ASKEP Tbparu-Anak
ASKEP Tbparu-Anak
Droplet Nuclei 5
Menembus Lapisan
Mukosa Silier Atas
Reaksi Inflamasi
Non Spesifik
Alveolus
Basil TB Dalam
Makrofag Alveolus
Penyebaran Limfogen
Lokal
Penyebaran Hematogen
3-10 Minggu
95%
Sel T Spesifik
Makrofag Aktif
Membunuh/Menghamb
at Basil TB
TB In Aktif Mungkin
Masih Ada Basil TB
5%
Respon Imun
Selular
TB
Aktif/Penyakit
(Limfadenitis
Reaktifitas
Imunitas Menurun
Atau Gagal
TB kelenjar superfisial:
Biasanya multipel.
Abses.
Pada
Identitas klien: selain nama klien, juga orangtua; asal kota dan daerah, jumlah
keluarga.
2.
3.
4.
5.
Riwayat imunisasi/vaksinasi.
Riwayat pengobatan.
Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan.
Riwayat keluarga.
Aspek psikososial.
Merasa dikucilkan.
Lingkungan:
6.
2)
3)
Pola eliminasi
Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan
hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Pola seksualitas/reproduktif
Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah.
10)
PEMERIKSAAN FISIK
Demam: sub fibril, fibril (40 41oC) hilang timbul.
1.
2.
3.
4.
1.
Uji tuberkulin
Infeksi TB imunitas seluler hipersensitifitas tipe lambat uji tuberkulin +.
2.
Foto rontgent
Rutin: foto pada R paru.
Atas indikasi: tulang, sendi, abdomen.
Rontgent paru tidak selalu khas.
3.
Gambaran klinis:
Tanpa gejala.
Demam lama.
BB turun/tidak naik.
Malnutrisi.
Malaise.
Batuk lama.
Diare berlanjut/berulang.
4.
Pemeriksaan mikrobiologis
- Bakteriologis
Memastikan TB.
Hasil normal: tidak menyingkirkan diagnosa TB.
Hasil +: 10 62% dengan cara lama.
Cara : cara lama radio metrik (Bactec); PCK.
5.
6.
7.
Sumber infeksi
Adanya kontak dengan penderita TB menambah kriteria diagnosa.
8.
Lain-lain
-
Bronkoskopi.
Bronkografi.
Serologi.
dll.
Menurut Soetjiningsih:
Masa pra sekolah usia 1-6 tahun.
sangat pesat, dimana tubuh anak menjadi cepat besar, BB naik dengan pesat serta
panjang badan (PB) juga bertambah dengan cepat, anak makan dengan banyak serta
aktifitas bertambah.
tertarik.
Periode terintegrasi.
Fase tenang.
Tahap perkembangan manusia ditinjau dari aspek psikososial menurut Erik Erickson:
Dibagi 8 tahap perkembangan mulai dari lahir sampai usia tua:
-
4 6 tahun:
Kepercayaan yang diperoleh anak tidak diartikan bahwa ia diperbolehkan memiliki
DIAGNOSA PERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya faktor resiko :
Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis
Kerusakan membran alveolar kapiler
Sekret yang kental
Edema bronchial
2. Resiko infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan :
Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap
Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar
Malnutrisi
Terkontaminasi oleh lingkungan
Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman
3. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kondisi, pengobatan, pencegahan,
berhubungan dengan :
Tidak ada yang menerangkan
Interpretasi yang salah, tidak akurat
Informasi yang didapat tidak lengkap
Terbatasnya pengetahuan / kognitif
4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan :
Kelelahan
Batuk yang sering, adanya produksi sputum
Dyspnoe
Anoreksia
Dx. II.
Independen
Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, menyebarnya infeksi melalui bronkhus
pada jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah atau sistem limfe dan potensial
infeksi melalui batuk, bersin, tertawa, ciuman atau menyanyi.
Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi yang
diberikan untuk mencegah komplikasi.
Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota
keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan
terapi pencegahan.
Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk
Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
Gunakan masker setap melakukan tindakan
Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
Monitor temperatur
Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.
Ditekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani
Periode menular dapat terjadi hanya 2 3 hari setelah permulaan kemoterapi
tetapi dalam keadaan sudah terjadi kavitas atau penyakit sudah berlanjut
sampai tiga bulan.
Kolaborasi
Pemberian terapi untuk anak
INH, Etambutol, Rifampisin
INH adalah obat pilihan bagi penyakit TB primer dikombinasikan dengan obatobat lainnya. Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9 bulan
dan etambutol untuk 2 bulan pertama.
