Anda di halaman 1dari 27

A.

PENANGANAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil baseline tanggal 26-31 Oktober 2015 didapatkan data dengan
presentase responden berdasarkan indeks BB/U dengan kategori status gizi kurang sebanyak
11,1 % dan sangat kurang sebesar 8,3 %. Sedangkan presentase responden berdasarkan indeks
TB/U dengan kategori tinggi sebanyak 4,2 % ; pendek sebanyak 13,9 % ; serta sangat pendek
sebanyak 16,7 %. Untuk responden berdasarkan indeks BB/TB dengan kategori kurus sebanyak
5,6 % dan sangat kurus 5,5 %. Dengan demikian perlu dilakukannya kegiatan penanganan bagi
balita BGM dan 2T untuk penanggulangan lebih lanjut. Selain itu diketahui dari hasil recall,
pemenuhan tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat sebagian besar
dikategorikan defisit tingkat berat.
Dari data balita yang masuk dalam kategori BGM dan 2T dipilih 6 balita yang paling
memiliki prioritas untuk segera ditangani. Penanganan kasus ini adalah untuk membantu
pencapaian status gizi yang normal dengan bantuan PMT serta edukasi melalui konseling gizi
untuk balita.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan penanganan pada balita BGM dan 2T selama 10 hari dengan
dilakukan pemantauan serta pemberian PMT dan edukasi pada ibu balita.
b. Tujuan Khusus
Penanganan balita 10 hari
Meningkatkan derajat kesehatan
Meningkatkan status gizi balita BGM dan 2T
Pemberian PMT padat gizi
Meningkatkan keterampilan ibu balita dalam pembuatan PMT
Memberikan edukasi gizi pada ibu balita
Menggali potensi yang ada dalam keluarga untuk mengatasi masalah gizi

3. Asumsi Positif dan Asumsi Negatif


a. Asumsi Positif
Mendapatkan dukungan dan partisipasi dari kader dan keluarga balita

kasus
Adanya kerja sama antara mahasiswa dengan keluarga balita kasus
PMT berhasil dan tersedia
Adanya dukungan dan kerja sama dari masyarakat dan puskesmas

Terjalinnya hubungan baik antara mahasiswa dan masyarakat


b. Asumsi Negatif
Tidak ada dukungan dan partisipasi serta kerjasama dari masyarakat,

puskesmas, dan keluarga kasus


Tidak tersedia PMT
Cuaca yang tidak mendukung kegiatan, seperti hujan

4. Strategi dan Metode Pendekatan


Pendekatan dilakukan kepada bidan, kader dan keluarga balita demi
keberhasilan program penanganan kasus balita BGM dan 2T.
5. Sasaran Kegiatan
Balita BGM dan 2T
6.

Pelaksanaan Kegiatan

7. Hasil Kegiatan
8. Evaluasi Kegiatan

IDENTIFIKASI KASUS
A. Data Pribadi dan Keluarga
1.

Nama

: M. Maruf Syamil

2.

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

3.

Tanggal lahir

: 20 september 2013

4.

Umur Balita

: 29 bulan

5.

Identitas Orang tua

Identitas Orang Tua Balita


Identitas
Nama
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan

Ayah
Tn. Panawil
30 tahun
Swasta
SMA
1.200.000

Ibu
Ny. Khoirul
30 tahun
Ibu Rumah Tangga
SMA

Alamat

Dsn. Jaten Ds. Jedong, Kec. Wagir

Latar Belakang Keluarga


Psikososial
Balita yang menjadi responden merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Balita
tinggal bersama kedua orang tua dan kakak perempuan (kelas 1 SMA). Dalam kesehariannya,
balita diasuh oleh ibu balita sendiri. Balita ini merupakan balita yang aktif (aktif nergerak), balita
ini juga sering bermain di rumah tetangga sebelah rumahnya.
Sosial ekonomi - Budaya
Orang tua Balita berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Ayah bekerja
sebagai seorang pegawai bangunan dan ibu seorang ibu rumah tangga. Pendapatan keluarga
dalam satu bulan Rp 1.200.000. Berdasarkan wawancara dengan ibu balita, jika balita sakit
sebelum dibawa ke bidan atau ke pelayanan kesehatan balita akan diobati sendiri dengan obat
yang dibeli di warung. Sejak lahir hingga usia 19 bulan balita diberikan ASI pada bulan bulan
berikutnya balita ini mengknsumsi susu formula 3-4 kali sehari tapi beberapa bulan ini balita
sangat sulit untuk minum susu, jadi balita sangat jarang sekali minum susu (1 minggu hanya 23x saja). Balita diberikan makanan lain (MP-ASI) pertama kali pada usia 6 bulan. Balita sangat
suka jajanan seperti kue marie, waffer, biskuit dan coklat. Biasanya jajanan yang sering
dimakan balita dibeli di warung dekat rumah, tetangganya. Balita ini juga sering sekali sakit
batuk pilek. Saat sakit, maka nafsu makan balita menurun.
Keadaan Rumah dan Lingkungan
Hasil observasi rumah balita diketahui bahwa:
a)

Lantai ruang tamu terbuat dari bahan campuran semen dan pasir, tapi lantai ruang
kelurga sudah diberi ubin.

b)

Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah disemen dan dicat.

c)

Jendela terbuat dari kaca dan berada di sebelah depan ruang tamu dan bisa
dibuka tutup

d)

Udara didalam rumah terasa lembab (sirkulasi udara kurang baik).

e)

Atap rumah terbuat dari genteng.

f)

Rumah responden memiliki kamar mandi dan MCK

g)

Sumber air yang digunakan berasal dari sumur swadaya masyarakat.

