Anda di halaman 1dari 2

Setiap perbuatan memang selalu memiliki resikonya masing-masing, terlebih

jika perbuatan itu merupakan suatu kesalahan. Tempo hari, saat rapat bersama
teman-teman, aku merokok di dalam kelas. Sebenarnya, ada hal yang membuatku
merasa was-was yaitu jikalau aku ketahuan merokok di dalam kelas. Ya, memang
sudah ada aturannya yang menyatakan bahwa merokok di dalam kelas itu tidak
diperbolehkan, namun hari itu aku tetap saja melakukannya. Mungkin hal ini terjadi
karena aku menyikapinya dengan terlalu santai, ah santai, ga bakal ketahuan, dan
juga tidak memikirkan orang lain yang berada di sana. Memang, setiap orang bebas
melakukan

kehendaknya,

asalkan

tidak

melebihi

batasan

dan

juga

tidak

mengganggu kebebasan orang lain. Jujur, pada saat itu aku memang kurang sadar
akan hal itu, di mana aku seharusnya lebih menghargai orang lain, tidak bersikap
semaunya sendiri bahkan seenaknya sendiri. Menghargai orang-orang yang ada di
sekitarku, terlebih karena tidak semua dari mereka adalah perokok, menghargai
orang yang sudah membuat aturan yang bertujuan agar semuanya menjadi teratur
dan dapat berjalan dengan lancar, terlebih karena ATMI pun sudah menerapkan
kedisiplinan yang luar biasa kepada pihak luar dan sungguh tidak layak jika pihak
dalam malah melakukan tindakan indisipliner semacam ini. Kasarannya, bagaimana
mereka akan beranggapan jika mengetahui hal semacam ini.
Setiap kejadian memang selalu ada hikmahnya, apapun itu. Sama halnya
dengan apa yang aku alami ini. Dari kejadian ini aku bisa belajar untuk lebih
menghargai orang melalui apa yang aku lakukan. Bagaimana untuk tidak bertindak
seenaknya sendiri, menghormati hak orang lain dan juga kebebasan mereka.
Secara tidak langsung juga menyinggung perihal relasi antar sesama, bagaimana
aku bisa menjalin relasi yang baik jika aku tidak bisa menghargai mereka dengan

kelakuanku yang seenaknya saja dan tidak memikirkan mereka. Its not just about
think before you act, but feel it completely and wisely.
Bersama dengan refleksi ini, saya :
Nama

: Antonius Widya Pradipta Permana

NIM

: 2011-1-024

Meminta maaf atas apa yang telah saya lakukan dan berjanji untuk tidak
mengulang tindakan tersebut dan juga mematuhi peraturan yang ada.

Ungaran, 15 Febuari 2014


Mengetahui,

Ignatius Agus Widyatmoko


Pradipta
Orang tua mahasiswa

Antonius Widya
Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai