Anda di halaman 1dari 14

1.

BATU
*PALEOLITIKUM

1. Kapak Genggam

C
Fungsinya;
Kapak genggam digunakan untuk menumbuk biji-bijian, membuat serat-serat dari
pepohonan, membunuh binatang buruan, dan sebagai senjata menyerang lawannya.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kapak jenis ini berasal dari lapisan Trinil, yaitu
pada masa Pleistosen Tengah, sehingga disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan
kapak genggam adalah manusia Pithecanthropus erectus. Daerah penemuan kapak
genggam selain di Punung Pacitan, Jawa Timur; juga ditemukan di daerah Jampang
Kulon, Parigi, Jawa Timur; Tambang Sawah , Lahat ; KaliAnda , Sumatra
Awangbangkal, Kalimantan; Cabenge, Sulawesi; Sembiran; dan Terunyan, Bali

2. Kapak Perimbas.
g

Fungsinya;
Merimbas atau memotong kayu, Menusuk dan menguliti binatang buruan, Memecah
tulang, Menggali tanah untuk mencari ubi-ubian.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Kapak perimbas ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu lokasi yang kaya
akan kapak perimbas adalah Punung, Pacitan. Selain di Punung, kapak perimbas juga
ditemukan di Lahat (Sumatera Selatan), Kamuda (Lampung), Bali, Flores, Timor Leste.
3. Kapak Penetak

Fungsinya;
Memotong dan menumbuk, Alat berburu, Menguliti binatang.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Di Asia, kapak penetak terdapat di Cina, Myanmar, Israel, Iran, Pakistan, Indonesia,
Thailand, dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, kapak penetak pertama kali ditemukan
pada tahun 1935 oleh Koenigsswald di Punung (Pacitan), Kali Basoko.

4. Pahat Genggam.

Fungsinya;

Pahat genggam berfungsi untuk menggemburkan tanah dan menggali ubi di dalam
tanah.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Kapak genggam ini ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenighswald
di Pacitan, Jawa Timur.

5. Flakes atau Alat Serpih;

Fungsinya;
Alat ini digunakan sebagai pisau (memotong daging dan mengupas umbi-
umbian), gurdi (melubangi kulit), dan tombak (menusuk hewan buruan).

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Penelitian Koenigswald pada tahun 1934 di Kubah Sangiran (Koenigswald &
Ghost, 1973) menyebutkan adanya sejumlah temuan alat serpih dari batu jasper
dan kalsedon yang telah mengalami pembulatan dan berkerak (patina) ditemukan
di kubah Sangiran. Selain di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, persebaran
peralatan yang mirip dengan Kebudayaan Ngandong juga ditemukan di daerah
Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, dan Halmahera.

*MESOLITIKUM

1. Kjokkenmodinger
Fungsinya;
Kjokkenmoddinger fungsinya bagi manusia purba adalah sebagai tempat
pembuangan akhir dari sisa-sisa makanan mereka.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai bagian timur Sumatra,
tepatnya di antara Langsa dan Medan.
2. Abris Souch Roch

Fungs
inya;
Abris sous roche difungsikan sebagai tempat perlindungan dari panas dan
hujan karena mereka belum mempunyai keterampilan untuk membuat bangunan.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Kebudayaan abris sous roche pertama kali diteliti oleh Van Stein Callenfels di Gua
Lawa, dekat Sampung, Ponorogo. Penelitian ini dilakukan sejak 1928 hingga
1931. Selain di Ponorogo, abris sous roche juga banyak ditemukan di wilayah
Besuki, Bojonegoro, dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti Lamoncong.

3. Kapak Genggam Sumatera.

Fungsinya;
Kapak genggam Sumatera digunakan untuk menumbuk biji-bijian, membuat serat-serat
dari pepohonan, membunuh binatang buruan, dan sebagai senjata menyerang
lawannya.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Di Indonesia, Pebble Culture atau kapak genggam Sumatera ditemukan tersebar
di pantai timur Sumatera bagian utara. Daerah persebarannya mulai dari
Lhokseumawe, Langsa, Binjai, hingga Medan.