Pengkajian Data
Data Antropometri dan Konsumsi Zat Gizi

Berat Badan

: 10 kg

BB Lahir

: 2,4 kg

Tinggi Badan

: 81,3 cm

Penilaian Status Gizi berdasarkan WHO-2005


Indeks BB/U
Berdasarkan indeks BB/U status gizi balita tergolong dalam kategori Gizi Kurang (-2,44 ).
Indeks TB/U
Berdasarkan indeks TB/U status gizi balita tergolong dalam kategori sangat pendek (-3,12).
Indeks BB/TB
Berdasarkan indeks BB/TB status gizi balita tergolong dalam kategori normal (-0,98).

Kebutuhan Dan Energi Dan Zat Gizi


BBI
: (usia dalam tahun x 2) + 8
: 2,5 x 2 + 8
: 13 kg
TEE
: 90 kkal/kg BBI
: 90 x 13
: 1170 kkal
: 1200 kkal
Protein

: (1,5 2,5) gram/kgBBI


: 19,5 - 32,5 g

Lemak

: 20 - 30 % x TEE
: 240 360 kkal
: 26,7 - 40 g

Karbohidrat

: 65% x TEE
: 780 kkal
: 195 g

Kebutuhan energi dan protein tersebut terdistrubusi menjadi 5 kali waktu makan, yaitu
makan pagi, siang, malam, dan 2 kali snack. Distribusi energi dan protein tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pagi

: Energi = 25% x 1200 kkal = 300 kkal

Snack

: Energi = 10% x 1200 kkal = 120 kkal

Siang

: Energi = 30% x 1200 kkal = 360 kkal

Snack

: Energi = 10% x 1200 kkal = 120 kkal

Malam

: Energi = 25% x 1200 kkal = 300 kkal

Status kesehatan
1.

Riwayat penyakit sekarang

Balita tidak mengalami sakit selama penanganan.


2.

Riwayat penyakit dahulu


Balita sering mederita batuk dan pilek.

3.

Riwayat penyakit keturunan


Tidak ada

Dietary history
Riwayat gizi sekarang
Frekuensi makan balita sudah teratur dan jumlah yang dikonsumsi hanya sedikit, dan

Riwayat

sangat sulit meningkatkan berat badan.


Balita menyukai konsumsi makanan jajanan seperti biscuit, kue marie, waffer, coklat
Balita jarang mengkonsumsi sayur dan buah
gizi dahulu
Balita masih mengkonsumsi ASI sampai umur 19 bulan
Balita sering diberi seperti biscuit, kue marie, waffer, coklat. Berdasarkan hasil recall,
diperoleh hasil bahwa tingkat konsumsi balita terhadap energi dan zat gizi adalah
sebagai berikut :

Food Frequency Qualitative


Bahan makanan
Makanan pokok:
Nasi
Roti tawar
Kentang
Bahan makanan
Mie
Singkong
Lauk Hewani :
Ayam
Ikan lele
Telur
Ikan tongkol
Lauk nabati :
Tahu
Tempe
Sayur sayuran :
Bayam
Kacang panjang
Kenikir
Wortel

Tidak pernah
-

Jarang (1-2 x /

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Tidak pernah

Jarang (1-2 x /

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Sawi
Buncis
Buah buahan :
Pisang
Jeruk
Rambutan
Melon
Jeruk
Apel
Pepaya
Minuman :
Susu formula
Bahan makanan
Lain lain :
Minyak
Santan
Kerupuk
Kopi
Teh

Tidak pernah
-

Jarang (1-2 x /

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Konsumsi Zat Gizi


Hasil 3 hari Recall Konsumsi Makan Sebelum Penanganan
Recall I
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1200

906,4

Konsumsi
75,3

defisit tingkat

19,5 32,5

21,4

65,8

sedang
defisit tingkat

26,7 40
195

36,5
128,3

91,25
65,7

berat
Normal
defisit tingkat
berat

Recall II
Energi (kkal)
Protein (gr)

Kebutuhan
1200
19,5 32,5

Pemenuhan

Kategori

1380,6
34,1

Konsumsi
115,05
106,15

Normal
normal

Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Recall III
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

26,7 40
195

61,1
174,9

152,75
89,69

Diatas AKG
Normal

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1070

Konsumsi
89,16

Defisit tingkat

88

ringan
Defisit tingkat

86,5

ringan
Defisit tingkat

85,5

ringan
Defisit tingkat

1200
19,5 32,5
26,7 40
195

28,6
34,6
166,8

ringan

Recall IV
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1200

1038,4

Konsumsi
86,5

Defisit tingkat

19,5 32,5
26,7 40

30,6
34,9

94,1
87,25

ringan
Normal
Defisit tingkat

77,5

ringan
Defisit tingkat

195

151,2

sedang
Recall V
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Recall VI
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1200
19,5 32,5
26,7 40
195

1368,7
33,5
57,6
184,1

Konsumsi
114,05
103,7
144
94,4

Normal
Normal
Diatas AKG
normal

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1208,9
30,5
39,4
192,1

Konsumsi
100,7
93,8
98,5
98,5

normal
normal
normal
normal

1200
19,5 32,5
26,7 40
195

Pola Asuh dan Pola Hidup Balita

Balita diasuh oleh ibu balita. Balita makan 3 kali sehari dan mengkonsumsi ASI. Balita
sering mengkonsumsi biscuit dan buah
Partisipasi ke Posyandu
Kepemilikan KMS
Kontinyuitas Ke Posyandu

: Balita mempunyai KMS.


: Balita rutin dibawa ke Posyandu

Partisipasi dalam Program


Ketercakupan dalam Program Gizi

: Balita mendapat PMT dari posyandu saja.

Imunisasi

: Jenis Imunisasi yang telah diterima lengkap.

Diagnosa Gizi
1.

NC-3.1
Berat badan kurang dari normal disebabkan karena intake energi kurang

ditandai

dengan status gizi balita yang masuk dalam gizi kurang (-2,4 , indeks BB/U menurut
WHO 2005 sebesar)
2. NI-2.1
Inadekuat oral food disebabkan karena tidak tersedianya makanan yang bergizi dan
cukup di rumah ditandai dengan jarangnya balita mengkonsumsi buah dan sayur dan
lebih suka makan jajanan di warung seperti kue mari, biskuit, coklat dan wafer
3. NB-1.5
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap makanan dan zat gizi untuk balita,
ditandai dengan seringnya mengkonsumsi wafer, coklat, jarang mengkonsumsi buah
dan sayur, minum susu
TINGAKT KONSUMSI BALITA SELAMA PENANGANAN 10 HARI
ENERGI
Berdasarkan home visit, intake makanan selama 6x recall dalam penanganan 10 hari
dapat diketahui bahwa intake energi mengalami perubahan setiap harinya. Intake energi
selama selama 6x recall disajikan pada grafik energi dibawah ini

Gambar 1. Grafik Tingkat Konsumsi Energi


Pada gambar 1 grafik tingkat konsumsi energi menunjukkan bahwa hasil 6x recall
konsumsi energi pada mengalami naik turun. Kebutuhan energi untuk An. Maruf adalah
sebesar 1200 kkal. Recall 1 menunjukkan bahwa kecukupan energi kurang dari kebutuhan yaitu
906,4 kkal (75,3%), tergolong pada kategori defisit sedang. Recall 2 mengalami kenaikan dari
recall 1 sebesar 474,2 kkal, recall 2 menunjukkan bahwa kecukupan energi lebih dari
kebutuhan yaitu 1380,6 kkal (115,05%), tergolong pada kategori normal. Recall 3 mengalami
penurunan dari recall 2 sebesar 310,6 kkal, recall 3 menunjukkan bahwa kecukupan energi
kurang dari kebutuhan yaitu 1070 kkal (89,16%), tergolong pada kategori defisit ringan. Recall 4
mengalami sedikit penurunan dari recall 3 sebesar 316 kkal, recall 4 menunjukkan bahwa
kecukupan energi kurang dari kebutuhan yaitu 1038,4 kkal (86,5%), tergolong pada kategori
defisit ringan. Recall 5 mengalami kenaikan dari recall 4 sebesar 330,3 kkal, recall 5
menunjukkan bahwa kecukupan energi lebih dari kebutuhan yaitu 1368,7 kkal (114,05%), tapi
masih tergolong pada kategori normal. Recall 6 mengalami penurunan dari recall 5 sebesar
159,8 kkal, recall 6 menunjukkan bahwa kecukupan energi sudah memenuhi kebutuhan yaitu
1208,9 kkal (100,7%), tergolong pada kategori normal.
PROTEIN
Berdasarkan home visit, intake makanan selama 6x recall dalam penanganan 10 hari
dapat diketahui bahwa intake energi mengalami perubahan setiap harinya. Intake protein
selama selama 6x recall disajikan pada grafik protein dibawah ini

Gambar 2. Grafik Tingkat Konsumsi Protein


Pada gambar 2 grafik tingkat konsumsi protein menunjukkan bahwa hasil 6x recall
konsumsi protein pada mengalami naik turun. Rentang kebutuhan konsumsi protein untuk An.
Maruf adalah sebesar 19,5 32,5 g/hari. Pada kasus An. Maruf kebutuhan konsumsiprotein
yang digunakan adalah batas atas kebuthan yaitu sebesar 32,5 g karena balita membutuhkan
diet tinggi enegi tinggi protein untuk meperbaiki status gizinya. Recall 1 menunjukkan bahwa
konsumsi protein kurang dari target kebutuhan yaitu 21,4 g (65,8%), tergolong pada kategori
defisit tingkat berat. Konsumsi protein pada recall 2 mengalami kenaikan dari recall 1 sebesar
12,7 g, recall 2 menunjukkan bahwa konsumsi protein lebih dari kebutuhan yaitu 34,1 g
(106,15%), tergolong pada kategori normal. Konsumsi protein pada recall 3 mengalami
penurunan dari recall 2 sebesar 5,5 g, recall 3 menunjukkan bahwa konsumsi protein masih
kurang dari kebutuhan yaitu 28,6g (88%), tergolong pada kategori defisit tingkat ringan.
Konsumsi protein pada recall 4 mengalami kenaikan dari recall 3 sebesar 2 g, recall 4
menunjukkan bahwa konsumsi protein masih kurang dari kebutuhan yaitu 30,6 g (94,1%), tapi
masih tergolong pada kategori normal. Konsumsi protein pada recall 5 mengalami kenaikan dari
recall 4 sebesar 2,9 g, recall 5 menunjukkan bahwa konsumsi protein lebih sedikit dari
kebutuhan yaitu 33,5 g (103,7%), masih tergolong pada kategori normal. Recall 6 mengalami
penurunan dri recall 5 sebesar 3 g, recall 6 menunjukkan bahwa konsumsi protein kurang dari
kebutuhan yaitu 30,5 g (93,8%), tapi masih tergolong pada kategori normal.

LEMAK

Berdasarkan home visit, intake makanan selama 6x recall dalam penanganan 10 hari
dapat diketahui bahwa intake energi mengalami perubahan setiap harinya. Intake lemak selama
selama 6x recall disajikan pada grafik lemak dibawah ini

Gambar 3. Grafik Tingkat Konsumsi Lemak


Pada gambar 3 grafik tingkat konsumsi lemak menunjukkan bahwa hasil 6x recall
konsumsi lemak pada mengalami naik turun. Rentang kebutuhan konsumsi lemak untuk An.
Maruf adalah sebesar 26,7 40g/hari . Recall 1 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi lemak
kurang dari kebutuhan yaitu 36,5 g (91,25%), tergolong pada kategori normal. Recall 2
mengalami kenaikan konsumsi lemak dari recall 1 sebesar 24,6 g, recall 2 menunjukkan bahwa
tingkat konsumsi lemak lebih dari kebutuhan yaitu 61,1 g (152,75%), tergolong pada kategori
diatas AKG. Recall 3 mengalami penurununan dari recall 2 sebesar 32,5 g, recall 3 meunjukkan
bahwa tingkat konsumsi lemak kurang dari kebutuhan yaitu 34,6 g (86,5%), tergolong pada
kategori defisit tingat ringan. Recall 3 dan 4 isa terbilang stabil hanya mengalami penurunan
sebesar 0,3 g, recall 4 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi lemak kurang dari kebutuhan
yaitu 34,9 g (86,5%), masih tergolong pada kategori defisit tingat ringan. Racall 4 dan 5
mengalami kenaikan sebesar 22,7 g, recall 5 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi lemak lebih
dari kebutuhan yaitu 57,6 g (144%), tergolong pada kategori diatas AKG. Recall 5 dan 6
mengalami penurunan sebesar 18,2 g, recall 6 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi lemak
memenuhi kebutuhan yaitu 39,4 g (98,5%), tergolong pada kategori normal.

KARBOHIDRAT

Berdasarkan home visit, intake makanan selama 6x recall dalam penanganan 10 hari
dapat diketahui bahwa intake energi mengalami perubahan setiap harinya. Intake karbohidrat
selama selama 6x recall disajikan pada grafik karbohidrat dibawah ini

Gambar 4. Grafik Tingkat Konsumsi Karbohidrat


Pada gambar 4 grafik tingkat konsumsi karbohidrat diatas menunjukkan bahwa hasil 6x
recall konsumsi karbohidrat pada mengalami naik turun. Dari recall 1 recall 6 semua masih
dibawah tingkat kebutuhan karbohidrat, yang paling mendekati tingkat kebutuhan adalah recall
6. Kebutuhan konsumsi karbohidrat untuk An. Maruf adalah sebesar 195g/hari. Pada recall 1
menunjukkan bahwa kecukupan energi kurang dari kebutuhan yaitu 128,3 g (65,7%), tergolong
pada kategori defisit berat. Tingkat konsumsi karbohidrat recall 2 mengalami kenaikan terhadap
recall 1 sebesar 46,6 g, recall 2 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi karbohidrat kurang dari
kebutuhan yaitu
174,9g (89,69%), tergolong pada kategori normal. Tingkat konsumsi
karbohidrat recall 3 mengalami penurunan dari recall 2 sebesar 8,1 g, recall 3 menunjukkan
bahwa tingkat konsumsi karbohidrat masih kurang dari kebutuhan yaitu 166,8g (85,5%) dan
tergolong pada kategori defisit ringan. Tingkat konsumsi karbohidrat recall 4 mengalami
penurunan dari recall 3 sebesar 15,6 g, recall 4 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi
karbohidrat masih kurang dari kebutuhan yaitu 151,2g (77,5%) dan tergolong pada kategori
defisit tingkat sedang. Recall 5 mengalami kenaikan dari recall 4 sebesar 32,9 g, recall 5
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi karbohidrat masih kurang dari kebutuhan yaitu 184,1g
(94,4%) dan tergolong pada kategori normal. Sedangkan untuk recall 6 juga semakin medekati
tingkat kebutuhan karbohidrat, megalami kenaikan dari recall 5 sebesar 8 g, recall 6
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi karbohidrathampir memenuhi kebutuhan yaitu sebesar
192,1 g (98,5%) dan tergolong pada kategori normal.

