PENDAHULUAN
Organ penglihatan manusia terdiri atas banyak elemen yang saling bersinergi
untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ yang berperan
penting dalam melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini adalah suatu lapisan
vaskular pada mata yang dilindungi oleh kornea dan sklera disebut uvea (Ilyas,
2005; Vaughan et all, 2000).
Uvea terdiri atas 3 struktur; iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan
bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Iris disusun oleh jaringan ikat longgar
yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Korpus siliaris (badan
siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara
ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah
depan. Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Khoroid
merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel pigmen
sehingga tampak berwarna hitam (Jusuf, 2003).
Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua
bagian dari uvea (iris, badan siliar/korpus siliar, dan koroid). Uvea merupakan
lapisan vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat
memberikan nutrisi kepada mata.Adanya peradangan pada area ini dapat
mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa
elemen mata penting lainnya. Sehingga kadang gejala yang dikeluhkan pasien
mirip dengan penyakit mata yang lain. Adapun gejala yang sering dikeluhkan
pasien uveitis secara umum yaitu mata merah (hiperemis konjungtiva), mata
nyeri, fotofobia, pandangan mata menurun dan kabur, dan epifora (Ilyas, 2005;
Jusuf, 2003; Vaughan et all, 2000).
Peradangan uvea (uveitis) dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa parameter.
Adapun parameter yang digunakan antara lain: demografi; lokasi dari tempat
peradangan; durasi, onset, dan perjalanan penyakit; karakter dari peradangan yang
terjadi; dan penyebab dari inflamasi. Klasifikasi dan standarisasi dari uveitis
sangat penting dilakukan untuk diagnosis dan penanganan penyakit.Sehingga
Laju Nadi
Suhu Badan
Jantung
Paru
Abdomen
Status Psikiatri :
Sikap
Ekspresi Wajah
Respon
: 60x /mnt
: 36,3
:
:
:
: Kooperatif
: Wajar
: Baik
Status Neurologis :
Motoris
: normal
Sensoris
: normal
Refleks
: Pemeriksaan Fisik Mata
Visus
Tekanan Intraokuler
Palpebra
Konjungtiva
Okulus Dextra
Sulit dievakuasi
Okulus Sinistra
Sulit dievakuasi
N-1/ palpasi
N-1/palpasi
Segmen Anterior
Edema (-), hiperemis (-)
Edema (-), hiperemis (-)
Injeksi konjungtiva (+), Injeksi konjungtiva (+),
Kornea
COA
Sulit dievakuasi
Sulit dievakuasi
Pupil
Sulit dievakuasi
Sulit dievakuasi
Iris
Sulit dievakuasi
Sulit dievakuasi
Lensa
Sulit dievakuasi
Sulit dievakuasi
Refleks fundus
Retina
Papil N. II
Makula
Segmen Posterior
-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG
E. RESUME
Seorang penderita laki-laki, 53 tahun, rujukan dari BKMM datang berobat ke
Poliklinik Mata RSUP Prof. dr. R. D. Kandou pada tanggal 31 Mei 2016 dengan
keluhan utama kedua mata kabur sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri (+), gatal (+),
bengkak (-), pandangan kabur (+), RPD (+), Riwayat trauma (-).
1. Pemeriksaan Fisik
-
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA