Anda di halaman 1dari 4

Kapak Genggam

Kapak genggam pernah ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada
1935 di Pacitan, Jawa Timur. Kapak genggam adalah sebuah batu yang mirip dengan
kapak tetapi tidak mempunyai tangkai dan digunakan dengan menggenggam. Proses
pembuatan kapak ini dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai
menajam sedangkan sisi yang satunya dibiarkan apa adanya sebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam mempunyai fungsi untuk menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang. Kapak genggam banyak ditemukan di wilayah Pacitan jawa timur.
Mempunyai nama lain chopper (alat penetak/pemotong)
Kapak Perimbas

Kapak perimbas mempunyai fungsi guna merimbas kayu, memahat tulang serta sebagai
senjata. Alat ini ditemukan di Gombong provinsi Jawa Tengah, Sukabumi provinsi Jawa
Barat, lahat provinsi Sumatra selatan dan Goa Choukoutieen di Beijing. Dan lokasi paling
banyak ditemukannya kapak perimbas adalah di daerah Pacitan provinsi Jawa Timur
sehingga oleh ahli yang bernama Ralp Von Koenigswald disebut alat dari kebudayan
pacitan.

Kapak Persegi

Kapak persegi banyak di temukan di pulau jawa, pulau sumatra, pulau kalimantan dan di
pulau nusa tenggara. Kapak ini terbuat dari bahan dasar batu api yang sudah dibuat dengan
halus serta di asah. Diperkirakan masuk ke wilayah indonesia lewat jalur barat dari yunan
ke semenanjung malaka kemudian masuk ke pulau jawa lewat pulau sumatara, pulau
kalimantan, pulau sulawesi, pulau nusa tenggara dan pulau maluku. Diperkirakan oleh para
ahli arkeologi benda ini dibuat sebagai lambang kebesaran, alat upacara, alat tukar dan
jimat.
Kapak Persegi merupakan istilah yang pertama diberikan oleh Dr. Van Heine Geldern.
Disebut kapak persegi karena alat ini mempunyai penampang alang yang berupa persegi
panjang. Kapak persegi mempunyai berbagai jenis ukuran. Kapak persegi yang berukuran
besar sering disebut dengan nama beliung persegi ( cangkul ). Bahan baku pembuat alat ini
adalah batu chalcedon yang mempunyai sifat keras. Kapak ini sudah mempunyai tangkai
pada penggunannya.

Kapak Lonjong

Kapak ini mempunyai penampang yang berbentuk lonjong oleh karena itu dinamakan
kapak lonjong. Ujungnya agak lancip sehingga dapat di pasang tangkai. Kapak ini
mempunyai dua ukuran yaitu ukuran kecil dan besar. Dindonesia kapak ini ditemukan di
pulau sulawesi, pulau flores, pulau maluku, sangihe talaud ,kepulauan tanimbar dan
palinga banyak ditemuka di wilayah pulau papua.
Disebut kapak lonjong karena mempunyai ciri penampang alang yang berbentuk lonjong.
Ujung runcing pada alat ini berfungsi untuk tangkai dan ujung lain yang mempunyai
bentuk agak bulat diasah hingga tajam. Kebudayaan kapak lonjong dikenal juga dengan
Neolitikum Papua.

Kapak Sepatu

kapak yang berasal dari masa kebudayaan perunggu besi di Indonesia, berongga di bagian
dalamnya, dan pemasangan tangkainya seperti cara memakai sepatu, yaitu memasukkan
tangkai kapak ke dalam rongga

Kapak Corong
Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari logam yang bentuk bagian atasnya
berbentuk corong yang sembirnya belah, sedangkan ke dalam corong itulah dimasukan
tangkai kayunya yang menyiku pada bidang kapak. Sering pula disebut dengan kapak
sepatu karena hampir mirip dengan sepatu bentuknya. Di beberapa tempat di Indonesia
ditemukan kapak corong, seperti di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan
Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat danau Sentani. Ukuran kapak corong beragam, ada
yang kecil dan sangat sederhana, ada yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar,
ada yang bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya. Kapak corong yang panjang satu
sisinya disebut candrasa.
Fungsi kapak corong ini tidak semuanya digunakan sebagai alat sebagaimana layaknya
kegunaan kapak, ada juga yang berfungsi sebagai alat upacara dan hiasan.
Berikut adalah gambar dari kapak corong:

Anda mungkin juga menyukai