IDENTIFIKASI KASUS
Data Pribadi dan Keluarga
6.

Nama

: Ahmad Zavinoah

7.

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

8.

Tanggal lahir

: 20 september 2013

9.

Umur Balita

: 21 bulan

10.

Identitas Orang tua

Identitas Orang Tua Balita


Identitas
Nama
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
Alamat

Ayah
Ibu
Tn. Yudi
Ny. Sonya
27 Tahun
25 tahun
Swasta
Ibu Rumah Tangga
SMA
SMA
900.000
Dsn. Krobyokan Rt 03 Rw 09 Ds. Jedong, Kec.
Wagir

Latar Belakang Keluarga


Psikososial
Balita yang menjadi responden merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Balita
tinggal bersama kedua orang tua dan kakak laki-laki .Dalam kesehariannya, balita diasuh oleh
ibu balita sendiri.
Budaya
Berdasarkan wawancara dengan ibu balita, jika balita sakit dibawa ke bidan atau ke
pelayanan kesehatan. Balita sangat menyukai jajanan seperti biskuit. Akses balita untuk
mendapatkan makanan jajanan juga sangat mudah karena tetangga dekat rumah menjual
makanan tersebut. Balita pernah di periksa ke rumah sakit karena ada benjolan di pipi kanan
bawah ke rumah sakit.

Sosial ekonomi
Orang tua Balita berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Ayah bekerja
sebagai seorang kuli bangunan ibu seorang iburumahtangga. Pendapatan keluarga dalam satu
bulan Rp 900.000.

Keadaan Rumah dan Lingkungan


Hasil observasi rumah balita diketahui bahwa:
h)

Lantai terbuat dari bahan campuran semen dan pasir

i)

Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah disemen dan dicat.

j)

Jendela terbuat dari kaca dan berada di sebelah depan ruang tamu dan dibuka dan
ditutup

k)

Udara didalam rumah terasa lembab (sirkulasi udara kurang baik).

l)

Atap rumah terbuat dari genteng.

m)

Rumah responden memiliki kamar mandi dan MCK

n)

Sumber air yang digunakan berasal dari sumur

o)

Di lingkungan tempat tinggal responden mempelihara burung kenari

Pengkajian Data
Data Antropometri dan Konsumsi Zat Gizi
Berat Badan

: 7,8 kg

Tinggi Badan

: 83 cm

Penilaian Status Gizi berdasarkan WHO antro-2005


Indeks BB/U
Berdasarkan indeks BB/U status gizi balita tergolong dalam kategori Gizi Kurang (-2,78 ).
Indeks TB/U
Berdasarkan indeks PB/U status gizi balita tergolong dalam kategori normal (-1,77).
Indeks BB/TB
Berdasarkan indeks BB/TB status gizi balita tergolong dalam kategori kurus (-2,88).
Keadaan fisik Balita
Keadaan fisik dari balita (ahmad) terlihat kurus
Kebutuhan Dan Energi Dan Zat Gizi
Energi
: 90 kal/kgBBI
: 90 x 11,6 kg
: 1044 kkal
Protein

: 1,8 gram/kgBBI
: 1,8 x 11,6 kg
: 20.88 gram/hari
: 83.52 kkal

Lemak

: 25 % dari total energi/hari


: 25 % x 1044 kkal
: 261 kkal
: 29 gram

Karbohidrat

: 1044 kkal (261 kkal + 83.52 kkal)


: 696.48/4 g
: 174.12 g

Kebutuhan energi dan protein tersebut terdistrubusi menjadi 5 kali waktu makan, yaitu
makan pagi, siang, malam, dan 2 kali snack. Distribusi energi dan protein tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pagi

: Energi = 25% x 1044 kkal = 261 kkal

Snack

: Energi = 10% x 1044 kkal = 104.4 kkal

Siang

: Energi = 30% x 1044 kkal = 313.2 kkal

Snack

: Energi = 10% x 1044 kkal = 104.4 kkal

Malam

: Energi = 25% x 1044 kkal = 261 kkal

Status kesehatan
3.

Riwayat penyakit sekarang


Benjolah yang ada di bagian pipi kanan bawah dan balita sulit untuk makan dalam jumlah
banyak.

4.

Riwayat penyakit dahulu


Balita pernah periksa ke rumah sakit karena ada benjolah besar di bagian pipi sebelah
bawah sejak lahir.

4.

Riwayat penyakit keturunan


Tidak ada

Fisik
Kondisi fisik

: kurus

Status kesehatan
5.

Riwayat penyakit sekarang


Balita sempat mengalami sakit demam selama penanganan.

6.

Riwayat penyakit dahulu


Balita pernah periksa ke rumah sakit karena ada benjolah besar di bagian pipi sebelah
bawah sejak lahir.

5.

