Anda di halaman 1dari 23

j

CONTOH

KELEMBAGAAN
BADAN PENGELOLA
SARANA AIR BERSIH DAN
SANITASI
(Bahan diskusi)

PAMSIMAS

Hand out BP-SABS/bahan diskusipamsimas

BADAN PENGELOLA
SARANA AIR BERSIH, SANITASI DAN KESEHATAN

A. PROSES DAN TATA CARA PEMBENTUKAN


a. 1. Apa Badan Pengelola?
Badan Pengelola adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat atas
dasar kesepakatan bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih
dan penyehatan lingkungan di perdesaan. Lembaga ini berada di tingkat
Dusun atau Desa.
a. 2. Mengapa perlu dibentuk Badan Pengelola?
Tujuan dibentuknya Badan Pengelola antara lain :
Menjamin keberlanjutan pelayanan air bersih, sanitasi dan kesehatan di
lingkungan masyarakat.
Terjadi pemerataan dan meningkatnya mutu pelayanan air bersih dan
sanitasi kepada masyarakat secara lebih luas.
Masyarakat mampu mengelola dan memanfaatkan sarana air bersih dan
sanitasi secara efektif dan efisien (tepat dan berguna).
Menjaga dan meningkatkan kulitas dan kuantitas sarana yang telah
dibangun.
Sebagai wahana partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam
mengelola dan memanfaatkan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.
a. 3. Siapa yang membentuk Badan Pengelola?
Secara prinsip lembaga ini dibentuk oleh masyarakat, dengan difasilitasi
oleh TFM/CFT atau Program Patner dengan dukungan pihak terkait di Desa
bersangkutan.
a. 4. Prinsip apa yang hams digunakan dalam pembentukan Badan
Pengelola?
Dalam membentuk lembaga ini, harus berpegang dan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :

Partisipatif : Pembentukan komponen harus melibatkan seluruh elemen


masyarakat. Filosofi kerjanya adalah: DARI - OLEH - UNTUK
masyarakat.
Demokratis : Pengambilan keputusan bukan saja diambil dan ditentukan
oleh elit masyarakat saja melainkan didasarkan kepada suara masyarakat
(masyarakat miskin, perempuan) sebagai pengguna/pemanfaat sarana air

bersih, sanitasi dan kesehatan. Dengan kata lain setiap masyarakat


mempunyai hak yang sama dalam pengambilan keputusan, demikian juga
dalam peluang menduduki jabatan kepengurusan.

Keberpihakan kepada kemiskinan : Lembaga ini dibentuk harus


memperhatikan kepentingan dan kemampuan masyarakat miskin.

Pelibatan Perempuan : Sesuai dengan kenyataan, kaum perempuanlah


yang paling banyak bersentuhan dengan pemenuhan kebutuhan air bersih.
Oleh karena itu dalam membentuk kelembagaan dan pengambilan
keputusan harus melibatkan perempuan.

a. 5. Kapan Badan Pengelola dibentuk?


Idealnya Badan Pengelola dipersiapkan/dibentuk bersamaan pada saat
persiapan pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana, atau menjelang
konstruksi berakhir sebelum sarana operasional.
a. 6. Bagaimana cara dan langkah pembentukan Badan Pengelola?
Pembentukan Lembaga Pengelola Sarana harus mengacu prinsip
partisipatif, demokratis, kepekaan kemiskinan, dan pelibatan perempuan.
Adapun langkah pembentukannya adalah sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

a.

TFM bersama representative masyarakat menyusun rencana dan agenda


pembentukan Badan Pengelola dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan hasil-hasil analisa situasi pada saat penerapan metode
MPA/PHAST
TFM/CFT melakukan koordinasi dengan Pemerintahan Desa prihal
pembentukan Badan Pengelola.
Pengundangan dan pemberitahuan (siapa yang harus mengikuti pertemuan
atau musyawarah)
Pelaksanaan Musyawarah Warga/Masyarakat.
Penjelasan maksud dan tujuan pertemuan.
Penjelasan maksud dan tujuan pembentukan Badan Pengelola
Penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab Badan Pengelola
Kesepakatan bentuk dan struktur Lembaga pengelola sarana.
Pemilihan Pengurus
Menyusun Berita Acara hasil pembentukan Badan Pengelola
Pengukuhan/pelantikan Pengurus.
Badan Pengelola melaksanakan fungsi dan tanggungjawabnya.
7. Apa lingkup kegiatan dan tangung jawab Badan Pengelola?
Lingkup Tugas dan tanggung jawab Badan Pengelola meliputi:
Melakukan pelayanan air bersih, sanitasi dan kesehatan kepada masyarakat
di wilayahnya.
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pemeliharaan sarana air
bersih, sanitasi dan kesehatan yang telah dibangun.

Menciptakan sistem pelayanan dan pengelolaan sarana air bersih dan


sarana sanitasi secara efektif dan efisien.
Menghitung dan menentukan harga air bersama dengan masyarakat
pemanfaat sarana secara transparan.
Menyelenggarakan sistem administrasi keuangan secara transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Menyelenggarakan pertemuan anggota secara periodik.
Memungut dan mengelola iuran operasional dan pemeliharaan dari anggota.
Mengembangkan jaringan kerja dalam rangka meningkatkan mutu dan
sistem pelayanan.
Menyelenggarakan sistem monitoring dan evaluasi atas pelayanan dan
kondisi sarana.
Menyusun rencana kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan
pengembangan jaringan pelayanan
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lainnya yang diamanatkan oleh
Rapat Anggota (pleno masyarakat) dan juga amanat yang tertuang dalam
Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga.

a. 8. Strukur Kepengurusan.
Badan Pengelola dalam menjalankan kegiatan pelayanan kepada anggota
(masyarakatnya) dilakukan oleh pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara dan seksi-seksi (unit) yang menangani bidang tertentu. Dengan
struktur kepengurusan sebagai berikut :

a. 9. Apa yang dimaksud rapat anggota (pleno masyarakat)?


Rapat Anggota atau pleno masyarakat adalah kegiatan pertemuan anggota
yang diadakan secara teratur sesuai kesepakatan/ketentuan (bulanan,
tribulanan, tahunan, dll) dalam rangka membahas permaslahan dan
perkembangan kelembagaan dalam melakukan pelayanan kepada
anggotanya. Biasanya Rapat Anggota yang dilaksanakan tahunan
selanjutnya disebut Rapat Anggota Tahunan, yang merupakan forum
tertinggi dalam tata kelembagaan.

a. 10. Apa manfaat dari penyelenggaraan rapat anggota secara teratur?


Anggota mengetahui keadaan lembaga sampai pada saat diadakan rapat
anggota tersebut, baik keadaan keuangannya, kegiatannya, maupun
kegiatan-kegiatan anggota serta organisasinya dan permasalahanpermasalahan yang dihadapinya.
Membahas dan memecahkan permasalahan dan keluhan anggota, serta
mengambil keputusan-keputusan tentang :
a. Distribusi air, pengurangan atau penambahan besarnya iuran OP/OM,
penambahan jaringan, dll.
b. Membahas peraturan-peraturan, memutuskan langkah perbaikan di bidang
keuangan, administrasi, organisasi dan kegiatan.
Menampung setoran iuran dari anggota
Penambahan jaringan baru kepada anggota yang mengajukan permohonan.
Mempertimbangkan dan memutuskan tentang penerimaan anggota baru bila
mana ada.
Pemilihan Pengurus atau Badan Penasehat baru (jika masa jabatannya
telah habis).

a. 11. Apa Tugas-tugas Ketua Pelaksana Harian?


Antara lain :
Mengatur pelaksanaan program kerja.
Mengkoordinir seluruh kegiatan.
Bertanggungjawab ke luar maupun ke dalam dari seluruh kegiatan lembaga.
Memimpin rapat pengurus dan rapat anggota secara teratur.
Mewakili lembaga.
Mengambil keputusan dalam lembaga berdasarkan musyawarah dan
mufakat.
Memberikan laporan tahunan pengurus terhadap anggota dalam Rapat
Anggota.
Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang telah maupun di
rencanakan.
a. 12. Apa tugas-tugas Sekretaris?

Antara lain :
Mendokumentasikan data kegiataan.
Membuat notulen rapat pengurus maupun rapat anggota.
Bertanggung jawab terhadap ketertiban administrasi organisasi.
Membuat laporan tentang rapat yang telah lalu dan menyampaikannya
kepada seluruh anggota atas keputusan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bila perlu dapat mewakili Ketua.
Menyimpan surat-surat dan arsip kegiatan

a.13. Apa tugas-tugas Bendahara?

Antara lain :
Bertanggungjawab atas inventarisasi kekayaan lembaga.
Memegang keuangan lembaga dan pembukuannya/administrasinya
Mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam lembaga disertai dengan
bukti yang syah.
Membuat laporan tentang keadaan keuangan lembaga kepada anggota
secara teratur dan terus-menerus.
Bertanggungjawab atas administrasi keuangan lembaga

a.14. Apa tugas Seksi/Unit?

Seksi Teknis, antara lain :


Mengontrol dan mengawasi sarana beserta jaringannya secara rutin,
seperti : pipa, bak penangkap air, sumber air, bak umum, bak pembagi,
sumur dll.
Memperbaiki kerusakan sarana.
Memasang dan mengontrol jaringan. Dll.

Seksi Penyuluhan dan PHBS, antara lain :


Menyusun rencana kegiatan PHBS.
Memberikan penyuluhan PHBS.
Mengkoordinir kegiatan pembangunan sanitasi : jamban keluarga, saluran
limbah, dll.
Mengkoordinir kegiatan lain yang berkaitan dengan sanitasi dan PHBS.

Seksi Pengumpulan Swadaya dan iuran


Menyusun rencana kerja
Mengumpulkan swadaya
Menarik iuran anggota dan menyetorkannya kepada Bendahara

B. PENDANAAN LEMBAGA BADAN PENGELOLA


Salah satu faktor penting untuk keberlanjutan pengelolaan sarana air bersih
dan penyehatan lingkungan adalah faktor pendanaan. Oleh karena itu
Badan Pengelola harus merancang sumber pendanaan yang dapat
diperolehnya. Sumber Pendanaan ini diatur dalam AD-ART atau sejenisnya.

b. 1. Dari mana Badan pengelola memperoleh dana pengelola sarana?


Badan Pengelola dapat memperoleh sumber pendanaan antara lain dari:
masyarakat/anggota penerima manfaat; pemerintah; pinjaman atau hibah
dari lembaga swasta (LSM, lembaga internasional, perusahaan, masyarakat
perorangan) yang bersifat tidak mengikat; dan usaha lain yang dilakukan
oleh lembaga dan tidak melanggar AD-ART/PD-PRT.

b. 2. Apa saja bentuk sumber dana yang berasal dari masyarakat/anggota


penerima manfaat?

Iuran Operasional dan Pemeliharaan (OP)


Adalah iuran yang dibayarkan oleh anggota setiap bulan atau periode
waktu tertentu atas penggunaan air yang besarnya ditentukan atas dasar
perhitungan harga produksi air.

Biaya Penyambungan
Bila lembaga pengelola sarana telah mampu meyelenggarakan
pelayanan jaringan sampai pada tingkat rumah tangga, dapat memungut
biaya penyambungan jaringan rumah tangga yang besarnya telah
disepakati dalam ketentuan bersama.

TATA CARA PENYELENGGARAAN


ADMINISTRASI
Maksud dan tujuan: agar tata organisasi atau lembaga pengelola sarana berjalan dengan
baik minimal harus memiliki kelengkapan organisasi yang terdiri dari: Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) atau sejenisnya; Administrasi Organisasi dan
Administrasi Keuangan.

A. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD-ART) a.1. Apa


AD-ART?
AD-ART adalah aturan tertulis organisasi yang dibuat dan disepakati bersama oleh
seluruh anggota yang berfungsi sebagai pedoman organisasi dalam mengambil
kebijakan serta menjalankan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Sifat dari AD-ART adalah mengikat bagi setiap komponen
organisasi dan bersifat melidungi kepentingan bersama.

a.2. Apa perbedaan AD dan ART? Bagaimana Langkah Penyusunannya?


Anggaran Dasar (AD):
Anggaran Dasar adalah peraruran tertulis yang memuat aturan-aturan pokok
organisasi yang berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan serta kebijakan
dalam menyusun aturan-aturan lain lembaga. Anggaran Dasar biasanya disusun
sebelum kepengurusan terbentuk.

Langkah Penyusunan :
TFM/CFT atau Program Patner mengundang masyarakat calon pemanfaat sarana
air bersih dan sanitasi, pemerintah Desa dan tokoh masyarakat atau perwakilan
masyareakat.
Membentuk Tim Perumus atau panitia kerja (diupayakan melibatkan golongan
miskin dan perempuan)
Tim Perumus menggali aspirasi dan merumuskan pokok-pokok aturannya dalam
bentuk draf AD.
Pertemuan Pleno Desa untuk membahas draf AD.
Dibuat Berita Acara pengesahan draf AD menjadi AD.
Pembentukan/pengukuhan Badan Pengelola dan pemilihan Pengurus.
Dibuat Berita Acara Pembentukan/pengukuhan dan pemilihan Pengurus.
Memberitahukan dan mengirimkan hasilnya kepada pihak lain yang berkompeten.

Anggaran Rumah Tangga (ART):


Adalah aturan tertulis, sebagai bentuk operasional yang lebih terinci dari aturanaturan pokok dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tata kegiatan organisasi.
Biasanya disusun setelah kepengurusan terbentuk, dan disyahkan melalui rapat
anggota.

Langkah Penyusunan :
Pengurus mengundang masyarakat/anggota pemanfaat saran air bersih dan
sanitasi, kelembagaan di Desa, pemerintah Desa dan tokoh masyarakat atau
perwakilan masyarakat.

Membentuk Tim Perumus atau panitia kerja (upayakan ada perwakilan dari
kelompok miskin dan perempuan)
Tim Perumus menggali aspirasi dan merumuskan pokok-pokok aturannya dalam
bentuk draf ART.
Rapat Anggota untuk membahas darf ART.
Dibuat Berita Acara pengesahan dari draf ART menjadi ART.

a.3. Apa saja yang perlu diatur dalam AD-ART?

Secara umum AD-ART memuat hal-hal pokok sebagai berikut:


Nama dan kedudukannya,
Azas dan tujuan
Kegiatan/usaha
Keanggotaan
Hak dan kewajiban anggota
Kepengurusan
Hak dan kewajiban pengurus
Rapat anggota
Sumber pendanaan
Pengelolaan Keuntungan.

B. ADMINISTRASIORGANISASI
b. 1. Apa fungsi adminnistrasi dalam pengelolaan sarana air bersih dan
penyehatan lingkungan?

Antara lain :
Sebagai alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan lembaga setiap saat,
termasuk keadaan keuangannya.
Sebagai alat kontrol bagi komponen kelembagaan (anggota dan pengurus) dalam
menjalankan kegiatan dan pengendalian organisasi.
Sebagai alat evaluasi dan monitoring bagi lembaga untuk menyusun rencana kerja.
Sebagai bahan pengambilan keputusan.
Sebagai alat pemersatu antar komponen kelembagaan.
Sebagai modal (selain uang) dalam mengembangkan organisasi.

b. 2. Apa kelengkapan administrasi dari organisasi?

Administrasi dari sebuah organisasi, minimal harus memiliki:


Buku Daftar Anggota
Buku Kegiatan dan
Buku notulen rapat.
Buku catatan keuangan

(Contoh)

ANGGARAN DASAR
LEMBAGA BADAN PENGELOLA
NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN, JANGKA WAKTU
DAN LINGKUP KERJA
Pasal 1
1. Kelompok ini bernama Badan Pengelola Sarana Air Bersih, Sanitasi dan kesehatan
(di Jawa Timur ada yang bernama GALASABLING yaitu Lembaga pengelola
Sarana Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan).
2. Lembaga ini berkedudukan di:
Desa
:
Kecamatan :
Kabupaten :
3. Lembaga ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas terhitung mulai disahkan.
4. Lingkup kerja Lembaga ini meliputi Desa ................... Kecamatan ................ dan
sekitarnya

STATUS, AZAS DAN PRINSIP


Pasal 2
CN
CO

1. Lembaga ini berstatus Otonomi dan Non Formal


Lembaga ini berazaskan kebersamaan dan
kesetiakawanan Lembaga ini melaksanakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:

PERAN, TUJUAN DAN USAHA


Pasal 3
1. Lembaga ini berperan :
a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kwalitas kehidupan manusia dan
masyarakat
b. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan
perekonomian nasional
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga
d. Apabila memungkinkan menjadi lembaga pembiayaan alternatif yang
memungkinkan pengusaha kecil mendapatkankredit dan pelayanan usaha lainnya
yang diselenggarakan lembaga secara mudah dan murah
e. Sebagai lembaga pemberdayaan yang merupakan wahana integrasi sosial dan
menjembaani kesenjangan sosial - ekonomi, wilayah, golongan, agama dan etnis
f. Sebagai mitra NGO, Pemerintah dan Swasta dalam upaya pelayanan masyarakat
kecil melalui pelayanan air bersih dan kesehatan lingkungan

2. Lembaga ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kesehatan, cakupan air


bersih, tarap hidup sosial dan ekonomi para anggotanya, yaitu dengan:
a. Mempelajari bersama serta menanamkan pengertian dan tatalaksana mengani
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana air bersih dan sanitasi, kegiatan ekonomi
sebagai bagian dari pemanfaatan air limbah, dan kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Mengembangkan sikap produktif diantara para anggota agar lebih sadar diri dan
bertanggungjawab terhadap kelompoknya.
c. Membina mengembangkan usaha dalam bidang produksi, pengolahan dan
pemasaran.
3. Untuk mencapai tujuannya, maka lembaga menyelenggarakan usaha-usaha
sebagai berikut :
a. Menerima dana dari anggota dalam bentuk iuran operasional dan pemeliharaan
(OP) dan iuran lainnya
b. Mengusahakan upaya-upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi calon
anggota, anggota dan pengurus secara terus menerus dan teratur sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan
c. Memobiliasi swadaya anggota secara teratur dan terarah
d. Mengusahakan pinjaman terutama untuk usaha-usaha produktif anggota dengan
cara-cara yang tepat
e. Mengembangkan usaha-usaha di bidang produksi, penguasaan hasil produksi,
serta usaha-usaha pelayanan kebutuhan usaha maupun keluarga
f. Mengembangkan tatalaksana iuran pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
g. Bekerjasama dalam kegiatan masyarakat berdasarkan kesetiakawanan yang
menjunjung pertumbuhan dan pengembangan lembaga

KEANGGOTAAN
Pasal 4
1. Yang dapat menjadi anggota lembaga ini adalah seluruh masyarakat pemanfaat
sarana yang berada pada wadah aldeia atau suco setempat yang :
a. Telah mampu melaksanakan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian)
b. Mempunyai sumber penghidupan sendiri, atau sekurang-kurangnya hidup tidak lagi
menjadi tanggungan orang lain
c. Setuju dan bersedia melaksanakan pedoman-pedoman lembaga
d. Sanggup memenuhi kewajiban sebagai anggota lembaga
e. Tidak menjadi anggota lembaga sejenis.
2. Setiap anggota mempunyai hak :
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam pertemuan
anggota atas dasar atau anggota satu suara
b. Memilih dan atau dipilih menjadi Pengurus/Badan Penasehat
c. Meminta diadakan pertemuan anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar pertemuan baik
diminta atau tidak
e. Mendapat pelayanan dan pembinaan yang sama
f. Melakukan pengawasan atas jalannya lembaga
g. Menikmati hasil-hasil usaha seperti yang diatur sebelumnya
3. Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Mentaati dan melaksakan AD-ART

b. Membela kepentingan dan nama baik lembaga


c. Ikut hadir dan aktif mengambil peranan dalam pembuatan AD-ART serta mentaati
keputusan-keputusannya
d. Menabung dan membayar iuran secara teratur
e. Ikut menanggung resiko usaha-usaha lembaga seperti diatur dalam AD-ART
4. Keanggotaan lemabaga ini mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam Buku Daftar Anggota
5.
a.
b.
c.
d.

Keanggotaan berakhir bilamana anggota :


Meninggal dunia
Berhenti atas permintaan sendiri
Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan
Pindah ke daerah lain sehingga tidak mampu lagi memenuhi kewajiban- kewajiban
sebagai anggota sebagaimana mestinya
e. Dipecat rapat anggota.
6. Berakhirnya keangotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
dalam Buku Daftar Anggota.
7. Seseorang yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan dalam
Rapat Anggota berikutnya.
8. Penerimaan anggota baru dipertimbangkan dan diputuskan olh Rapat Anggota atau
Pengurus sebagai kuasanya.

PENGURUS
Pasal 5
Untuk mengatur dan menyelenggarakan program lembaga perlu diadakan organisasi
pengurus yang menjalankan tata laksana lembaga masyarakat;
1. Pengurus lembaga ini terpilih Dari, Oleh, dan dalam Rapat Anggota (Pleno
masyarakat).
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus lembaga ini adalah mereka memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
a. Memiliki sifat jujur, aktif, trampil bekerja, dan berdedikasi terhadap lembaga ini
b. Mempunyai pengertian dan wawasan yang cukup terhadap kelompok dan tata
laksana lembaga ini.
Pasal 6
1. Masa jabatan pengurus yaitu selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.
2. Bila mana seorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya, maka jabatannya
dapat ditempati oleh anggota yang lain atas dasar pengangkatan pengurus
3. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang.

HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS


Pasal 7
1. Pengurus bertugas untuk :
a. Mengelola organisasi dan usaha lembaga ini masyarakat

b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama lembaga ini.
c. Mewakili kelompok diluar dan dihadapan pengadilan
2. Pengurus atas persetujuan Rapat Anggota dapat menganngkat manajer dan
karyawan untuk melakukan pengelolaan kegiatan usaha. Menejer dan karyawan
diberi imbalan yang layak sesuai dengan kemampuan Badan Pengelola.
3. Pengurus wajib mempertanggung jawabkan kegiatannya.
4. Setiap anggota pengurus diwajibkan menanggung segala kerugian yang diderita
oleh kelompok yang diakibatkan kelalainnya dalam melakukan tugas.
Pasal 8
Dengan persetujuan rapat anggota, pengurus selama memegang jabatannya bisa
mendapat honor yang sesuai dengan beban tugasnya.

RAPAT ANGGOTA
Pasal 9
1. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi di dalam lembaga ini, dimana setiap
anggota wajib menghadirinya.
2. Rapat Anggota (pleno masyarakat) yang pertama yang bertujuan membentuk
lembaga ini mempunyai kekuatan yang sama tingginya dengan Rapat Anggota
selanjutnya.
3. Rapat Anggota (pleno masyarakat) dilakukan secara teratur pada setiap bulan.
4. Setiap keputusan yang diambil dalam Rapat Anggota (pleno masyarakat) sejauh
mungkin diambil secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak dapat diambil
secara mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak yang
diambil dari anggota yang memiliki hak suara di dalam rapat.
5. Pengambilan suara dilakukan secara tertulis jika hal ini dikehendaki sekurangkurangnya 5 (lima) orang anggota yang memiliki hak suara. Jika tidak, maka suara
diambil dengan cara mengacungkan tangan.
Pasal 10
1. Rapat Anggota (pleno masyarakat) sah jika dihadiri oleh lebih dari separuh anggota
yang memiliki hak suara.
2. Jika Rapat Anggota (pleno masyarakat) tidak dapat berlangsung karena tidak
memenuhi kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka Rapat
Anggota ditunda untuk paling lama 10 (sepuluh) hari.
3. Bilamana hal yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini juga tidak dapat docapai,
maka setelah dilakukan penundaan selama satu jam rapat dapat dilaksanakan dan
dianggap sah adanya.
4. Anggota yang tidak hadir dalam Rapat Anggota (pleno masyarakat) suaranya tidak
dapat diwakilkan kepada anggota lain.

MODAL USAHA
Pasal 11
Modal Usaha lembaga ini bersumber dari:
a. Simpanan sukarela
b. Iuran operasional dan pemeliharaan
c. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat

d. Hasil usaha yang dilakukan oleh kelompok


e. Bantuan/hibah dari pemerintah atau lembaga dana secara sah

SIMPANAN DAN PINJAMAN


Pasal 12
1. Simpanan-simpanan dan pinjaman anggota harus dibukukan dengan baik,
disimpan
di tempat yang aman agar tidak mudah rusak atau hilang.
2. Permohonan pinjaman dilakukan secara tertulis dengan mengisi surat permohonan
yang telah disediakan di lembaga ini.
3. Permohonan pinjaman yang telah dikabulkan harus dibuat surat perjanjian yang
ditandatangani oleh anggota yang meminjam dan pengurus, juga disertai dengan
jaminan-jaminan yang telah disepakati.
4. Besarnya bungan jaminan ditentukan dalam Rapat Anggota (pleno masyarakat)
dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada pada waktu itu.
5. Jika terjadi kemacetan di dalam pelunasan pinjaman, maka diambil tindakantindakan sebagai berikut :
a. Jika pinjaman tidak menepati waktu pelunasan tanpa alasan yang dapat diterima
oleh pengurus, maka dikenakan denda 10% dari jumlah cicilan dan bunga pinjaman
yangwajib dilunasinya.
b. Jika peminjam dengan sengaja berupaya untuk tidak melunasi pinjamannya, maka
pengurus dapat memberitahukan kepada seluruh anggota lembaga ini dapat
melakukan penyitaan terhadap jaminan pinjaman ataupun harta yang dimilikinya.
c. Jika satu minggu setelah penyitaan dilakukan peminjaman tidak juga menunjukan
upaya-upaya untuk melunasi peminjamnya, maka pengurus berhak melakukan
pelelangan secara terbuka dan hasilnya digunakan untuk melunasi pinjaman
beserta bungannya ditambahi kewajiban lain yang harus dilunasinya.
d. Apabila terdapat kelebihan dari hasil pelelangan, maka pengurus wajib
mengembalikannya kepada yang berhak.
6. Jika kelompok meminjam dari pihak luar, maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Sesuai dengan perjanjian pinjaman, semua anggota GMF-BMS atau anggota sub
kelompok yang akan memperoleh pinjaman tersebut, bertanggung jawab bersama
atas pengembalian kredit dengan menerapkan prinsip tanggung renteng dengan
pola sebagai berikut :
b. Kala salah satu anggota dari (sub) kelompok tersebut tidak dapat membayar
angsuran dan/atau bunga pinjamannya pada waktunya, jumlah tunggakan tersebut
dibayar dari tabungan anggota (sub) kelompok.
c. Kalau tabungan (sub) kelompok tidak cukup untuk menutupi kewajiban
pengembalian kredit, anggota dari (sub) kelompok tersebut wajib untuk membayar
angsuran serta bunga pinjaman tersebut dari harta milik pribadi masing-masing
anggota dalam kurun waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit.
Kewajiban ini berlaku untuk semua orang yang tercatat sebagai anggota (sub) kelompok
pada saat perjanjian kredit dibuat dan berlaku terus sampai kredit lunas.

