oleh jembatan antar sel.
b. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna
muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen
(melanososme)
Lapisan Dermis
Lapisan Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis.
Lapisan ini terdiri atas lapisan elastin dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dari
folikel dan folikel rambut. Secara garis besar di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah.

b. Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan. Bagian ini
terdiri dari serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kndroitin
sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblast. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast,
membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksi prolin dan hidroksisilin.
Kolagen munda bersifaat lentur makin tua makin kurang larut sehingga semakin
stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang,
berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
Di dalam lapisan kulit jangat (Dermis) terdapat dua macam kelenjar yaitukelenjar keringat
dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat,
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam
pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian
tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan
telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan
menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk
kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung
2.

pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.


Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar
keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan
aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit,
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatandengan kandung rambut terdiri
dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel
rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,
kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya,
satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang
bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea
menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang
dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel
rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari
kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga
memudahkan timbulnya jerawat.
Lapisan Subkutis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan
sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang
kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia
menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
Vaskularisasi kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis
(pleksus superfisial) dan yang terletak di bawah subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang
terletak di bagian atas akan mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di
subkutis dan pars retikulare juga akan mengadakan anastomosis. Pada bagian subkutis
pembuluh darahnya besar dan bergandengan dengan saluran getah bening.

Adneksa Kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit yang berada di dermis yang sudah dijelaskan
sebelumnya, kuku, dan rambut.
Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku
yang terbenam dalam kulit jari disebt akar kuku (nail root), bagian yang terbuka do atas dasar
jaringan lnak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate), yang plaing ujung adalah
bagian kuku yang paling bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan
tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.
Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang menutupi
kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupi bagian kuku bebas
disebut hiponikium.
Rambut
Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar
kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut yaitu rambut halus yang tidak mengandung
pigmen yaitu lanugo dan rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai
medulla dan terdapat pada orang dewasa yaitu rambut terminal.
Pada manusia dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut
kemaluan, kumis, dan janggut. Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun dengan
kecepatan 0,35 mm per hari. Fase telogen (istirahat)berlangsung beberapa bulan. Di antara
fase tersebut ada fase katagen (involusi temporer). Pada satu saat 85% seluruh rambut
mengalami fase anagen dan 15% mengalami fase telogen.Rambut normal berkilat, sehat,
elastis, dan tidak mudah patah, serta dapat menyeap air.

FAAL KULIT
Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah
dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman.

Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan
kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti
sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu
panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui
respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap
kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar,
darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang
dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga
melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap
ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot
penegak rambut.

BAB I
CANDIDIASIS

Candidiasis
Kandidiasis adalah penyakit jamur, bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida, biasanya oleh spesies candida albicans. Infeksi ini dapat berlangsung di berbagai
tempat di tubuh seperti di dalam rongga mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, dan paru, kadangkadang infeksi ini dapat menyebabkan septikemia, endocarditis, meningitis.
Sinonim
Kandidosis adalah sebuah penyakiy dimana sering disebut sebagai :

Candidiasis
Moniliasis
Oidomycosis
Trush

Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dan dapat menyerang manusia di segala umur,
jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit.
Etiologi
Penyebabnya yaitu jamur spesies Candida. Candida albicans merupakan salah satu
contoh dari jamur tersebut yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, vagina, dan feses orang
normal. Contoh lainnya yaitu Candida parapsilosis yang merupakan penyebab terjadinya
endocarditis kandidiasis dan Candida tropicalis yang merupakan penyebab dari kandidiasis
septikemia.
Klasifikasi
Klasifikasi dilakukan pada penyakit ini berdasarkan tempat infeksinya menurut CONANT
dkk, yaitu :

Kandidiasis Selaput lender (mukosa)


o Kandidiasis oral
o Perleche
o Vulvovaginitis
o Balantitis dan balanopostitis
o Kandidiasis mukokutan kronik
o Kandidiasis kutis granulomatosa.
Kandidiasis Kutis
o Lokalisata
Daerah intertiginosa
Daerah perianal
o Generalisata
o Paronikia dan onikomikosis

o Kandidiasis kutis granulomatosa


Kandidiasis sistemik
o Endocarditis
o Meningitis
o Pielonefritis
o Septikemia.
Reaksi id (kandidid)

