Anda di halaman 1dari 6

JEMBATAN BOX GIRDER

Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri
dari balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga. Box girder biasanya
terdiri dari elemen beton pratekan, baja structural, atay komposit baja dan beton bertulang.
Bentuk penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau trapezium dan dapat
direncanakan terdiri atas 1 sel atau banyak sel.

Gambar Bentuk Penampang Box Girder

Salah satu keuntungan dari jembatan box girder yaitu ketahanan torsi yang lebih
baik, yang sangat bermanfaat untuk aplikasi jembatan yang melengkung. Tinggi elemen box
girder dapat dibuat constant maupun bervariasi, makin ke tengah makin kecil.

Gambar Tinggi Elemen Box Girder

Gambar Evolusi Box Girder


Bentang jembatan box girder dimulai dengan plat sederhana. Seiring meningkatnya
panjang bentang , tnggi elemen penampang box girder juga meningkat. Diketahui bahwa
pusat dekat bahan gravitasi memberikan kontribusi sangat sedikit untuk lentur dan karenanya
dapat dihapus.Pelat bawah balok disediakan kapasitas kekuatan tarik dan pelat atas untuk
menahan tekan. Sehingga pelat atas dan bawah membentuk kerja sama untuk menahan
lentur.
Akibat lebar jembatan meningkat diperlukan lebih banyak jumlah gelagar
memanjang yang sehingga mengurangi kekakuan balok dalam arah melintang dan lendutan
melintang relatif tinggi. Jaring balok bisa dibuka menyebar secara radial dari plat atas. balok
bagian bawah tidak akan lagi berada di posisi aslinya. Untuk tetap dalam posisi semula di
bagian bawah harus diikat bersama-sama yang menyebabkan terbentuknya box girder
pertama. Bentang yang panjang dengan deck yang lebih luas dan pembebanan eksentrik pada
penampang akan menyebabkan lendutan arah longitudinal dan transversal yang
menyebabkan distorsi berat penampang. Oleh karena itu jembatan harus memiliki kekakuan
torsi yang tinggi untuk melawan distorsi penampang dek untuk minimum.
Dengan demikian box girder lebih cocok untuk bentang yang lebih besar dan lebar.
Box girder elegan dan ramping. Ekonomis dan estetika menyebabkan evolusi cantilevers
pada sayap atas. Dimensi sel dapat dipengaruhi oleh kondisi pratekan.
Jembatan box girder beton umumnya dipadukan dengan system prategang. Konsep
prategang adalah memberikan gaya tarik awal pada tendon sebagai tulangan tariknya serta
memberikan momen perlawanan dari eksentrisitas yang ada sehingga selalu tercipta

tegangan total negative baik serat atas maupun bawah yang besarnya selalu dibawah
kapasitas tekan beton. Struktur akan selalu bersifat elastic karena beton tidak pernah
mencapai tegangan tarik dan tendon tak pernah mencapai titik plastisnya.

Gambar Longitudinal Prestressing Tendon

Gambar Transverse Internal Prestressing Tendon

Metode pelaksanaan jembatan box girder juga kompleks dan bervariatif tergantung
dari keadaan tanahnya, jenis tendon pratekannya apakah internal prestressing atau external
prestressing, tergantung juga lekatan kabel dengan beton apakah bonded ataukah unbounded,

pengaturan bentangan jembatan apakah menerus atau bentang sederhana, tinggi elemen box
girder apakah bervariasi atau constant serta proses pelaksanaan di lapangan apakah cor
ditempat atau pracetak.
Metode pelaksanaan yang umum digunakan adalah metode konvensional dengan
perancah, balance cantilever, atau kombinasinya, dan incremental launching.

Gambar Pelaksanaan Box Girder dengan Perancah

Gambar Pelaksanaan Box Girder dengan Perancah

Keuntungan Box Girder


Dalam beberapa tahun terakhir jembatan beton sudah banyak digunakan sebagai
solusi estetika dan ekonomi. Kekakuan torsial yang sangat besar tertutup bagian plat lantai
box girder yang memberikan struktur di bawahnya lebih estetis. Lebih efisien untuk
penampangnya dikarenakan memliki berat struktur yang lebih ringan. Secara interior
jembatan box girder dapat digunakan untuk mengakomodasi layanan seperti pipa gas, air,
instalasi listik, dan lain-lain. Untuk bentang besar flens bawah dapat digunakan sebagai dek
lain yang bisa digunakan untuk mengakomodasi lalu lintas juga. Pemeliharaan box girder
lebih mudah. Box girder memiliki nilai efisiensi structural tinggi yang dapat meminimalkan
kekuatan pretessing yang diperlukan untuk menahan momen lentur yang diberikan.

Penerapan Jembatan Box Girder


Salah satu penerapan Jembatan Box Girder adalah Jembatan Tukad Bangkung
di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali yang diresmikan penggunaannya
pada tanggal 19 Desember 2006 merupakan jembatan yang menghubungkan tiga kabupaten,
masing-masing Badung,Bangli,dan Buleleng. Jembatan ini memiliki ketinggian konstruksi
71,14 meter dan tahan terhadap gempa berkekuatan hingga 7 Skala Richter dengan panjang

hingga 360 meter serta lebar 9,6 meter dengan struktur atasnya box girder. Merupakan yang
terpanjang keenam di Indonesia, terpanjang di Bali, dan merupakan salah satu yang tertinggi
di Asia.
Jembatan yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berfungsi
menggantikan jalur wisata lama yang menghubungkan ruas jalan Denpasar, Sangeh, Petang,
dan Kintamani-Bangli yang letaknya berada 500 meter di arah selatan Jembatan Tukad
Bangkung. Jalur lama selain kondisinya kurang bagus juga memiliki kemiringan hingga 40
derajat alias sangat terjal sehingga sulit dilalui oleh kendaraan besar seperti truk atau bis
wisata yang banyak melintas ke daerah wisata ini. Pembangunan Jembatan Tukad Bangkung
sekaligus memangkas jarak tempuh di jalur lama sepanjang 6 kilometer.
Jembatan Tukad Bangkung dibangun dengan menggunakan teknologi balanced
cantilever, dengan estimasi usia pakai selama 100 tahun. Tampilan jembatan yang dibangun
semenjak tahun 2001 ini didesain mirip dengan jembatan konvensional lainnya di Bali dan
tidak dibangun menggunakan atap di atasnya dengan alasan supaya tidak mengurangi
pemandangan di sekitarnya. Diperlukan dana Rp 49 miliar lebih untuk membangun
Jembatan Tukad Bangkung dengan dana yang murni berasal dari APBD Provinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai