Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semi transparan yang mengandung
reseptor yang befungsi menerima cahaya, dan multi lapis yang melapisi bagian dalam
duapertiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya
dengan korpus siliare, dan berakhir ditepi ora serata. Permukaan luar retina sensorik
bertumpuk dengan lapisan berpigmen epitel retina sehingga betumbuk juga dengan
membrane Bruch, koroid, dan sklera. Disebagian besar tempat ephitelium pigmen retina
mudah terpisah hingga membentuk ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasio
retina.tetapi pada diskus optikus dan ora serata, retina dan ephitelium pigmen retina saling
melekat kuat, sehingga membatasi perluasan cairan subretina pada ablasio retina.(3)
Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub
posterior. Ditengah-tengah retina posterior terdapat makula, secara klinis makula dapat
didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal
(xantofil), dengan diameter 1,5 mm.(4)

GAMBAR 1. ANATOMI MATA

GAMBAR 2. FUNDUS OKULI NORMAL


Lapis-lapis retina, mulai dari sisi luar ke dalam, adalah sebagai berikut: (dari luar ke dalam):
(3)

Membran limitans interna, merupakan lapisan terdalam dan memisahkan retina dari
vitreous, dibentuk oleh penyatuan terminalekspansi serat Muller, dan pada dasarnya
adalah sebuah membran basal.

Lapisan serat saraf, terdiri dari akson dari sel-sel ganglion, yang melewati lamina
cribrosa untuk membentuk saraf optic.

Lapisan sel ganglion, terutama berisi badan sel-sel ganglion (urutan neuron kedua
jalur visual). Ada dua jenis sel ganglion. Sel-selganglion kerdil

yang terdapat

didaerah makula dan dendrit dari setiap sinaps sel tersebut dengan akson sel bipolar
tunggal. Sel ganglion polisinaptik terletak terutama di retina perifer dan setiap sel
tersebut dapat synapse dengan upto seratus bipolar.
4

Lapisan pleksiformis dalam. Pada dasarnya terdiri dari hubungan antara akson sel
bipolar dendrit sel ganglion, dan prosesus sel amakrin.

Lapisan nukleus dalam, terutama terdiri dari badan sel-sel bipolar. Hal ini juga berisi
badan sel amakrin horizontal dan sel-sel Muller dan kapiler-kapiler arteri retina
sentral.

Lapisan pleksiform luar, terdiri dari sambungan sferul sel batang dan pedikel sel
kerucut dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal.

Lapisan nukleus luar, terdiri dari inti sel batang dan kerucut.

Membran limitans eksterna, merupakan membran fenestrasi, melalui prosesus sel


batang dan kerucut.

Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor). Batang dan kerucut merupakan
organ akhir penglihatan dan juga dikenal sebagai fotoreseptor. Lapisan sel batang dan
sel kerucut hanya memiliki satu segmen luar sel fotoreseptor yang tersusun secara
palisade. Ada sekitar 120 juta sel batang dan 6,5 juta sel kerucut. Sel batang
mengandung zat fotosensitif visual yang ungu (rhodopsin) dan bertanggung jawab
pada penglihatanperifer dan penglihatan pencahayaan rendah (penglihatan skotopik).
Sel kerucut juga mengandung zat fotosensitif dan terutama bertanggung jawab
untukpenglihatan sentral yang sangat diskriminatif (penglihatan fotopik) dan
penglihatan warna.

10 Epitelium pigmen retina, merupakan lapisan terluar dari retina. Terdiri dari satu
lapisan sel yang mengandung pigmen. Melekat kuat pada lamina basal yang
mendasari (membran Bruch) dari koroid.
GAMBAR 3. LAPISAN RETINA

Retina menerima darah dari dua sumber yaitu koriokapilaria yang berada tepat diluar
membran Bruchs, yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiform luar

dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan pigmen retina, serta cabang-cabang dari arteria
sentralis retina yang memperdarahi duapertiga sebelah dalam.(4)
Fungsi retina pada dasarnya ialah menerima bayangan visual yang dikirim ke
otak.Bagian sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak sel fotoreseptor
kerucut daripada bagian perifer retina yang memiliki banyak sel batang.Fotoreseptor kerucut
berfungsi untuk sensasi terang, bentuk serta warna.Fovea hanya mengandung fotoreseptor
kerucut.Apabila daerah fovea atau daerah makula mengalami gangguan, maka visus sentral
dan tajam penglihatan akan terganggu. Fotoreseptor batang berfungsi untuk melihat dalam
suasana gelap atau remang-remang. Apabila bagian perifer retina mengalami gangguan, maka
penglihatan malam, adaptasi gelap dan penglihatan samping akan terganggu.(4)

dapus
3. Ilyas S. Ilmu penyakit mata Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003
4. Vaughan D. Ophtalmologi Umum. 17th ed. Jakarta: EGC; 2010

Anatomi
Mata adalah organ penglihatan yang terletak dalam rongga orbita dengan struktur sferis
dengan diameter 2,5 cm berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam,
lapisanlapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3)
retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar,
sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri
atas kornea transparan tempat lewatnya berkasberkas cahaya ke interior mata. Lapisan
tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluhpembuluh darah untuk memberi makan retina.Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah
retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan
syaraf di dalam.Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah
energi cahaya menjadi impuls saraf.

Gambar 1 : Anatomi Mata.


(Dikutip dari kepustakaan 5)
Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang
melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan
hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora serata. (4)
Retina dibentuk dari lapisan neuroektoderma sewaktu proses embriologi. Retina
berasal dari divertikulum otak bagian depan (proencephalon). Pertama-tama vesikel optic

terbentuk kemudian berinvaginasi membentuk struktur mangkuk berdinding ganda, yang


disebut optic cup. Dalam perkembangannya, dinding luar akan membentuk epitel pigmen
sementara dinding dalam akan membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan terus
melekat dengan proencephalon sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang disebut
traktus retinohipotalamikus.(,6,7)

Gambar 2 : Lapisan Retina (Dikutip dari kepustakaan 7)


Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya.Retina berbatasan dengan koroid dan sel epitel pigmen
retina.Retina terdiri atas 2 lapisan utama yaitu lapisan luar yang berpigmen dan lapisan dalam
yang merupakan lapisan saraf. Lapisan saraf memiliki 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang
yang berguna untuk melihat cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat warna,
untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan sedangkan sel kerucut berguna untuk melihat
warna, cahaya dengan intensitas inggi dan penglihatan sentral. Retina memiliki banyak
pembuluh darah yang menyuplai nutrient dan oksigen pada sel retina.6,7
Lapisan-lapisan retina dari luar ke dalam :7
1.
2.

Epitel pigmen retina.


Lapisan fotoreseptor, terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel
kerucut merupakan sel fotosensitif.

3.

Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

4.

Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus kerucut dan batang.

5.

Lapisan pleksiform luar, yaitu lapisan aseluler yang merupakan tempat sinapsis fotoreseptor
dengan sel bipolar dan horizontal.

6.

Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller. Lapisan
ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

7.

Lapisan pleksiform dalam, merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin
dengan sel ganglion.

8.

Lapisan sel ganglion yang merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua.

9.

Lapisan serabut saraf merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di
dalam lapisan ini terdapat sebagian besar pembuluh darah retina.

10. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Gambar 3 : Foto Fundus: Retina Normal. Makula lutea terletak 3-4 mm kea rah temporal dan
sedikit dibawah disk optik, Diameter vena 1,5 kali lebih besar dari arteri.(Dikutip dari
kepustakaan 7)
Vaskularisasi Retina
Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu arteri retina sentralis yang merupakan
cabang dari arteri oftalmika dan khoriokapilari yang berada tepat di luar membrana
Bruch.Arteri retina sentralis memvaskularisasi dua per tiga sebelah dalam dari lapisan retina
(membran limitans interna sampai lapisan inti dalam), sedangkan sepertiga bagian luar dari
lapisan retina (lapisan plexiform luar sampai epitel pigmen retina) mendapat nutrisi dari
pembuluh darah di koroid.Arteri retina sentralis masuk ke retina melalui nervus optik dan
bercabang-cabang pada permukaan dalam retina. Cabang-cabang dari arteri ini merupakan
arteri terminalis tanpa anastomose. Lapisan retina bagian luar tidak mengandung pembuluhpembuluh kapiler sehingga nutrisinya diperoleh melalui difusi yang secara primer berasal
dari lapisan yang kaya pembuluh darah pada koroid.6,7
Pembuluh darah retina memiliki lapisan endotel yang tidak berlubang, membentuk sawar
darah retina.Lapisan endotel pembuluh koroid dapat ditembus.Sawar darah retina sebelah luar
terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.Fovea sentralis merupakan daerah avaskuler dan
sepenuhnya tergantung pada difusi sirkulasi koroid untuk nutrisinya. Jika retina mengalami
ablasi sampai mengenai fovea maka akan terjadi kerusakan yang irreversibel.6,7
Innervasi Retina
Neurosensoris pada retina tidak memberikan suplai sensibel.Kelainan-kelainan yang
terjadi pada retina tidak menimbulkan nyeri akibat tidak adanya saraf sensoris pada
retina.Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subyektif retina seperti :

tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapangan pandang. Pemeriksaan obyektif adalah
elektroretinogram (ERG), elektro-okulogram (EOG), dan visual evoked respons (VER).Salah
satu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina adalah pemeriksaan
funduskopi.6,7

5.

Dapus :
Netter FH, Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology, 2002, Comtan: U.S.A. P. 82

6.

Joussen A.M. Retinal Vascular Diseease. New York: Springer; 2007. p. 3-5, 66-70, 129-132, ,

7.

228-31, 309, 291-331


Lang G. Ophtalmology a Short Textbook : Vascular Disorder. New York :Thieme; 2000. p.
299-301, 314-18.

Anda mungkin juga menyukai