Kuret
Kuret
PENDAHULUAN
Kuretase merupakan salah satu prosedur obstetrik dan ginekologi yang
sering dilakukan. Baik untuk pengosongan sisa konsepsi dari kavum uteri akibat
abortus. Ataupun untuk mengetahui kelainan perdarahan uterus pada kasus
ginekologi. Prosedur ini berlangsung dalam
Dari tinjauan di atas, maka prosedur melakukan tindakan kuret yang benar
perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh sehingga yang diharapakan adalah
petugas medis yang melakukan kuretase menjalankan prosedurny dengan benar
dan melakukan kuretase sesuai indikasi dan mengurangi angka terjadinya
komplikasi akibat kuretase.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.
KASUS
LANGKAH/KEGIATAN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah
petugas yang akan melakukan tindakan medik.
2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan sisa plasenta
3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik
yang telah diduga sebelumnya maupun tidak
2. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas
tentang penjelasan tersebut di atas
5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti
6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan
untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis,
dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan
7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan
ditandatangani ke dalam catatan medik pasien
8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa
kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
A. PASIEN
9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat
paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun
10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
12. Medikamentosa
a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB,
Tramadol 1-2 mg/kgBB)
b. Sedativa (Diazepam 10mg)
c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml)
13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%)
14. Oksigen dengan regulator
15. Instrumen
a. Cunam tampon: 1
b. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 1
KASUS
10
3
4
5
6
11
Langkah
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
PASIEN, PENOLONG
PENCEGAHAN
INFEKSI
DAN
TINDAKAN
12
Kasus
PERSIAPAN
D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
TINDAKAN
Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan
analgetik
Bila penderita tidak dapat berkemih, lakukan kateterisasi
(lihat prosedur kateterisasi)
Setelah kandung kemih dikosongkan,lakukan pemeriksaan
bimanual. Tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan
dengan larutan klorin 0,5%.
Pakai sarung tangan DTT/Steril yang baru
Pasang kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung
kaki
Pasang spekulum Sims atau L, masukkan bilahnya secara
vertikal kemudian putar ke bawah
Pasang spekulum Sims berikutnya dengan jalan
memasukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar dan
tarik keatas sehingga porsio tampak dengan jelas
Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah,
pertahankan pada posisinya semula
Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi
dengan larutan antiseptik, kemudian bersihkan lumen
vagina dan porsio. Buang kapas tersebut dalam tempat
sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula
Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio
(perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada
jam 12).
Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas
Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil kanula
dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari dan telunjuk
kemudian sambil dirotasikan, masukkan hingga menyentuh
fundus (perhatikan kedalaman kavum uteri)
Minta asisten untuk memegang gagang tenakulum,
sambungkan kanula dengan tabung AVM (Tekanan vakum
telah disiapkan sebelumnya)
Pegang kembali gagang tenakulum, buka kedua katup
kontrol (perhatikan jaringan yang terhisap) kemudian
lakukan aspirasi dengan menggerakkan kanula maju
mundur sambil dirotasikan dari kiri ke kanan atau
sebaliknya secara sistematis.
Setelah sisa konsepsi terkumpul di dalam tabung dan tandatanda kavum uteri telah bersih, lepaskan tabung dari kanula
Keluarkan sisa konsepsi dalam mangkok periksa, cabut
kanula dan masukkan tabung ke dalam wadah yang tersedia
Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam
tampon, bersihkan darah dan jaringan pada lumen vagina
Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio
Lepaskan spekulum bawah
Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan
sarung kaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan
13
22
E
F
G
klorin 0,5%
Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan
antiseptik
DEKONTAMINASI
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
14
Rasa nyeri, terutama di perut bagian bawah, bisa timbul setelah tindakan
kuretase dilakukan. Untuk menguranginya, dokter biasanya akan
memberikan obat-obatan pereda nyeri. Dan biasanya akan cepat hilang. 10
2.6.
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16
3. Dilation and sharp curettage (D&C) for abortion". Women's Health. WebMD.
2004-10-07. Retrieved 2007-04-29.
4. Friedler S, Margalioth EJ, Kafka I, Yaffe H. 1993. "Incidence of post-abortion
intra-uterine adhesions evaluated by hysteroscopy--a prospective study".
Hum. Reprod. 8 (3): 4424.
5. Saifuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
6. Taber, B. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
7. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
8. Manjoer, A., dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media
Aesculapius, Jakarta : 2002.
9. Saifuddin, AB. Dkk. 1997. Modul Safe Motherhood dalam Kurikulum Inti
Pendidikan Dokter di Indonesia. Jakarta: Konsorsium Ilmu Kesehatan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Kesehatan dan
World Health Organization.
10. Reyes, John. 2012. Complication of Dilatation and Curettage. PubMed. 9
(3):237 1
11. Brown, Grease. 2009. Sectio caesaria and curretage. Hum. Reprod. 6
(2): 2124.
17