Patofisiologi
Candida adalah jamur seperti ragi yang dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Hyphae
2. Pseudohyphae
Candida terbatas hanya pada manusia dan hewan (infeksinya), namun keberadaannya dapat
ditemukan di berbagai tempat seperti lingkungan RS, AC, lantai, dan respirator. Candida
albicans juga berperan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang bersemayam di kulit
dan membrane mukosa pada GItract, genitouritari tract, dan respiratory tract.
Faktor utama yang menjadi virulence factor pada Candida albiacans adalah :
1. Molekul di permukaan yang dapat merubah keteraturan struktur organisme menjadi
struktur lainnya.
2. Asam protease dan phospholipase yang ikut serta dalam merusak cell envelope.
3. Kemampuan untuk merubah diri menjadi bentuk hyphae.
Selain dari faktor virulensi dari jamur, defek dari organ host juga sangat berpengaruh dalam
terjadinya infeksi dari Candida albicans. Contohnya seperti :

Intact mucocutaneous barrier-wounds, kateter intravena, luka bakar, dan ulserasi.


Sel fagosit kekurangan sel fagosit
Polymorphonuclear leukocytes pada penyakit granulomatosis kronis
Complement kekurangan complement
Immunoglobulin kekurangan immune terutama hypogammaglobulin
Cell Mediated Immunity kekurangan CMI pada HIV, pemakaian kortokosteroid
jangka panjang, DM, dll.
Mucocutaneus protective bacteriae penggunaan antibiotik spectrum luas jangka
panjang.

Selain defek dari organ host, faktor resiko terjadinya infeksi dari candida pada pasien ini
dibagi menjadi 2 keadaan, yaitu endogen dan eksogen.
Faktor-faktor endogen :
1. Perubahan fisiologi pada penjamu

Kehamilan, karena pH dalam vagina berubah menyebabkan pertumbuhan


candida albicans menjadi lebih dari normal.
Kegemukan, menyebabkan banyak keringat di lipatan-lipatan kulit,
menyebabkan daerah tersebut menjadi lembab dan cocok bagi
perkembangan jamur.
Debilitas
Iatrogenik
Endokrinopati, ada gangguan gula darah kulit.
Penyakit kronik : tuberculosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum
yang buruk.
Pemakaian antimikroba intensif jangka panjang.
Terapi progesterone
Pemakaian obat kortikosteroid berlebihan.
Penyalahgunaan narkoba suntik.
2. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terjangkit karena immunitas pada usia
tersebut kurang dari normal.
3. Imunologi : penyakit genetic
Faktor-faktor eksogennya adalah :
1. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan prepirasi meningkat.
2. Kebersihan kulit.
3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
4. Kontak dengan penderita, misalnya pada kasus thrush, balanopostitis.
Patogenesis
Kelainan yang disebabkan oleh sepsis candida ditentukan oleh ditentukan oleh
interaksi yang komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu.
Faktor penentu patogenitas candida adalah :
1. Spesies
Genus candida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat menyebabkan
proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah candida yang paling tinggi
patogenitasnya.
2. Daya lekat
Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, Sedang germtube melekat
lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat adalah suatu
glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Dayalekat juga dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.
3. Dimorfisme
C. albican merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam kultur
sebagai

blastospora

dan

sebagai

pseudohifa.

Dimorfisme

terlibat

dalam

p a t o g e n i t a s k a n d i d a . B e n t u k b l a s t o s p o r a d i p e r l u k a n u n t u k memulai
suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak
jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang melakukan invasi.
4. Toksin
Toksin glikoprotein mengandung manna sebagai komponen toksik. Glikoprotein
khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur.
Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C.albicans dirusak secara
mekanik.
5. Enzim
Enzim diperlukan untuk invasi. Enzim yang dihasilkan oleh C.albicans ada 2 jenis
yaitu protease dan fosfolipase.

Penjelasan diatas merupakan hal-hal yang dilakukan oleh jamur untuk menginvasi kedalam
tubuh penjamu. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap jamur yang menginvasi masuk adalah
sebagai berikut :
1. Sawar mekanik
Kulit normal, tidak luka dan tidak ada defek merupakan sawar mekanik tubuh
terhadap invasi candida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit merupakan faktor
predisposisi terjadinya kandidiasis.
2. Substansi antimicrobial non-spesifik
Hampir semua hasil sekresi dan cairan dalam mamalia mengandung substansi yang
bekerja secara non-spesifik menghambat atau membunuh mikroba.
3. Fagositosis dan intracellular killing
Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk memakan dan membunuh spesies
candida merupakan mekanisme yang sangat penting untuk menghilangkan atau
memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk candida yang siap difagosit.
Sedangkan bentuk pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit. Granulosit dapat
juga membunuh elemen miselium candida makrofag berperan dalam melawan
candida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).
4. Respon imun spesifik
Imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan melawan infeksi candida.
Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas seluler pada penderita
kandidiasis mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan
infeksi HIV. System imunitas seluler pada penderita kandidiasis kurang berperan.

Mekanisme imun seluler dan humoral.

Tahap pertama timbulnya kandidiasis karena menempelnya C.albicans pada sel epitel
disebabkan oleh adanya interaksi glikoprotein dengan sel epitel tersebut. Setelah menempel,
candida mengeluarkan zat keratinolitik (fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid
membrane sel epitel. Bentuk pseudohifa juga mempermudah invasi jamur ke jaringan. Dalam
jaringan candida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrophil yang akan menimbulkan reaksi
radang akut. Lapisan luar candida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenic
sehingga akan mengaktifasi komplemen dan merangasang terbentuknya immunoglobulin.
Immunoglobulin ini akan membentuk kompleks antigen-antibodi di permukaan sel candida,
kompleks antigen-antibodi ini malah melindungi candida dari fungsi imun penjamu. Selai itu
candida juga mengeluarkan zat toksik terhadap neutrophil dan fagosit lain.
Mekanisme non-imun
Interaksi candida dengan flora normal kulit lainnya yaitu menjadi competitor untuk
mendapatkan nutrisi seperti glukosa.
Patogenesis dan Patofisiologi
C.albicans berbentuk yeast-like fungi dan beberapa spesies candida yang lain
memiliki kemampuan menginfeksi kulit, membrane mukosa, dan organ dalam tubuh.
Organisme tersebut tumbuh sebagai flora normal dalam mulut, vagina, dan usus. organisme
ini berkembang biak melalui ragi berbentuk oval. Ragi hanya menginfeksi lapisan luar dari
epitel membrane mukosa dan kulit (stratum korneum). Lesi pertama berupa pustule yang
dalamnya memotong secara horizontal di bawah stratum korneum dan yang lebih dalam lagi.
Secara klinis dapat ditemukan lesi merah, halus, permukaan mengkilap, cigarette paper-like,
dan bercak yang berbatas tegas. Membrane mukosa mulut dan traktus vagina yang terinfeksi
terkumpul menjadi sisik dan sel inflamasi dan berkembang menjadi curdy material.
Kebanyakan spesies candida memiliki faktor virulensi termasuk enzim protease.
Kelemahan faktor virulensi tersebut membuat organisme menjadi kurang patogenik.
Kemampuan bentuk yeast-like untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling
penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Jika terdapat faktor-faktor
predisposisi seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat memberikan kesempatan ragi
menjadi patogenik dan memproduksi spora yang banyak.
Candida sp adalah jamur sel tunggal, berbentuk bulat sampai oval. Jumlahnya sekitar
80 spesies dan 17 diantaranya ditemukan pada manusia. Dari semua spesies yang ditemukan
pada manusia, C.albicans-lah yang paling pathogen. Candida sp memperbanyak diri dengan
membentuk blastospora (budding cell). Blastospora akan saling bersambung dan bertambah
panjang sehingga membentuk pseudohifa. Bentuk pseudohifa lebih virulen dan invasif
daripada spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa berukuran lebih besar sehingga lebih sulit
difagositosis oleh makrofag. Selain itu, pseudohifa mempunyai titik-titik blastokonidia
multipel pada satu filamennya sehingga jumlah elemen infeksius yang ada lebih besar.

Dalam menghadapi invasi dari Candida, tubuh mengerahkan sel fagosit untuk
mengeliminasinya. Interferon (IFN)-gamma akan memblok proses transformasi dari bentuk
spora menjadi hifa. Maka bisa disimpulkan, pada seorang wanita dengan defek imunitas
humoral, Candida lebih mudah membentuk diri menjadi hifa yang lebih virulen.
Koloni Candida akan meningkatkan beban antigenik yang selanjutnya menimbulkan
peralihan dari tipe Th1 menjadi Th2. Transformasi yang dominan ke Th2 justru menghambat
proteksi dan menimbulkan reaksi hipersensitivitas segera (tipe 1). Reaksi hipersenstivitas tipe
1 ini juga menyebabkan gejala utama dari kandidiasis ini yaitu gatal-gatal atau pruritus yang
hebat.
Interleukin(IL)-1 memicu Th1 untuk memproduksi IL-2. IL-2 akan merangsang
pembentukan Th1 lebih banyak. Th1 memproduksi IFN-gamma yang berfungsi menghambat
pembentukan germ tube. Reaksi hipersensitivitas tipe 1 berhubungan dengan reaktivitas Th2,
yang menghasilkan IL-4 dan meningkatkan produski IgE melalui sel B serta lepasnya PGE2.
PGE2 selanjutnya menghambat proliferasi dan produksi dari IL-2. Maka dari itu, adanya
PGE2 akan menghambat kemampuan proteksi terhadap Candida. Selain itu, PGE2 juga
menghambat aktivitas makrofag.

