TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
PROSEDUR
REFERENSI
UNIT TERKAIT
1. Haralkes.
2. Rekanan yang ditunjuk oleh rumah sakit.
1. Kartu pemeliharaan dan kalibrasi alat.
Dokumen Terkait
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
PERALATAN
1. Stempel
2. Bantalan stempel
3. Boll point
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
REFERENSI
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
Hitung Jenis Lekosit adalah perhitungan jenis lekosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis lekosit dari seluruh jumlah
leokosit
Sebagai pedoman dalam Mengetahui jumlah dari masing-masing jenis
leukosit dalam setiap 100 leukosit
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
1.
Alat- alat
1.1. Rak pengecatan
1.2. Blood lancet
1.3. Obyek glass
1.4. Mikroskop
1.5. Pipet tetes
2.
Bahan.
2.1. Darah vena / kapiler
2.2. Kapas
2.3. Tisue
3.
Reagen.
3.1. Oil Imersi
3.2. Aquades
3.3. Metanol
3.4. Larutan kerja giemsa(1bag larutan stok giemsa+9bag aquades)
PROSEDUR
1.
Cara Kerja
1.1 Pada obyek glass di teteskan 1 tetes darah.
1.2 Dengan sebuah kaca penggeser tetesan darah tersebuat
geserkan tetesan hingga terbentuk apusan tipis darah.
1.3 Biarkan apusan tersebut kering dalam suhu kamar.
1.4 Kemudian apusan tersebut difiksasi menggunakan methanol
1.5 Keringkan kembali apusan darah tersebut dalam suhu kamar
1.6 Selanjutnya apusan darah tersebut di tetesi dengan larutan
kerja giemsa dan didiamkan selama 10 menit.
1.7 Slide darah kemudian dicuci pada air yang mengalir untuk
menghilangkan sisa cat.
1.8 Selanjutnya slide darah tersebut di keringkan kembali dalam
suhu kamar.
1.9 Kemudian slide darah tersebut di amati di bawah mikroskop
dengan obyektif pembesaran 10x, kemudian dipilih area
pengamatan pada daerah dimana erytrosit tampak merata dan
tidak bertumpuk
1.10 Selanjutnya pengamatan di lanjutkan dengan menggunakan
obyektif pembesaran 100x dengan bantuan anilsol
1.11 Hitung jumlah dari masing-masing jenis leukosit dalam 100
leukosit dilaporkan dalam prosentase
2.
Nilai Normal Lekosit
1.
Eosinofil
: 1-3 %
2.
Basofil
: 0-1 %
3.
Netrofil staf
: 2-6 %
4.
Netrofil segmen : 50-70 %
5.
Limfosit
: 20-40 %
6.
Monosit
: 2-8 %
REFERENSI
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PEMERIKSAAN LEKOSIT
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
Lekosit (sel darah putih) adalah sel yang membentuk komponen darah.Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Sel darah
putih tidak berwarna,memiliki inti,dapat bergerak secara amuboid
dandapat menembus dinding kapiler/diapedesis.Dalam keadaan normal
terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia yang sehat, sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap kubik
darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih.Dalam
kasus leukemia,jumlah dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
4.
Alat- alat
1.6. Pipet lekosit
1.7. Blood lancet
1.8. Obyek glass
1.9. Cover Glass
1.10. Mikroskop
1.11. Pipet tetes
1.12. Kamar Hitung
1.13. Counter cell
5.
Bahan.
2.4. Darah vena / kapiler
2.5. Kapas
2.6. Tisue
6.
Reagen.
3.5. Larutan Turk
PROSEDUR
3.
Cara Kerja
1.12
Hisap darah kapiler/darah EDTA dengan pipet lekosit
sampai tepat pada garis 0,5.
1.13 Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet
dengan cara menghapus dari pertengahan pipet kebawah
dengan tissu
1.14 Masukkan ujung pipet dalam larutan turk kemudian dihisap
perlahan (jangan sampai timbul gelembung udara) sampai garis
11
1.15 Angkat pipet dari cairan dan tutup ujungnya dengan ujung jari
lalu lepaskan karet penghisap.
