Anda di halaman 1dari 9

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga (Lisna Rosmayati)

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan


Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga
Lisna Rosmayati
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS
Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150
Teregistrasi I tanggal 25 Juni 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 20 Juli 2012
Disetujui terbit tanggal : 31 Agustus 2012

ABSTRAK
Spesikasi bahan bakar LPG (Liqueed Petroleum Gases) untuk rumah tangga yang ditentukan
pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi mensyaratkan batasanbatasan komposisi hidrokarbon dan sifat sika kimia LPG yang digunakan di dalam negeri. Parameter
yang ditetapkan adalah C2, C3 , C4 dan C5, vapour pressure, weathering test, copper strip corrosion,
total sulfur dan kandungan air. Kualitas dan mutu LPG sebagai bahan bakar gas untuk rumah tangga
yang beredar di dalam negeri harus selalu dijaga untuk meningkatkan rasa aman dan meminimalkan
potensi bahaya dalam penggunaan bahan bakar tersebut. Monitoring LPG sebagai bahan bakar rumah
tangga ini akan melihat batasan-batasan komposisi hidrokarbon dan sifat sika-kimia sampel LPG yang
dibandingkan atau disesuaikan dengan spesikasinya. Sampel LPG diambil di beberapa depot, stasiun pusat
pengisian bulk LPG (SPPBE) dan agen di beberapa wilayah di Indonesia. Tulisan ini membahas kajian
komposisi hidrokarbon dan sifat sika-kimia bahan bakar LPG rumah tangga terhadap spesikasinya.
Adanya penyimpangan dalam batasan mutu komposisi LPG tersebut akan ditindaklanjuti terkait kegiatan
pengawasan mutu LPG oleh pihak yang berwenang.
Kata Kunci: LPG, komposisi, spesikasi
ABSTRACT
LPG (Liqueed Petroleum Gases) specication is for residential determined by government regulation
that declares some limitation in LPG hydrocarbon composition and physical-chemical properties in
domestic. LPG specication covering C2, C3, C4 and C5, vapour pressure, weathering test, copper strip
corrosion, total sulphur and water content. Quality of LPG as gas fuel for residential should be maintained
to increase its safety and to minimize hazardous potential in using that LPG fuel. The laboratory result of
LPG monitoring is compared to LPG specication. LPG fuel samples were obtained from some depots,
terminal, SPPBE ( LPG Bulk Filling Station) and agent in some location in Indonesia. This paper will
cover hydrocarbon composition, physical and chemical properties of LPG gas fuel refer to its specication.
Deviation in LPG quality will be warned by authority.
Keywords: LPG, composition, specication

I. PENDAHULUAN
LPG (liquied petroleum gas) adalah campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas
alam atau kilang crude oil. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi

cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan


butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon
ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6)
dan pentana (C5H12). Saat ini pemakaian bahan bakar LPG untuk memenuhi kebutuhan energi rumah
tangga terus meningkat, seiring dengan semakin su69

Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi Vol. 46 No. 2, Agustus 2012: 69 - 77