Pyrazinamid ( PZA ) / aldinamide, Paraamino Salicyl ( PAS ), Sycloserine,
Streptomysin
Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten.
Monitor sputum BTA
Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan sampai batas
waktu yang ditentukan.
Dx. III.
Independen
Kaji kemampuan belajar klien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan,
tingkat partisipasi, lingkungan yang memungkinkan klien untuk belajar, seberapa
banyak yang telah diketahui, media yang tepat dan siapa yang dipercaya.
Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik.
Keberhasilan tergantung pada sebatasmana kemampuan klien.
Mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya : hemoptisis,
nyeri dada, demam, kesulitan nafas, kehilangan pendengaran, vertigo.
Mengindikasikan perkembangan penyakit atau efek samping dari pengobatan
yang membutuhkan evaluasi secepatnya.
Menekankan pentingnya asupan diet TKTP dan intake cairan yang adekuat.
Mencukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake cairan yang
memadai membantu mengencerkan dahak.
Berikan informasi yang spesifik dalam bentuk tulisan untuk klien dan keluarga misalnya
: jadwal minum obat.
Informasi tertulis dapat mengingatkan klien tentang informasi yang telah
diberikan. Pengulangan informasi dapat membantu mengingatkan klien.
Menjelaskan dosis obat, frekwensi, tindakan yang diharapkan dan perlunya therapi
dalam jangka waktu lama. Mengulangi penyuluhan mengenai potensial interaksi antara
obat yang diminum dengan obat / subtansi lain.
Meningkatkan partisipasi klien dan keluarga untuk mematuhi aturan therapi
dan mencegah terjadinya putus obat.
Jelaskan tentang efek samping dari pengobatan yang mungkin timbul, misalnya : mulut
kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah.
Dapat mencegah keraguan terhadap pengobatan dan meningkatkan kemampuan
klien untuk menjalani terapi.
dorongan
pada
klien
dan
keluarga
untuk
mengungkapkan
kecemasannya.
Penyangkalan
terhadap
perasaannya
akan
Dx. IV.
Independen
Kaji dan komunikasikan status nutrisi klien dan keluarga seperti yang dianjurkan :
1. Catat turgor kulit
2. Timbang berat badan
3. Integritas mukosa mulut, kemampuan dan ketidakmampuan menelan, adanya bising
usus, riwayat nausea, vomiting atau diare.
Digunakan untuk mendefinisikan tingkat masalah dan intervensi
Mengkaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai
Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.
Meonitor intake dan output secara periodik.
Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
Catat adanya anoreksia, nausea, vomiting, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta.
Doengoes, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
IDAI dan PP IDAI UKK Pulmonologi.
2000.
I.
tidak
mencegah
kekambuhan
atau
IV.
Obat
Anti
Tuberculosis (OAT):
Isoniazid/INH (tablet atau puyer):
1. Rifampisin/Rmp
(suspensi):
Anak
diminum
1. Permulaan intensif
kosong/sebelum
1-2x/hari saat
2. Pirazinamid/PZA
perut
makan.
(tablet/puyer):
mg/hari.
3. Streptomisin (Strep): disuntik tiap
III.
Pada Anak:
1.
4. Etambutol
(tablet/puyer):
Regimen):
gram/hari
kombinasi
obat
murah,
saat
perut
kosong/sebelum makan.
5. Lain-lain:
Kanamycin,
6 9 bulan.
Ciprofloxacin.
Ethionamide,
Cycloserin,
jadi
satu
suspensi
karena
II.
dibuat
Macam Obat
INH
Frekuensi
Lama
Pemberian
Dosis tunggal 6 bulan
setiap hari
6 bulan
Dosis tunggal Strep 2 bulan
setiap hari
INH
Rmp
Strep
INH
Rmp
Dosis tunggal 9 bulan (Strep
Strep
setiap hari
&
PZA
2
PZA
bulan)
INH
Rmp
TB Dosis tunggal 6-9
bulan
tulang
setiap hari
(Strep 2 bulan)
Strep
belakang
INH
12 bulan (Strep
Meningitis
Dosis tunggal &
PZA
2
Rmp
TB setiap hari
bulan)
dosis
Strep
berbeda
PZA
Gangguan pendengaran
Etambutol:
VI.
PADA ANAK
Etionamid:
Mual
Muntah
Hepatitis
Racun di hati
PAS (P):
Rmp :
Gastritis (maag)
Hepatitis
Racun di hati.
Mual
Muntah
PENGOBATAN TUBERCULOSIS
Catatan:
Pengobatan
terputus-putus
karena
akan
PZA :
menyebabkan
kuman
TBC
menjadi
Strep :
TBC
tidak
resisten/kuman
boleh
tahan