Riwayat penyakit keturunan


Tidak ada

Dietary history
Riwayat gizi sekarang

Frekuensi makan balita sudah teratur dan jumlah yang dikonsumsi hanya sedikit, dan
sangat sulit meningkatkan berat badan.
Balita menyukai konsumsi makanan jajanan seperti biscuit
Riwayat gizi dahulu
Balita termasuk ASI ekslusif
Balita sering diberi seperti biscuit dan buah seperti pisang, papaya dan jeruk, Berdasarkan hasil
recall, diperoleh hasil bahwa tingkat konsumsi balita terhadap energi dan zat gizi adalah
sebagai berikut

Daftar bahan makanan yang sering dikonsumsi


Bahan makanan
Makanan pokok:
Nasi
Roti tawar
Kentang
Bahan makanan
Mie
Singkong
Lauk Hewani :
Ayam
Ikan laut
Telur
Ikan pindang
Lauk nabati :
Tahu
Tempe
Sayur sayuran :
Bayam
Kacang panjang
Kubis

Tidak pernah
-

Jarang (1-2 x /

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Jarang (1-2 x /

Tidak pernah

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Wortel
Blonceng
Buncis
Buah buahan :
Pisang
Jeruk
Rambutan
Melon
Jeruk
Apel
Pepaya
Minuman :

Susu formula

Bahan makanan
Lain lain :
Minyak
Santan
Kerupuk
Kopi
Teh

Tidak pernah
-

Jarang (1-2 x /

Sering (> 2 x /

minggu)

minggu)

Konsumsi Zat Gizi


Hasil Recall Konsumsi Makan Sebelum Penanganan
Recall hari ke 1
Rata-rata Recall
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1044

630.8

Konsumsi
60.4

defisit tingkat

20.8
29
174.12

23.2
30.7
69.2

111.1
105.8
39.7

berat
normal
normal
defisit tingkat
berat

Recall hari ke 2
Rata-rata Recall
Energi (kkal)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1044

663.2

Konsumsi
63.5

defisit tingkat
berat

Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

20.8
29
174.12

20.2
32.1
78.5

97.1
110.6
45.08

normal
normal
defisit tingkat
berat

Recall hari ke 3
Rata-rata Recall
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1044

766.7

Konsumsi
73.4

defisit tingkat

20.8
29
174.12

26.5
32.7
74

127.4
112.7
42.4

berat
diatas AKG
normal
Defisit tingkat
berat

Recall hari ke 4
Rata-rata Recall
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan
1044
20.8
29
174.12

Pemenuhan

Kategori

753.7

Konsumsi
72.2

defisit tingkat

103.4
111.3
43.6

berat
diatas AKG
normal
Defisit tingkat

21.5
32.3
76

berat

Recall hari ke 5
Rata-rata Recall
Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

1044

797.5

Konsumsi
76.4

defisit tingkat

20.8
29
174.12

20.3
31.5
76

97.6
108.6
43.6

berat
diatas AKG
normal
Defisit tingkat
berat

Recall hari ke 6
Rata-rata Recall

Kebutuhan

Pemenuhan

Kategori

Energi (kkal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)

1044

766.7

20.8
29
174.12

Konsumsi
73.4

defisit tingkat

108.2
112.7
44.8

berat
diatas AKG
normal
Defisit tingkat

22.5
32.7
78

berat

Pola Asuh dan Pola Hidup Balita


Balita diasuh oleh ibu balita. Balita makan 3 kali sehari dan mengkonsumsi ASI. Balita
sering mengkonsumsi biscuit dan buah
Partisipasi ke Posyandu
Kepemilikan KMS

: Balita mempunyai KMS.

Kontinyuitas Ke Posyandu

: Balita tidak rutin dibawa ke Posyandu karena ibuk malu


kalu ditanyai sama kader tentang benjolah yang ada di
bagian pipi bawah itu.

Partisipasi dalam Program


Ketercakupan dalam Program Gizi

: Balita mendapat PMT dari posyandu saja.

Imunisasi

: Jenis Imunisasi yang telah diterima lengkap.

Diagnosa Gizi
1.

NC-3.1
Berat badan kurang dari normal disebabkan karena intake energi kurang

ditandai

dengan indeks BB/U menurut WHO antro 2005 (-2.78).


2.

NI-2.1
Inadekuat oral food disebabkan karena kurangnya nafsu makan ditandai dengan
hasil recall rata-rata selama tiga hari Energi 65.7%, Protein 111.8%, Lemak 109.7
%, dan KH 42.3%.

3.

NI-52.1
Peningkatan kebutuhan energi disebabkan karena Kurang asupan Energi ditandai
dengan tingkat konsumsi energi rata-rata 65.7%.

4.

NB-1.5
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap makanan dan zat gizi, ditandai dengan
kurangnya informasi mengenai makanan sehat dan seimbang untuk balita (menu
makanan kurang bervariasi).

Rencana Penanganan
Rencana penanganan dilakukan setelah mendapatkan data dan melihat kondisi
responden dengan berbagai penyebab. Penanganan akan dilakukan selama 10 hari. Intervensi
dilakukan dengan memberikan edukasi, dan PMT.