1.16 Kocoklah pipet dengan menutup ujung-ujung pipet dengan ibu
jari dan jari tengah selama 2-3 menit.Bila tidak akan segera
diperiksa,letakkan pipet tersebut dalam posisi horisontal.
1.17 Teteskan pada kamar hitung yang telah ada cover glassnya
1.18 Inkubasi 2 menit (Bila tidak akan segera diperiksa,disimpan
dalam petridis yang berisi kapas basah)
1.19 Cara menghitung jumlah lekosit
- Meja mikroskop harus dalam posisi horizontal.Turunkan lensa
atau kecilkan diafragma.
- Aturlah focus terlebih dahulu dengan obyektif 10x
- Hitung semua lekosit yang terdapat dalam 4 bidang besar pada
susut- sut seluruh permukaan
- Mulailah menghitungdari sudut kiri atas terus ke
kanan,kemudian turun ke bawah,dari kanan ke kiri,lalu turun
lagi ke bawah dan mulai lsgi ke kiri ke kanan dan
seterusnya.Cara ini berlaku untuk keempat bidang besar.
- Untuk sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah atas dan
kiri harus dihitung.Sebaliknya sel-sel yang menyinggung
garis batas sebelah bawah dan kanan tidak boleh dihitung.
4.
Perhitungan jumlah lekosit
Faktor perkalian =
20 =50
4x1/10
Jumlah lekosit= lekosit yang dihitung dalam 4 bidang x 50
5.
REFERENSI
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PEMERIKSAAN LED
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
7. Alat- alat
1.1. Botol penampung
1.2. Tabung Westergreen
1.3. Spuit 2,5 ml.
1.4. Rak Westergren
8. Bahan.
2.1. Darah vena / kapiler.
9. Reagen.
3.1. Na Citrat 3,8%.
PROSEDUR
1.
Cara kerja
1.1 Dengan spuilt diambil darah vena masukkan ke botol penampung
1.2 Hisap larutan Na.Citrat 3,8% sebanyak 0,4 ml dengan pipet
Westergren masukkan ke dalam botol penampung berbeda
1.3 Dengan pipet Westergren dimbil darah sampai tanda 0 masukkan
kedalam tabung
1.4 Kocok sehingga isinya dapat tercampur dengan baik.
1.5 Kemudian campuran tersebut ditempatkan kedalam tabung
westergren sampai pada garis bertanda 0.
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PEMERIKSAAN MALARIA
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
PROSEDUR
2.
REFERENSI
Nilai Normal
4.1.
Plasmodium negatif.
-
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PEMERIKSAAN WIDAL
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
PROSEDUR
6.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
7.
REFERENSI
Cara Kerja
Ambil Darah vena sebanyak 1-2 ml meggunakan spuit
kemudian masukkin kedalam tabung yang sudah disediakan
Masukkan sampel darah 1 2 ml dalam tabung centrifuge
Tabung centrifuge diputar pada alat centrifuge dengan kecepatan
3000 rpm selama 5 menit sampai berbentuk serum.
Ambil serum dengan pipet sahli 0,02 ml dan taruh pada obyek
glass sesuai jumlah reagen yang ada.
Tambahkan 1 tetes reagen / 0.02 ml yang berbeda pada
masing-masing serum.
Dengan pengaduk campur serum dan reagen
Obyek glass digoyang-goyang selama 1 menit untuk masingmasing reagen
Amati adanya aglutinasi.
- Widal dinyatakan positif bila terjadi aglutinasi
- Widal dinyatakan negatif bila tidak terjadi aglutinasi.
Nilai Normal
- Salmonella typhi H : Negatif / - Salmonella typhi O : Negatif / - Salmonella paratyphi AH : Negatif / - Salmonella paratyphi BH : Negatif / - Salmonella paratyphi AO : Negatif/- Salmonella paratyphi BO : Negatif/-
http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Widal
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PEMERIKSAAN BTA
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
BTA (Bacil Tahan Asam) adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu
berantai karbon (C) yang panjangnya 8-95 dan memiliki dinding sel yang
tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat,lipid yang ada
biasanya mencapai 60% dari berat dinding sel.Salah satu contohnya
adalah Mycobacterium tuberculosae merupakan bakteri pathogen yang
dapat menyebabkan penyakit tuberculose dan bersifat tahan asam
sehingga digolongkan sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).Penularan
Mycobacterium tuberculosae terjadi melalui pernafasan
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
16.
