Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam menangani penyakit yang berkaitan dengan persarafan, hendaknya


terlebih dahulu mengenal mengenai susunan anatomi maupun fungsi dari susunan
saraf pusat itu sendiri. Sehingga dalam menangani suatu penyakit atau kelainan
saraf kita dapat mengenal letak kelainan dari gejala atau tanda klinis yang
didapati, menentukan diagnosis topis.
Sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak
dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar
SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan
berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai
mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang
diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun
eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat
mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi
perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan
refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang
tidak seimbang atau sakit.
Akan sangat berbahaya apabila sakit yang diderita tidak didiagnosis
dengan tepat, terutama dalam hal neurologi dikenal dengan diagnosis topis.
Diagnosis neurologik tanpa diagnosis topical akan selalu inadekuat dan seringkali
tidak benar. Koordinasi deficit fungsional tertentu terhadap system neuronal
tertentu merupakan suatu sumber pengetahuan dalam riset otak, yang tidak dapat
dinilai dan tidak dapat digantikan oleh percobaan binatang.1

Anda mungkin juga menyukai