BAB II
KANDIDASIS KUTIS

Definisi
Kandidiasis kutis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur, biasanya disebabkan
oleh Candida albicans. Kandidiasis dibagi menjadi 2 macam yaitu kandidiasis profunda dan
kandidiasis superficialis. Berdasarkan letaknya dibagi menjadi kandidiasis lokalisata dan
generalisata. Predileksi terjadinya infeksi biasanya di lipatan-lipatan kulit yang hangat dan
lembab karena keringat.

Etiologi
Penyebab tersering adalah C.albicans. spesies patogenik lainnya adalah C.tropicalis,
C.guilliermondi, C.krusei, C.psudotropicalis, C.lusitaneae.
Epidemiologi
Gejala klinis
Manifestasi klinis yang muncul adalah berupa gatal yang hebat. Terdapat lesi kulit
yang kemerahan akibat dari reaksi peradangan yang terdapt di daerah tersebut. Terdapat
macula atau papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil di sekitar lesi). Lesi
terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara, dll.
1. Kandidiosis Kutis Lokalisata
a. Kandidiasis intertriginosa
Lesi terjadi pada daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, gland penisdan umbilikus. Berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi dikelilingi oleh satelit
berupa vesikel-vesikel stsu pustule-pustul kecil, aatau macula yang jika pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
b. Kandidiasis perianal
Lesi terjadi pada kulit disekitar anus yang banyak ditemukan pada bayi. Sering
disebut sebagai kandidiasis popok atau diaper rash. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan kurangnya kebersihan pada bayi. Popok yang basah karena air
kencing jika tidak segera diganti akan menyebabkan iritasi pada kulit genital dan
anus. Gejala hampir sama dengan kandidiasis intertriginosa, kadang ditambah
dengan pruritus ani.
2. Kandidiasis Generalisata
Lesi terdapat pada glaborous skin, biasanya juga dilipat payudara, intergluteal, dan
umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid,
dengan vesikel-vesikel atau pustule-pustul. Penyakit ini umumnya terjadi pada bayi,
mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan
imunologik, sehingga daya tahan tubuhnya rendah.
3. Paronikia dan Onikomikosis

Merupakan peradangan kuku dan bantalan kuku. Paronikia bersifat akut dan kronis,
paronikia yang disebabkan oleh candida adalah paronikia kronis. Paronikia kronis ini
sering terjadi pada bagian tangan atau kaki yang selalu terendam oleh air. Gambaran
klinis berupa eritema pada lipatan kuku proximal, pembengkakan, kukut menjadi
tebal, berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan, tetap berkilat dan tidak
meninggalkan sisa jaringan di bawahnya seperti pada tinea unguium.
4. Kandidiasis Granulomatosa
Sering menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan berbentuk krusta tebal
berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnyakrusta dapat menimbul
seperti tanduk sepanjang 2cm. Terdapat pada muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan
faring.

BAB II
KANDIDIASIS SELAPUT LENDIR

Definisi
Candidiasis selaput lender merupakan klasifikasi dari kandidiasis yang terjadi di selaput
lendir atau mukosa. Yang termasuk kandidiasis selaput lender adalah :

Kandidiasis oral (thrush)


Perleche
Vulvovaginitis
Balanitis
Kandidiasis mukokutan kronik
Kandidiasis bronkopulmonar dan paru