PROSEDUR
Alat- alat
1.14.
Lampu spiritus
1.15.
Tusuk Lidi
1.16.
Botol pasir alkohol
1.17.
Mikroskop
1.18.
Antiseptik
1.19.
Objek glass
1.20.
Desinfektan
1.21.
Masker
17.
Bahan.
2.7. Sputum / Dahak
3. Cara kerja
1. Pembuatan sediaan
1.1 Bersihkan obyek glass, dan bebaskan lemak dengan cara
lewatkan diatas api lampu spritus.
1.2 Buat pola ukuran 3 x 2 Cm.
1.3 Ambil sputum dengan tusuk lidi yang telah dikeprak dan oleskan
pada obyek glass dengan pola 3x2 cm
1.4 Dengan menggunakan tusuk lidi runcing buatlah spiral-spiral kecil
sesuai pola.
1.5 Keringkan diudara terbuka sampai benar-benar kering.
1.6 Masukkan bekas lidi keprak dan lidi runcing pada desinfektan
sambil diaduk - aduk.
1.7 Setelah sediaan kering difiksasi dengan cara lewatkan diatas
api lampu spritus 3 5 kali
1.8 Sediaan siap diwarnai.
1.9 Cuci tangan dengan antiseptik dan bersihkan meja kerja
dengan desinfektan.
Sisa sputum diberi desinfektan dan dimasukkan dengan limbah medis
khusus dahak.
2. Pewarnaan BTA ( Ziehls-Nelson)
3. 2.1. Atur sediaan pada rak pengecatan dengan jarak 1 jari dan
sediaan menghadapke atas
4. 2.2. Genangi seluruh sediaan dengan Cat Carbol Fuchsin 0,3%,
panasi dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap sediaan
sampai keluar uap (jangan sampai mendidih), diamkan selama
5 menit.
5. 2.3. Bilas sediaan dengan air mengalir (jangan ada percikan ke
sediaan lain)
6. 2.4. Miringkan sediaan dengan pinset untuk membuang air
7. 2.5. Genangi sediaan dengan Asam Alkohol 3% sampai warna
merah carbol fuchsin hilang,ulangi sampai sediaan berwarna
pucat, bilas dengan air mengalir pelan
8. 2.6. Genangi sediaan satu persatu dengan Methylen Blue 0,3%.
selama 10-20 detik dan bilas kemudian di ulangi untuk sediaan
yang lainnya.
9. 2.7.Miringkan sediaan untuk menuangkan air dan keringkan di rak
pengering. Jangan dikeringkan dengan kertas tissue
18.
Pemeriksaan Sediaan dengan Mikroskop
1. Gunakan lensa obyektif 1x untuk menetapkan fokus dan lapangan
pandang serta nilai kualitas sediaan dengan mengamati sel lekosit
yang terlihat > 25 sel LP
2. Teteskan satu tetes oil imersi
3. Putar lensa obyektif 1x dengan hati-hati jangan menyentuh kaca
sediaan
4. Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampaisel-sel terlihat dengan
jelas menggunakan mikrometer
5. Lakukan pembacaan secara sistematis untuk memastikan hasil
yang dilaporkan mewakili seluruh bagian sediaan. Pembacaan dimulai
dari ujungkiri ke kanan sediaan yang selnya terlihat, bila tampak
kosong geser pada LP berikutnya.
6. Bila sudah selesai , bersihkan oil imersi dari sediaan apus dengan
meletakkan di atas tissue dengan posisi menghadap kebawah.
7. Simpan sediaan pada kotak penyimpanan untuk kontrol kualitas
cross cek
. Pelaporan Hasil Pembacaan
Pelaporan
BTA Negatif
Scanty (Tuliskan jumlah BTA
yang ditemukan 100 LP)
1+
2+
3+
Hasil pembacaan
Tidak ditemukan BTA minimal 100 LP
1-9 BTA dalam 100 LP
10-99 BTA dalam 100 LP
1-10 BTA LP, periksa 50 LP
>10 BTA LP periksa minimal 20 LP
Nilai Normal
1.