*NEOLITIKUM

1. Kapak Lonjong.

Fungsinya;
Fungsi kapak lonjong adalah untuk memotong kayu. Fungsi kapak lonjong lainnya
adalah untuk kegiatan berburu hewan sebagai bahan makanan manusia purba.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Adanya penggunaan alat ini di pedalaman Pulau Papua memunculkan kemungkinan
bahwa di Indonesia, keberadaan kapak lonjong berasal dari Papua. Persebaran kapak
lonjong meliputi banyak tempat di Indonesia bagian timur seperti di Sulawesi, Sangihe-
Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan lrian.

2. Kapak Persegi.

Fungsinya;
Sebagai tajak untuk menanam tumbuhan, pisau untuk mengetam padi, Alat untuk
pembuat perahu (memotong, mengerat, memukul), alat yang kecil untuk memahat,
komoditas perdagangan (barter) dan sebagai bekal kubur.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Di Indonesia, penemu dari kapak persegi adalah sang pemberi nama itu sendiri yakni
Von Heine Goldern. Ia berhasil menemukan kapak persegi pertama kali pada tahun 1920
an. Adapun daerah tempat penemuan kapak persegi di Indonesia kala itu adalah Sumatra,
Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.

3. Gerabah.

Fungsinya;
Fungsi gerabah pada zaman Neolitikum berkembang sebagai benda penting dalam upacara-
upacara.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Daerah penemuan tradisi gerabah dari masa perundagian dapat ditemukan
di Gilimanuk (Bali), Pasir Angin (Bogor), Bekasi, Karawang, Plawangan (Rembang),
Gunung Wingko (Yogyakarta), Anyer, Lambanapu (Sumba), Poso, Lembah Beda
(Sulawesi Tengah).

4. Perhiasan.

Fungsinya;
Fungsi perhiasan pada saman neolitikum adalah sebagai alat untuk berhias untuk
mempercantik diri ini digunakan oleh kaum hawa.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Perhiasan seperti ini banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dari temuan di
Tasikmalaya, diketahui bahwa bahan-bahan gelang umumnya terdiri atas batu pilihan,
seperti agat, kalsedon, dan jaspis berwarna putih, kuning, cokelat, merah, serta hijau.
5. Beling Persegi

Fungsinya;
Beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong merupakan alat yang digunakan
manusia pada masa Neolitikum. Fungsi keduanya hampir sama, digunakan sebagai alat
mencangkul dan bercocok tanam, atau sebagai benda upacara dan benda kubur.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Temuan beliung persegi dari Kalimantan menunjukkan keragaman penggunaan dan
distribusinya di Kalimantan, yang menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini bersifat
deskriptif yang menggunakan metode induktif. Penelitian lapangan dilakukan dengan
menganalisis beliung persegi dari Kalimantan.

*MEGALITIKUM

1. Menhir.
Fungsinya;
Bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh
nenek moyang yang telah meninggal disebut menhir.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Di Indonesia, daerah persebaran menhir cukup luas, di antaranya banyak ditemukan di
Sumatera Barat, Pasemah (Sumatera Selatan), Pugungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak
Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa Barat), Yogyakarta, Pekauman Bondowoso
(Jawa Timur), Orunyan dan Sembiran (Bali), serta Belu (Timor).

2. Sarkofagus.

Fungsinya;
Salah satu barang peninggalan sistem kepercayaan zaman praaksara adalah
sarkofagus yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat..

Lokasi Penemuan/lokasi Persebaran;

Heekeren, yang melakukan penelitian megalitik di Jawa Timur, khususnya di


Bondowoso, menemukan sebuah sarkofagus di Kretek.

3. Kubur Batu.

Fungsinya;
Fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-
orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup pada masa
megalitikum.

Lokasi Penemuan/lokasi persebaran;


Desa Belawa merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Lemahabang,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Selain Pagaralam dan Lahat, daerah penemuan
peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta),
dan Cepu (Jawa Timur).
4. Dolmen.

Fungsinya;

Dolmen berfungsi sebagai pelinggih dikalangan masyarakat megalitik yang telah


maju serta digunakan sebagai tempat duduk oleh kepala suku atau raja-raja, dan
dipandang sebagai tempat keramat dalam melakukan pertemuan-pertemuan
maupun upacara-upacara yang berhubungan dengan pemujaan arwah leluhur.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;

Dolmen ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai.
Benda peninggalan zaman prasejarah ini diperkirakan dari zaman Megalitikum awal,
atau sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.

