QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 1.
Sistem pengungkit 1,
2 dan3
B.
Peranan Otot3
1. Agonis dan Antagonis
Agonis merupakan sifat otot yang menghasilkan gerak yang dikehendak. Antagonis adalah
sifat otot yang bekerja berlawanan dengan agonis. Antagonis harus berelaksasi agar gerakan
yang diinginkan dapat terjadi.
2. Stabilizer dan Neutralizer
Stabilizer merupakan otot-otot yang bekerja pada satu segmen sehingga pergerakan pada
segmen yang berdekatan dapat terjadi. Neutralizer adalah otot yang mengeliminir gerakan
yang tak diinginkan dari otot lain.
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 2. Otot mempunyai peranan yang banyak dalam pergerakan. Pada saat abduksi, deltoid bersifat antagonis
karena bertanggung jawab untuk pergerakan abduksi itu sendiri. Dorsi latissimus bersifat antagonist karena untuk
melawan abduksi. Otot trapezius bersifat sebagai stabilisator dan memegang scapula pada tempatnya. Teres minor
menetralisir melalui rotasi eksternal dari rotasi internal yang dihasilkan oleh dorsi latissimus.
C.
Kerja Otot1,3
1. Isometrik (Isometric)
Apabila otot berkontraksi disertai sedikit perubahan panjang otot / tidak ada perubahan
panjang otot, maka disebut sebagai isometrik. Contohnya dapat dilihat pada gambar 3 (sedang
menahan bahu dalam posisi abduksi).
2. Konsentrik (Concentric)
Apabila otot berkontraksi disertai dengan pemendekan otot, maka kita namakan konsentrik.
Contoh dapat lihat pada gambar 3.
3. Esentrik (Eccentric)
Apabila otot berkontraksi disertai dengan pemanjangan otot, maka disebut esentrik. Contoh
dapat lihat pada gambar 3.
QuickTime and a
decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 3. Kerja otot isometrik terlihat ketika tidak ada perubahan pada panjang otot. Kerja otot konsentrik terlihat
ketika terjadi pemendekan otot. Kerja otot esentrik terlihat ketika otot memanjang.
D.
ditempatkan sejajar atau sedikit di belakang tumit kaki depan, pada saat posisi slap. Jarak dari
kedua ujung jari kaki adalah 60-70 cm.
E.
Lari Sprint5,6
Keterampilan lari sprint dianggap penting, tidak hanya dalam atletik tetapi juga dalam
berbagai cabang olahraga lainnya. Keberhasilan dalam lari sprint ditentukan oleh kemampuan
pelari dalam menggabungkan aksi kedua kaki dan kedua lengan agar menjadi keseluruhan gerakan
yang terkoordinasi,
Tungkai
Aksi kedua tungkai dalam Iari membentuk putaran (cyclic). Tiap kaki saling bergantian
mendarat di tanah, selalu melewati bagian bawah dan belakang tubuh, kemudian
meninggalkan tanah untuk bergerak ke arah depan mempersiapkan pendaratan berikutnya.
Siklus ini dapat dibagi menjadi :
Supporting phase, dimulai saat kaki mendarat dan berakhir sampai saat titik berat badan
pelari melewati ke arah depannya. Fungsi fase ini adalah menahan gerakan pelari ke arah
bawah yaitu gerak ke arah bawah yang disebabkan gravitasi selama pelari berada di udara
dan memudahkan pelari untuk bergerak dan mendorong tubuhnya ke arah depan dan atas
menuju langkah selanjutnya.
Driving phase, dimulai dari akhir fase pertama dan berakhir pada saat kaki lepas dengan
tanah. Tujuan dari fase ini adlaah melakukan dorongan ke arah bawah dan belakang
terhadap tanah.
Recovery phase, yaitu selama kaki lepas dari tanah dan sedang diayunkan ke depan untuk
persiapan pendaratan berikutnya.
Lengan
Bila lutut kiri diayunkan ke depan dan atas pada fase recovery, maka panggul berputar
searah jarum jam. Batas dari putaran jarum jam ini dicapai bila lututnya mencapai titik
tertinggi di depan tubuhnya. Sewaktu kaki kiri direndahkan menuju track dan tungkai kanan
mulai bergerak ke depan dan atas, maka panggul mulai berputar dengan arah berlawanan
jarum jam. Batas putaran ini dicapai pada saat lutut kanan mencapai titik tertinggi di depan
tubuh. Pada tahap ini siklusnya selesai.
Gerak perputaran panggul menyebabkan reaksi yang berlawanan dengan tubuh bagian
atas pelari, karena lutut kiri pelari diayun ke depan dan atas, maka lengan kanan diayun ke
depan dan atas dan lengan kiri ke belakang dan atas, untuk menyeimbangkan aksi tungkai ini.
Kemudian, karena kaki kiri direndahkan dan tungkai kanan mulai bergerak ke depan, maka
gerakan lengan terjadi sebaliknya.
Bahu juga diputar untuk menyeimbangkan aksi panggul, akan tetapi putaran ini berjalan
secara lambat. Oleh karenanya, untuk menghindari komplikasi perlambatan yang muncul,
maka pelari yang balk menggunakan gerak lengan yang kuat, dimana tak ada kontribusi yang
dibutuhkan dari bahu untuk memperolah kesamaan antara reaksi gerak panggul dan tubuh
bagian atas.
Kepala
Berdasarkan beratnya (hampir 16% dari massa total tubuh pada orang dewasa) dan
letaknya di tulang belakang, maka gerakan kepala mempunyai pengaruh terhadap bagian
tubuh lainnya. Oleh karenanya, ada ungkapan kepala merupakan kemudi tubuh.
F.
Postur tubuh
Jaringan ikat mempunyai kualitas yang elastis dan potensial elastis ini dapat membuat sprint
menjadi lebih efisien. Elastisitas dapat bertambah dengan cara mempertahankan postur yang
sesuai. Untuk menjaga postur yang sesuai, atlet harus mengetahui bahwa panggul harus dijaga
pada posisi tucked selama fase sprint. Apabila gagal dalam mempertahankan posisi ini, maka
akan memperkecil jarak kelonggaran pada tubuh bagian depan dan memperpanjang
kelonggaran pada badan bagian belakang. Hal ini akan membuat hamstring harus bekerja
lebih keras sehingga menjadi lebih berisiko cepat lelah.
Daftar Pustaka
1. Kusumaningtyas
S.
Mekanisme
Gerak
Sistem
Muskuloskeletal.
Diunduh
dari
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/9d554015ce6a420e6050172688e0f96348cfc89f.pdf. Pada
tanggal 29 November 2010, pukul 22.56.
2. Marieb EN and Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. 7th edition. Pearson; 2006.
3. Hamill J and Knutzen KM. Biomechanical Basis of Human Movement. 3 rd edition. Lippincott
Williams & Wilkins; 2009.
4. Coaching
The
Sprints,
Hurdles,
and
Relays.
Diunduh
dari
http://www.humankinetics.com/mediasvr/MarketingPDFs/ASEP%20CY%20Track
%20Field/E4076%20p71-72.pdf. Pada tanggal 29 November 2010, pukul 23.01.
5. Lynch M. Sprint Starting. Diunduh dari http://www.lollylegs.com/training/Starting.aspx. Pada tanggal
30 November 2010, pukul 17.18.
6. Sprint.
Diunduh
dari
http://file.upi.edu/Direktori/F%20-%20FPOK/JUR.%20PEND.
%20KEPELATIHAN/196510171992031%20-%20YADI%20SUNARYADI/Biomekanika
%20Olahraga/Keg%20Bel%205%20Sprint.pdf. Pada tanggal 29 November 2010, pukul 22.14.