Anda di halaman 1dari 7

TORNADO ATAU PUTTING BELIUNG

Oleh :
Drs. Achmad Zakir, AhMG,
KIKI AhMG
Ida Pramuwardhani AhMG
Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik
1. Pendahuluan.
Indonesia yang mempunyai letak geografis yang strategis, karena merupakan
pintu masuk dan keluarnya perdagangan Internasional baik yang dari arah
Belahan Bumi Utara maupun Belahan Bumi Selatan, namun tidak disadari bahwa
letak yang strategis tersebut sering mendatangkan kerugian baik bersifat individu
maupun bersifat sekelompok manusia termasuk juga organisasi.
Disampin itu Indonesia mempunyai ribuan pulau kecil hingga yang terbesar,
beberapa teluk dan selat, serta danau dan bukit-bukit, sehingga kondisi ini ikut
berperan terhadap pembentukan pola cuaca di Indonesia, oleh karena itu pengaruh
yang dominant tehadap pembentukan dan perubahan cuaca di Indonesia lebih
pada factor local atau factor topografi suatu daerah, sementara pengaruh dalam
skala global adalah sebagai pengganggu pengaruh local.
Cuaca dalam skala yang sempit sebut saja dalam skala 5 sampai 10 km atau
bahkan sampai dengan 50 km sangat sulita diprediksi, apalagi untuk memprediksi
cuaca seperti angina tornado atau putting beliung yang mempunyai cakupan
hanya 3 5 km denga kejadian yang relatig singkat akan lebih sulit lagi karena
darai pengamatan model baik dari TLAPS, Synergie system dan model lainnya
tidak tercover, ftaslanya model-model tersebut mempunyai resolusi antara 0, 375
sampai dengan 1 derajat atau antara 40 110 km, sehingga tidak mungkin terlihat
dari model tersebut.
Sebutan Tornado atau badai sering membingungkan masyarakat dan menakutkan
karena ketidak tahuan akan pengetahuan tentang fenomena alam tersebut.
Tornado memang mempunyai daya rusak yang hebat, akan tetapi kejadian tornado
tergantung dari skalanya sementara di Indonesia tornado memang ada akan tetpai
hanya pada skala F0 dan F1 atau sering dikenal dengan Putting beliung, Angin
puyuh, angin ribut atau angin leysus. Referensi dari Tulisan terdahulu oleh
achmad zakir menyatakan bahwa angin putting beliung berbeda dengan badai
tropis, kejadiananya berasal dari sel awan tunggal dan lebih sering terajdi pada
musim pancaroba atau pada musim penghujan jika pada periode musim
penghujan diikuti dengan udara panas 3 hari atau pada hari sebelumnya.

2. Apa itu Tornado/Putting Beliung


Apakah Tornado sama dengan Putting beliung, jawabnya ya, perbedaannya hanya
pada penyebutan dan skala intensitas Tornado, di Indonesia Tornado dikenal dengan
sebutan angina putting beliung atau angina leysus, yang berbeda adalah dalam skala
intensitasnya saja, di Indonesia tornado hanya pada skala F0 dan F1, (lihat penjelasan
skala tornado)
Berikut adalah beberapa pertanyaan tentang tornado
a) Pengertian tornado?
Menurut Kamus Meteorologi (AMS 2000), tornado adalah suatu kolom
udara yang berputar dengan kencang, timbul dari awan cumuliform atau dari
bagian bawah awan cumuliform, dan sering ( tidak selalu ) tampak seperti
funnel cloud. Dengan kata lain, sebuah vorteks yang diklasifikasikan sebagai
tornado, harus terhubung dengan permukaan tanah dan dasar awan. Ahli
meteorology belum menemukan cara yang mudah untuk mengklasifikasi dan
mendefinisikan tornado. Contohnya, tidak ada perbedaan yang jelas antara
mesosiklon ( sirkulasi badai guntur induk ) di permukaan dengan tornado
lemah yang besar. Sudah diketahui bahwa funnel pada tornado tidak tampak.
Juga, pada kecepatan berapa dari awan ke permukaan tornado berawal.
b) Bagaimana tornado terbentuk ?
Sebagian besar tornado yang merusak dan mematikan disebabkan oleh
supersel, yaitu badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang
disebut mesosiklon. Supersel juga dapat menimbulkan hujan es yang merusak,
angin kencang non-tornado, kilat, dan banjir tiba-tiba. Pembentukan tornado
umumnya dapat dilihat pada hal- hal yang terjadi pada skala badai, didalam
dan sekitar mesosiklon. Pertumbuhan tornado berhubungan dengan perbedaan
temperature pada di tepi massa udara turun ( downdraft ) yang berada di
sekitar mesosiklon ( downdraft oklusi). Studi pemodelan secara matematis
tentang pertumbuhan tornado juga mengindikasikan tornado dapat terjadi
tanpa pola temperature tersebut; bahkan kenyataannya, variasi temperatur
yang teramati sangat kecil pada beberapa tornado yang menyebabkan
kerusakan hebat dalam sejarah yakni pada 3 Mei 1999.
c) Dari arah mana tornado datang?
Dapat terjad kapan saja tiap tahunnya
Dapat terjadi dimana saja diseluruh tempat di dunia, namun pada daerahdaerah lintang tinggi terjdinya biasanya pada musim semia atau musim
panas
Di amerika tornado dapat terjadi pada pukul 15 s.d 21 LT
Di Indonesia lebih bayank disekitar Sumatera dan Jawa (lihat tabel
frekuensi puting beliung)

d) Apakah hujan es selalu terjadi sebelum tornado?Hujan?Kilat?


Karakteristik hujan, angin, kilat, dan hujan es menurut pengamat bervariasi
dari badai yang satu dengan badai yang lain, dari jam ke jam, dan bahkan dari
arah gerakan badai. Hujan es berukuran besar dapat mengindikasikan badai
guntur yang tidak biasa, dan dapat saja terjadi sebelum tornado. Hujan es, atau
bentuk lain apapun dari presipitasi, kilat bukanlah prediksi tepat akan terjadi
tornado.
e) Jenis- Jenis Tornado
Tornado lemah

Mencakup 88% dari jumlah keseluruhan tornado


Menyebabkan kematian kurang dari 5%
Memiliki tenggang waktu 1s.d > 10 menit
Kecepatan angin kurang dari 110 mph

Tornado kuat
Mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado
Menyebabkan kematian hampir 30%
Memiliki durasi 20 menit atau bahkan lebih
Memiliki kecepatan angin 110 s.d 205 mph
Tornado sangat kuat
Mencakup 1% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado
Menyebabkan kematian hampir 70%
Memiliki durasi melebihi 1 jam
Memiliki kecepatan angin >205 mph

Waterspout
Waterspout merupakan tornado yang lemah yang terbentuk dari
perairan hangat
Waterspout terjadi pada saat musim dingin / musim salju yang
terlambat dating, disaat orang-orang mengira kemungkinan terjadinya
tornado sangat kecil
Waterspout terkadang bergerak di dekat daratan dan menjadi tornado
yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa
f). Berapa lama tornado hidup?
Tornado dapat berlangsung mulai dari beberapa detik hingga lebih dari satu jam.
Sebagian besar tornado berlangsung kurang dari 10 menit.
3. Skala Tornado
Gambar dibawah ini menjelaskan prosentasi intensitas Tornado yang pernah
terjadi di kawasan Jepang juga kaitannya dengan angka kematian akibat Tornado

Berikut adalah skala intensitas Tornado menurut Fujita Jepang,

SKALA KERUSAKAN TORNADO:


SKALA
F0

PERKIRAAN
KECEPATAN ANGIN
( MPH )
< 73

F1

73 - 112

F2

113 157

F3

158 206

F4

207 260

F5

261 - 318

TIPE KERUSAKAN
Kerusakan ringan. Beberapa kerusakan
pada cerobong asap; dahan pohon patah ;
pohon-pohon berakar dangkal terdorong;
papan- papan penunjuk rusak.
Kerusakan sedang. Atap rumah
berhamburan; rumah semi-permanen
bergeser; ---Kerusakan yang signifikan. atap rumah
kayu rusak; rumah semi-permanen roboh;
mobil terbalik; pohon besar tercabut; misil
ringan terpicu; mobil terangkat dari
permukaan tanah.
Kerusakan berat. Atap dan dinding rumah
permanen roboh; kereta api terbalik;
sebagian besar pohon di hutan tercabut;
mobil besar terangkat dan terlempar dari
permukaan tanah.
Kerusakan hebat. Rumah permanen
terangkat; bangunan dengan pondasi semipermanen terlempar;misil besar terpicu;
mobil dan benda berat lainnya terlempar
beterbangan.
Kerusakan sangat hebat. Rumah dengan
kerangka yang baik pondasinya terangkat
dan tersapu; Misil berukuran besar
beterbangan di udara hingga 100 meter;
pohon beterbangan; fenomena luar biasa
lain akan muncul.

4. Frekuensi kejadian Angin Putting Beliung tahun 2006


Frekuensi kejadai putting beliung dibawah ini adalah hasil pengolahan data yang
tercatat melalui media cetak, sehingga dalam analisa dan pengolahan data
berdasarkan data yang tersedia, namun demikian datatersebut sudah menjelaskan
frekeunsi kejadai angina putting beliung di Sumatera dan Jawa.
Dari catatan kejadiaan angin putting beliung pada tahun 2006 di Sumatera dan Jawa,
frekuensi kejadian putting beliung lebih sering pada bulan Nopember disaat
memasuki musim penghujan sedang disaat memasuki musim pancaroba lebih sering
pada bulan Maret,

GRAFIK KEJADIAN PUTING BELIUNG


Berdasarkan Jumlah Kejadian tiap Bulan sepanjang tahun 2006

Berdasarkan Waktu Kejadian sepanjang tahun 2006

5. Kesimpulan
- Di Indonesia istilah Tornado disebut dengan Angin Putting Beliung tatau
angin Puyuh/rebut atau juga angina Leysus, dengan skala intensitas Fujita
pada skala F0 dan F1
- Frekuensi kejadian Putting beliung pada tahu 2006 di Sumatera dan Jawa
lebih sering bulan Nopember yaitu pada saat memasuki musim penghujan
dan bulan Maret pada saat memasuki musim kemarau.
- Kejadian angin Putting beliung atau Tornado lebih sering pada siang atau sore
hari.

6. Referensi
-

Achmad Zakir , Sub bid Infomet Publik, Putting Beliung,


Oktober 2006
http://www.tornadoproject.com/fscale/fscale.htm#Fujita%20and
%20Pearson
http://www.tornadoproject.com/cellar/tttttttt.htm#visible

Anda mungkin juga menyukai