Etiologi
Penyebab kandidiasis selaput lender sama seperti kandidiasis kutis yaitu biasanya disebabkan
oleh C.albicans.
Patofisiologi dan Patogenesis
Hampir sama dengan candidiasis kutis tetapi pada kandidiasis selaput lender, faktor
predisposisi yang paling berperan adalah ketahanan tubuh (immune) yang kurang atau ada
defek pada system immune.
Gejala Klinis
1. Thrush
Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu
yang menutupi lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, permukaan rongga mulut lain.
Lesi dapat terpisah-pisah, dan tampak seperti kepala susu dalam rongga mulut. Bila
pseudomembran terlepas maka terlihat daerah yang basah dan merah. Selain pada
bayi, thrush juga sering dialami oleh pasien-pasien penderita AIDS, dimana system
immune sudah sangat menurun sehingga C.albicans yang merupakan flora normal
menjadi pathogen.
Pada glositis kronik, lidah tampak halus dengan papilla atrofi atau lesi
berwarna putih di tei atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak
jelas jika penjamu sering merokok.
2. Perleche
Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah,
dan dasarnya eritematosa. Faktor predisposisi ialah defisiensi ribovlavin. Perleche
sering dikarenakan ill-fiting pada gigi tiruan, yang menyebabkan penutupan yang
berlebihan pada sudut mulut sehingga menimbulkan lipatan. Lipatan ini merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya perleche, yan terpenting adalah jika pemakai
gigi palsu ini mersakan lipatan di sudut bibirnya dan mulai menjilatinya dimana
sering dilakukan oeh anak kecil, saliva yang menempel dilipatan sudut mulut
membuat sudut mulut basah dan lembab serta menjadi tempat yang baik bagi
pertumbuhan C.albiacns.
3. Vulvovaginitis
Biasanya sering terdapat pada penderita diabetes melitus karena kadar gula
darah dan urin yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam
epitel vagina.

Keluhan utama ialah gatal di daerah vulva. Pada yang berat terdapat pula rasa
panas, nyeri sesudah miksi, dan dyspareunia.
Pada pemeriksaan yang ringan tampak hiperemia di labia manora, intoitis
vagina, dan vagina terutam 1/3 bawah. Kelainan khas pada vulvovaginitis candidiasis
adalah bercak putih kekuningan pada liang vagina.
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia menorah dan ulkus
yang dangkal pada labia menorah dan sekita introitus vagina. Fluor albus pada
kandidiasis vagina berwarna kekuningan. Tanda khasnya yaitu dijumpai gumpalangumpalan seperti kepala susu dari liang vagina yang merupakan massa dari jamur
yang terlepas dari liang vagina terdiri dari sel-sel epitel vagina, bvahan nekrotik, dan
jamur.
Hal ini terjadi bukan merupakan infeksi dari hubungan seksual, melainkan
karena daya tahan tubuh yang kurang atau faktor predisposisi yang sudah disebutkan
di atas yang menyebabkan terjadinya hal tersebut.

4. Balanitis atau balanpostitis


Penderita mengalami balanitis akibat infeksi setelah berhubungan seksual
dengan wanita yang mengalami vulvovaginitis candidiasis. Lesi berupa erosi, pustule
dengan dinding yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.
5. Kandidiasis mukokutan kronis
Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau system
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi yang
bersifat genetikm umumnya pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip penderita
dengan defek poliendokrin.

BAB III
KANDIDIASIS SISTEMIK
Definisi
Kandidiasis sistemik adalah penyakit infeksi oleh kandidiasis yang menyerang ke dalam
tubuh (sistemik) manusia. Pada penyakit ini tidak hanya C.albicans yang berperan tetapi
candida lain juga ikut berperan. Kandidiasis sisitemik adalah sebagai berikut :

Kandidemia
Endokarditis kandidiasis
Meningitis
Pielonefritis

Kandidemia
Kandidiasis sistemik yang berasal dari luar lapisan-lapisan kulit, dapat menyebabkan
gejala klinis pada orang dengan defek pada system immune. Pada orang dengan daya tahan
tubuh yang normal, kandidemia hanya berlangsung sebentar dan sembuh sampai normal
kembali dengan cepat. Kandidemia dibagi menjadi dua yaitu hematogenous yaitu candida

yang berada pada aliran darah dan deep organ kandidiasis yaitu infeksi candida pada organorgan dalam.
Kandidemia dapat disebabkan oleh pemakaian kateter jangka panjang, aspires,
kerusakan kulit, atau kerusakan pada dinding usus.
Endokarditis kandidiasis
Sering terjadi pada penderita morfinis akibat komplikasi dari penggunaan jarum
suntiknya, orang yang pernah mengalami oprasi jantung, atau orang dengan katup prostetik.
Candida bisa masuk ke jantung bisa langsung saat dilakukan pembedahan atau melalui
pembuluh darah (kandidemia). Candida akan menumpuk dan menempel di katup jantung,
melakukan invasi ke sel epitel jantung jika daya tahan tubuh pasien rusak atau pasien
menggunakan katup prostetik. Gejala klinis yang dapat terjadi adalah :