REFERENSI
2.
Diagnostik
Tuberkulosis
secara
Laboratorium dengan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak. Penerbit
Institute. Of Medical and Veterinary Science,2004.
3.
http//id.wikipedia.org/wiki/Tuberculosis
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PUSKESMAS
KEDIRI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
1. Alat
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Lampu spiritus
Bak pengecatan
Pinset
Rak sediaan
Stopwacth
Air mengalir
2. Bahan
2.1 Sediaan BTA yang telah difiksasi
3. Reagen
3.1 Cat Zielhl-Neelsen
PROSEDUR
Cara kerja
2.1. Bersihkan obyek glass, dan bebaskan lemak dengan cara
lewatkan diatas api lampu spritus.
2.2. Buat pola ukuran 3 x 2 Cm.
2.3. Ambil sputum dengan tusuk lidi yang telah dikeprak dan
oleskan pada obyek glass dengan pola 3x2 cm
1.
Diagnostik
Tuberkulosis
secara
Laboratorium dengan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak. Penerbit
Institute. Of Medical and Veterinary Science,2004.
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
1. Alat
1.1 Mikroskop
1.2 Tissu
ALAT dan BAHAN
2. Bahan
2.1 Sediaan BTA yang telah diwarnai
2.2 Oil emersi
PROSEDUR
1 Cara kerja
1.1 Letakkan sediaan pada meja benda mikroskop
1.2 Gunakan lensa obyektif 10x untuk enemukan bagian yang
purulen yang baik untuk diperiksa
1.3 Teteskan satu tetes minyak emersi pada sediaan
1.4 Putarlah lensa obyektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan
1.5 Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat
dengan jelas
1.6 Arah menggeser sediaan yang telah diwarnai dari ujung kiri ke
ujung kanan atau sebaliknya dengn arak zig-zag.(periksa
sekurang kurangnya 100 LPB sebelum melaporkan hasil
dengan waktu kurang lebih 5 menit untuk sediaan negatif)
1.7 Letakkan slide yang telah terbaca pada tisu dengan arah oil
emersi manghadap ke tissu kemudian ditekan agar oil
menempel pada tisu
1.8 Simpan
sediaan
menurut
Nomor
Register
Laboratorium,karena sediaan ini dibutuhkan untukkeperluan
pengkajian mutu eksternal
1.9 Hapuslah lensa dengan lembut menggunakan kertas lensa
untuk menghilangkan minyak emersi jika telah selesai
melakukan pemeriksaan sekelompok sediaan.
2
REFERENSI
Pembacaan Hasil
2.
Tidak ditemukan BTA dalam 100
LP : BTA Negatif
3.
1-3 BTA dalam 100 lapangan
pandang :Minta spesiman kedua
4.
4-9 BTA dalam 100 lapangan
pandang :Positif jarang
5.
10-99 BTA dalam 100 lapangan
pandang : 1+
6.
1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang
periksa minimal 50 lapangan pandang : 2+
7.
Lebih dari 10 BTA dalam 1 lapangan
pandang periksa minimal 20 lapangan pandang :3+
Diagnostik
Tuberkulosis
secara
Laboratorium
dengan
Pemeriksaan Mikroskopis Dahak. Penerbit Institute. Of Medical
and Veterinary Science,2004.
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
ALAT, BAHAN &
REAGEN
1. Alat- alat
1.1. Tabung reaksi
1.2. Wadah penampung urin
2. Bahan.
2.1. Urine.
3. Reagen.
3.1. Urin Multistik
PROSEDUR
1.
2.
REFERENSI
Cara kerja
1.1. Masukkan urine dalam tabung reaksi
1.2. Lalu masukkan stik ke dalam urine.
1.3. Stik diangkat dan ditekan dengan tissue dengan posisi miring.
1.4. Perubahan warna pada stik dicocokkan dengan warna standar
kurang dari 60 detik.
Nilai Normal
2.1. PH
2.2. Protein
2.3. Glukosa
2.4. Urobilin
2.5. Bilirubin
2.6. Keton
2.7. Blood
2.8. Leucocyt
2.9. Nitrit
2.10.B J
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
5,0 9,0
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1.003 1.030
Uriscan Diagnostics
www.id.m.wikipedia.org/wiki/Urin
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
2.
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
3.
PROSEDUR
3.
Alat- alat
1.5. Centrifuge
1.6. Tabung Centrifuge / tabung reaksi.
1.7. Pipet pastur
1.8. Objek Glass
1.9. Cover Glass
1.10. Mikroskop
Bahan.
Urin
Cara kerja
1.1. Kocoklah urin dalm botol supaya bila ada sedimen akan
tercampur rata.
1.2. Masukkan 10 ml atau 5 ml urine dalan tabung reaksi dan diputar
selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
1.3. Tuang cairan atas sehingga volume cairan dan sedimen tinggal
kira- kira 1 ml.
1.4. Dengan pipet pasteur ambil 1 tetes sedimen diatas obyek glass
dan ditutup dengan deck glass.
1.5. Periksa dengan microskop dengan perbesaran 40 x dan diambil
110 lapangan pandang dicatat elemen-elemen yang ada.
2. Nilai Normal
2.1. Leucocyt
0 - 5 / LPB
2.2. Erytrocyt
2.3. Silinder
2.4. Kristal
- Epitel
REFERENSI
=
=
=
=
0 - 3 / LPB
Negatif
Negatif
Beberapa/LPB
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
PROSEDUR
REFERENSI
2. Alat- alat
2.1. Wadah penampung
3. Bahan.
3.1. Urin
4. Reagen.
3.1. Stik HCG
1.
Cara kerja
1.1. Tampung urin dalam botol penampung
1.2. Celupkan stik dalam urine sesuai dengan tanda panah
batas garis maksimum selama 30 - 60 detik.
1.3. Angkat strip tunggu 1 - 3 menit baca hasilnya.
2.
Pembacaan Hasil :
2.1 Hasil Positif : Terbentuk garis dua
2.2 Hasil Negatif : Terbentuk garis satu
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
PROSEDUR
menemukan
4.
Alat- alat
1.22.
Skalpel
1.23.
Pinset
1.24.
Lampu spiritus
1.25.
Wadah kertas
1.26.
Objek Glass
1.27.
Cover Glass
5.
Bahan.
3.1. Kapas alkohol
3.2. Kerokan kulit
3.3. Kerokan/guntingan kuku
3.4. Rambut
6.
Reagen.
3.6. KOH 10 %
hypha
atau
spora
pada
8. Cara Kera
1.20
Kulit : bagian tepi kelainan kulit
- Bersihkan kulit dengan alcohol 70% untuk menghilangkan
lemak,debu,dan kotoran lainnya serta kuman yang ada
diatasnya.Biarkan kering
PROSEDUR
REFERENSI
9. Pelaporan
- Positif: Bila ditemukan adanya hypha atau spora
- Negatif : Bila tidak ditemukan adanya hypha atau spora
-
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
PERALATAN
PROSEDUR
REFERENSI
1. Bolpoint
2. Buku register
3. Blanko Hasil
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
ALAT,BAHAN dan
REAGEN
7.
Alat- alat
1.1. Spuit.
1.2. Lancet / Autoklik.
1.3. Kapas
1.4. Tissue.
1.5. Botol penampung.
1.6. Manset / Tourniquet
1.7. Plester / Hypafic
8.
Reagen
2.1. EDTA.
2.2. Alkohol 70 %
1.
PROSEDUR
Cara kerja
1.1.Pengambilan darah vena.
Lengan pasien diletakkan lurus diatas meja dengan
telapak
tangan menghadap keatas
- Lengan bagian atas diberi torniquet, tangan pasien
dikepalkan, dilakukan palpasi pada lengan pasien,
dicari vena yang paling besar.
- Tempat yang akan diambil darahnya disterilkan dengan
kapas
alkohol 70
% kemudian ditunggu kering.
