Merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah
pada capacitance vessels. syok neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh darah secara
mendadak di seluruh tubuh. syok neurogenik juga dikenal sebagai syok spinal. Bentuk dari syok
distributif, hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah sistemik yang diakibatkan oleh cidera
pada sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam).
Penatalaksanaan
a.
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki posisi Trendelenburg
b.
Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen. Pada pasien dengan distress
respirasi dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik
sangat dianjurkan.
c.
d.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat vasoaktif
(adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan seperti ruptur lien)
:
Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek
SYOK ANAFILAKTIK
Merupakan reaksi hipersensitifitas tipe 1 yang dapat terjadi dalam beberapa menit saja
yang
diakibatkan
dari
lepasnya
mediator-mediator
vasoaktif
seperti
histamin
yang
mengakibatkan vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler, dan otot-otot polos. Reaksi ini
dapat dipicu oleh berbagai alergen seperti makanan, obat, serangan serangga dan lateks.
SHOCK HIPOVOLEMIK
Definisi shok hipovolemik
Sindrom klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan nutrien dan
oksigen baik dari segi pasokan maupun utilisasinya untuk metabolisme seluler jaringan tubuh,
sehingga terjadi defisiensi akut oksigen ditingkat seluler.
HR : diatur scr intrinsik oleh pemicu pada nodus SA yang dipengaruhi rangsang humoral,
baik adrenergik (takikardia) maupun kolinergik /vagal (bradikardia)
Preload : jumlah beban dlm jantung sblm kontraksi, secara tidak langsung bergantung
pada jumlah arus balik ke jantung ( venous return)
Afterload : jumlah beban jantung setelah kontraksi, bergantung dari tahanan( resistensi)
aliran darah keluar dari jantung menuju sirkulasi sistemik (systemik vascular resistance)
dan tahanan pembuluh paru ( pulmonary vascular resistance).
Kontraktilitas otot jantung (inotropic contraktility) : kekuatan otot jantung memeras darah
keluar ventrikel.
Jika curah jantung menurun , tubuh mempertahankan aliran darah ke daerah organ vital
yang metabolisme tinggi dan mengurangi jatah aliran ke daerah yang kurang penting.
Penyebab shock
Hipovolemik Shock
Terjadi penurunan preload, penurunan isi sekuncup, dan akhirnya penurunan curah
jantung.
Penyebab tersering : muntah, diare, kebocoran plasma, sepsis, tauma, luka bakar,
perdarahan.
Patofisiologi
Bila terjadi hipovolemi maka tubuh akan malakukan kompensasi melalui mekanisme
neurohumoral yang akan meningkatkan kemampuan kardiovaskuler sehingga tekanan darah bisa
dipertahankan.
Akibat kompensasi ini maka terjadi takikardia, vasokonstriksi, penyempitan tekanan nadi, akral
dingin dan penurunan produksi urin.
Stadium Shock
1. Kompensasi
Reflek simpatis meningkat resistensi sistemik meningkat distribusi selektif aliran
darah dari organ perifer non vital- vital sistolik tetap, diastolik meningkat HR
meningkat, vasopresin dan renin angiotensin-aldosteron meningkat resistensi na dan air
*takikardi, gaduh, gelisah, kulit pucat dan dingin, CRT >2
2. Dekompensasi
Fase kompensasi gagal mempertahankan curah jantung, sist sirkulasi tdk efisien, perfusi
buruk agregasi trombosit perdarahan
(% x BB)
-
10-20 MENIT
(DEWASA)
PERDARAHAN
(% x EBV)
LUKA BAKAR
(luasxBBx4)
membaik
MASIH SHOCK ?
Grojok
Sisa defisit
maintenence
DWS (40cc/kg//hr)
1. DEHIDRASI
Derajat dehidrasi kriteria Pierce
tdk
Gejala
berat
ringan
Defisit
> 10%BB)
(3-5%BB)
Turgor kulit
sangat menurun
Lidah
keriput
sedang
(6-8%BB)
berkurang
normal
Mata
cowong
menurun
lunak
normal
Ubun-ubun
sangat cekung
normal
Rasa haus
cowong
cekung
8 jam pertama
: 16 jam berikutnya
kecil
sangat
++
+++
BB : 30 KG
SHOCK BERAT
TETAP/BURUK
Grojok Ulang 20cc/kg
10-20 mnt
MEMBAIK
Grojok STOP!
Ganti MAINTENANCE
(3000-600ml =2400 ml)
50% 8 jam
MEMBAIK
50% 16 jam
buruk
Grojok Ulang 20cc/kg
10-20 mnt
2. PERDARAHAN
Trauma status giesecke
Perhitungan perkiraan kehilangan darah tubuh
EBV = 70 cc x Berat badan
- EBL = derajat perdarahan x EBV
Cara pemberian cairan
- Atasi shok dengan guyur/grojok 20 cc/kg
- Guyur hingga 2-4 Xebl
- Bila shock sudah teratasi, langsung maintenanc
3. LUKA BAKAR
Cara pemberian cairan :
- Luas Luka Bakar x Berat Badan x 4
Cairan diberikan setengah dalam 8 jam pertama setelah kejadian, Setengah berikutnya
dalam 16 jam berikutnya.
SYOK KARDIOGENIK
Disfungsi miokardium (gagal pompa), terutama karena komplikasi infark myokard akut
(IMA).
Pengisian diastolik ventrikel yang tidak adekuat, antara lain takiaritmia, tamponade
jantung, pneumotoraks akibat tekanan, emboli paru, dan infark ventrikel kanan.
Curah jantung yang tidak adekuat antara lain bradiaritmia, regurgitasi mitral atau ruptur
septum interventrikularis.
Peningkatan CVP
PaO2 Menurun
a. Secepat mungkin pasien dikirim ke unit terapi intensif karena pasien membutuhkan berbagai
penatalaksanaan yang invasif, antara lain ; kateterisasi arteri pulmonalis, arteri perifer dan
pemasangan pompa balon intra aorta.
b. Ururan tindakan pertolongan di UGD :
*
Letakkan pasien pada posisi terlentang, kecuali bila terdapat oedem paru berat.
Berikan oksigen sebanyak 5-10 L/menit dengan kanula nasal atau sungkup muka dan
ambil darah arteri untuk AGD. Intubasi trakea perlu dipertimbangkan bila terdapat
asidosis pernafasan dan hipoksia berat.
Lakukan kanulasi tepi vena dengan kateter No. 20 dan berikan infus dekstrosa 5%
perlahan-lahan.
Keluarkan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin, dan
enzim-enzim jantung seperti CPK, LDH, SGOT.
Berikan Natrium bikarbonat 1-2 ampul (44 mEq/ampul) I.V perlahan-lahan untuk
mengoreksi asidosis metabolik (lebih 5 menit) dan mempertahankan pH darah diatas 7,2.
periksa kembali AGD.
Bila klinis maupun radiologis tidak menunjukkan oedem paru, berikan cairan garam
fisiologis 100ml perlahan-lahan untuk mengoreksi hipovolemia (> 5menit).
SYOK SEPTIK
Syok sepsis tetap menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di antara anakanak. Infeksi saluran pernapasan dan saluran pencernaan merupakan tempat yang paling
sering terjadi sepsis, diikuti oleh saluran kemih dan infeksi jaringan lunak. Setiap sistem
organ cenderung terinfeksi oleh patogen tertentu (Sprung et al., 2008; Ranieri et al., 2012;
Levy et al., 2012; Opal et al., 2013; Biban et al, 2012).
Syok sepsis disebakan oleh beberapa hal yaitu bakteri gram positif, bakteri gram
negatif, parasit dan jamur. Namun, penyebab paling sering adalah bakteri. Bakteri gram
positif adalah organisme utama yang menyebabkan sepsis. Selanjutnya, bakteri 8 gram
negatif menjadi patogen penting yang menyebabkan sepsis berat dan syok sepsis. Namun
pada saat ini, tingkat sepsis berat dan syok sepsis karena organisme gram positif
meningkat lagi. Keadaan ini akibat dari tindakan prosedur invasif sering dilakukan pada
pasien sakit kritis. Akibatnya, sekarang mikroorganisme gram positif dan gram negatif
mempunyai kemungkinan yang sama untuk menjadi patogen penyebab syok sepsis (Levy
et al., 2012; Opal et al., 2013; Ranieri et al., 2012; Sprung et al., 2008; Vincent et al.,
2011).
Angka kematian untuk sepsis berat dan syok sepsis sering dikutip mulai dari 20%
sampai 50%. Uji klinis dari dekade terakhir telah menemukan bahwa kematian terkait
dengan syok sepsis berkisar dari 24% menjadi 41% (Sprung et al., 2008; Ranieri et al.,
2012; Levy et al., 2012; Opal et al., 2013).
Pada umumnya penyebab syok septik adalah infeksi kuman gram negatif yang
berada dalam darah (endotoksin). Jamur dan jenis bakteri lain juga dapat menjadi penyebab
septisemia.
Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya syok septik antara lain : trauma,
diabetes, leukemia, granulositopenia berat, penyakit saluran kemih, terapi kortikosteroid,
immunosupresan, atau radiasi. Faktor pencetus yang umum meliputi tindakan bedah,
manipulasi saluran kemih, saluran empedu atau ginekologi.
Syok septik dapat menimbulkan adanya penimbunan cairan di sirkulasi mikro,
pembentukan pintasan arterio-venous dan penurunan tahapan vaskular sistemik, kebocoran
kapiler secara menyeluruh, depresi fungsi miokard, semua hal tersebut diatas menyebabkan
terjadinya syok septik yang ditandai dengan :
-
Hipovolemia
Hipotensi
Tindakan Medis
-
Terapi Cairan
Cairan parenteral yang sering digunakan pada awal terapi syok septik adalah larutan
garam berimbang. Terapi cairan bergantung pada hasil pengukuran hemodinamik
(tensi, nadi, dan diuresis) dan keadaan umum.
Obat-obat inotropik
Dopamin harus segera diberikan apabila resusitasi cairan tidak memperoleh
perbaikan.
Terapi antibiotika
Sebaiknya terapi antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur dan resistensi. Hal ini
mungkin tidak dapat dilakukan pada keadaan darurat karena pemeriksaan tersebut
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai patokan terapi antibiotik empiris
dapat dilihat pada tabel.
b.
Tindakan Bedah
Jaringan nekotik, abses harus segera dieksisi, dievakuasi dan dipasang drainase. Terapi
cairan dan antibiotik tidak banyak menolong bila sumber infeksi belum disingkirkan.
Hal ini sangat penting pada abses intra abdomen sumbatan empedu dengan kolangitis
yang segera membutuhkan pembedahan akut.
c.
Tindakan Lain
-