litnya pemenuhan energi di dalam negeri jika hanya


bergantung pada bahan bakar minyak. Untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan energi tersebut,
perlu adanya penyediaan energi yang sesuai dengan
spesikasi yang telah ditetapkan Dirjen Migas dan
merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan
terjadinya potensi bahaya dalam penggunaannya.
Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk
gas. Volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil
dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang
sama. Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung
LPG tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi
tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi
biasanya sekitar 250:1.
LPG dipasarkan dengan cara disimpan sebagai
cairan bertekanan dalam tabung dengan spesikasi
yang ketat, termasuk pembatasan tekanan uap gas
(Reid Vapour Pressure) dengan kisaran 6-7 kg/cm2.
Botol LPG yang beredar di Indonesia, dirancang
untuk tekanan kerja maksimum 8,6 kg/cm2. Mutu dan
kualitas LPG yang memenuhi spesikasi merupakan
syarat mutlak yang harus dipenuhi karena dengan
komposisi LPG yang memenuhi spesikasi, maka
akan dihasilkan nilai kalor atau nilai panas yang
dibutuhkan dan menghindari kerusakan yang diakibatkan oleh mutu bahan bakar LPG yang keluar dari
spesikasi (outspec). Mutu bahan bakar LPG yang
tersedia harus benar-benar baik dalam arti memiliki
dampak seminimal mungkin terhadap konsumen.
Untuk memonitor ketentuan spesifikasi bahan bakar agar penyediaan LPG yang bermutu dan
berkualitas sesuai dengan spesikasi yang ditetapkan pemerintah, maka sangatlah penting dilakukan
pemantauan atau pengawasan mutu LPG di seluruh
Indonesia. Evaluasi komposisi LPG ini dilakukan
dengan membandingkan hasil analisis sifat sika
dan kimia percontoh LPG terhadap LPG reference
atau standar.
Monitoring mutu LPG untuk seluruh Indonesia
bertujuan untuk memantau mutu LPG yang meliputi
komposisi dan sifat sika kimianya sebelum didistribusikan kepada konsumen sehingga dapat diketahui
apakah kualitas/mutunya telah sesuai atau tidak
70

dengan ketentuan pemerintah yang tercantum dalam


masing-masing spesifikasinya. Monitoring mutu
LPG ini juga merupakan upaya untuk melindungi
konsumen dan produsen dari kemungkinan penyimpangan mutu LPG yang berdampak negatif terhadap
keselamatan pengguna LPG, terhadap lingkungan
dan peralatan.
II. BATASAN PENGUJIAN DALAM MONITORING LIQUIFIED PETROLEUM GAS
(LPG)
Monitoring bahan bakar LPG rumah tangga
meliputi analisis komposisi dan sifat sika-kimia
LPG, meliputi komposisi hidrokarbon, vapor pressure,
weathering test, copper strip corrossion, kadar air
dan total sulfur. Spesikasi LPG yang ditentukan
pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi mensyaratkan
batasan-batasan komposisi hidrokarbon dan sifat
sika kimia LPG yang digunakan di dalam negeri.
Parameter-parameter yang ditetapkan adalah
kandungan C2, C3, C4, dan C5, vapour pressure,
weathering test, copper strip corrosion, total sulfur
dan kandungan air. Kegiatan dalam monitoring mutu
LPG meliputi pengujian terhadap parameter tersebut.
Spesikasi LPG campuran yang dikeluarkan oleh
pemerintah dalam hal ini Direktur Jenderal Minyak
dan Gas Bumi mensyaratkan bahwa LPG tersebut
harus tidak mengandung air bebas (no free water)
secara visual.
Kandungan maksimum etana (C 2 ) dalam
spesifikasi LPG adalah 0,2% volume. Sesuai
spesifikasi LPG, kandungan minimum propana
(C3) dan butana (C4) adalah 97,5% volume. Sesuai
spesikasi, kandungan maksimum pentana adalah
sebesar 2,0 % volume. Kandungan total sulfur di
dalam batasan spesifikasi LPG campuran yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi, memiliki batasan maksimum kandungan total
sulfur adalah 15 grain/100 cuft dengan catatan LPG
tersebut belum ditambah Etil atau butil merkaptan.
Kandungan total sulfur dalam Liquied Petroleum
Gas (LPG) dinyatakan dalam satuan grains/100
cuft.
III. DATA LABORATORIUM
Hasil analisa komposisi hidrokarbon dan sifat
sika-kimia LPG yang akan dibahas dalam tulisan
ini merupakan sebagian dari hasil kegiatan monitor-

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga (Lisna Rosmayati)

ing atau evaluasi mutu LPG yang pelaksanaannya


dilakukan pada pertengahan tahun 2011.

nal LPG dengan hasil pengukuran nilai kalor kotor


dan nilai kalor bersihnya.

