Anda di halaman 1dari 8

Re:Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu Arc 3 Chapter 87 Part 1 Bahasa

Indonesia
http://www.isekainovel.tk
http://mandomanga.heck.in
Lanjutan Anime yang END (Eps 25)
Volume 3 Chapter 87 Part 1: Itadakimasu!
Di gerobak naga yang bergoyang pelan, pikiran Rem selalu tertuju padanya.
Namanya tiba-tiba muncul di pikirannya, Rem mengangkat kepalanya dengan lembut, dan
menyipitkan matanya terhadap teriknya sinar matahari.
Dia menatap ke arah rombongan gerobak naga, didalamnya terdapat pasukan-pasukan yang
sedang terluka setelah pertarungan melawan [i]Hakugei [/i](Paus Putih).
Dari mereka semua, hanya mereka yang mengalami luka darurat lah yang sudah diobati, dan
masih ada beberapa yang masih terluka cukup parah. Juga, meski dalam rasa sakitnya, mulut
mereka tersenyum, hanya rasa puas yang mereka miliki setelah berhasil menyelesaikan
mimpi terbesar mereka. Setelah membawa mimpi tersebut selama bertahun-tahun dan
akhirnya bisa terkabulkan, itu sangat lebih berarti dibandingkan luka ataupun kematian.
Sudah menyelesaikan apa yang mereka inginkan, sekarang mereka kembali ke ibu kota,
untuk membawa kabar kemenangan.
Melihat pemandangan tersebut, Rem membenci dirinya sendiri karena tidak dapat menahan
rasa sakit di hatinya.
"Kau kelihatan cemas gitu, Rem. Apa kau masih mengkhawatirkannya?" (Crusch)
"...Crusch-sama" (Rem)
Melihat ke arah suara tersebut, ada Crusch yang duduk disampingnya Rem.
Dibalut oleh sedikit perban, benar-benar layak dipuji melihat Rem yang sama sekali tak
menunjukan adanya luka serius pada dirinya, tapi mustahil untuk menutupi stamina-nya yang
sudah terkuras itu. Fakta kalau mereka naik gerobak naga juga karena Crusch tidak merasa
nyaman membiarkan Rem menaiki naga darat dengan kondisinya yang seperti itu. Jadi dia
memutuskan untuk menemaninya, setidaknya sampai ibu kota mulai terlihat.
Melihat Rem yang sedang cemas, Crusch dengan santai mengangkat bahu-nya.
"Dibandingkan dengan ini..." Dia menggelengkan kepalanya.

"Dia masih ada Wilhelm, Ferris, para penjelajah elit, dan Ricardo si tentara bayaran, mereka
semua siap membantunya. Selain itu, Anastasia pasti sudah memprediksikan kejadian ini.
Meski bahkan kekuatan lawan cukup mengkhawatirkan, aku tidak berpikir mereka akan kalah
dengan cara apapun." (Crusch)
"Meskipun begitu, aku masih khawatir" (Rem)
"Masih tidak bisa menghilangkan kecemasan ya... Kalau sumber kecemasannya dari kau
sendiri masih sangat mungkin untuk diringankan. Tapi kalau sumbernya orang lain, akan jadi
sedikit sulit... Ah, aku memang kurang bisa dalam menghibur seseorang, maafkan aku."
(Crusch)
Melihat Rem yang terus jatuh ke dalam kecemasannya, Cruch menyadari kalau dia sudah
salah bicara dan menurunkan matanya. Tapi melihat Crusch yang dingin dan begitu formal
itu tiba-tiba bertingkah tidak seperti biasanya, Rem pun sedikit tersenyum.
"En, baguslah." Melihat hal tersebut, Crusch mengangguk puas.
"Natsuki Subaru pernah bilang sebelumnya 'Senyuman benar-benar sangat cocok untuk Rem,
bukan?' meskipun terdengar seperti dia itu asal ngomong, tapi itu bukanlah hal yang bodoh
yang dikatakannya" (Crusch)
"Crusch-sama... Ano nee, ketika kamu tersenyum, senyum itu memberikan kesan yang benarbenar berbeda dari dirimu. Kamu biasanya tegas, tapi sekalinya tersenyum..." (Rem)
"Orang-orang juga biasa bilang begitu, aku tidak bilang kalau aku marah. Itu karena aku tidak
tersenyum tanpa alasan di depan orang, sepertinya aku memang kurang disukai..." (Crusch)
Rem tidak yakin apakah akan menganggapnya sebagai sebuah lelucon atau tidak, tapi melihat
senyum ramahnya Crusch, bibirnya ikut terbuka menjadi senyuman juga. Berani dan bangga,
untuk Rem, yang kurang akan rasa percaya diri, Crusch adalah wanita yang ideal. Tapi, tentu
saja, di hati Rem, kehormatan tertinggi diberikan tak lain dan tak bukan kepada kakaknya,
Ram.

