Anda di halaman 1dari 24

BAB II

ASPHALT MIXING PLANT

II.1. Umum

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah


seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu [17].
AMP dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari satu tempat
ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan
kelengkapannya, ada beberapai jenis AMP [3][17], yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran
(timbangan) atau jenis drum pencampur [17].
Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal
kelengkapan dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan
dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan
sedangkan pada AMP jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran
ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan yang diubah ke dalam satuan
volume atau dalam aliran berat per satuan waktu [3].

Universitas Sumatera Utara

Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu
untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan
agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi .
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai
dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai
komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan
dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan
besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat
dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masingmasing bin
pada bin panas menjadi lancar dan berimbang[3].
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan
aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum
pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada
bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari
pompa aspal[3].
Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah;
AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin),
timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada AMP
jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia[3]. Tentunya kedua jenis
AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin,
pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah[3] :
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)

Universitas Sumatera Utara

3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)


4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)

Gambar II.1. AMP jenis takaran ( batch plant )


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Universitas Sumatera Utara

Gambar II.2. AMP jenis pencampur drum (drum mix)


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Gambar II.3. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis
takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP jenis
menerus seperti yang banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan, yaitu[3] :

Universitas Sumatera Utara

Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada


FCK, disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu bin
dingin saja, dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP
takaran.
Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya mengandalkan
pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain (misalnya pengontrol
kecepatan ban berjalan).
Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas
sangat tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi penurunan
temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai
dengan kadar aspal optimum pada JMF.
Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan
mudah, item pengontrolan lebih sedikit.

II.2. AMP jenis takaran

Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan


serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran
beraspal panas.AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas
campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada
umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas[3]:
a) AMP yang permanen

Universitas Sumatera Utara

b) AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi


proyek.
Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200
kg per batch atau lebih besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch
sekitar 40 menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan
menggunakan kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch[3].
Beberapa keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih
adalah sebagai berikut[3] :
Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran yang
relatif seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian.
Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan campuran
beraspal ke unit penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit penghampar
dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan kepadatan tidak tercapai,
karena campuran di bawah alat penghampar telah dingin sehingga pada bagian
tersebut sulit diratakan dan dipadatkan.
Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang berarti
mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-jalan utama
gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar pengaruhnya.
Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis
takaranseperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin
dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan
melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas
(hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu
dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang

Universitas Sumatera Utara

sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan
melalui

pemasok

bahan

pengisi.Selanjutnya

dicampur

kering

dalam

pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran


kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya
dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.

Gambar II.4. Skema pengoperasian AMP jenis takaran


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

II.2.1 Bin dingin

Universitas Sumatera Utara

Bin dingin (cold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam
memproduksi campuran aspal panas (hot mix)

[5]

.Bagian pertama dari AMP adalah

bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat
halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung
(bin)[3]. Masing-masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat
tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing
masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula campuran kerja (FCK/JMF
). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antar bin. Dengan
demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-masing bin
harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing
bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih
yang dapat berakibat tercampurnya agregat.
Penyimpangan gradasi agregat di bin dingin baik itu karena tercampurnya
agregat pada masing-masing bin atau kalibrasi bukaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan kesulitan pengaturan gradasi di bin panas. Kemungkinan salah satu
bin panas pengisian agregat relatif lebih lama dibanding dengan bin lainnya.
Akibatnya waktu produksi menjadi lama dan selama menunggu terisinya bin
tersebut, terjadi pelimpahan material (overflow) pada bin panas lainnya.
Jenis bin dingin yang umum dikenal [3]adalah : (1) ban berjalan menerus, (2)
getar, dan (3) aliran. Tipikal masing-masing jenis bin dingin tersebut diperlihatkan
pada Gambar 5. Jenis pertama (continuous) cocok untuk agregat halus, sedangkan
yang lainnya cocokuntuk agregat kasar.

Universitas Sumatera Utara

Gambar II.5 Jenis-jenis bin dingin


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

II.2.1.1 Pintu pengeluar agregat pada bin dingin

Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di
bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang

Universitas Sumatera Utara

angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin dingin
yang telah berisi agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran, harus
dikalibrasi terlebih dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan
digunakan. Kelancaran pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu
pengeluaran bin dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran
pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi kelancaran
pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak dilindungi terhadap
hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan akibat menggumpalnya
agregat halus di pintu pengeluaran/pasokan.

II.2.1.2 Sistim pemasok agregat dingin

Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin,
melalui bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui
reciprocating feeder dan atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan
menggunakan elevator dingin (cold elevator) menuju ke drum pengering, tipikal
sistim pemasok agregat dingin diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar II.6. Tipikal pemasokan agregat dari bin dingin


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Universitas Sumatera Utara

Kesinambungan aliran material dari bin dingin ini sangat berpengaruh


terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat
pada bin dingin salah satu penyimpangan yang sering terjadi pada bin dingin adalah
tidak dipasangnya pembatas antara mulut pasokan agregat pada bin dingin sehingga
agregat dari bin dingin yang satu bercampur dengan agregat dari bin dingin
lainnya[3][5]. Faktorfaktor yang harus mendapat perhatian pada bin dingin (cold bin)
adalah:
Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan
karena perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat
maka harus dilakukan pembuatan FCK (JMF) kembali.
Agregat tidak tercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat
dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih.
Bukaan bin dingin dikalibrasi secara periodik.
Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin. Bukaan bin dingin agregat halus
kadang-kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah
lempung, atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.
Tidak terjadi perubahan kecepatan conveyor dan ada operator yang mengontrol
aliran agregat untuk membuang material yang tidak perlu.

II.2.2 Pengering (Dryer)

Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam
pengering (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta.

Universitas Sumatera Utara

Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan
kapasitas maksimum produksi yang direncanakan per jamnya [5].
Pengering mempunyai fungsi[3]: (1) menghilangkan kandungan air pada
agregat; dan (2) memanaskan agregat sampai temperatur yang disyaratkan.
Komponen yang terdapat pada sistim pengering adalah:

Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm


dan panjang 610 cm sampai 1219 cm.

Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan
pemanas.

Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi
utama untuk memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.

Gambar II.7. Pengering pada drum pengering AMP jenis takaran


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Pada sistim pengering dipasang serangkaian baris sudu-sudu yang terbuat


dari pelat logam cekung yang dilas dalam bentuk yang bervariasi dan melekat pada
permukaan di bagian dalam silinder tersebut.Sudu-sudu ini (flight cup) digunakan

Universitas Sumatera Utara

untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat sehingga pengeringan agregat menjadi


merata.Tipikal sudu-sudu (flight up) diperlihatkan pada Gambar 8. Bentuk
pengering, kecepatan putaran, diameter , panjang, jumlah dan disain dari sudusudu
(flight cup) mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk proses
pengeringan di dalam sistim pengering agregat. Oleh karena itu jumlah, bentuk dan
susunan sudu-sudu harus diperhatikan untuk efisiensi pengeringan.Selanjutnya
agregat yang telah dikeringkan dialirkan menuju elevator panas (hotelevator) melalui
pintu pengeluar yang terdapat pada ujung alat pengering.

Gambar II.8. Tipikal sudu-sudu pada pengering


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar diperoleh
campuran beraspal yang memenuhi syarat, yaitu antara lain :
Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan.
Perubahan kuantitas agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari
pengaturan bukaan bin dingin dapat menyebabkan pemanasan berlebih (jumlah
agregat yang masuk berkurang sementara panas pembakar tetap).
Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap yang
keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran berwarna biru.
Warnaasap yang hitam menandakan pembakaran tidak sempurna. Contoh dari

Universitas Sumatera Utara

akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah, pada saat pengambilan agregat
dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga. Akibat dari hal
tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-pori agregat dan juga tidak dapat
melekat dengan baik ke agregat.
Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan
pemeriksaan kadar air secara cepat; ambil contoh secukupnya, kemudian
lewatkan cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati jumlah
kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula. Agregat yang
masih mengandung kadar air akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat,
sehingga campuran beraspal berprilaku seolah-olah kelebihan aspal.

II.2.3 Pengumpul debu (dust collector)

Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol
polusi udara di lingkungan lokasi AMP[3]. Gas buang yang keluar dari sistim
pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan
ke pengumpul debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan
menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau
debu di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP. Secara umum terdapat
beberapa jenis kombinasi sistim pengumpul debu, antara lain :
Sistim pengumpul debu jenis kering (dry cyclone dust collector), debu yang
terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian bawah dan gas
yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

dikembalikan ke bin panas (hot bin) melalui sistim pengatur udara (air lock
damper).
Sistim pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang
terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh
ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat
tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air
penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah yang cukup
banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak sempurna
pada pengering (dryer). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka segera
lakukan koreksi atau perbaikan pada pengering (dryer).

Tipikal dari kedua jenis pengumpul debu diperlihatkan pada Gambar 9. Muatan
udara yang mengandung partikel debu, asap dan gas harus dikontrol sampai ambang
batas yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai dampak
lingkungan.

Jenis kering (dry cyclone dust collector)

Jenis basah (wet scrubber


dust collector)

Gambar II.9. Tipikal jenis-jenis pengumpul debu Lubang


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Universitas Sumatera Utara

II.2.4 Unit ayakan panas (hot screening unit)

Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit) jenis
mendatar dengan sistim penggetar yang umumnya terdiri dari empat susunan.
Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator
panas (hot elevatorbucket) untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan
dipisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin).
Tipikal unit ayakan panas diperlihatkan pada Gambar II.10. Umumnya pada proses
penyaringan terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke bin
panas I tetapi terbawa ke bin panas II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi
kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas
produksi. Akan tetapi presentase tersebut dapat bertambah jika : lubang saringan
tertutup agregat, kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring
bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan tetap, agregat halus basah
sehingga

pada

saat

pengeringan

dan

pemanasan

agregat

halus

tersebut

akanmenggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak semestinya. Kemungkinan lain
adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa
agregat masuk ke bin panas yang tidak semestinya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan gradasi
dan kadar aspal secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan merupakan
penutup dari dek dan merupakan saringan pertama yang biasa disebut pemisah
(scalping). Pada susunan unit ayakan dengan ukuran lubang terbesar berfungsi
membuang agregat yang mempunyai diameter yang lebih besar dari ukuran agregat

Universitas Sumatera Utara

maksimum yang diminta (oversize) agar tidak masuk ke bin panas (hot bin) dan
membuangnya pada pintu pembuang.

Gambar II.10. Tipikal unit ayakan panas


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang
berdekatan[3]. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir
agregat maksimum 19 mm adalah :
Saringan pertama / teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya
lebih besar (oversize) dibuang ke saluran pembuang
Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara
19 mm sampai 12,5 mm masuk ke bin 1
Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5
sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara
4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos
saringan 2,36 mm masuk ke bin 4.

Universitas Sumatera Utara

Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk
menghindarkan dari kemungkinan rusak atau robek.

II.2.5 Bin panas (hot bin)

Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP
jenis takaranumumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang
rapat dan kuatdan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga
mampumenampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisahpisahkanmelalui unit ayakan panas.Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus
dipasang saluran pipa untuk membuangagregat yang berlebih dari tiap bin panas
yang dapat dioperasikan secara manual atauotomatis.Jika agregat halus masih
menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelahpemanasan, maka agregat yang
sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpalpada dingding bin panas dan
akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapatmenyebabkan perubahan gradasi
agregat, yaitu penambahan material yang lolossaringan No. 200[3].

II.2.6 Sistim pemasok bahan pengisi (filler elevator)

Bahan pengisi (filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh kadar
air, oleh karena itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan pengisi bebas dari
pengaruh air. Umumnya bahan pengisi dimasukkan ke dalam AMP melalui
penimbang yang biasa disediakan untuk menimbang agregat panas, namun terdapat
juga AMP yang menyediakan penimbang khusus untuk bahan pengisi.Terdapat dua

Universitas Sumatera Utara

sistim untuk memasok bahan pengisi ke dalam AMP yaitu sistim pneumatik dan
mekanik[3]. Untuk sistim pneumatik, bahan pengisi dimasukkan ke dalam pencampur
dengan cara pengaliran seperti bahan cair, sedangkan untuk sistim makanik bahan
pengisi dari silo dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan
wadahwadah yang dirangkai dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator
bahan pengisi. Karena pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka
diperlukan pemeriksaan secara berkala. Penambahan bahan pengisi akan
menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff), akan tetapi penambahan yang
terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu lapisan beraspal menjadi getas dan
mudah retak[3].

II.2.7 Tangki aspal (asphalt storage)

Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung aspal
yang memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan aspal yang terdapat di
dalamnya dapat dengan mudah terlihat.Pada beberapa AMP terdapat beberapa tangki
aspal yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai
fungsi menampung aspal yang baru datang dari pemasok, dan tangki lainnya
mempunyai fungsi untuk menampung aspal yang telah dipanaskan dan siap untuk
ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill). Setiap tangki
harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric yang telah dikalibrasi
sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Aspal harus cukup cair untuk dapat dialirkan dengan baik, oleh karena itu
diperlukan penangas aspal. Terdapat beberapa jenis penangas aspal di dalam tangki,

Universitas Sumatera Utara

antara lain dengan sistim sirkulasi uap panas atau sirkulasi oli panas di dalam tangki
aspal atau dapat juga dengan sistim elektrik.
Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang
berfungsi mengalirkan aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang
berfungsi mengalirkan aspal kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa pemasok,
pipa pengembali, dan timbangan aspal harus mempunyai pelindung panas sehingga
dapat menjamin temperatur aspal sesuai dengan yang ditentukan.Pada sirkulasi aspal
pipa pengembali harus terletak di bawah pipa pemasok aspal.Untuk mencegah
terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu dipasang dua atau tiga
buah lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.