Fever
Changing murmur
Splenomegaly
Peripheral embolism and their related signs
Congestive heart failure
Chorioretinitis

Terapi yang dilakukan pada pasien ini adalah pembedahan, mengangkat lesi yang ada di
dalam jantung karena terapi medikasi biasanya gagal.
Meningitis Candida
Meningitis candida adalah infeksi pada meningen oleh Candida. Biasanya hal ini
terjadi didahului oleh kandidemia sampai ke otak, dan jika daya tahan tubuh menurun,
candida dapat menginvasif dan memberikan gejala klinik pada pasien. Gejala klinis hampir
sama dengan meningitis Tuberkulosa.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada penampakan kulit, terutama jika adafaktor
resiko yang menyertai. Kerokan kulit dapat menunjukkan bentuk jamur yangmendukung
candida.
Bahan-bahan klinis yang dapat digunakan untuk pemeriksaan adalah kerokankulit,
urin, bersihan sputum dan bronkus, cairan serebrospinal, cairan pleura dan

darah,dan biopsi jaringan dari organ-organ visceral. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan antara lain
1. Pemeriksaan langsung
Pemeriksaan langsung merupakan cara paling mudah dan metode yang paling
efektif untuk mendiagnosis,tapi tidak cukup untuk menyingkirkan bukti klinis
yang lain. Pemeriksaan dengan kerokan kulit dengan penambahan KOH 10% akan
memperlihatkan elemen candida berupa sel ragi, balastospora, peudohifa atau
hifa bersepta. Pengerokan dilakukan di pinggir lesi karena candida yang masih
aktiv berkumpul di situ. Pemeriksaan langsung tidak dapat menetukan identifikasi
etiologi secara spesifik dan kurang sensitive dibandingkan dengan biakan. Hasil negative
tidak selalu bukan disebabkan oleh Candida. Pemeriksaan langsung mempunyai nilai
sensitifitas dan spesifisitas s e b e s a r

89,4%

dan

83,90%.

Pewarnaan

g r a m j u g a d a p a t d i g u n a k a n d a n a k a n memberikan hasil yang sama dengan


yang diperlihatkan pada pemeriksaan KOH10%.
2. Pemeriksaan Biakan
Biakan merupakan pemeriksaan paling sensitive untuk mendiagnosis infeksi Candida.
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan media standar yang banyak digunakan untuk
pemeriksaan jamur. M e d i a i n i m e n g a n d u n g 1 0 g r p e p t o n , 4 0 g r glukosa, dan 10 gr agar,
serta ditambahkan 1000 ml air. Penambahan antibiotika pada SDA digunakan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Biakan diinkubasi pada suhu kamar yaitu 25-27 oC dan diamati secara berkala
untuk melihat pertumbuhan koloni. Koloni berwarna putih sampai kecoklatan, basah, atau mukoid
dengan permukaanh a l u s d a n d a p a t b e r k e r u t . H a s i l b i a k a n d i a n g g a p n e g a t i v e b i l a
t i d a k d i t e m u k a n pertumbuhan koloni dalam waktu empat pekan.

3. Identifikasi Spesies

Meskipun gambaran klinis sulit dibedakan penentuan etiologi


s p e s i s i k C a n d i d a sampai ke tingkat spesies berguna untuk menentukan terapi dan
prognosis. Adapun cara mengidentifikasi C a n d i d a s p . d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n
c a r a t r a d i s i o n a l d a n komersil.
a. Germ Tube Test

Germ

tube

test

indentifikasispesies

merupakan
C.

cara

yang

albicans.Pemeriksaan

digunakan
ini

untuk

menggunakan

menentukan
media

yang

mengandung serum dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 jam. Bila terdapat
pertumbuhan g e r m t u b e a t a u s p r o u t m y c e l i u m , b e r a r t i s p e s i e s t e r s e b u t
a d a l a h C. albicans Pertumbuhan Germ tube dikenal sebagai Fenomena ReynolsBraude.
b. Penilian Klamidiospora
Penilaian Klamidospora menggunakan media commeal agar dengan Tween
890.Morfologi koloni Candida sp. Dibedakan berdasarkan susunan blastospora
dangambaran morfologi pseudohifa. Umumnya hanya C. albicans yang menghasilkan
klamidiospora.
c. Uji Asimilasi dan Fermentasi
Identifikasi Candida sp. Dapat juga dilakukan berdasarkan kemampuan ragi
untuk m e n g a s i m i l a s i d a n f e r m e n t a s i k a r b o h i d r a t y a n g b e r b e d a u t u k
s e t i a p s p e s i e s . Candida albicans dapat mengasimilasi dan memfermentasi
glukosa, galaktosa,maltose, dan sukrosa.
d. CHROM Agar Candida
CHROM agar kandida merupakan cara komersil media biakan
s e l e k t i f u n t u k mengidentifikasi Candida sp. Koloni C. albicans, C. tropicalis, C.
glabrata,

dan

C.k r u s e i

dapat

dibedakan

berdasarkan

m o r f o l o g i k o l o n i d a n w a r n a y a n g ditimbulkan oleh masing-masing


koloni. Media ini mengandung 10 gr pepton, 20g r

glukosa,

kloramfenikol,

g r chromogenic mix.

15

gr

agar

dan

0,5

gr

Chromogenic mix merupakan bahan yang menyebabkan perubahan warna


koloni pada Candida sp.
4. Serologi
Macam-macam prosedur pemeriksaan serologi direncanakan untuk
m e n d e t e k s i adanya antibodi Candida yang berkisar pada tes immunodifusi yang lebih
sensitive seperti counter immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA), and radioimmunoassay (RIA). Produksi empat atau lebih garis precipitin d e n g a n
tes CIE telah menunjukkan diagnosis kandidiasis pada pasien
y a n g terpredisposisi.

5. Pemeriksaan Histologi
Didapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna periodic acid-schiff (PAS)
menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta yang menunjukkan kan di
diasiskutaneus berbeda dengan tinea.
Diagnosis Banding
Kandidosis lokalisata dengan:
a. Dermatitis kontak
Pasien mempunyai riwayat konstipasi kronik dan biasa menggunakan obat rangsang
defekasi. Selama 7 bulan disertai dengan pruritus ani tapi baru-baru ini berkembang menjadi
erupsi yang menyeluruh, tidak berespon terhadap glukokortikoid dan terapi cahaya. Daerah
ekskoriasi yang banyak mengindikasikan gatal yang hebat. Lesi terutama mengenai
daerah sekitar anus, tanpa diketahui penyebabnya, bagian tubuh b a w a h , b o k o n g , d a n
dareah genital. Dermatitisnya berhenti saat obat rangsang d i h e n t i k a n
dan

dia

melakukan

diet

bebas

balsem.

Pemeriksaan

k o l o n o s k o p i menunjukkan iritasi minimal pada kolon sigmoid dan rektum yang


sesuai dengan spastic colitis
b. Erythrasma
Infeksi bakteri pada stratum korneum karena Corynebacterium minutissisum.
Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi eritroskuamosa,
berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merahkecoklat-coklatan. Tidak
terlihat adanya lesi satelit. Tempat predileksi di daerah k e t i a k d a n l i p a t a n
p a h a . K a d a n g - k a d a n g b e r l o k a s i d i d a e r a h i n t e r t r i g i n o s a l a i n terutama
pada

penderita

yang

gemuk.

Pada

pemeriksaan

lampu

Wood

terlihat berfluoresensi merah membara (coral red).


c. Dermatitis Intertriginosa
Lesi kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga
tampak basah. Tidak ditemukan lesi satelit. Penderita juga mengeluh gatal.
d. Dermatofitosis
Kandidiasis kuku (Paronikia) dengan :

lesi

Tinea unguium
Pada tinea unguium kuku sudah tampak rapuh pada bagian distal pada
bentuk s u b u n g u a l d i s t a l d a n t a m p a k r a p u h p a d a b a g i a n p r o k s i m a l p a d a
b e n t u k s u b u n g u a l proksimal. Biasanya penderita tinea unguium mempunyai
dermatofitosis ditempat lainyang sudah sembuh atau yang belum. Kuku kaki
lebih sering diserang daripada kuku tangan.

Pengobatan
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2. Topikal :
Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali elama 3 hari.
Nistatin : berupa krim, salap, emuli.
Amfoterisisn B
Grup azol :
o Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
o Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan, dank rim
o Tiokonazol, bufonazol isokonazol.
o Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.
o Antimikotik spectrum luas
3. Sistemik
tablet nistatin untuk menghilangkan infeks fokal dalam saluran cerna, obat ini

tidak diserap oleh usus


amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.
Untuk untuk kandidiasis vaginalis diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam
dosisi tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x 200 mg dosis tunggal

atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.


Itrakonazol : bila dipakai untuk kandidiasis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari.

Keterangan
Gol.Polynes
Antimikotik golongan polyenes ditemukan pada awal tahun 1950-an. Golongan
polyenesefektif untuk melawan semua spesies ragi karena berikatan dengan
membran sel jamur.Efek pengrusakan membran sel tergantung kuatnya ikatan antara

polyenes dengan sterolkhususnya ergosterol yang banyak dikandung oleh dinding sel jamur,
sedangkan dindingsel manusia banyak mengandung kolesterol. G o l o n g a n p o l y e n e s
y a n g p a l i n g b a n y a k d i p a k a i a d a l a h n y s t a t i n . O b a t i n i j u g a a m a n diberikan
pada wanita hamil. Pemberian peroral tidak dapat diserap oleh usus dan hanyadiberikan
peroral untuk mengobati kandidiasis gastrointestinal saja.

Gol. Azol

Imidazol
Imidazol

merupakan

generasi

pertama

pertama

di

pasaran,

imidazoly a n g
klotrimazol,

kelompok
yang

azol.

Mikonazol

lainnya

adalah

adalah:

e k o n a z o l , ketokonazol, isokonazol, omokonazol, oksikonazol,

fentikonazol dan tiokonazol. D a r i s e m u a i m i d a z o l h a n y a k e t o k o n a z o l y a n g


m e m p u n y a i b e n t u k o r a l d a n sistemik.C a r a k e r j a a z o l t e r m a s u k d i s i n i
derivat

imidazol

maupun

triazol

a d a l a h melakukan penghambatan 14a-

demethylase, suatu enzim dependent cytochrom p4 5 0 y a n g s a n g a t d i p e r l u k a n


untuk

sintesa

ergosterol.

Golongan

i m i d a z o l mempunyai

efek

penyembuhan klinis dan mikologis sebesar 85-95%. Pemakaianyang hanya satu kali
perhari dan lama pemakaian hanya 1 sampai 7 hari yang d i r a s a k a n l e b i h
n y a m a n u n t u k p e n d e r i t a m a k a b a n y a k d i p a k a i s e h i n g g a menggeser
pemakaian nystatin.Berbagai macam derivat imidazol digunakan secara topikal,
berbagai penelitianyang telah dilakukan tidak membuktikan bahwa obat yang satu lebih
superior dariyang lainnya. Semuanya menunjukkan efektifitas yang sama bila diberikan
secaratopikal, serta bebas dari efek samping sistemik.

Triazol
Azol generasi ketiga adalah goongan tri azol yang dikembangkan pada
t a h u n 1980. Derivat triazol yang pertama adalah itrakonazol, dan yang lainnya
adalahflukonazol dan terkonazol
Efek terapi itrakonazol dosis tunggal yang diteliti pada tikus percobaanmenunjukkan dalam
waktu 24 jam obat telah mempengaruhi perubahanultrastruktur dinding sel dan dalam waktu
3 hari jamur tereradikasi sempurna dariepitel vagina. Penelitian lanjutan terhadap jaringan

vagina manusia menunjukkan200 mg dosis tunggal itrakonazol peroral memberikan efek


penghambatan dalamwaktu 3 hari. Pemanjangan efek itrakonazol diakibatkan karena
adanyakemampuan lipofilik obat tersebut. Akhirnya angka penyembuhan klinis
danm i k o l o g i s t i d a k b e r b e d a u n t u k t e r a p i j a n g k a p e n d e k p e r o r a l d a r i
i t r a k o n a z o l dengan pemakaian topikal golongan imidazol.
Efek samping pemberian obat antimikotik golongan azol umumnya adalah
rasatidak nyaman pada daerah gastrointestinal, dapat terjadi gejala hepatotoksis
pada p e m b e r i a n

ketokonazol

(jarang),

sedangkan

reaksi

anafilaksis

sangat jarangterjadi. Flukonazol secara umum dapat ditoleransi dengan


b a i k w a l a u p u n mempunyai efek gastro intestinal (mual, muntah).
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika jamur berhasil menginvasi masuk pembuluh darah,
menyebabkan kandidemia dan menginvasi organ-organ dalam seperti otak, katup jantung,
ginjal, dll.
Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.

Anda mungkin juga menyukai