"Yang akan mereka hadapi adalah orang-orang dari sekte penyihir... Meskipun hal itu kurang
lebih bisa di duga mengingat identitas Emilia itu sendiri, sampai kami tahu lebih tentang
mereka, kewaspadaan itu penting. Natsuki Subaru menyadari hal tersebut, tapi tentunya Tuan
Mathers pasti sudah membuat rencana." (Crusch)
"Jauh didalam apa yang dipikirkan oleh tuan ku, Rem sama sekali tidak tahu. Meskipun kamu
menanyai ku, aku tidak bisa mengatakannya." (Rem)

"Jahatnya. Kita kan sekarang bersekutu, sedikit informasi bocor tidak akan begitu berdampak
buruk" (Crusch)
Mungkin itu hanyalah pengalih perhatian saja agar Rem tidak jatuh ke dalam pikiran negatif
lag. Ya, itu semua berkat Crusch yang telah membuat Rem lepas dari kekhawatirannya.
Selain itu, Crusch juga ada benarnya, seseorang seperti Roswaal L. Mathers pasti punya
rencana besar untuk semua ini. Tentu saja tindakan Subaru semuanya demi tujuan Emilia,
yang dimana disaat bersamaan dia juga sedang mengembalikan reputasinya.
Sebenarnya... dengan mengalahkan [i]Hakugei[/i] (Paus Putih), reputasinya sudah sangat jauh
meningkat dibanding sebelumnya.
-"[i]Eiy [/i]Natsuki Subaru" (Rem)
(TL Note: Eiy () = Pahlawan)
Bagi Rem, yang dimana hati dan masa depannya telah dia selamatkan, penilaiannya tidaklah
salah. Mengingat masa depan cerah yang akan Subaru buat, hal tersebut sangatlah beralasan.
Dan kemudian, bisa berada disamping [i]Eiy [/i]yang bersinar, tempat dimana ia (Subaru)
bisa berpaling sebentar untuk memastikan dia berada disana, seandainya saja tempat yang
bisa menahan dia ada- maka tidak ada lagi yang Rem inginkan di dunia ini. Hanya dengan itu
saja, dia sudah sangat senang.

Ketika Subaru muncul di pikirannya, hati Rem selalu penuh akan kekacauan.
Hatinya jadi hangat, dan mungkin tenang, dan terkadang jadi penuh akan rasa sakit,
kecemasan, penantian, dan kekhawatiran.
Yang bisa membuat hatinya sangat bahagia dan sangat menderita di saat bersamaan, hanyalah
Subaru seorang saja yang bisa.
Dengan senyum di wajahnya, pikiran Rem beralih ke masa depannya: Masa depan dia dan
Subaru.

Mengintip sekilas ke wajahnya Rem, Crusch menghembuskan napas lega. Mengusap-usap


sarung pedang ksatrianya dengan jarinya, matanya menatap dengan diam ke arah jalan di
depannya, hal yang dipikirkanya adalah jalan yang panjang menuju ibu kota.
[Crusch: -]