5. Arca Batu.
Fungsinya;
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Ditemukan di Batu Raja dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak Sibedug,
dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), serta Bada-
Besoha (Sulawesi Tengah).

6. Punden Berunduk.

Fungsinya;
Benda peninggalan zaman Megalitikum ini berbentuk anak tangga, berfungsi
sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan dianggap suci.

Lokasi Penemuan/lokasi persebaran;


Situs prasejarah di Desa Tinggarsari dikatakan Pageh, termasuk Punden Berundak.
batu tersebut sudah ada sejak jaman prasejarah. Yang menarik disitu, menurut
Pageh, di Bali baru pertama ditemukan situs Punden Berundak.

1. LOGAM

*BESI
1. Mata Panah.
Fungsinya;
Mata panah adalah alat berburu yang sangat penting. Mata panah dibuat bergerigi
dan digunakan untuk berburu dan menangkap ikan.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Tempat penemuan mata panah dari Jawa Timur, yaitu di Gua Lawa (Sampung),
Gua gede dan Kandang (Daerah Tuban), dan beberapa gua-gua kecil lainnya
yang berada di bukit dekat Tuban.

2. Sabit.

Fungsinya;
Untuk melindungi diri dari serangan binatang buas yang masih banyak
berkeliaran pada saat itu.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Hasil peninggalan dari Zaman Besi yang ditemukan di Indonesia antara lain, mata
kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan sebagainya. Benda - benda
tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung
(Jawa Timur).

*PERUNGGU
1. Kapak Corong.
Fungsi;
Fungsi kapak corong pada masa perundagian sangat beragam. Namun, banyak
temuan yang menyebut bahwa kegunaan kapak ini adalah sebagai peralatan sehari-
hari.

Lokasi Penemuan/lokasi persebaran;


Kapak corong muncul pada masa perundagian dimana berbagai peralatan dan
perabotan rumah tangga dibuat dari perunggu dan perak. Sebagian besar wilayah
Indonesia banyak ditemukan kapak corong, seperti di Sumatera Selatan, Bali,
Jawa, Sulawesi Tengah, dan Pulau Selayar.
2. Nekara perunggu

Fungsinya;
Beberapa fungsi utama dari nekara antara lain adalah sebagai alat musik yang
digunakan pada upacara pemanggil hujan, upacara pernikahan, upacara
pemakaman, dsb.

Lokasi penemuam/lokasi persebaran;


Benda antik peninggalan prasejarah berupa nekara dari perunggu ditemukan tim
peneliti dari Balai Arkeologi Ambon saat melakukan penelitian di Desa Aruda,
Pulau Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Jawa, Bali, Sumatra,
Kepulauan Kei, Selayar, dan Roi, adalah beberapa tempat di mana nekara
ditemukan.
3. Moko.

Fungsinya;
Moko juga berfungsi sebagai mas kawin (belis), alat tukar, alat-alat upacara
(kematian, pendirian rumah, pesta panen, perkawinan, dll.

Lokasi penemuan/lokasi persebaran;


Moko banyak ditemukan di Alor, Nusa Tenggara Timur. Bahkan Alor berjuluk
"Pulau Seribu Moko". Secara historis, keberadaan moko di Alor berkaitan dengan
teknologi pembuatan nekara perunggu dari budaya Dongson di Vietnam Utara.

4. Bejana Perunggu.

Fungsinya;
Bejana perunggu berfungsi sebagai tempat upacara keagamaan, sebagai
tempat minum, dlI. Bejana perunggu juga memiliki fungsi sebagai alat kerja
atau perkakas karena kegunaannya sebagai tempat untuk menyimpan
hasil tangkapan ikan
Lokasi penemuan/lokasi persebaran;
Di Indonesia bejana perunggu ditemukan oleh para ahli di daerah Madura dan
Sumatera. Salah satu produk budaya Dong Son adalah bejana perunggu yang
ditemukan wilayah di Indonesia yaitu di Kerinci, Madura, Lampung, Kalimantan
dan Subang.

Anda mungkin juga menyukai