FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1
MEDAN
DRAFT SKRIPSI
OLEH
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B . Perumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Kerangka Konseptual .................................................................... 7
D. Hipotesis ...................................................................................... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
F. Metode Penelitian.......................................................................... 10
1. Batasan Operasional........................................................... 10
2. Definisi Operasional Variabel ............................................ 10
3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 13
4. Populasi dan Sampel .......................................................... 13
5. Jenis Data .......................................................................... 14
6. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 15
7. Metode Analisis Data ......................................................... 15
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penjualan, Laba Bersih dan Rata-rata Harga Saham Industri
Rokok Yang Terdaftar di BEI Tahun 2001 Sampai 2008 ..............
....................................................................................................... 4
Tabel 1.2 Perusahaan Rokok yang terdaftar di BEI ...................................... 14
Tabel 4.1 Rata- rata PER, ROE, NPM dan harga saham Industri Rokok
Di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2008 ......................................... 43
Tabel 4.2 Price Earning Ratio (PER ) ........................................................... 44
Tabel 4.3 Return on Equity (ROE) 46
Tabel 4.4 Net Profit Margin (NPM) .............................................................. 48
Tabel 4.5 Model Summary(b) ...................................................................... 50
Tabel 4.6 Coefficients (a) .............................................................................. 50
Tabel 4.7 One - Sample Kolmogorov- Smirnov Test .................................... 53
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 54
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ............................................................................ 56
Tabel 4.10 Hasil Uji Global (Uji -F).............................................................. 57
Tabel 4. 11 Hasil Uji Secara Simultan (Uji -T) .............................................. 59
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
atau
pembayaran sejumlah deviden oleh perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan
resiko didalam investasi tersebut.
Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung
dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi resiko bagi
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
investor yang berinvestasi. Secara umum ada banyak teknik analisis dalam
melakukan penilaian investasi, tetapi yang sering digunakan adalah analisis yang
bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio
keuangan
(Anoraga dan Pakarti, 2006:108). Bahkan ada juga masyarakat yang hanya
melihat trend yang secara sepintas dalam melakukan investasi.
Industri rokok merupakan industri yang memiliki peranan penting dalam
kegiatan perekonomian negara indonesia. Dalam majalah tempo yang terbit tahun
2008, Rokok merupakan barang konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia,
dengan sekitar 177 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk indonesia adalah
penghisap rokok dimana jumlah batang rokok yang terjual di tahun 2008
mencapai sekitar 199 miliar batang. Sehingga industri rokok memiliki potensi
yang sangat besar untuk berkembang. Negara indonesia yang sebagian besar
pendapatan dalam negerinya berasal dari sektor dan industri rokok, dimana
industri rokok merupakan salah satu penyumbang dalam pendapatan pajak negara
tersebut. Tahun 2007 penerimaaan cukai yang berasal dari industri rokok tercatat
sebanyak Rp.52 triliun. Tenaga kerja yang terserap oleh industri rokok yang
berjumlah sekitar 3000 perusahaan yang tersebar di Indonesia mencapai
sedikitnya 6 juta pekerja.
Penjualan yang cenderung meningkat dari tahun 2001 sampai 2008 di
beberapa perusahaan memberikan gambaran bahwa industri rokok di Indonesia
berkembang dengan baik. Peningkatan yang baik ini merupakan gambaran bahwa
industri rokok memiliki prospek sebagai tempat bagi para investor untuk
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
menanamkan modalnya
laba Rp.19,082 miliar menjadi rugi sebesar Rp.62,123 miliar pada tahun 2006.
Penurunan juga terjadi pada PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun 2006 diamana
laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.1,007 miliar menurun sekitar 46,5% dari
Rp.1,889 miliar. Petumbuhan laba yang cenderung positif seperti yang terlihat
dalam Tabel 1.1 memiliki pengaruh yang beragam terhadap harga saham. Seperti
pada PT BAT Indonesia,Tbk pada tahun 2006 ketika terjadi penurunan laba hal
ini mempengaruhi terhadap harga saham. Dimana harga saham terus menurun
hingga pada saat penutupan di akhir tahun rata-rata harga saham PT BAT
Indonesia,Tbk Rp.5795 per lembar saham. Tetapi kenaikan laba pada perusahaan
PT Gudang Garam,Tbk pada tahun 2007 sekitar 43,2% tidak mempengaruhi
terhadap harga saham hingga penutupan tahun 2007, dimana rata-rata harga
sahamnya turun menjadi Rp.9279 dari tahun 2006 dengan rata-rata harga sebesar
Rp.10137 per lembar. Penurunan harga saham juga terjadi pada perusahaan
HMSP pada tahun 2006 dari rata-rata harga saham senilai Rp.9103 pada tahun
2005 menjadi senilai RP.8254 pada tahun 2006, padahal laba perusahaannya
sedang meningkat. Penurunan harga saham juga terjadi pada tahun 2008 pada
perusahaan GGRM dan HMSP dimana pada tahun 2008 kedua perusahaan
tersebut berhasil membukukan penjualan dan laba yang meningkat tetapi tidak
diikuti oleh harga saham yang meningkat.
Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung
oleh data yang akurat sehingga dapat mengurangi resiko bagi investor balam
berinvestasi. Analisis fundamental sebagai salah satu teknik analisis yang
digunakan oleh investor dalam mencari informasi dari laporan keuangan
perusahaan. beberapa komponen yang penting dalam melakukan analisis terhadap
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
lainnya
adalah
Net
Profit
Margin
(NPM)
(Brigham
dan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka dirumuskan
masalah sebagai berikut;
Apakah Price Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Net Profit
Margin (NPM) memilki pengaruh terhadap Harga Saham Industri Rokok di
Bursa Efek Indonesia (BEI)?
C. Kerangka Konseptual
Dalam investasi saham di pasar modal unsur yang penting yang perlu
diperhatikan adalah resiko dan hasil. Sehingga diperlukan kemampuan untuk
menganalisis saham-saham mana yang memberikan keuntungan dan juga resiko
yang besar. Tandelilin (2001:232) menyatakan bahwa dalam melakukan analisis
perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka berfikir pada dua komponen
utama dalam analisis fundamental yaitu Price Earning Ratio (PER) dan Return on
Equity (ROE) perusahaan. Serta rasio profitabilitas yang penting lainnya dalam
menganalisis harga saham adalah Net Profit Margin (NPM). Penelitian yang
dilakukan oleh Susilawati (2005) menggunakan ROE, PER, NPM dan variable
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
latar
belakang
dan
perumusan
masalah
yang
telah
HARGA
SAHAM
NET PROFIT
MARGIN (NPM)
Gambar 1.1: Kerangka Konseptual
Sumber: Tandelilin (2001), Susilawati (2005), Subyantoro dan Andreani (2003),
Hijriah (2008), Puspitasari (2007), Dimodifikasi
D. Hipotesis
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional penelitian ini adalah
a. Subjek dalam penelitian ini adalah industri rokok yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
b. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan sektor
Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana untuk
perusahaan PT Gudang Garam,Tbk dan PT H M Sampoerna,Tbk
menggunakan data pada tahun 2001 sampai 2008 sedangkan pada
perusahaan PT BAT Indonesia, Tbk dan PT Bentoel Internasional Inv,
Tbk menggunakan data laporan keuangan tahun 2001 sampai 2007. hal
ini dikarenakan dua perusahaan tersebut belum mengelluarkan laporan
keuangan pada tahu 2008.
c. Variabel-variabel
yang
diteliti
dalam
analisis
investasi
yang
Hari transaksi
Harga saham bulanan
dimana semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) maka semakin baik pula
operasi perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. NPM yang digunakan
adalah NPM yang dihitung setiap akhir tahun atau per Desember setiap tahun.
Net Profit Margin (NPM) dihitung dengan satuan kali dan dapat di hitung
dengan rumus
penelitian ini adalah perusahaan industri rokok dimana untuk emiten GGRM dan
HMSP menggunakan data tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 serta emiten
BATI dan RMBA menggunakan data tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
Terdapat 4 (empat) perusahaan Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia antara lain.
No
Tabel 1.2
Perusahaan Rokok yang terdaftar di BEI
Kode Emiten
Nama Perusahaan
BATI
GGRM
HMSP
PT H M Sampoerna, Tbk
RMBA
b. Jumlah lembar saham pada setiap akhir tahun dari perusahaan Industri
Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Harga saham rata-rata setiap tahun dari perusahaan Industri Rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hasan (2002:83) pengumpulan data adalah pencatatan peristiwaperistiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karateristik-karateristik
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung
penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui :
Dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang berupa laporan-laporan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Melakukan studi pustaka yaitu dengan
mengumpulkan data pendukung berupa literatur jurnal penelitian terdahulu serta
laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan permasalahan yang akan
diteliti.
7 .Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Metode Analisis Statistik
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh Variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan rumus:
Y = a + 1 X1 + 2 X2 + b3 X3 + e
Dimana :
Y = Harga Saham
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
a = Konstanta
X1 = Price Earning Ratio (PER)
X2 = Return on Equity ( ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
1 = koefisien regresi variabel PER
2 = koefisien regresi variabel ROE
3 = koefisien regresi variabel NPM
e = Error
Sebelum data tersebut dianalisis model regresi berganda harus
memenuhi syarat uji asumsi klasik yaitu :
a. Uji normalitas
Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel
independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal
atau mendekati normal. Model yang paling baik adalah data
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan
melalui analisis grafik histigram dan grafik P-plot serta analisis
statistik kolmogorov-smirnov.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linier antar variabel bebas dalam satu model. Hubungan
linear antara variabel bebas inilah yang disebut multikolinieritas
(Nachrowi, 2006:95)
c. Uji heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
H0 : b3 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM
secara parsial terhadap variabel Harga Saham
H0 : b3 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM secara
parsial terhadap variabel Harga Saham
Pada penelitian ini thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada
tingkat signifikan ( ) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F
ini adalah
Terima H0 bila -t tabel t hitung t tabel
Tolak H0 (terima H1) bila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
A.Penelitian Terdahulu
Susilawati (2005) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh rasio
keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini
dilakukan terhadap perusahaan manufaktur periode tahun 1999 sampai tahun
2003. Variabel independent yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) Return
on Equity(ROE), Return On Investmen (ROI), Price to Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profit Margin
(OPM). Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan analisis linear berganda
dengan uji t dan F dimana tingkat signifikan 0.05 ternyata diperoleh hasil yaitu
rasio keuangan yang terdiri dari Return on Asset (ROA), Return on Investmen
(ROI), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin
(NPM), dan Operating Profit Margin (OPM) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
Subiyantoro dan Andreani (2003) melakukan penelitian yang berjudul analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham (kasus perusahaan jasa perhotelan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini menggunakan variabel Return
On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) ,Earning Per Share (EPS), Book
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Value per Share (BVS), Debt To Equity Ratio(DER), Return saham, Return Bebas
Resiko, Resiko Pasar, Return Market. Penelitian ini menggunakan analisis linear
berganda, dimana Penelitian ini menghasilkan hubungan antara
variabel EPS yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Penelitaian ini memiliki nilai adjusted R square sebesar 68,5 %
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:1) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen
lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
instansi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
beli dan kegiatan terkait lainnya.
Menurut Berlian dan Sundjaja (2003:424) pengertian pasar modal dapat
ditinjau dalam arti sempit dan luas. Pengertian pasar modal dalam arti sempit
yaitu pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli
dana jangka panjang. Sedangkan pengertian pasar modal dalam arti luas ada dua
yaitu, yang pertama pasar modal adalah keseluruah sistem keuangan yang
terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek. Kedua, pasar
modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang
memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, dan tabungan serta deposito berjangka.
Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
dan pembeli dana. Tempat penawaran atau penjualan dana ini dilaksanakan dalam
satu lembaga resmi yang disebut Bursa Efek. Bursa yaitu tempat di mana
bertemunya penjual dan/atau pembeli efek-efek. Umumnya yang termasuk pihak
penawar adalah perusahaan asuransi, perusahaan dana pensiun, bank-bank
tabungan, dan Iain-lain. Sedangkan yang termasuk pihak pembeli adalah
pengusaha, pemerintah atau daerah. Fungsi bursa efek antara lain adalah menjaga
koritiunitas pasar serta menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme
permintaan dan penawaran.
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995 memberikan
pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran uraum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
C. Saham
1. Pengertian Saham
Salah satu efek yang menjadi obyek investasi adalah saham. Saham
merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk perseroan yang biasa disebut emiten, yang menyatakan bahwa pemilik
saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Secara
sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau tanda
kepemilikan seseorang atau badan usaha pada sebuah perusahaan, atau suatu tanda
bukti berupa surat berharga sebagai pernyataan ikut memiliki modal saham suatu
perusahaan.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
saham di bursa efek Indonesia dikenal dua jenis saham yaitu saham biasa
(Common Stock) dan saham preferen (Preferen Stock).
a. Saham Biasa
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:54) saham biasa adalah saham yang
tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa adalah mendapat
deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang
pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa tidak
memiliki klaim atas perusahaan meskipun perusahaan pada periode tersebut
mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik saham biasa memiliki hak suara pada
rapat umum pemegang saham. Apabila terjadi likuidasi atas perusahaan,
pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian kekayaan setelah kewajiban
terhadap kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi.
b. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang didalamnya disertai dengan hak-hak
istimewa. Hak tersebut adalah hak untuk mendapat deviden atau pembagian
kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu daripada pemegang saham
biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk
mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris perusahaan.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:9) saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas
dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham
tersebut serta mendapatkan deviden. Sedangkan persamaan saham preferen
dengan obligasi terletak pada adanya klaim atas laba dan aktiva perusahaan,
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
devidennya tetap selama masa berlaku saham tersebut, dan dapat dipertukarkan
dengan saham biasa.
Saham biasa merupakan efek yang paling popular di pasar modal. Menurut
Darmadji dan Fakhruddin (2006:8-9) ditinjau dari kinerja perdagangan, maka
saham dapat dikategorikan atas:
1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini
biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara
teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba
dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio)
3. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu pemsahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emiten mampu
mernberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada saat resesi. Emiten
seperti ini biasannya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan oleh masyarakat. seperti rokok dan barang-barang kebutuhan
sehari-hari (consumer goods).
3. Risiko Investasi Saham
Resiko adalah kesenjangan antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
diharapkan. Menurut Tandelilin (2001:47) resiko investasi dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang di
harapkan. Pembelian surat berharga dari perusahaan terbuka di pasar modal
membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian agar risiko dapat dikendalikan
seminim mungkin, karena investasi dalam saham sangat berbeda dengan investasi
yiang tanpa risiko seperti tabungan atau deposito. Investasi saham menjanjikan
keuntungan yang cukup besar, karena itu potensi risiko yang dimiliki juga cukup
besar.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:9) saham dikenal dengan
karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi.
Saham memungkinkan pemodal untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah
besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham
maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam
waktu singkat.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
ketidak
mampuan
emiten
saham
memenuhi
kewajiban
suatu saham dapat naik, turun, atau stagnan. Yang menjadi hal yang harus
diperhatikan oleh investor yang Terlibat Kegiatan dipasar modal atau manajemen
perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di pasar modal karena indikasi harga
saham dapat pula dijadikan ukuran nilai perusahaan.
5. Analisis Saham
Analisis saham merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat apakah
harga saham di pasar bursa telah mencerminkan nilai perusahaan sebenarnya.
Menurut Harianto dan Sudomo (1998:451) analisis saham bertujuan untuk
menaksir nilai sebenarnya dari suatu saham dan kemudian membandingkannya
dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini. Tujuan dilakukannya analisis
terhadap saham-saham adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
terhadap kemampuan perusahaan yang bersangkutan untuk tumbuh dan
berkembang di masa mendatang. Untuk melakukan analisis dan memilih saham
terdapat dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:55).
a. Analisis Fundamental
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:55) analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan deviden, dan sebagainya), dan menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperlukan taksiran harga saham. Analisis fundamental
digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan dan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
pengembalian
perusahaan
atau
efektivitas
perusahaan
dalam
bahwa
perusahaan
berkinerja
dengan
baik,
karena
dapat
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
tahun 1912 didirikan di Batavia , pusat pemerintahan kolonial Belanda dan pada
saat ini dikenal sebagai Jakarta. Pasar modal tersebut didirikan oleh pemerintahan
Belanda untuk kepentingan pemerintahan Belanda. Meskipun pasar modal di
Indonesia telah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Pasar modal yang awalnya dikenal dengan nama Bursa Batavia ini pernah
ditutup selama periode perang dunia pertama pada sekitar tahun 1914 sampai
tahun 1918 kemudian bursa efek ini dibuka lagi pada tahun 1925. selain
mengoperasikan bursa Batavia pemerintahan kolonial belanda juga mulai
mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa
ini kembali dihentikan kembali ketika terjadi pendudukan pemerintahan jepang di
Batavia pada saat perang dunia kedua.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara
singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:
a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
c. 1925 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II
f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
h. 1956 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
i.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
pusat di Jakarta. Saat ini memperkerjakan sekitar 500 orang karyawan di 6 kantor
Cabang Penjualan, 3 Pusat Pertembakauan, 2 Pabrik dan 1 Kantor Pusat. Merekmerek utama dari PT BAT Indonesia Tbk adalah Dunhill, Lucky Strike, Ardath,
Commfil dan Kansas.
PT BAT Indonesia Tbk memiliki Nomor Wajib Pajak 1.000.164.2-054
dengan klasifikasi rokok. Modal dasarnya adalah sebesar Rp.88.000.000.000,- dan
modal disetor sebesar Rp.22.000.000.000. kantor pusat beralamat dijalan plaza
exim dilantai 25 jalan Gatot Subroto No 36-38 Jakarta.
Komisaris utama PT BAT Indonesia Tbk adalah Frans Seda, Komisaris
adalah Stuart Damon Brazier, Komisaris Independen adalah Subrato Zaini,MBA
dan djoto Moeljono, Komite Audit (ketua) adalah Frans Seda dan anggota adalah
Djoto Moeljono Dan Subrato Zaini, Ian Thomas Morton sebagai Direktur Utama
dan Lekir Amir Daud, Masudil Badri, Ir MBA, Mark Drain dan Wahyu
Indrawanto sebagai Anggota. Pemegang saham PT BAT Indonesia Tbk adalah
British American Tobacco, HSBC-fund Services Client, Ssb s71 v Acf First Eagle
Overs (www.Idx.co.id, 2008)
3. PT H M Sampoerna Tbk
Sejarah PT H M Sampoerna Tbk dimulai pada tahun 1913 oleh Liem
Seeng Tee, seorang imigran asal Cina. Ia mulai membuat dan menjual rokok
kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya
merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan
rokok kretek dan rokok putih secara komersil. Rokok kretek tumbuh populer
dengan pesat. Pada awal 1930-an Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga dan
perusahaannya menjadi Sampoerna. Setelah usahanya berkembang cukup mapan
Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluargannya dan pabriknya
kesebuah komplek gedung yang telah terbengkalai di Surabaya. Bangunan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
bentoel
menginvestasikan
uang
dalam
jumlah
besar
untuk
dan sekunder yang baru dan otomatis, serta mesin-mesin cetak terbaru. Langkah
tersebut membuat perusahaan terbebani hutang besar, sampai akhirnya pada tahun
1991 Grup Rajawali mengambil alih manajemen Bentoel. Pada tahun 1991
Kelompok Rjawali ditunjuk sejumlah kreditor utama lokal untuk mengambil alih
manajemen Bentoel sekaligus menangani proses restrukturisasi hutang Bentoel.
Posisi-posisi manajemen penting diduduki sejumlah profesional dan eksekutif
yang berkompeten di bidangnya, momen ini menjadikan Bentoel mengalami
transformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang dikelola secara
professional.
Tugas pertama manajemen baru adalah mengurangi beban hutang Bentoel
terhadap kreditur lokal dan asing sekaligus membenahi masalah keuangan
perusahaan. Setelah berhasil merestrukturisasi hutang perusahaan pada tahun
1995 dan tahun 1997, manajemen bentoel akhirnya dapat berkonsentrasi untuk
melakukan pengembangan bisnis dan perubahan struktur organisasi perusahaan.
Pada tahun 1996 memposisikan dirinya di pasar rokok rendah tar dan rendah
nikotin, dengan meluncurkan merek Star Mild. Perusahaan kemudian berturutturut meluncurkan sejumlah produk di segmen ini termasuk Bentoel Mild (1999),
Country (1999), X Mild dan Country Light (2004) dan Club Mild (2006).
Bentoel memasuki pasar rokok putih pada tahun 1984 ketika philip morris
masuk ke Indonesia dan sekaligus mempercayakan produksi dan distribusi rokok
terkenal Marlboro kepada Bentoel pada akhir tahun 1998, Philip Morris
mendirikan perusahaan produksinya, yaitu PT Philip Morris Indonesia ( PT PMI),
dan mulai memproduksi rokoknya sendiri, akan tetapi bentoel tetap memiliki hak
eksklusif untuk medistribusikan produk-produ Philip Morris. Bentoel kini telah
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
menjadi salah satu perusahaan rokok yang disegani di tanah air. Konsep portofolio
bran manajemen yang berimbang baik dalam segmen SKT( Sejati, Rawit,
Prinsip), SKM ( Bentoel Biru, Inter Biru, Star Mild, Bentoel Mild, X Mild dan
Club Mild ), maupun SPM (Country) telah menjadikan Bentoel perusahaan yang
selalu siap menghadapi tantangan pasar. Dengan terbukanya pasar regional,
Bentoel juga melakukan ekspansi dengan memasuki pasar regional dan tetap
optimis untuk dapat melayani permintaan pasar regional dan tetap optimis untuk
dapat melayani permintaan pasar regional dan intersional sekarang dan di masa
depan.
PT Bentoel International Inv Tbk listing di Bursa Efek Jakarta pada 05
maret 1990 denga klasifikasi rokok. Modal dasar Rp. 2.996.240.625.000,- dan
modal disetor Rp.6.733.125.000 harga perdana yaitu Rp.12.600,-. Kantor pusat
beralamat di Jalan Jend. Sudirman Kav.34-35 Jakarta 10220. Presiden Komisaris
M Sjan Arifin, Komisaris Independen adalah Harianto Mangkusasono, Komisaris
adalah Frans Setiawan Widjaja, Presiden Direktur Y W Junardy, Wakil Presiden
Direktur adalah Darjoto Setyawan, Direkturnya adalah Theodorus Sunarlis, Sun
Alexander Yapeter dan Henry Komala (www.idx.co.id,2007).
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang ada
dikumpulkan
dan
digolongkan/dikelompokkan
kemudian
dianalisis
dan
No
1
2
3
4
Tabel 4.1
Rata- rata PER, ROE, NPM dan harga saham Industri Rokok
Di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2008
Emiten
PER
ROE
NPM
Harga Saham
BATI
-0,31
5,81
0,067
Rp. 7.878,GGRM
12,62
14,72
0,08
Rp.10.724,HMSP
14,69
37,45
0,116
Rp. 7.540,RMBA
4,31
12,97
-0,0357
Rp. 180,Rata-Rata Emiten
7,83
12,74
0,057
Rp. 6.580,-
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
yang paling
sebesar -33,95.
Pada tahun 2005 nilai Price Earning Ratio (PER) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan BATI dengan nilai Price Earning Ratio (PER) sebesar 25,94 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan RMBA dengan nilai PER sebesar 8,4.
Pada tahun 2006
perusahaan GGRM dengan nilai Price Earning Ratio (PER) sebesar 19,47 dan
yang paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai PER yaitu
sebesar -4,25. Pada tahun 2007 nilai Price Earning Ratio (PER) tertinggi dimiliki
oleh perusahaan HMSP dengan nilai Price Earning Ratio (PER) sebesar 18,75
dan yang paling rendah di miliki oleh perusahaan BATI dengan nilai PER yaitu
sebesar -8,87. Perusahaan HMSP memiliki nilai PER tertinggi pada tahun 2008
dengan nilai sebesar 16,35.
3.
Pada tahun 2001 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan BATI dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 28,13 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan HMSP dengan nilai ROE sebesar 22,96.
Pada tahun 2002 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh perusahaan
HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 31,13 dan yang paling
rendah dimiliki oleh perusahaan RMBA dengan nilai ROE sebesar 9,20.
Pada tahun 2003 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 24,36 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai ROE sebesar 11,8.
Pada tahun 2004 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh perusahaan
HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 40,99 dan yang paling
rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai ROE yaitu sebesar -5,19.
Pada tahun 2005 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 52,08 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai ROE sebesar 4,62.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Pada tahun 2006 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh perusahaan
HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 62,00 dan yang paling
rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai ROE yaitu sebesar -17,70.
Pada tahun 2007 nilai Return on Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh perusahaan
HMSP dengan nilai Return on Equity (ROE) sebesar 44,94 dan yang paling
rendah di miliki oleh perusahaan BATI dengan nilai ROE yaitu sebesar -10,17.
Perusahaan HMSP memiliki nilai ROE tertinggi pada tahun 2008 dengan nilai
sebesar 20,13.
4.
perusahaan BATI dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,16 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan RMBA dengan nilai NPM sebesar 0,02.
Pada tahun 2003 nilai Net Profit Margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan HMSP dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,18 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan RMBA dengan nilai NPM sebesar -0,5.
Pada tahun 2004
perusahaan HMSP dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,11 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai NPM yaitu sebesar
-0,015.
Pada tahun 2005 nilai Net Profit Margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan HMSP dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,10 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai NPM sebesar 0,01.
Pada tahun 2006
perusahaan HMSP dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,12 dan yang
paling rendah dimiliki oleh perusahaan GGRM dengan nilai NPM yaitu sebesar
0,04. Pada tahun 2007 nilai Net Profit Margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh
perusahaan HMSP dengan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,12 dan yang
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
paling rendah dimiliki oleh perusahaan BATI dengan nilai NPM sebesar -0,05
Perusahaan HMSP memiliki nilai NPM tertinggi pada tahun 2008 dengan nilai
sebesar 0,12. Semakin besar rasio NPM menggambarkan kualitas manajemen
perusahaan yang semakin baik.
R
,585a
Adjusted
R Square
,266
R Square
,342
Std. Error of
the Estimate
1,47986
DurbinWatson
2,046
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
LN_PER
LN_ROE
LN_NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7,982
3,597
1,491
,602
-,035
,679
1,270
,611
Standardized
Coefficients
Beta
,400
-,013
,510
t
2,219
2,478
-,051
2,080
Sig.
,035
,020
,959
,048
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,971
,425
,421
1,030
2,354
2,376
berikut:
Y= 7,982 + 1,491PER - 0,035ROE + 1,270 NPM + e
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
-2
-1
2
N = 30
Std. Dev. = 0.947
Mean = -9.23E-16
ycneuqerF
Histogram
normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut yang tidak menceng
kekiri ataupun ke kanan.
Cara lain melihat uji normalitas dengan grafik adalah dengan melihat
grafik normal p-p plot of regression standardized residual. Pada Grafik 4.2
terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data
berdistribusi normal.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
b. Analisis Statistik
Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi
normal, maka dilakukan uji kolmogorv-Smirnov dengan melihat data residualnya
apakah berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 4.7
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Unstandardiz
ed Residual
30
,0000000
1,40122325
,119
,064
-,119
,652
,789
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel independen yang
satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan
secara linear. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor) melalui
program SPSS 13 for windows.
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Coefficients a
Model
1
(Constant)
LN_PER
LN_ROE
LN_NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7.982
3.597
1.491
.602
.679
-.035
.611
1.270
Standardized
Coefficients
Beta
.400
-.013
.510
t
2.219
2.478
-.051
2.080
Sig.
.035
.020
.959
.048
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.971
.425
.421
1.030
2.354
2.376
memiliki VIF < 5, maka tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas pada
persamaan regresi linear berganda ini.
3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model
regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan
varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda,
maka disebut heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas
dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam penelitian ini akan
digunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar pemikiran bahwa
(Singgih, 2004) :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
-3
-2
-1
-4
-3
-2
-1
Scatterplot
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara
gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah pada modelregresi ditemukan adanya korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (Singgih
:2000 ):
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Model Summaryb
Model
1
R
,585a
R Square
,342
Adjusted
R Square
,266
Std. Error of
the Estimate
1,47986
DurbinWatson
2,046
C. Pengujian Hipotesis
Variabel Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Net Profit
Margin (NPM) memiliki pengaruh terhadap Harga Saham Industri Rokok di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 13 for Windows
diperoleh hasil sebagai berikut:
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Ha : Tidak semua bi (b1, b2, b3) sama dengan nol (Lind.A, Marchal, dan Wathen,
2008). maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian
terhadap variabel Harga Saham.
Dalam hal ini kriteria penelitian dengan tingkat signifikan () 5%, jika
nilai sig. F > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan nilai sig. F < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.10
Hasil Uji Global (Uji-F)
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
29,641
56,939
86,581
df
3
26
29
Mean Square
9,880
2,190
F
4,512
Sig.
,011a
H0 : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PER secara parsial
terhadap variabel Harga Saham
Ha : b1 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PER secara parsial terhadap
variabel Harga Saham
H : b2 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROE secara parsial
terhadap variabel Harga Saham
Ha : b2 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROE secara parsial terhadap
variabel Harga Saham
H0 : b3 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM secara parsial
terhadap variabel Harga Saham
Ha : b3 0
Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM secara parsial terhadap
variabel Harga Saham
.
Dengan menggunakan tingkat signifikan () 5%, jika nilai sig. t > 0,05
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel
dependen maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai sig. t < 0,05
artinya ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.11
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Model
1
(Constant)
LN_PER
LN_ROE
LN_NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7,982
3,597
1,491
,602
-,035
,679
1,270
,611
Standardized
Coefficients
Beta
,400
-,013
,510
t
2,219
2,478
-,051
2,080
Sig.
,035
,020
,959
,048
a.
probabilitas sebesar 0,020 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. dan nilai t
hitung (2,478) > t-tabel (2,04) sehingga Dengan demikian, maka H0 ditolak dan
Ha diterima hal ini berarti variabel PER secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Harga Saham Industri Rokok. Hal ini sejalan
dengan
probabilitas sebesar 0,959 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. dan nilai thitung (-0,051) t-tabel (2,04) sehingga Dengan demikian, maka H0 diterima dan
hal ini berarti variabel ROE secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Harga Saham Industri Rokok. Hal ini sejalan
dengan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
probabilitas sebesar 0,048 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. dan nilai t
hitung (2,080) > t-tabel (2,04) sehingga Dengan demikian, maka H0 ditolak dan
Ha diterima hal ini berarti variabel NPM secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Harga Saham Industri Rokok. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya ( Susilawati, 2005 ) yang melakukan penelitian pada
perusahaan Manufaktur yang menyatakan bahwa NPM memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Harga saham. Dengan demikian model analis ini dapat
digunakan oleh investor dalam menganalisis Harga Saham.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
A.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor-faktor
Fundamental melalui rasio profitabilitas yang terdiri dari Price Earning Ratio
(PER), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) mempunyai
pengaruh terhadap Harga Saham pada Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia . dari hasil analisis diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil uji Signifikasi Simultan atau uji Global (uji -F) menujukkan bahwa
ketiga variabel Price Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE) dan Net
Profit Margin (NPM) memiliki Pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat yaitu Harga Saham. Hasil Uji F menunjukan nilai sig. F sebesar
0,011 lebih kecil dari signifikan () sebesar 5%. Dengan demikian secara
Global ketiga variabel tersebut dapat digunakan dalam menganalisis Harga
Saham.
2. Hasil uji parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio
(PER) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham, yaitu dengan nilai sig PER sebesar 0,020 dan sig NPM sebesar
0,048, sedangkan variabel lain yaitu Return on Equity (ROE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan dibagikan dan
kemampuan mengahasilakan laba dari penjualan merupakan hal yang
diperhatikan oleh Investor.
3. Nilai R Square atau koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah
sebesar 0,342 yang berarti hanya 34,2% variabel dari Harga Saham yang
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
B.
Saran
1. Hasil penelitian ini menghasilkan analisis rasio PER dan NPM merupakan
Variabel yang memiliki pengaruh terhadap harga saham sama seperti
prnrlitian terdahulu, oleh sebab itu bagi penelitian selanjutnya agar
menggunakan variabel lain yang dapat diteliti untuk lebih mengetahui
variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini (65, 8%).
2. Industri rokok merupakan Industri yang berkembang dengan baik,
kemampuan dalam menghasilkan laba sangat mempengaruhi terhadap
peningkatan harga sahamnya, dengan demikian laba sangat
diperhatikan
penting
DAFTAR PUSTAKA
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Amirullah dan Widayat, 2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal, Jakarta Mediasoft, Indonesia
Anoraga dan Pakarti, 2006, pengantar pasar modal, Rineka Cipta, Jakarta.
Berlian dan Sundjaja, 2003, Manajemen Keuangan 2, edisi keempat, Literata
Lintas Media, parahyangan, Yogyakarta.
Brigham, F Eugene Dan Joel F Houston, 2001, Manajmen Keuangan,Edisi
Delapan, Erlangga, Jakarta
Darmadji dan Fakhruddin, 2006, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
Ginting, Paham dan Situmorang, 2008, Filsafat Ilmu Dan Metode Riset, USU
Press, Medan.
Hadianto, Bram dan Setiawan Roni, 2007, Jurnal Manajemen, Pengaruh Volume
Perdagangan , EPS Dan PER Terhadap Harga Saham Sektor
Pertambangan Pada Periode 2000-2005 Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Harianto dan Sudomo, 1998, Perangkat Dan Teknik Analisis Investasi Di Pasar
Modal Indonesia , PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta.
Hasan, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Metode Penelitian Dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Hirjiah, Almas, 2008, Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik
Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta,
http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=c
om_journal_review&id=6178&task=view, Medan.
Lind A, Marchal, dan Wathen, 2008, Statisical Techniquesin Business And
Economics (15th ed), Mc Graw Hill Intarnatiomal Edition.
Nachrowi dan Usman, 2004, Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika
Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Puspitasari, Ratnawati, 2007, Analisis pengaruh faktor fundamental terhadap
harga saham ( studi pada perusahaan go public di bursa efek Jakarta
periode2000-2004), http//edt.library.ums.ac.id/gdl.php?mod=browse
&op=read&id=jtptums-gdl-sl-2007ratnawatip-12007, Surakarta
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : SEBELUM LN
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Regression
b
Va riables Entere d/Re moved
Model
1
Variables
Entered
NP M,
ROE ,
a
PE R
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summary
Model
1
R
R Square
.416a
.173
Adjusted
R Square
.078
Std. Error of
the Estimate
4388.300
ANOV Ab
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
1E +008
5E +008
6E +008
df
3
26
29
Mean S quare
34908575.74
19257178.16
F
1.813
Sig.
.170a
t
4.522
.032
.430
1.689
Sig.
.000
.974
.671
.103
Coefficients a
Model
1
(Constant)
PER
ROE
NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
5455.341
1206.469
2.760
85.175
22.835
53.083
14280.387
8455.164
Standardized
Coefficients
Beta
.007
.085
.374
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Model Summary b
Model
1
R
R Square
.416a
.173
Adjusted
R Square
.078
Std. Error of
the Estimate
4388.300
DurbinWatson
1.955
Coefficients a
Model
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constant) 5455.341 1206.469
PER
2.760
85.175
ROE
22.835
53.083
NPM
14280.387 8455.164
Standardized
Coefficients
Beta
.007
.085
.374
t
4.522
.032
.430
1.689
Sig.
.000
.974
.671
.103
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.619
.814
.650
1.616
1.229
1.539
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Res idual
30
.0000000
4155.124100
.150
.118
-.150
.822
.508
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Histogram
10
Frequency
2
Mean = 4.16E-17
Std. Dev. = 0.947
N = 30
0
-2
-1
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Scatterplot
-1
-2
-3
-4
-5
-2
-1
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
LAMPIRAN 2 : SESUDAH LN
Regression
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Entered
LN_NPM,
LN_PER,a
LN_ROE
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summary
Model
1
R Square
R
.585a
.342
Adjusted
R Square
.266
Std. Error of
the Estimate
1.47986
ANOV Ab
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
29.641
56.939
86.581
Mean S quare
9.880
2.190
df
3
26
29
F
4.512
Sig.
.011a
t
2.219
2.478
-.051
2.080
Sig.
.035
.020
.959
.048
Coefficients a
Model
1
(Constant)
LN_PER
LN_ROE
LN_NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7.982
3.597
1.491
.602
-.035
.679
1.270
.611
Standardized
Coefficients
Beta
.400
-.013
.510
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Model Summary b
Model
1
R
R Square
.585a
.342
Adjusted
R Square
.266
Std. Error of
the Estimate
1.47986
DurbinWatson
2.046
Coefficients a
Model
1
(Constant)
LN_PER
LN_ROE
LN_NPM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7.982
3.597
1.491
.602
-.035
.679
1.270
.611
Standardized
Coefficients
Beta
.400
-.013
.510
t
2.219
2.478
-.051
2.080
Sig.
.035
.020
.959
.048
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.971
.425
.421
1.030
2.354
2.376
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Res idual
30
.0000000
1.40122325
.119
.064
-.119
.652
.789
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Histogram
Frequency
1
Mean = -9.23E-16
Std. Dev. = 0.947
N = 30
0
-3
-2
-1
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009
Scatterplot
-1
-2
-3
-4
-3
-2
-1
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net
Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository 2009