[Rem: ?]
Crusch menyipitkan matanya, di saat yang bersamaan Rem mendengar suara gaduh dan
mengangkat kepalanya.
Apa yang Crusch lihat adalah ada sesuatu yang aneh mengenai gerobak naga di depan sana.
Suara gaduh yang Rem dengar juga datang dari arah yang sama. Faktanya, kedua petunjuk
mengarah ke kesimpulan yang sama.
Di mata Crusch, gerobak naga "tercerai berai". Di telinga Rem, pembukaan dari 'keruntuhan'
bergema layaknya suara dari air hujan.
Kabut darah pun menyembur keluar. Wujud gerobak naga yang ada di depan mereka pun
tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang kabur.
Naga darat, gerobaknya, dan semua yang terluka di dalam pun tumbang semua, dan
kemudian hancur tanpa ampun dengan kehancuran yang luar biasa.
"-! Serangan musuh!" (Crusch)
Keterkejutannya hanya berlangsung sekejap, sebelum Crusch meneriakkan perintahnya.
Dengan Crusch yang berada diposisi pengemudi terdepan, naga disekitarnya merasa takut dan
langsung mempersiapkan diri untuk bertarung.
Rem, membuang semua rasa sakit dari lukanya dan rasa letihnya, bersama dengan
morningstar di tangannya, bangkit seketika itu juga - Disisi lain dari kabut darah terdapat
bayangan berbentuk seperti seseorang yang sedang berdiri tegak.
Siapa kira-kira orang itu, yang sedang memperhatikan, berdiam diri ditengah jalan?
Tanpa senjata, tanpa armor, tanpa rasa takut. Tanpa rasa peduli atau niat yang jahat atau
tujuan-!
"-Musnahkan dia!!!!" (Crusch)
Aba-aba dari Crush menggema dari posisi pengemudi terdepan. Mendengar aba-aba darinya,
para pengemudi-kesatria mengikuti aba-aba itu dengan seketika menarik tali kendali naga
mereka. Dengan berlinang air mata, para naga darat itu menuntun penyerbuan itu - beserta
dengan keahlian mereka yang dapat mencabik-cabik semua binatang besar yang muncul.
Mengikuti petunjuk tadi (Yang bayangan itu), saat ini sepertinya kita akan bertabrakan
dengan sosok yang tegak itu. Orang itu tidak ada tanda-tanda akan bergerak. Dan tetap saja
seperti itu, dan akhirnya kedua objek telah bersentuhan, badan yang ceking itu akan tercabik
oleh-

"Crusch-sama!" (Rem)
Dengan berlinang air mata, rem mengangkat Crusch dengan pinggangnya dan
menerbangkannya keluar dari sisi gerobak. Tidak ada waktu untuk meraih kemudi, Rem
mendarat sambil mengigit bibirnya, memikirkan tentang hal ini.
Dan kemudian, setelah itu,
"Ah yang benar saja? Aku ingin menyerah! Aku bahkan tidak melakukan apa-apa dan
seseorang ingin membunuhku. Sungguh, tak seharusnya orang-orang melakukan hal seperti
ini" (Pria misterius)
Dia berbicara dengan nyantainya seperti orang yang lagi nyantai jalan-jalan di taman, atau
orang yang sedang berjemur, atau situasi nyantai lainnya.
Jika bukan karena puing-puing dari apa yang dijadikan gerobak naga ini hancur, Rem tidak
mungkin akan bertemu dengan pemandangan ini, yang membuatnya terlihat begitu
menyeramkan.
Tidak peduli bagaimana kau melihat nya, tapi orang itu tidak tampak seperti orang yang luar
biasa.
Badannya tinggi dan ceking, dan rambut putih rapinya tidak panjang maupun juga pendek,
juga tidak aneh. Baju item nya itu tidaklah flamboyan maupun lusuh, dan wajahnya tidak
menarik untuk dilihat. Dia terlihat biasa aja, yang mungkin dia tidak akan peduli walaupun
kamu menempatkan ia ditempat yang nantinya dia tidak akan bisa keluar lagi, yang jika kamu
berpapasan dengannya dijalan maka dalam 10 detik pasti kamu akan melupakan nya.
Tapi faktanya, disaat sedang berhadapan dengan orang ini, tubuh dari naga darat telah
terbelah menjadi dua, kakinya yang kaku posisinya masih seperti sedang berlari, dan juga,
beserta dengan si pengemudi dan gerobaknya, yang telah hancur menjadi berkeping-keping.
Bagian yang paling menakutkan dari hal ini yaitu, Rem tetap saja tidak berpaling dari
pandangannya, yang sedang dipandangnya saat ini semata-mata hanya orang yang "berdiri
disana" itu.