PMT diberikan dalam bentuk makanan

jajanan dari bahan lokal yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan energi dan protein balita,
pemberian PMT ini bertujuan untuk membuka wawasan ibu balita tentang pemanfaatan bahan
lokal yang bernilai gizi tinggi sekaligus penerapan program pemanfaatan teknologi tepat guna di
Desa Jedong agar tepat sasaran.
Materi-materi yang akan direncanakan untuk konseling pada ibu balita adalah

Gizi

Seimbang bagi Balita. Penanganan yang dilakukan selama 10 hari, yaitu:


1.
Mengukur Antropometri.
Melakukan pengukuran antropometri yang meliputi BB dan TB, kemudian dilakukan
perhitungan untuk mengetahui status gizinya. Pengukuran antropometri berupa penimbangan
BB dilakukan setiap 3 hari sekali sedangkan pengukuran TB dilakukan pada awal dan akhir
intervensi. Hal ini dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan responden.
Recall 24 jam asupan balita
Melakukan recall 24 jam/hari, namun dilakukan secara acak setiap 3 kali pemberian
intervensi, baik makanan utama maupun snack atau makanan jajanan di luar makanan yang
telah disediakan di rumah. Hasil recall berupa banyaknya bahan makanan yang dikonsumsi
dalam ukuran rumah tangga (URT) seperti sdm, gelas dll. Data hasil recall disetarakan dengan
ukuran gram untuk menghitung energi dan zat gizi. Hasil perhitungan intake energi dan zat gizi
balita dibandingkan dengan kebutuhan responden akan energi dan zat gizi berdasarkan hasil
perhitungan sehingga diperoleh presentase tingkat konsumsi energi dan zat gizi. Data tersebut
kemudian dibandingkan dengan cut off points dan dikategorikan menurut Hardinsyah (2001),
yaitu sebagai berikut:

Di atas AKG
Normal
Defisit Tingkat Ringan
Defisit Tingkat Sedang
Defiisit Tingkat Berat

: >119%AKG
: 90 119 % AKG
: 80 89 % AKG
: 70 79 % AKG
: < 70% AKG

2.

Memberikan edukasi
Edukasi diberikan kepada ibu balita dan juga balita. Hal ini bertujuan agar semua

berperan aktif dalam meningkatkan status gizi balita, materi edukasi yang diberikan adalah
mengenai pola makan seimbang pada balita, penggunaan garam briodium dan pemanfaatan
daun kelor untuk meningkatkan kesehatan balita.

Kegiatan 3 hari intervensi


Intervensi
Keterangan PMT yang diberikan

No

Tanggal

PMT yang

Materi

diberikan

Edukasi

Protei
Bahan

Kalori

Utama

PMT utuh

PMT
utuh

Gizi
1.

29 Maret 2016

Nagget Kelor

Seimbang

Kelor

210

5,6

Tempe

245

4,4

275

9,46

Balita
Pemakaian
2.

30 Maret 2016

Bronis Tempe

garam
beryodium

3.

31 Maret 2016

Sari Kelor

Pemanfaatan

Kelor dan

Tempe

daun kelor

Tempe

Penanganan
Pelaksanaan Kegiatan Sebelum Penanganan
Pada kegiatan awal studi kasus, dilakukan dilakukan pengambilan data balita yang
meliputi data pribadi dan keluarga, data antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan,
kondisi fisik klinis balita dan keadaan lingkungan rumah yang dilakukan dengan observasi dan
tanya jawab. Pada awal kegiatan studi kasus, dilakukan recall selama 1 hari untuk mengetahui
asupan makanan dan kebiasaan makan balita. Asupan makan balita selama 1 hari memiliki
kandungan energi sebesar 630.8 kkal l, protein 23.2 gram, lemak 30.7 gram, dan karbohidrat
69.2 gram.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan ibu balita yang menanyakan
tentang kebiasaan makanan balita melalui pola makannya, hasil pengumpulan data
antropometri dan data klinis sehingga dapat disimpulkan bahwa balita tersebut mengalami
kekurangan energi, maka kegiatan awal yang dilakukan dalam penanganan balita ini adalah :
a. Menjelaskan tentang kondisi yang dialami oleh balita
b. Menjelaskan tujuan dari upaya penanganan balita yang dialami oleh balita
c. Melakukan kerjasama antara mahasiswa dengan ibu balita dalam penanganan balita

d. Memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan dengan materi tentang makanan
dan jajanan sehat, tahapan pemberian makan, higiene dan sanitasi lingkungan, serta
penanganan pertama ketika anak sakit.
Pemantauan Kegiatan Sebelum Penanganan
Setelah dilakukan kegiatan awal, diperoleh :
a.

Data pribadi dan keluarga meliputi nama balita, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, tingkat pendidikan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua

b.

Data antropometri yaitu berat badan balita 7,8 kg dan dapat disimpulkan status
gizi balita (BB/U) yaitu gizi kurang.

c.

Data kondisi fisik balita terlihat kurus

d.

Data asupan makan sebelum penanganan berdasarkan recall selama1 hari


penanganan

e.

Data kondisi lingkungan rumah meliputi atap, tembok, ventilasi, sumber air dll

Pelaksanaan Kegiatan Selama Penanganan


Setelah kegiatan awal dan pemantauan dilaksanakan maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah kegiatan tengah. Pada kegiatan tengah, penanganan terhadap kasus diawali
dengan penyuluhan dengan materi tentang makanan dan jajanan sehat untuk balita, tahapan
pemberian makan, pedoman umum gizi seimbang, serta penanganan pertama ketika balita
sakit.
Adapun materi motivasi yang diberikan kepada responden adalah variasi menu dan pembuatan
makanan yang bergizi dengan biaya yang murah.
Pemantauan Kegiatan Selama Penanganan
Berdasarkan wawancara dengan ibu balita setelah dilakukan penyuluhan tentang
kekurangan energi dan pemberian makanan tambahan pada balita sebagai contoh variasi
menu, dapat diperoleh hasil adanya peningkatan dari hasil recall konsumsi balita karena PMT
dapat diterima dengan baik dan balita memakannya. Pemenuhan energi dan zat gizi pada balita
selama penanganan disajikan pada Gambar X - Z.
Hasil Rata-rata Recall Konsumsi Makan Sebelum Penanganan dan Setelah Penanganan

Gambar. Tingkat Konsumsi Energi Balita Selama Penanganan


Berdasarkan gambar di atas, tingkat konsumsi energi balita selama 10 hari penanganan
bersifat fluktuatif dimana tingkat konsumsi energi cenderung untuk meningkat walaupun belum
memenuhi kebutuhan energi.