II.2.8 Timbangan agregat (aggregate weight hopper)

Pada AMP jenis takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu
timbangan untuk agregat dan timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan
untuk agregat ditempatkan langsung di bawah bin panas (hot bin). Hasil
penimbangan dari agregat langsung ditransmisikan oleh mekanisme timbangan pada
skala penunjuk tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap takaran
dapat dibaca.
Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu
pencapaian berat bin panas sulit tercapai, maka operator harus melakukan
pengecekan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidak
seimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan
terjadi penyimpangan gradasi sebagai akibat proporsi masing-masing hot bin tidak

Universitas Sumatera Utara

sesuai. Temperatur agregat juga akan berfluktuasi akibat dari kuantitas aliran agregat
pada pengering (dryer) yang tidak stabil.
Urutan penimbangan tiap bin panas harus diamati secara teliti dan sebaiknya
penimbangan fraksi agregat kasar didahulukan. Sebelum AMP dioperasikan, skala
timbangan dibersihkan, tiap bagian diperiksa dan harus dilakukan kalibrasi
timbangan secara periodik oleh instansi berwenang.AMP sebaiknya menggunakan
sistim kontrol yang otomatis untuk memperoleh komposisi campuran yang sesuai.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat
perhatian antara lain sebagai berikut :
- Kalibrasi timbangan.
- Weigh box tergantung bebas.
- Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP.

II.2.9 Timbangan aspal (asphalt weight hopper)

Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang ditentukan
berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui pipa pemasok
untuk ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum dimasukkan ke
dalam pencampur (mixer/pugmill).Gambar skematik aliran aspal dan pengukuran
aspal diilustrasikan pada Gambar II.11.Kuantitas aspal yang dialirkan ke dalam
pencampur (mixer) harus selalu diamati dan secara berkala timbangannya
dikalibrasi, sehingga diperoleh jumlah aspal yang tepat dengan toleransi sesuai
dengan spesifikasi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar II.11. Tipikal penimbangan dan aliran aspal


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja[5].

II.2.10 Pencampur (mixer atau pugmill)

Setelah aspal, agregat dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai dengan
komposisi yang direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke dalam pencampur
(mixer/pugmill). Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mencegah
oksidasi yang berlebih namun harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada
semua butir agregat. Pencampur terdiri dari ruang (chamber) dan poros kembar (twin
shaft) yang dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal (paddle). Untuk
menghasilkan pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi baik (tidak aus) dan
posisinya sedemikian rupa sehingga ruang bebas (clearance) antara ujung pedal dan
dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksimum agregat.
Pengisian yang terlalu banyak akan menyebabkan hasil pengadukan menjadi kurang
sempurna,sementara pengisian terlalu sedikit tidak efisien. Dalam pugmill terjadi
dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah
ditambah aspal).Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk

Universitas Sumatera Utara

meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.Pencampuran basah juga


diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi atau
penuaan (aging) dari aspal.Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah
terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan
agregat halus juga telah terselimuti aspal.Umumnya waktu pencampuran sekitar 30
detik.

I.2.11. Tenaga penggerak

Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP


sumber tenaga utamanya adalah generator set atau gen set. Pada umumnya genset ini
diputar oleh mesin diesel.Kekuatan atau kapasitas genset ini harus cukup untuk
melayani kebutuhan motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain
yang memakai tenaga listrik dan untuk penerangan.Semua sambungan-sambungan
aliran listrik harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan
lingkungan.

I.2.12. Ruang pengendali pengontrol atau ruang pengontrol (control room)

Seluruh kegiatan operasi unit peralatan pencampur aspal panas (AMP)


dikendalikan dari ruang pengontrol atau control room ini. Ada 3 cara pengendalian
operasi yang dikenal; yaitu cara manual, cara semi otomatis dan cara otomatis. Pada
pengendalian operasi cara manual, pengaturan/pengoperasian komponen atau
bagian-bagian peralatan pencampur aspal panas (AMP) dilakukan dengan mengatur

Universitas Sumatera Utara

sakelar atau tombol mengunakan tangan. Yaitu pengaturan pemasokan agregat,


aspal, pembakaran pada burner, penimbangan, pencampuran serta pengeluaran
campuran dari pencampur atau pugmill.Pengendalian secara semi otomatis, beberapa
pengaturan pembukaan dan penimbangan masih dikontrol secara manual, termasuk
bukaan pintu pengeluaran pugmill.
Pengendalian operasi secara otomatis, maka semua operasinya sudah diatur
secara otomatis dengan sistem komputerisasi, termasuk kontrol apabila ada
kesalahankesalahan atau ketidakcocokan dan ketidaklancaran operasi dari satu atau
beberapa bagian kegiatan/ operasi, misalnya temperatur agregat panas rendah maka
terkontrol pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya. Pada pengendalian
operasi secara otomatis harus lebih teliti pengamatan alat-alat ukurnya serta
hubungan-hubungan sirkuit dari peralatan pencampur aspal panas (AMP) ke ruang
pengendalian, karena besaran-besaran yang sudah diprogram bisa saja bersalahan
akibat sirkuit yang terganggu, sehingga kemungkinan produk akhir berada di luar
spesifikasi yang sudah dirancang atau diformulasikan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai