Anda di halaman 1dari 12

PEKERJAAN SUB STRUKTUR

RUSUNAWA SMA TARUNA NUSANTARA KABUPATEN MAGELANG


I.

PENDAHULUAN
Pekerjaan Sub Struktur Proyek Pekerjaan Rusunawa SMA Taruna Nusantara Kabupaten
Magelang meliputi :
1. Pondasi Tiang Pancang
2. Pile Cap dan Tie Beam
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sub Struktur bawah perlu dipersiapkan terlebih dahulu jalan
akses masuk dengan mengadakan perbaikan tanah di sekitar area lokasi pekerjaan, sehingga
dapat digunakan sebagai jalan logistik untuk pengadaan material tiang pancang maupun beton
readymix, mengingat kondisi tanah existing tidak memungkin dilewati truck bermuatan
khususnya bila kondisi hujan. Pembuatan akses jalan didahului dengan striping tanah
menggunakan dozer eksavator dengan tujuan membuang lapisan tanah permukaan yang tidak
bagus yang kemudian diganti dengan lapisan sirtu . Batu blondos dan sirtu digelar dan
diratakan dengan dozer eksavator dengan ketebalan 40 cm yang pemadatannya menggunakan
three wheel.

Dok. 16 Desember 2010.


Kondisi Lokasi Pekerjaan 0 %

Dok. 20 Desember 2010.


Stripping dengan dozer eksavator

Dok. 24 Desember 2010.


Siap digelar sirtu

Dok. 30 Desember 2010.


Sirtu yang telah digelar & dipadatkan.

Rencana Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang sesuai spesifikasi & gambar menggunakan Tiang
Pancang Precast dari beton bertulang ukuran 20 x 20 cm2 dengan kedalaman 15 m dan mutu
sedemikian hingga tiang yang jadi dapat diangkat dan dipancang sampai kedalaman yang
ditentukan tanpa retak atau kerusakan lain yang dapat mengurangi kekuatan dan daya tahannya.
Dalam gambar rencana ditetapkan beton tiang pancang precast dengan mutu K 500. Sedangkan
Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam dengan struktur beton bertulang mutu K 350, yang dalam
pelaksanaannya dikerjakan secara cast in situ atau cor di tempat.

II.

URAIAN PEKERJAAN
1. PONDASI TIANG PANCANG
Pekerjaan Tiang Pancang yang rencana kedalamannya 15 m dipolakan dengan formasi
pengadaan dan pemancangan 3m (bottom) 6m (middle) -6m (upper)
a. Pengadaan Tiang Pancang.
Formasi Pengadaan Tiang pancang biasanya secara teknis berdasarkan atas :
- Rencana Kedalaman Tiang Pancang
- Kemudahan dan Kemampuan dalam Pengangkatan dan pengangkutan Material.
- Disesuaikan dengan pola fabrikasi tiang pancang.
Untuk Proyek Rusunawa SMA Taruna Nusntara oleh PT Dewanto Cipta Pratama
sebagai main kontraktor pengadaan tiang pancangnya disubkontrakkan ke PT Multi
Beton Karya Mandiri yang workshop fabrikasinya di Pati Jawa Tengah. Bila kondisi
lalu lintas lancar, pengiriman material tiang pancang sampai di lokasi memerlukan
waktu 8 jam dan dalam realisasinya pengiriman ini relative tidak mengalami
hambatan. Kendala pengadaan tiang pancang ini justru dari terbatasnya ketersediaan
material yang ready stock, sehinga diperlukan waktu yang cukup untuk produksi tiang
pancang. Karena tiang pancang yang telah diproduksi sampai siap diangkat dan
diangkut serta siap untuk diadakan pemancangan memerlukan umur beton yang
cukup, dengan umur minimal 10 hari dan proses curing telah selesai. Dari seluruh
kebutuhan real tiang pancang baik yang untuk pondasi gedung yaitu 2.226 m dari
rencana 1.845 m ( 123 titik ) maupun pondasi ground water tank yaitu 225 m ( 15
titik ) diperlukan waktu 1 bulan. Pengadaan tiang pancang di mulai pada tanggal 6
Januari 2011 hingga seluruh kebutuhan terkirim semua pada tanggal 03 Pebruari 2011.

Dok. 07 Januari 2011


Pengadaan Tiang Pancang

Dok. 18 Januari 2011


Pengadaan Tiang Pancang

b. Pemancangan Tiang Pancang


Formula Dinamik Dan Aplikasinya :
Tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban pondasi ke lapisan tanah yang
dalam sehingga dapat dicapai daya dukung sesuai yang diharapkan / direncanakan.
Dalam Spesifikasi untuk pekerjaan Rusunawa SMA Taruna Nusantara 1(satu) pile nya
diharapkan mampu memikul beban 30 35 ton, yang disebabkan oleh berat sendiri
bangunan dan beban hidup sesuai yang direncanakan. Daya dukung tiang berupa
tahanan selimut ( friction pile ) dan tahanan ujung ( end bearing ). Pada kondisi tanah
tertentu dimana lapisan tanah merupakan lapisan tanah lunak dan tiang dipancangkan
hingga mencapai tanah keras disebut tiang tahanan ujung ( end bearing ). Pada kasus
lain dimana tiang dipancangkan tidak mencapai lapisan tanah keras, maka daya
dukung tiang didominasi tahan selimut / tiang gesekan ( friction pile ). Sebagai
pendekatan untuk mengetahui daya dukung tiang pancang adalah dengan methode
formula dynamic yang methodenya didasarkan pada hubungan daya dukung tiang
pancang dengan energy pemancangan yaitu menghubungkan daya dukung tiang
dengan nilai set serta menganggap perlawanan tanah pada saat pemancangan adalah
sama dengan kapasitas tiang untuk menerima beban dalam keadaan statis. Formula
dynamic tidak boleh tergantung faktor waktu yang menyebabkan formula tidak dapat
digunakan pada perlawanan gesek sekeliling tiang ( friction pile ). Sebab pada waktu
pemancangan perlawanan gesek di sekeliling tiang belum bekerja ( seperti tanah
lempung lunak sampai sedang ), maka akibatnya penetrasi ujung tiang akan jauh lebih
besar sehingga perhitungan rumus pancang memberikan harga daya dukung tiang lebih
kecil ( tidak memberikan gambaran yang sebenarnya ). Sedang untuk ujung tiang
( point bearing pile ) perhitungan pancang dapat membantu lebih tepat digunakan pada
tanah lempung kaku dan tanah lepas ( pasir & kerikil ).

Tujuan formula dinamik yang disebutkan diatas adalah untuk menentukan apakah
suatu tiang pancang telah mencapai daya dukung yang cukup dan hubungan energy
yang diberikan oleh suatu pukulan ( blow ) merupakan energy yang diperlukan untuk
penetrasi ke dalam lapisan tanah sebesar S (set). Daya dukung tiang dari pemancangan
oleh drop hammer dapat diperoleh perhitungan dari formula dinamik berdasarkan
parameter-parameter. Disini yang cukup dikenal dan banyak digunakan adalah yang
dikembangkan oleh Hileys formula, dengan rumusan sebagai berikut :

R a=
Ra =
Wr =
Hr =
eh =
Wp =
n =
S =
K =
SF =

e hWr Hr Wr+n 1
S +K Wr + SF

Daya dukung aksial ijin pondasi tiang, (ton)


Berat alat pukul (ton)
Tinggi jatuhnya alat pukul (cm )
Effisiensi drop hammer ( 0.75 1 )
Berat total tiang pancang ( ton )
Faktor restitusi, (tiang pancang beton dengan bantalan kayu 0.5)
Penetrasi terakhir ( final set ) per blow, (cm)
Kependekan elastis total dari kepala tiang, tiang pancang dan tanah, (cm)
Faktor keamanan 3-4 diambil 3

Bila dalam pelaksanaan dipakai bahan dan alat pancang sebagai berikut :
Type
: Precast Prestressed Concrete square pile
Dimensi
: 20 x 20 cm2
Total Panjang
: 15 m
Berat Tiang Pancang
: 1440 kg
Alat Pancang
: Drop Hammer 1600 kg
Maka didapat tabel : Hubungan antara Final Set dengan Tinggi Jatuh Drop Hammer
yang akan menghasilkan Daya Dukung Tiang Pancang.

Dari Tabel diatas didapat untuk menetapkan daya dukung tiang pancang hingga
mampu memikul beban hingga 34 ton sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi
apabila :

1. Pemakaian Drop hammer alat pancang dengan berat 1.6 ton


2. Tinngi jatuh Drop hammer 2 m
3. Final Set 1.5 cm ( dengan asumsi pukulan akan dihentikan bila 10 pukulan
terakhir menyebabkan penurunan tiang pancang kurang dari 15 cm ).
Methode Pemancangan :
Menggunakan alat pancang dengan panjang leader 9 m untuk panjang maksimum
tiang pancang 6 m.
Menggunakan Hammer Drop yang sesuai dengan jenis , dimensi dan daya dukung
tiang.
Menggunakan topi pancang baja yang sesuai dengan dimensi tiang.
Menggunakan bantalan kayu dengan tebal sesuai yang disyaratkan (minimal 8 cm)
Penarikan tiang pancang ke titik pancang sesuai dengan yang disyaratkan serta
kondisi tiang pancang dalam keadaan baik
Posisi sumbu Hammer terhadap tiang pancang dan topi baja harus lurus pada satu
garis ( waterpass / unting-unting)
Eksentrisitas sumbu tersebut tidak boleh lebih dari 10 mm
Penyimpangan terhadap garis vertical tidak boleh lebih 75 mm per meter tiang.
Pukulan pertama pemancangan harus soft blow driving untuk memastikan bahwa arah
pemancangan sudah benar.
Mulai pemancangan setiap titik tiang bila pukulan berlangsung kontinyu sampai tiang
mencapai lapisan tanah keras atau sesuai yang diharapkan
Bila tiang pancang telah mencapai lapisan tanah keras atau telah mencapai daya
dukungnya, maka pemukulan harus dihentikan.
Pemancangan berlebih (over driving) harus dihindari agar tiang tidak rusak / patah.
Urutan pemancangan dilakukan dengan urutan sedapat mungkin untuk meminimalkan
efek naiknya permukaan tanah dan pergeseran tanah lateral agar tiang yang telah
dipancang tidak terjadi heave maupun prsesisi.
Sambungan Tiang :
Ada beberapa methode untuk sambungan tiang beton, diantaranya dengan pengelasan
pada kedua ujung yang dilengkapi dengan plat baja, seperti yang dilaksanakan di
Proyek Rusunawa SMA Taruna Nusantara. Sambungan tiang dengan ujung plat baja
pada umumnya lebih sederhana dan efektif karena antara kedua ujung tiang dapat
langsung dilas.
Sistim pengelasan dengan ketebalan minimal 8 mm atau sesuai yang disyaratkan dan
mutu elektroda las RB 26 / RD 260 atau ekivalent dengan klasifikasi AWS E6013
atau JIS D4313.
Cara pengelasan sambungan tiang yang akan dilas harus lebih tinggi dari permukaan
tanah minimal 25 cm dan permukaan plat sambungan harus dibersihkan, posisi tiang
atas harus lurus terhadap tiang.
Rekaman Pemancangan :
Rekaman pemancangan (driving record ) sering digunakan sebagai dari pengendalian
mutu pada saat dan setelah pemancangan. Rekaman pemancangan berupa pencatatan
jumlah pukulan hammer pada tiang tiap 50 cm / 100 cm dan pencatatan set ( data
kalendering ) untuk setiap titik tiang pada pemancangan terakhir dimaksudkan untuk
mengtahui penurunan (penetrasi) tiang pancang (cm/blow), umumnya 10 pukulan
terakhir. Nilai set ini sering digunakan untuk mengetahui daya dukung dinamik,
seperti yang telah dibahas diatas ( Formula Dinamik dan Aplikasinya ).
Pencatatan pemancangan untuk setiap titik tiang pancang dibuat dalam bentuk blanko
khusus yang meliputi :
- Nama proyek
- Tanggal Pemancangan

Nomor Titik Tiang Pancang


Dimensi Tiang Pancang
Panjang Tiang Pancang
Jumlah Pukulan Hammer
Kedalaman Penetrasi
Tipe Hammer
Berat Hammer
Tinggi jatuhnya hammer ( Ram Stroke )
Final Set per 10 Pukulan ( cm/10 blows )
Daya Dukung Tiang Pancang

Berdasarkan parameter-parameter dan methode seperti diuraikan diatas, maka


pelaksanaan pemancangan di area gedung proyek Rusunawa SMA Taruna Nusantara
yang dimulai tanggal 08 Januari 2011 dan berakhir tanggal 01 Pebruari 2011 ( 23
hari ) , menghasilkan pemancangan dengan kedalaman rata-rata 18 meter dari 123
titik pancang . Tiang pancang terdangkal 8.5 meter dan yang terdalam 24 meter dari
permukaan tanah existing. Bila dijumlah berdasarkan meter panjangnya, tiang yang
terangkat 2.226 meter dan yang tertanam 2.183 meter. Produktifitas kerja
pemancangan dengan jam kerja normal harusnya bisa mencapai 7 - 8 titik per hari,
sehingga waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pemancangan 16 hari ( setengah
bulan ). Namun karena kondisi cuaca ( hujan ) dan alat yang sering kali mengalami
kerusakan target waktu yang ditetapkan tidak tercapai. Untuk mengantisipasi
keterlambatan yang lebih banyak, maka seringkali diadakan lembur ( tambah jam kerja
) bila kondisi alat baik dan cuaca mendukung.

Dok.
Tgl 19 Januari 2011
Setting kelurusan T P sebelum dipancang

Dok. Tgl 07 Januari 2011


Setting alat pancang pada awal pemancangan

c. Test PDA

Kontrol terhadap daya dukung tiang pancang selain dengan methode kalendering yang
dilakukan tiap titik pancang atau bersifat harian seperti di uraikan di atas, dilakukan
pula dengan PDA Test ( Pile Driving Analyzer ). Yaitu suatu sistim pengujian dengan
menggunakan data digital computer yang diperoleh dari strain transducer dan
accelerometer untuk memperoleh curva gaya dan kecepatan ketika tiang dipukul
menggunakan palu dengan berat tertentu. PDA Test Proyek Rusunawa SMA Taruna
Magelang yang pelaksanaannya dikerjakan oleh PT. Geotesting Utama Engineering ini
menggunakan sampel dua titik pancang sesuai ketentuan dalam BQ yaitu titik pancang
no 3 (As 7 A) dan no. 2 (As 8 A). Penetapan sampel titik pancang ini berdasarkan
kedalaman pancang yang paling dangkal dimana untuk titik pancang no.3 mempunyai
kedalaman 8.5 meter dan no. 2 berkedalaman 11.8 meter.
Dari hasil pengujian test PDA di lapangan pada tanggal 12 Pebruari 2011 yang
kemudian diteruskan dengan analisa Capwap diperoleh informasi kapasitas ultimate
tiang :
- Tiang no. 3 (As 7A) adalah sebesar 71.6 ton dengan tahanan kulit sebesar 30.4 ton
dan tahanan ujung sebesar 41.2 ton.
- Tiang no.2 (As 8A) adalah sebesar 78.2 ton dengan tahanan kulit sebesar 36.1 ton
dan tahan ujung sebesar 42 ton.

Dok. Tgl 12 Pebruari 2011


PDA Test pada titik pancang nomor 3

Dok. Tgl 12 Pebruari 2011


PDA Test pada titik pancang no.2

Dok. Tgl 12 Pebruari 2011


Data Digital Computer PDA Test

2. Pile cap dan Tie Beam


Pile Cap dan Tie Beam dikerjakan secara konvensional ( tidak dengan methode precast )
yang dikerjakan secara bersama-sama dan dibagi dalam tiga tahap / area /section, dengan
kubikasi masing-masing sekitar : 35 m3.
Data teknis :
Sesuai gambar perencanaan :
- Tie beam ukuran 25/45 dengan total panjang = 489 meter.
- Pilecap 1 ukuran 75 x 75 cm2 tebal 60 cm jumlah 3 buah
- Pilecap 2 ukuran 90 x 135 cm2 tebal 60 cm jumlah 60 buah
Methode Kerja :
Bahan yang digunakan : Besi D 19, D16, D13 dan D10 , bendrat, kayu 5/7, multipleks 9
mm dan beton readymix K 350.
Alat yang digunakan : Potong besi ( cutter ), meja untuk bengkok besi dan alat bantunya,
alat bantu untuk pembuatan moulding , truk mixer dan concrete pump.
Methode Kerja :
Pembesian dirangkai terlebih dahulu di luar area sesuai shop drawing dan ditumpuk sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Begitu juga dengan begesting dimana multiplek dipotong sesuai
dengan ukuran, Kemudian di lokasi pekerjaan dipasang bouplank untuk menentukan asa-as
pilecap dan tiebeam beserta elevasinya.
Karena methode pelaksanaan pengecoran yang dilakukan secara bertahap dan dimulai dari
section I, maka persiapan area, lantai kerja maupun penyetelan pembesian dan pemasangan
begesting sesuai section / area yang akan dilakukan pengecoran . Persiapan dimulai dengan
penimbunan pada as-as dengan pasir urug di atas existing tanah yang sebelumnya
dibersihkan terlebih dahulu hingga elevasi yang ditetapkan Kemudian dibuat lantai kerja
dengan ketebalan 5 cm di atas pasir urug tersebut dengan campuran B0.
Bila lahan telah siap Rangkaian pembesian baik untuk tiebeam dan pilecap yang telah jadi
diangkut ke lokasi untuk diadakan penyetelan hingga posisi lurus dan tepat pada as-asnya
dan diikuti dengan pemasangan begesting beserta perkuatannya.
Kemudian dilakukan penyempurnaan terhadap pembesian dan begesting yang masih
kurang, sampai pekerjaan pembesian telah sesuai shopdrawing dan begesting pada posisi
yang benar , kuat, stabil dan kokoh. Setelah itu diadakan pengecoran dan demikian
seterusnya hingga pengecoran pada section III.
Pengecoran dengan readymix produksi PT Amada Hada Graha yang basecampnya berjarak
20 km dari lokasi pekerjaan. Sebelum dimulainya pengecoran yang pertama , terlebih
dahulu diadakan trial mix beton untuk memastikan kualitasbeton berdasarkan jobmix yang
diajukan oleh kontraktor. Dari hasil trialmix uji sampel betonnya ( silinder ) menunjukkan
hasil 173.86 kg/cm2 pada umur 3 hari,bila dikonversi pada umur 28 hari menjadi 434.65
kg/cm2.

Realisasi pengecoran di lapangan dilakukan pada tanggal 05 Pebruari 2011 untuk section I,
tanggal 09 Pebruari 2011 untuk section II dan tanggal 12 Pebruari 2011 untuk section III.

Dok. Tgl 25 Januari 2011


Rangkaian Pembesian Pilecap

Dok. Tgl 25 Januari


Moulding u. Pilecap & Tiebeam

Dok. Tgl 25 Januari 2011


Rankaian besi Tiebeam

Dok. Tgl 01 Pebruari 2011


Pasir urug dan lantai kerja bawah
Tie beam dan Pile cap

Dok. Tgl 05 Pebruari 2011


Penyetelan rangkaian besi di area.

Dok. Tgl 01 Pebruari 2011


Begesting u. Tie beam dan Pilecap yg telah terpasang

Dok. Tgl 05 Pebruari 2011


Pengecoran Pilecap & Tiebeam sec. I

Dok. Tgl 08 Pebruari 2011


Begest. Pilecap & Tiebeam Sec.II yg siap cor

Dok. Tgl 11 Pebruari 2011


Begest. Pilecap & Tiebeam Sec. III yang siap dicor

Dok. Tgl 08 Pebruari 2011


Hasil cor Pilecap & Tiebeam sec. I

Dok. Tgl 12 Pebruari 2011


Cor Pilecap & Tiebeam sec. III

Dok. Tgl 12 Pebruari 2011


Belalai concrete pump.

Anda mungkin juga menyukai