- Tusukkan spuit steril pada vena cubiti (vena besar)
setelahdarah masuk pada spuit, tarik gagang spuit sampai
darah yang masuk sesuai yang diinginkan.
- Buka kepalan tangan, cabut spuit dari lengan pasien, beri
kapas bekas pada tusukan.
- Lepaskan torniquet dari lengan pasien.
- Bekas luka ditutup dengan plester.
- Masukkan darah pada botol penampung yang telah diberi
EDTA
1.2. Pengambilan darah kapiler.
- Pilih jari yang sehat, untuk bayi pada tumitnya, daerah
yang akan diambil darahnya disterilkan dengan kapas
alkohol 70% dan ditunggu keringLepaskan torniquet dari
lengan pasien.
- Daerah yang akan ditusuk ditegakkan dengan cara dijepit,
lalu ditusuk dengan lancet / autoklik steril dengan gerakan
cepat dan arahnya melintang dari garis jari Bekas luka
ditutup dengan plester.
- Darah yang pertama keluar dihapus dengan tissue.
- Tetesan berikutnya dimasukkan kebotol yang diberi anticoagulan atau langsung dipipet sesuai jenis pemeriksaan.
REFERENSI
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
9.
Alat- alat
1.1.Tempat sampah bertutup
10.
Bahan.
2.1. Larutan kaporit/xylol/lysol
PROSEDUR
1. Sampah medis
1.1 Sampah di tempatkan pada satu tempat sampah khusus
untuk sampah medis yang sudah diberi tanda dan dilapis
plastik berwarna kuning
1.2 Dan apabila tempat sampah tersebut sudah penuh plastik
dilepaskan dari tempat sampah
1.3 Selanjutnya plastik diikat dan sampah diserahkan
kepada petugas sanitarian.
1.4 Sampah medis sisa sample sputum pemeriksaan BTA
1.5 Kedalam Pot berisi sisa sample sputum dimasukan
larutan kaporit (NaClO3 5,25%)
1.6 Kemudian sputum pot ditutup kembali dengan rapat dan
dimasukan kedalam kantong plastik yang sudah diberi
larutan desinfektan kemudian kantong tersebut diikat.
1.7 Selanjutnya ditempatkan pada satu bak sampah besar
bertutup yang berlapis plastik berwarna kuning.
2. Sampah medis spuilt dan blood lancet
2.1 Sampah ini ditempatkan pada satu wadah khusus berupa
sebuah box kertas yang berwarna kuning bertuliskan
safety box
2.2 Pada saat safety box tersebut sudah terisi penuh
kemudian di serahkan kepada petugas sanitarian
3. Limbah medis
3.1 Limbah medis dibuang melalui bak di sebelah kanan
3.2 Selanjutnya limbah tersebut ditampung pada sebuah
jerigen bertutup setelah di dekontaminasi terlebuh dahulu.
3.3 Setelah jerigen tersebut penuh kemudian diserahkan
kepada petugas sanitarian.
REFERENSI
http://www.depkes.go.id
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
PROSEDUR
NOMOR SOP
TANGGAL PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF
DISAHKAN OLEH
1
PUSKESMAS
KEDIRI
Rosmayadi, SKM.MPH
NIP: 19681212 199003 1 014
PENYIMPANAN REAGEN
DASAR HUKUM
KETERKAITAN
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
Analis kesehatan
PERALATAN
1.Kulkas
2.Lemari penyimpanan
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PROSEDUR
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
NAMA REAGEN
Alkohol 70 %
Metanol
Larutan truk
Na Citrat 3,8 %
Giemsa stain
HCL 0,1 N
Saline
EDTA 10 %
Oil immersi
Glucosure stik
UA sure stik
Cholesterol stik
Combistik
PP Tes
Widal
Golongan Darah
KOH 10 %
Cat Ziehl Neelsen
Buffer fosfat
WADAH /
KEMASAN
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
Tube
Tube
Tube
Tube
Box
Vial
Vial
Botol coklat
Botol coklat
Botol coklat
SUHU
PENYIMPANAN
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
2o C 8 o C
2o C 8 o C
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
REFERENSI