Gambar. Tingkat Konsumsi Protein Balita Selama Penanganan

Berdasarkan gambar di atas tingkat konsumsi protein selama10 hari tergolong masih di
atas kebutuhan. Hal ini karena ibu balita memberikan makan seperti tempe goring dan tahu
goreng, sebenarnya konsumsi jenis bahan makanan yang dikonsumsi balita sudah bagus
namun jumlahnya masih terlalu banyak. Selain itu, balita kurang mengkonsumsi jenis bahan
makanan sumber protein hewani seperti telur.

Gambar. Tingkat Konsumsi Lemak Balita Selama Penanganan


Berdasarkan gambar di atas tingkat konsumsi lemak selama 10 hari bersifat fluktuatif
dan diatas angka kebutuhan. Hal tersebut disebabkan oleh balita yang lebih menyukai olahan
makanan yang di goring seperti temped an tahu goreng.

Gambar. Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Selama Penanganan


Berdasarkan gambar di atas tingkat konsumsi karbohidrat selama 10 hari bersifat
fluktuatif dan kurang dari kebutuhan. Hal tersebut disebabkan oleh balita yang hanya
mengkonsumsi nasi 3 5 sendok dalam sekali makan.
Pelaksanaan Kegiatan Setelah Penanganan
Kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan akhir setelah pemberian makanan
tambahan (PMT) pada balita, pemberian penyuluhan dan motivasi kepada ibu balita, adalah
melakukan pengamatan terhadap kebiasaan makan balita. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan penanganan yang dilakukan dengan melakukan recall 24 jam
konsumsi makan balita setiap 3 hari sekali.
Pemberian motivasi juga diberikan kepada ibu balita supaya secara rutin memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita melalui kegiatan posyandu. Selain itu dilakukan
penimbangan berat badan balita setiap 3 hari sekali untuk mengetahui penambahan berat
badan balita pasca pelaksanaan kegiatan sebagai pencapaian tujuan pelaksanaan intervensi
yaitu penambahan asupan makan balita untuk menaikkan berat badan balita.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ibu balita sudah memahami dan
menerapkan hasil penyuluhan dalam praktik hidup sehari-hari. Selain itu, ibu balita juga
diberikan motivasi untuk selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin
melalui kegiatan posyandu. Hal itu dapat bermanfaat bagi ibu balita untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan balitanya dan berupaya agar balita mencapai berat badan
normal.
Pemantauan Kegiatan Setelah Penanganan
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan dengan ibu balita setelah
dilakukan penyuluhan, dan pemantauan pemberian PMT sebagai contoh variasi menu dan
motivasi diketahui bahwa asupan energi dan zat-zat gizi sudah sesuai dengan kebutuhannya.
Pemantauan berat badan pada kasus juga dilaksanakan setiap 3 hari sekali selama
intervensi. Setelah penanganan kasus terjadi peningkatan asupan makan. Hasil penimbangan
berat badan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hasil Pengamatan Berat Badan Balita
Penimbangan

Berat Badan (kg)

Sebelum penanganan
Setelah Penanganan

7,8
8,1

EVALUASI HASIL
Kondisi Awal
Kondisi yang terjadi sebelum penanganan balita adalah :
a. Berat badan awal penanganan pada penimbangan balita adalah 7,9 kg. .
b. Pengetahuan ibu balita tentang masalah gizi dan kesehatan masih kurang.
c. Status gizi balita adalah gizi kurang berdasarkan WHO-2005 menurut BB/U (-2,78).
Kondisi setelah Penanganan
a.

Berat badan balita setelah 10 hari diberi penanganan mengalami kenaikan.

b.

Nafsu makan balita kurang. Berdasarkan hasil recall dapat diketahui bahwa terjadi
penurunan asupan energi.

c.

Adapun kondisi klinis setelah penanganan adalah sebagai berikut : pada balita
didapatkan balita balita masih cengeng.

d.

Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi balita mulai meningkat dengan adanya
konsultasi individu di rumah.

e.

Status gizi balita menurut WHO-2005 adalah status gizi kurang

Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung pada kegiatan asuhan gizi balita
menyambut mahasiswa dengan baik.
Faktor Penghambat

adalah Orang tua balita

a. Ibu Balita sangat pasif sehingga perlu keaktifan dari mahasiswa untuk menggali
informasi.
b. Balita tidak menyukai beberapa jenis makanan sehingga sangat selektif untuk
memberikan makanan tambahn.
c. Balita sering rewel saat penanganan berlangsung

Anda mungkin juga menyukai