A. Komposisi LPG di beberapa Depot dan Terminal LPG

B. Komposisi LPG di beberapa SPPBE

Berikut adalah tabel data laboratorium hasil


analisa komposisi LPG di beberapa depot dan termi-

Berikut adalah tabel data laboratorium hasil


analisa komposisi hidrokarbon LPG di beberapa SPPBE dengan hasil pengukuran nilai kalor kotor dan
nilai kalor bersihnya.

Tabel 1
Hasil analisa Komposisi LPG di beberapa Depot di Indonesia

Tabel 2
Analisa Sifat Fisika-Kimia LPG di beberapa Depot di Indonesia

71

Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi Vol. 46 No. 2, Agustus 2012: 69 - 77

Tabel 3
Hasil analisa Komposisi LPG di beberapa SPPBE di Indonesia

Tabel 4
Analisa Sifat Fisika-Kimia LPG di beberapa SPPBE di Indonesia

C. Komposisi LPG di beberapa Agen LPG


Berikut adalah tabel data laboratorium hasil
analisa komposisi hidrokarbon LPG di beberapa agen
LPG dengan hasil pengukuran nilai kalor kotor dan
nilai kalor bersihnya.
72

D. Spesikasi mutu bahan bakar LPG


campuran
Terdapat 3 (tiga) jenis LPG di Indonesia yaitu
LPG propane, LPG butane dan LPG campuran. Ketiga jenis LPG tersebut dibedakan atas komposisinya,

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga (Lisna Rosmayati)

Tabel 5
Komposisi hidrokarbon LPG di beberapa Agen

Tabel 6
Sifat Fisika-Kimia LPG di beberapa Agen

karena berbeda komposisi maka tekanan uap, SG dan


nilai kalornya akan berbeda pula. Ketiga jenis LPG
tersebut dibedakan untuk peruntukan yang berbeda
pula. LPG yang umumnya digunakan untuk keper-

luan rumah tangga sebagai bahan bakar adalah jenis


LPG campuran, yaitu komponen utamanya adalah
campuran propane dan butane. Tabel 7 berikut ini
adalah table spesikasi LPG yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Migas terbaru pada tahun 2009.
73

Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi Vol. 46 No. 2, Agustus 2012: 69 - 77

Tabel 7
Standar Mutu Spesikasi Bahan Bakar LPG Campuran untuk rumah tangga

IV. EVALUASI DAN PEMBAHASAN


A. Evaluasi Komposisi Hidrokarbon dalam
LPG
Monitoring kualitas mutu LPG rumah tangga
sudah seharusnya dilakukan di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan secara rutin minimal sekali
dalam setahun untuk mengantisipasi sedini mungkin
gejala penyimpangan mutu atau kualitas LPG. Monitoring ini secara teknis dilakukan di beberapa Depot,
SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk
Elpiji) dan agen.
Hasil pengujian Liquefied Petroleum Gas
(LPG) campuran adalah meliputi tekanan uap, total
sulfur, kandungan air dan komposisi LPG seperti
etana, propana, propena, butana, butena dan pentana.
Kandungan maksimum etana (C2) dalam spesikasi
LPG adalah 0,2% volume. Sesuai spesikasi LPG,
kandungan minimum propana (C3) dan butana (C4)
adalah 97,0 % volume. Sesuai spesikasi, kandungan
maksimum pentana adalah sebesar 2,0% volume.
Etana merupakan senyawa hidrokarbon ringan
yang mempunyai titik didih dan energi per volume
lebih rendah dibandingkan dengan propana atau C3.
Sebagai gambaran, kandungan energi etana adalah
1618,7 Btu/ft3, sedangkan propana sebesar 2314,9
Btu/ft3. Oleh karena itu, LPG yang mengandung
etana dalam jumlah yang banyak atau melebihi
batas ketentuan yang ditetapkan akan mempunyai
74

kandungan energi yang lebih rendah. Spesikasi LPG


menetapkan batasan kandungan C3 + C4 minimum
sebesar 97,0%Vol.
Nilai kandungan C3 + C4 merupakan penjumlahan
kandungan C3 (propana, propena) dan C4 (butana
dan butene). Pengaruh adanya senyawa tidak jenuh
(propena dan butena) dalam percontoh LPG dapat
diketahui dengan melihat kandungan energi masingmasing komponen. Propana mempunyai kandungan
energi 2314,9 Btu/ft3, sedangkan propena 2182 Btu/
ft3. Rata-rata kandungan energi butana 3006 Btu/ft3,
sedangkan rata-rata kandungan energi butene adalah
2876 Btu/ft3. Jadi kandungan energi senyawa tidak
jenuh lebih rendah dari kandungan energi senyawa
jenuh dengan jumlah atom karbon yang sama dalam
senyawa tersebut. Olehkarenanya dengan adanya
senyawa tidak jenuh akan menurunkan kandungan
energi LPG.
Dilihat dari data pada tabel 1 hasil analisa
komposisi LPG, jumlah konsentrasi hidrokarbon C3
dan C4 dari beberapa depot dan terminal berada di atas
batasan minimum spesikasi yang dipersyaratkan
yaitu 97,00% mol :
Dari hasil analisa komposisi, produk LPG dari
depot A berasal dari rening crude oil karena komposisi hidrokarbon C3 dan C4nya terdiri dari rantai
karbon jenuh dan tak jenuh. Selain Propana, juga
terdeteksi adanya propilena, 1-butena, Iso butilen dan
senyawa alkene lainnya. Sedangkan Depot B, termi-

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga (Lisna Rosmayati)

nal C dan D gasnya dihasilkan dari hasil kondensasi


gas alam (Condensation of natural gas) karena tidak
ditemukan adanya senyawa alkena (hidrokarbon tak
jenuh)
jumlah konsentrasi hidrokarbon C3 dan C4 dari
beberapa SPPBE juga berada di atas batasan minimum
spesikasi yang dipersyaratkan yaitu 97,00% mol.
Begitu pula dengan jumlah konsentrasi hidrokarbon
C3 dan C4 di beberapa agen di Indonesia.
Propana dan butana merupakan senyawa
kimia yang berbeda, tetapi keduanya merupakan
hidrokarbon jenuh (saturated). Sifat keduanya
hampir mirip dan jika dicampur, keduanya tidak
bereaksi satu sama lain. Hanya saja butana bersifat
Gambar 1
kurang volatile jika dibandingkan dengan propana.
Konsentrasi campuran hidrokarbon C3+C4
dalam LPG di Depot dan Terminal
Nilai kalor propana dan butana hampir sama dan
dalam produk LPG untuk bahan bakar rumah tangga
(residensial), propana dan butana biasanya dicampur
dengan perbandingan tertentu untuk memperoleh
tekanan uap (vapor pressure) yang diperlukan oleh
pengguna (user).
Kandungan hidrokarbon etana di depot, SPPBE
dan agen, umumnya lebih kecil dari batasan
maksimum spesifikasi yaitu 0,8% mol kecuali
terminal D sedikit lebih tinggi dari nilai maksimum
spesikasi LPG yaitu 0,8635% mol. Kandungan
hidrokarbon etana dalam LPG harus dibatasi
karena akan berpengaruh langsung pada besarnya
nilai kalor dan vapor pressure produk LPG yang
dihasilkan. Konsentrasi etana yang tinggi dan
Gambar 2
melebihi batas spesikasi nilai etana yang telah
Konsentrasi campuran hidrokarbon C3+C4
ditetapkan pemerintah akan menaikkan nilai tekanan
dalam LPG di SPPBE
uapnya yang memiliki batasan maksimum 145.
Kandungan hidrokarbon C5 dalam LPG di depot, SPPBE dan agen,
seluruhnya berada pada konsentrasi di
bawah batasan maksimum spesikasi
yaitu 2,0% mol. Kandungan n-pentane,
iso pentane dan neopentana dengan konsentrasi yang melebihi batas maksimum
spesikasi LPG, akan berpengaruh selain
pada besaran nilai kalornya, kemampuan
untuk terjadinya pembakaran memerlukan entalpi yang lebih besar.
B. Evaluasi Sifat Fisika-Kimia LPG
Dalam monitoring mutu LPG, Sifat
sika-kimia yang diuji adalah tekanan
Gambar 3
uap (Reid Vapor Pressure), Weathering
Konsentrasi campuran hidrokarbon C3+C4 dalam LPG
Test, Copper Strip Corrossion, kandundi Agen-agen di wilayah Indonesia
gan total sulfur dan kadar air.
75

Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi Vol. 46 No. 2, Agustus 2012: 69 - 77

1. Reid Vapor Pressure (RVP)


Tekanan uap LPG merupakan indikasi
adanya komponen yang mudah menguap
dalam LPG. Tekanan uap LPG terkait
erat dengan ketahanan material tabung,
tangki penyimpan, container dan alat
rumah tangga untuk menjamin keamanan
dalam penggunaan produk LPG. Batas
maksimum RVP LPG pada 100oF dalam
spesikasi adalah 145 psig. Hal ini berarti
RVP sampel LPG tidak diperbolehkan melebihi batasan maksimum tersebut untuk
menjamin keamanan dan keselamatan
dalam penggunaan bahan bakar LPG.
Nilai RVP ini terkait erat dgn perbandingan komposisi propana dan butana yang
menjadi komponen utama dalam produk
LPG, dimana propana memiliki tekanan
uap yang lebih tinggi dari butana. Untuk
menurunkan nilai RVP LPG, kita dapat
menurunkan perbandingan konsentrasi
propananya.
Nilai RVP baik di Depot, terminal,
SPPBE dan Agen di beberapa wilayah di
Indonesia hasil monitoring 2011 masih berada di bawah batasan maksimumnya yaitu
145 psig. Jika ada Depot, SPPBE dan Agen
yang memiliki parameter di luar spesikasi
LPG, maka pihak yang berwenanglah yang
akan memberikan peringatan.

Gambar 4
Konsentrasi etana dalam LPG di Depot dan Terminal

2. Weathering Test
Weathering test merupakan salah satu
parameter uji LPG untuk menentukan
Gambar 5
adanya komponen LPG yang mudah
Konsentrasi C5 dalam LPG di Depot dan Terminal
menguap. Batasan minimum spesikasi
adalah 95% vol pada suhu 36oF. Dari data laboratorium,
hat dari hasil laboratorium menunjukkan nilai 1a dan
hasil analisa weathering test di Depot, Terminal,
1b. Dalam spesikasi dicantumkan bahwa nilai CopSPPBE dan Agen berkisar antara 98 dan 99% volume.
per Strip Corrossion tidak boleh lebih dari 1. Nilai
Dibandingkan dengan persyaratan minimalnya,
yang lebih dari 1 menunjukkan hasil yang off spec
komposisi LPG yang terkandung di dalam tabung
dan berarti komposisi LPG tersebut bersifat korosif.
masih masuk dalam persyaratan spesikasi, artinya
Korositas LPG dikaitkan pula dengan kandungan
kandungan komponen yg mudah menguap masih
kadar air dan total sulfurnya.
berada dalam batasan spesikasi.
4. Total Sulfur
3. Copper Strip Corrossion
Kandungan sulfur dalam LPG merupakan salah
Nilai Copper Strip Corrossion sampel LPG dari
satu parameter yang menunjukkan sifat korosif. TuDepot, Terminal, SPPBE dan Agen menunjukkan
juannya untuk mengetahui kandungan total sulfur
bahwa komposisi LPG tidaklah bersifat korosif, dilidalam LPG pada konsentrasi yang cukup rendah,
76

Kajian Komposisi Hidrokarbon dan Sifat Fisika-Kimia LPG untuk Rumah Tangga (Lisna Rosmayati)

lalu dibandingkan dengan spesikasi. Seperti telah


diketahui bahwa kandugan sulfur dapat menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Dalam spesikasi
Dirjen Migas, nilai maksimum dari total sulfur adalah
15. Sampel LPG di Depot menunjukkan bahwa total
sulfur LPG berkisar 0,67 sampai dengan 4,07. Di
SPPBE berkisar 0,01 s/d 6,56 dan di agen berkisar
0,02 s/d 1,40. Secara keseluruhan, hasil analisa total
sulfur LPG di 12 lokasi pengambilan sampel tidak
bersifat korosif.
5. Kadar Air
Kadar air dalam komposisi LPG juga sangatlah
perlu diperhatikan karena adanya uap air dalam
LPG dengan konsentrasi yang signifikan akan
mengakibatkan kerusakan peralatan karena dapat
bereaksi dengan kandungan sulfur sehingga
membentuk asam sulfat yang sangat korosif pada
tabung dan bersifat racun. Hasil data laboratorium
menunjukkan tidak adanya kandungan uap air dalam
LPG di Depot, Terminal, SPPBE dan agen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Parameter C2 (etana), C3 (propana), C4 (butana),
C5 (pentana), vapour pressure (RVP), weathering
test, copper strip corrosion, total sulfur dan
kandungan air merupakan parameter yang
mewakili persyaratan kualitas dan mutu LPG
sebagai bahan bakar gas untuk rumah tangga.
2. Jumlah konsentrasi hidrokarbon C3 dan C4 dari
beberapa depot, terminal, SPPBE dan agen
di Indonesia berada di atas batasan minimum
spesikasi yang dipersyaratkan yaitu 97,00%
mol .
3. Dari hasil analisa komposisi, produk LPG dari
depot A berasal dari rening crude oil karena
komposisi hidrokarbon C3 dan C4nya terdiri
dari rantai karbon jenuh (alkana) dan tak jenuh
(alkena). Sampel LPG di Depot A selain propana,
juga terdeteksi adanya propilena, 1-butena, Iso
butilen dan senyawa alkena lainnya. Sedangkan
Depot B, terminal C dan D gasnya dihasilkan
dari hasil kondensasi gas alam (Condensation
of natural gas) karena tidak ditemukan adanya
senyawa alkena (hidrokarbon tak jenuh).

4. Kandungan hidrokarbon etana di depot, SPPBE


dan agen, umumnya lebih kecil dari batasan
maksimum spesikasi yaitu 0,8% mol kecuali
terminal D sedikit lebih tinggi dari nilai maksimum
spesikasi LPG yaitu 0,8635% mol.
5. Kandungan hidrokarbon C 5 dalam LPG di
depot, SPPBE dan agen, seluruhnya berada
pada konsentrasi di bawah batasan maksimum
spesikasi yaitu 2,0% mol.
6. Hasil monitoring sifat sika dan kimia LPG
menunjukkan tidak ada penyimpangan dari
spesikasi LPG yang ditetapkan pemerintah.
7. Jika ditemukan adanya analisis sampel yang tidak
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan,
akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang
dan selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk
pemberian peringatan pada pihak terkait.
8. Monitoring kualitas mutu LPG rumah tangga
sangat penting dilakukan secara rutin di seluruh
wilayah Indonesia minimal sekali dalam setahun
untuk mengantisipasi sedini mungkin gejala
penyimpangan mutu atau kualitas LPG.
KEPUSTAKAAN
1. ASTM D 2163-07 Standard Test Method for Determination of Hydrocarbons in Liqueed Petroleum
(LP) Gases and Propane/Propene Mixtures by Gas
Chromatography
2. ASTM D 1267-02 (reapproved 2007) Standard Test
Method for gage Vapor Pressure of Liqueed Petroleum (LP) Gases
3. ASTM D 1838-03 Standard Test Method for Copper
Strip Corrosion by Liqueed Petroleum (LP) Gases
4. ASTM D 1142-95 (reapproved 2006) Standard Test
Method for Water Vapor Content of Gaseous Fuels
by Measurement of Dew-Point Temperature
5. ISO 19739 Natural Gas-Determination of sulphur
compounds using gas chromatography
6. Pengawasan Mutu Gas Bumi dan Liqueed Petroleum
(LP) Gases, Workshop PPPTMGB LEMIGAS Jakarta, Mei 2007

77

Anda mungkin juga menyukai