Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Bank Sentral Brunei

Brunei Currency Board (Dewan Mata Uang Brunei) didirikan pada 12


Juni 1967 dan pengenalan Dolar Brunei sebagai mata uang baru Brunei
untuk menggantikan Dolar Malaya dan Borneo Britania setelah Perjanjian Uni
Mata Uang antara Malaysia, Singapura dan Brunei dihentikan dan semua tiga
negara mengeluarkan mata uang mereka sendiri yang terus dipertukarkan
sampai dengan 8 Mei 1973, ketika pemerintah Malaysia mengakhiri
perjanjian dengan Singapura dan Brunei.
Brunei menggunakan sistem keuangan Singapura dari 1800-an sampai
1967. Pada 1800-an Dolar Dagang perak Meksiko (XMSD - silver Mexico
Trade Dollar) digunakan sebagai mata uang tetapi setelah pembentukan
daerah perlindungan Inggris (British protectorate), Dolar Penempatan Selat
(STSD) menjadi mata uang resmi negeri-negeri selat. Dolar Selat ini
ditautkan di Pound sterling Inggris pada tingkat satu dolar STSD bersamaan
28 pence dan dikeluarkan oleh pemerintah Negeri Selat. Pada tahun 1862,
India mengeluarkan mata uang resmi penempatan Selat setelah
pemerintahan Negeri Selat ditransfer ke India. Mata uang ini digunakan oleh
Negeri Selat (1871 hingga 1941), pemerintah Sarawak (1863 hingga 1941),
dan Serikat Borneo Utara Britania (1967 sampai 1941). Jepang menduduki
Brunei dari 16 Desember 1941 sampai Juni 1945. Dolar Gumpyo Jepang
diperkenalkan oleh pemerintah Jepang dan memiliki nilai yang sama dengan
Dolar Selat. Bank Pembangunan Selatan didirikan pada 20 Februari 1942 dan
merupakan bank pusat untuk Brunei, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Filipina
dan Singapura. Pada 26 Maret 1943, bank ini diizinkan untuk mengeluarkan
uang kertas Jepang. Bila Perang Dunia II berakhir dan penempatan Selat
dibubarkan (1 April 1946), Dolar Penempatan Selat turut terbubar dan
digantikan oleh Dolar Malaya. Dolar Malaya dikeluarkan oleh Lembaga Komisi
Mata uang Malaya dari 1946 sampai 31 Desember 1951 dan Lembaga Komisi
Mata uang Malaya - Borneo Britania dari 1952 hingga 1967. Brunei
mendirikan lembaga mata uang pada 12 Juni 1967 dan mulai menarik mata
uangnya sendiri pada 1967. Mata uang Brunei diikat pada Dolar Singapura.
Mata uang yang dikeluarkan oleh Lembaga Mata uang Malaya - Borneo
Britania tidak bisa digunakan di Brunei, Malaysia dan Singapura dimulai
secara efektif pada 16 Januari 1969. Uang kertas dikeluarkan oleh
pemerintah Brunei (Governmant of Brunei) dari 1967 hingga 1988, dan
kemudian dikeluarkan oleh Negara Brunei Darussalem sampai sekarang.
Namun nama lain untuk Dolar Brunei (B$) adalah Ringgit tetapi orang
Melayu Brunei tetap memanggilnya sebagai Ringgit Brunei (RB). Dolar Brunei
bisa dibagi kepada 100 sen. Perjanjian Perubahan pada tahun 1967
ditandatangani antara Brunei, Malaysia, dan Singapura pada 12 Juni 1967, di
mana bank dan pihak berkuasa di ketiga-tiga negara ini akan menerima

uang kertas dan koin dari dua negara lain tanpa biaya perubahan. Namun,
Malaysia mengakhiri perjanjian ini dengan Singapura pada 8 Mei 1973.
Brunei dan Singapura masih melanjutkan perjanjian itu sehingga sekarang
(2011).

Menteri Keuangan dan Ketua BCMB


Sultan dan Yang di-Pertuan Hassanal Bolkiah
Anggota:
Dato Paduka Awang Haji Ali bin Apong - Sekretaris Tetap, Departemen
Keuangan
Dr. Awang Haji Mohd Amin Liew bin Abdullah - Direktur Badan Investasi
Brunei, Departemen Keuangan
Datin Paduka Dayang Magdalene Chong - Pengacara Agung, Kamar
Jaksa
Agung, Kantor Perdana Menteri
Dato Paduka Haji Junaidi bin Pehin Orang Kaya Pekerma Setia Dato
Paduka Haji Hashim - Direktur, Badan Tanmiah Harta Majlis Ugama
Islam

Perekonomian Brunei
Pendukung perekonomian Brunei yang terpenting adalah kegiatan
pertambangan, terutama minyak bumi dan gas. Selain itu Brunei juga
mengandalkan bidang industri. Industri utama adalah industri pengolahan
minyak, gas alam cair, dan konstruksi. Sebesar 71,9 % pendapatan negara
diperoleh dari bidang pertambangan dan industri. Bidang pertanian hanya
menghasilkan 0,9 % dari total pendapatan, dan hanya memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Hasil utama pertanian berupa padi, dan kelapa, lada, dan
buah-buahan. Saat ini Brunei juga tengah meningkatkan peranan bidang
perdagangan, perbankan, serta pariwisata.

Luas Wilayah Brunei


Brunei terletak di Pulau Kalimantan. Di Asia Tenggara, Brunei adalah
negara terkecil. Luasnya hanya 5.770 km2.
Bentuk wilayah Brunei seperti kantong dalam wilayah Serawak.
Wilayah tersebut terbagi dua dan tidak saling terhubung. Wilayah bagian
timur yang lebih kecil (Temburong) memiliki topografi bergunung-gunung,
dengan ketinggian rata-rata 1.000 m. Di ujung selatan Temburong terdapat
bukit yang tertinggi, yaitu Bukit Pagon. Di wilayah Temburong juga mengalir
beberapa sungai, yaitu Sungai Temburong, Batu Apoi, Belalong, dan
Pandaruan. Semua sungai itu bermuara di Teluk Brunei. Wilayah bagian
barat, didominasi oleh dataran. Dari pantai yang landai di bagian barat laut
ke arah pedalaman (selatan), ketinggiannya semakin meningkat dan
tanahnya semakin berbukit-bukit. Mendekati Serawak, yaitu di wilayah
Brunei bagian barat ketinggian bukit lebih dari 300 m, relatif lebih rendah
dibandingkan ketinggian bukit-bukit bagian timur. Wilayah pantai berupa
rawa dengan hutan bakau. Beberapa sungai di wilayah ini adalah Sungai
Belait, Tutong, dan Sungai Brunei.

Anda mungkin juga menyukai