Pasal 14
1. Sisa hasil usaha lembaga ini adalah merupakan pendapat lembaga ini yang
diperoleh selama satu tahun buku dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan
2. Setelah dilakukan pemeriksaan, sisa hasil usaha lembaga ini dapat digunakan
untuk
a. 10 % untuk dana cadangan usaha

b.
c.
d.
e.
f.

15 % untuk jasa pengurus


25 % untuk pemupukan modal
5 % untuk dana pendidikan
40 % dibagikan kepada anggota sebanding dengan jumlah simpanan serta jasa
pinjamannya dalam usaha lembaga ini
5 % untuk iuran pembinaan
Pasal 15

1. dana cadangan dapat digunakan sebagai modal usaha Badan Pengelola pada
tahun buku berikutnya.
2. Dana cadangan dapat juga digunakan untuk mengganti kerugian-kerugian lain yang
dialami Badan Pengelola.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 16
1. Perubahan terhadap Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan apabila mendapat
setidak-tidaknya 2/3 (dua pertiga) suara dari jumlah anggota yang hadir dan
memiliki suara dalam Rapat Anggota.
2. Bilamana terjadi perubahan-perubahan terhadap Anggaran Dasar ini maka perlu
dibuat catatan perubahan Anggaran Dasar dan disampaikan kepada seluruh
anggota selambat-lambatnya satu minggu setelah terjadinya perubahan.

ATURAN TAMBAHAN
Pasal 17
Apabila ada keputusan-keputusan baru yang disepakati oleh Rapat Anggota maka
keputusan-keputusan tersebut dapat dimasukan sebagai aturan tambahan yang juga harus
dipatuhi oleh seluruh anggota Badan Pengelola.

PENUTUP
Pasal 18
1. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan
oleh Rapat Anggota.
2. Hal-hal yang lebih operasional akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Badan
Pengelola.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


LEMBAGA BADAN PENGELOLA
Desa.........
Kecamatan
Kabupaten
KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Permohonan untuk menjadi anggota kelompok diajukan oleh calon anggota kepada
pengurus secara tertulis dengan menggunakan formulir yang sudah disediakan
untuk keperluan itu. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya permohonan calon anggota, pengurus harus memberi jawaban tentang
penerimaan atau penolakan permohonan tersebut, sebagaimana termaksud dalam
Anggaran Dasar
2. Seorang calon anggota baru bisa dianggap menjadi anggota penuh, dengan segala
hak dan kewajibannya.

PENGURUS
Pasal 2
Pengurus lembaga yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 7, yaitu :
1. a. Pengurus berjumlah 3 (tiga) sampai 15 (lima belas) orang dan harus
berjumlah ganjil
b. Badan Penasehat berjumlah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
2. Pengunduran diri Anggota Pengurus setiap tahun adalah berdasarkan yang sudah
paling lama memegang jabatan, tetapi bila diantara mereka ada yang diangkat
menjadi Anggota Pengurus pada hari yang sama maka pengunduran diri akan
dilakukan dengan undian, kecuali ada kesepakatan diantara mereka sendiri.
3. Rapat Anggota Tahunan Lembaga akan mengisi lowongan jabatan Anggota
Pengurus yang mengundurkan diri tersebut dengan memilih diantara para anggota
lainnya

HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS


Pasal 3
1. Setiap Anggota Pengurus yang secara berturut-turut tidak hadir dalam 3 (tiga) kali
rapat rutin Pengurus tanpa memberikan alasan yang dapat diterima, maka
Pengurus yang bersangkutan dianggap telah meninggalkan jabatannya.
2. Setiap lowongan dalam keanggotaaan pengurus akan diisi oleh anggota pengurus
baru dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
lowongan tersebut, dimana Anggota baru dipilih dengan jumlah suara lebih dari
separuh Anggota Pengurus yang masih ada, untuk selanjutnya disahkan oleh Rapat
Anggota. Apabila pengangkatan dilakukan bukan untuk tujuan pengisian lowongan
sementara, maka Anggota Pengurus itu berhenti pada saat jabatan Anggota
Pengurus yang digantikannya itu selesai.
Pasal 4

1. Pengurus berkewajiban menyusun dan menggariskan Pola Kebijakan Umum Lembaga.


Secara khusus Pengurus bertindak atas nama dan bertanggungjawab kepada
kelompok atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah digariskannya, yang
meliputi,
1. Kebijakan cara-cara permohonan dan penerimaan anggota.
2. Kebijakan mengenai jumlah maksimal pinjaman yang dapat diberikan kepada
3. anggota, dengan ketentuan bahwa jumlah tersebut harus ditetapkan sedemikian
rupa sehingga tidak pernah boleh melebihi saldo simpanan anggota yang
bersangkutan di kelompok. Bila jumlah pinjaman melebihi saldo simpanannnya
maka pinjaman itu harusdisertai barang pinjaman.
4. Kebijakan mengenai jangka waktu maksimum pengembalian pinjaman yang
diberikan kepada anggota, serta faktor-faktor utama pertimbangan untuk
menentukan diluluskan atau ditolaknya permohonan-permohonan pinjaman.
5. Kebijakan dan usul mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dan ssaransaran amandemen perubahan terhadap Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga
kepada Rapat Anggota Tahunan/Khusus.
6. Kebijakan perihal jumlah maksimum simpanan yang dapat dimiliki oleh setiap
anggota, dengan ketentuan bahwa seoramng anggota tidak diperbolehkan memiliki
jumlah simpanan yang melebihi 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh
simpanan anggota.
7. Kebijakan mengenai penerimaan pegawai.
8. Kebijakan mengenai anggaran belanja kelompok termasuk jumlah balas karya yang
dapat diberikan kepada pengurus dan para pegawai.
9. Kebijakan mengenai pinjaman yang dapat diambil oleh kelompok dari pihak ketiga,
dengan ketentuan yang harus memperoleh persetujuan penuh dari Rapat Anggota.
10. Kebijakan perihal tata cara pemungutan kembali pinjaman serta pengahapusan
pinjaman atau sisa pinjaman anggota yang sudah tidak mungkin lagi dikembalikan
dengan persetujuan Rapat Anggota.
11. Kebijakan mengenai kegiatan program pendidikan dan hubungan masyrakatkelompok.
12. Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh Rapat Anggota
untuk disusun dan digariskan oleh pengurus.
Pengurus mengusahakan agar dalam kantor kelompok selalu ditempelkan sehelai
tembusan Laporan Keuangan kelompok yang terakhir.
Pasal 5
1. Pendidikan bagi para anggota kelompok dilakukan oleh pengurus.
2. Bentuk-bentuk Pendidikan yang harus diberikan meliputi:
1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan bagi calon-calon aanggota kelompok.
2. Memberikan pendidikan dan penyuluhan bagi anggota-anggota kelompok.
3. Mengusahakan bahan-bahan bacaan dan pendidikan bagi para anggota dan
pengurus kelompok.
4. Memberikan penerangan kepada khalayak ramai.
5. Meningkatkan jumlah anggota kelompok.
6. Meningkatkan atraksi-atraksi edukatif bagi para anggota kelompok dan masyarakat
di lingkungan wilayah kerja kelompok.

PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 6
1. Pengurus membentuk sebuah Panitia Pencalonan sekurang-kurangnya 30

2.
3.

4.
5.

(tiga puluh) hari sebelum Rapat Anggota diadakan. Panitia Pencalonan


terdiri atas 3 (tiga) anggota, dalam nama tidak boleh duduk lebih dari satu
orang Anggota Pengurus.
Tugas Panitia Pencalonan adalah mengajukan calon-calon untuk setiap
lowongan Pengurus yang perlu diisi dengan jalan pemilihan dalam Rapat
Anggota.
Sesudah nama-nama calon diumumkan oleh Panitia Pencalonan, Pimpinan
Rapat Anggota meminta tambahan calon-calon dari anggota yang hadir dan
mempunyai hak suara. Kemudian Pimpinan dapat mensahkan pencalonan.
Rapat Aanggota melakukan pemilihan pengurus dari calon-calon ang telah
disahkan, tanpa menentukan jabatan masing-masing calon. Pemilihan
dilakukan dengan pemungutan suara yang menggunakan surat suara.
Hanya anggota yang mempunyai hak suara yang dapat memilih secara
bebas dan rahasia.
Tiap-tiap pemilihan diputuskan berdasarkan suara terbanyak. Apabila dua
calon atau lebih mendapat suara yang sama, pemungutan suara diulangi,
kecuali diantara mereka menyatakan mengundurkan diri sebgai calon.
Pencalonan maupun pemilihan dilakukan untuk Lembaga berikut:

1. Jumlah ganjil 3 (tiga) sampai dengan 15 (lima belas) untuk Pengurus.


2. Jumlah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang untuk Badan Pemeriksa; dengan
ketentuan bahwa jumlah calon bagi tiap-tiap kelompok harus setidaktidaknya lebih dari satu orang daripada jumlah yang akan dipilih.
JABATAN DALAM KEPENGURUSAN
Pasal 7
1. Jabatan dan kewajiban para pengurus adalah sebagai berikut:
Ketua
Menjalankan tugas-tugas meminpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, ikut
menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang bertalian
dengan penyelenggaraan keuangan Badan Pengelola, menjalankan tugastugas lain yang lazim dikerjakan oleh seorang Ketua dan atau tugas-tugas,
menurut ketentuan AD/ART.

Sekretaris
Bertugas membuat serta memelihara Berita Acara / Notulen Rapat yang asli dan
lengkap dari rapat-rapat Anggota dan rapat Pengurus. Bertanggungjawab atas
pemberitahuan/undangan kepada anggota sebelum rapat diadakan, sesuai
dengan ketentuan di dalam AD/ART. Menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan keputusan pengurus yang tidak menyimpang dari ketentuan
AD/ART.

Bendahara
Bertugas sebagai pelaksana sehari-hari Lembaga di bawah bimbingan dan
pengawasan pengurus. Tanpa mengurangi pembatasan dan pengawasan yang
ditetapkan oleh Pengurus, Bendahara berkewajiban melakukan tugas-tugas
sebagai berikut :

1. Memelihata semua bukti keuangan, barang-barang/jaminan, surat-surat berharga.


2. Bersama ketua menandatangani surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan
dan dipindahtangankan.
3. Menyimpan dan memelihara semua arsip yang lengkap mengenai segala transaksi
keuangan.
4. Membuat laporan keuangan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari
setiap bulan.
5. Membuat laporan pertnaggungjawaban keuangan dan statistik dalam waktu
selambat-lambatnya 15 hari.
6. Menerima semua pembayaran atas nama Lembaga, dan menyimpannya di tempat
yang aman yang ditentukan pengurus, selambat-lambatnya 28 jam setelah
menerimanya.
7. Melakukan semua tugas lain seperti membuat surat perjanjian pinjaman.

DEWAN PENASEHAT
Pasal 8
Penujukan Dewan Penasehat serta anggotanya disampaikan kepada yang bersangkutan
dengan sepucuk surat pengangkatan yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
pengurus lembaga. Demikian pula dengan pembubaran Dewan Penasehat dan atau
penghentian Dewan Penasehat, disampaikan secara tertulis kepada yang bersangkutan.

SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 9
Simpanana Sukarela dan iuran-iuran anggota dicatat dalam buku simpanan anggota dalam
unit hitungan saham yang masing-masing bernilai................................
1. Simpanan lainnya dianggap simpanan sukarela dapat dilakukan sewaktu-waktu dan
diambil sewaktu-waktu pula, besar simpanan sukarela tidak ditentukan.
2. Anggota yang selama satu tahun berturut-turut tidak menyetorkan simpanan
wajibnya dikenai denda ......................, selanjutnya bila dalam dua tahun tidak
menyetorkan simpanan wajib maka diberi peringatan dan bila selama tiga bulan
setelah peringatan tidak dapat menyetor simpanan maka dikeluarkan dari status
keanggotaannya.

PINJAMAN
Pasal 10
1. Besarnya bunga pinjaman adalah .... % per bulan dan dibebankan atas dasar sisa
pinjaman yang belum dikembalikan.
2. Terjadinya perubahan suku bunga pinjaman juga berlaku bagi pinjaman anggota
yang belum dikembalikan.
3. Dalam keadaan mendesak pengurus diberi wewenang untuk mengubah suku bunga
pinjaman yang harus dilaporkan kepada Rapat Anggota berikutnya dan disahkan
sebagai perubahan Aturan Rumah Tangga.

SISA HASIL USAHA

Pasal 11
1. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada para anggota Lembaga tidak boleh
melebihi 2 % setahun disesuaikan tingkat bunga simpanan.
2. Dalam waktu sebulan setelah pembagian SHU diumumkan, bendahara akan
menyediakan dan membayarkan pada setiap anggota.
3. Selama periode penyediaan dana SHU maka tidak diadakan penyaluran pinjaman.
Ditetapkan di.......................................
Pada tanggal ......................................
Atas nama seluruh anggota Lembaga

Ketua
(................. ........)

Hand out BP-SABS/bahan diskusipamsimas

Sekretaris
..........................
( )

20

Panduan Penilaian Kelembagaan (Contoh)

PANDUAN PENILAIAN KELEMBAGAAN


KOMPONEN INTERNAL

TUMBUH

BERKEMBANG

MANDIRI

I. ORGANISASI
1. Nama
2.a. Struktur
2.b. Anggota

Ada
Ada 3 orang:
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
Minimal 3 (hanya inti)

Ada
Ada inti dan sub seksi

Ada
Ada inti dan sub seksi

Ada penambahan minimal 5 (inti 3,


Tambahan 2)
Sudah mulai dilaksanakan (ada upaya
Dilaksanakan)
Sudah tertulis dalam bentuk AD

Ada penambahan (inti, sub seksi dan


Anggota)
Sudah melekat

3. Peran dan Tugas Pengurus

Baru tertulis

4. Aturan Kelompok (AD/ART)


5. Pertemuan

Belum tertulis (peraturan-peraturan


Tidak tertulis)
Belum terjadwal

6. Sekretariat

Belum ada

Sudah terjadwal & mulai dilaksanakan


Atau situasional
Numpang

Sudah terjadwal & rutin dilaksanakan

1. BukuKeuangan

Belum ada

Buku Harian

Buku Harian, Kas, Jurnal, Neraca dan


Rugi/Laba
Buku Tamu, Buku Anggota, Buku
Keluar Masuk Surat, Buku Pertemuan
Dan Buku Kegiatan

2. Buku Administrasi Umum

Belum ada

Buku Tamu

Tertulis lengkap dalam bentuk AD/ART

Memiliki sendiri

II. ADMINISTRASI

Format penilaian kelembagaan/owinjs/bahan diskusi/wslic-2/05


1

2-

III. KEGIATAN
1. SAB, SS danPHBS
- Perencanaan (SABS dan PHBS)
- Pelaksanaan (SABS dan PHBS)
- Pemanfaatan (SABS & PHBS)
- Monitoring dan evaluasi
2. Usaha produktif
- Kegiatan usaha
- Pemasaran

IV. PERMODALAN

Belum ada
Sebagai panitia pelaksana
Tergantung perintah
Belum

Sudah ada tapi dibuat pihak luar


Mengawasi tanpa ada pengembangan
Masih terbatas (belum rutin)
Belum rutin

Sudah ada dibuat sendiri


Aktif melakukan pengembangan
Rutin (memanfaatkan dan memelihara)
Rutin

Belum ada
Lokal (Dusun dan RW) tidak ada upaya
Pengembangan pasar)

Ada dengan modal dari pihak luar


Lokal Kelurahan (sudah ada upaya
Pengembangan pasar)

Ada dengan modal sendiri


Lintas Kelurahan / di luar Kelurahan

Tergantung pihak II

pihak II + Swadaya (pihak I)

Pihak II + Swadaya (Pihak I) dan


Dana dari Pihak atau sumber lain

Kepentingan Individu
Belum ada

Kepentingan individu & kelompok


Calon Kader

Individu, kelompok & lingkungan


Sudah ada kaderisasi

Belum ada
Belum ada

Berkembang di luar Kelurahan


Sudah ada rintisan

Berkembang di luar kota


Sudah ada

V. AKSEPTASI/Pengakaran
1. Internal
- Azas manfaat
- Kaderisasi
2. Eksternal
- Jaringan
- Kemitraan

Format penilaian kelembagaan/owinjs/bahan diskusi/wslic-2/05


2

2-

Format penilaian kelembagaan/owinjs/bahan diskusi/wslic-2/05


3

Anda mungkin juga menyukai