Tidak melakukan apa-apa, hanya diam disana dan berhasil melewati tabrakan dengan
Gerobak Naga yang menyerbu itu, dan tetap diam saja seperti tidak terjadi apa-apa.
"Terima kasih Rem, karena telah menyelematkanku. Tapi.. sepertinya situasi tetap saja tidak
berubah" (Crusch)

Masih dalam kondisi di tuntun oleh tangan Rem, Crusch berterima kasih kepadanya, kembali
berdiri, dan diwaktu yang sama, dia menarik keluar pedang-ksatria nya dengan cepat dari
sarung pedangnya. Untuk pengemudi-ksatria yang mengikuti aba-aba nya dan berakhir
menjadi hancur berkeping-keping, Crusch merasa begitu sakit di dalam hatinya dan ia saat ini
memejamkan matanya.
"Karena telah membunuh orang-orangku secara kejam, jangan pikir kalau ini akan berakhir
dengan begitu saja.. Siapa sebenarnya kau?" (Crusch)
Dengan pedangnya yang mengkilap yang memiliki hawa membunuh, dia melempar kata-kata
itu kepada orang misterius itu. Menyimak kata-kata yang dilemparkan kepadanya, orang
misterius itu memegang dagunya dan mulai mengangguk seakan-akan ia mengerti.
"Ahh.. begitu ya begitu ya, ya ya, kau tidak tahu tentang siapa diriku ini. Tapi aku tahu
tentang dirimu. Semua penduduk ibu kota.. sebenarnya, semua penduduk negeri ini.. kau
menjadi topik pembicaraan publik kali ini. Kau termasuk dalam kandidat Calon raja
selanjutnya. Bahkan diriku, yang tidak pernah ikut campur dengan hal-hal yang berhubungan
dengan kepentingan dunia, bisa membayangkan bagaimana bebanmu itu.." (Pria misterius)
"Hentikan pembicaraan tidak penting ini. Jawab pertanyaanku, atau berikutnya aku akan
menebas mu" (Crusch)
"Wow ekstrim sekali itu! Tapi itu artinya kau tidak akan mampu memimpin suatu negara.
Namun perasaan ini, aku benar-benar sedikit tidak mengerti.. Hasrat yang ingin memakai
mahkota, dan mengambil semua tanggung jawab, bagaimana mungkin seseorang bisa
mengerti perasaan ku ini? Ah, ah, meskipun aku tidak mengerti, aku tidak ingin berselisih
dengan mu. Aku tidak se-arogan dirimu itu, tidak sama sekali. Tidak sama sekali sepertimu.."
(Pria misterius)
Tidak mempedulikan Crusch, orang ini tetap saja mengoceh secara terus-menerus.
Dan kemudian,
"-Seperti yang telah kukatakan, itu adalah kesempatan terakhirmu" (Crusch)
Sebagaimana dingin dan tegasnya Crusch mengatakan kata-kata itu, tangannya pun
mengayunkan blade-of-wind nya itu.
Sihir angin nya dikombinasikan dengan ilmu pedangnya, menghasilkan tebasan yang tidak
terlihat.
Terkenal dengan julukan "Hundred-Men-Cut", ini benar-benar tebasan jarak jauh yang benarbenar kuat, yang dapat memotong tubuh seseorang tanpa mengetahui arah datangnya dari
mana, atau siapa yang melakukannya.

Dulu, disaat monster "Big Rabbit" muncul di dataran tempat asalnya, dia telah berhasil
membunuh semua pasukan monster dari "Big Rabbit" di pertempuran pertamanya, dan itulah
saat dimana Crusch Karsten mendapat julukannya sebagai "Hundred-Men-Cut".
Bahkan kokohnya kulit dari "Paus Putih" dapat dengan mudahnya di sobek dengan
pedangnya, benar-benar ampuh disaat membunuh monster raksasa itu. Jangankan paus putih,
tubuh yang lemah ini tidak mungkin bisa bertahan dengan serangan seperti itu...
Tapi,
"...menyerang seseorang disaat dia sedang berbicara, etika mu itu dimana?" (Pria misterius)
Kepalanya yang dimiringkan, seakan-akan memamerkan tubuhnya yang tidak apa-apa setelah
serangan tadi, orang itu tetap diam saja disitu.
Keberadaannya tidak terpatahkan dengan serangan tadi yang sebenarnya dapat merobek
tubuhnya bahkan armor dari Paus Putih sekalipun. Tubuh orang ini sangat tidak,
pakaiannya bahkan tidak terlihat terkena serangan itu.
Dia tidak terlihat seperti menahan serangan tadi, melainkan, ini sesuatu yang beda dan tidak
dikenal.
Crusch yang tidak mengerti hanya terdiam kaget menahan napasnya dan Rem pun terbujur
kaku di tempat itu, setelah menyaksikan kejadian yang sangat tidak realistis itu. Didepan
mereka, akhirnya pertama kalinya orang tersebut mengeluh.
"Kau tahu.." dengan nada bicara yang diturunkan oleh ketidaksenangan dihatinya,
"Aku lagi ngomong. Bukannya aku lagi ngomong sekarang?! Dan kau memotong
omonganku. Bukannya itu agak kurang ajar namanya? Bukankah itu salah? Aku punya hak
untuk bicara.. meskipun sebenarnya aku tidak mau menjelaskan ini, tapi untuk tidak
memotong pembicaraan seseorang selagi ia masih berbicara... bukannya melakukan hal
seperti itu sudah lumrah di kalangan sosial? Kau bebas mau mendengarkannya atau tidak, aku
tidak akan memaksa mu, tapi aku tidak mengerti apa maksudmu tidak membiarkanku untuk
ngomong tadi?" (Pria misterius)
Sebagaimana dia meracau tadi, orang itu sesekali menghentak tanah dengan keras dengan
ekspresi yang tidak senang dari wajahnya. Dan sambil ia menginjak tanah, dia menunjuknunjuk kearah Crusch dan Rem, mereka berdua tercengang tidak bisa berkata apa-apa.

"Nah sekarang kau malah terdiam, apa maksudnya ini? Kau mendengar ku. Kau mendengar
ku 'kan? Bukannya aku lagi bertanya sesuatu kepadamu? Kalau gitu berilah aku jawaban dari

pertanyaanku itu, harusnya gitu kan? Tapi kau tidak melakukan itu, tidak ingin melakukan itu.
Ah, ah, kebebasan. Oke itu kebebasanmu. Kau melihat aku meracau seperti ini dan kau ingin
membunuhku, lalu disaat aku menanyakan sesuatu kepadamu, kau tidak mempedulikanku
seperti angin lewat saja. Gitu kan? Yah memang sih kau bebas untuk melakukann itu. Yah,
anggap saja seperti itu. Terus, maksudmu itu apa?" (Pria misterius)
Melihat dua orang berdiri terdiam didepannya bersiap-siap untuk menyerang, dia
memiringkan kepalanya dan menatap mereka dengan mata tajamnya, dan dibarengi dengan
suara tertahannya,
"Kau mengabaikan satu-satunya kehebatanku ya?" (Pria misterius)
Dengan santainya, orang itu maju. Tangannya, mengeluarkan hembusan angin kecil.
Lalu, diposisi yang searah dengan gerakan lengannya - bumi, udara, dunia terbelah menjadi
dua.
Berputar berputar dan berputar, Lengan kiri Crusch terputus terbang melayang di udara.
Masih dalam posisi memegang sarung pedang, lengannya yang kaku itu jatuh tergenang
dalam lautan darah. Crusch, kakinya tertiup angin, lalu tumbang, menggelepar kesakitan dan
kehilangan banyak darah.
"Crusch-sama" (Crusch)
Terkaget sebentar, Rem langsung berlari ke tempat jatuhnya Crusch. Dia menaruh tangannya
di lukanya Crusch dan dengan sisa "Mana" terakhirnya, memakai semua kekuatannya untuk
menghentikan pendarahan itu.
Lengan Crush yang bercucuran, daging, tulang-tulang, syaraf-syaraf dan pembuluh darahnya,
semua nya telah putus dengan sempurna. Melihat serangan yang cukup bersih dan terlihat
mahir ini, Rem menarik napas dengan kekaguman yang tidak sepatutnya terjadi ini.
"Ferris oh kau?" (Crusch)
Berada dibawah tangan penyembuhnya Rem, Crusch mencoba melihat dengan
penglihatannya yang bayang-bayang, sambil menggerutu, dan, dengan sisa tangannya yang
utuh yaitu tangan kanannya, menggenggam erat lutut Rem. Bukti kalau dia masih mempunyai
keinginan kuat untuk hidup.

Anda mungkin juga menyukai