Ban Dunlop pertama kali mengiklankan desain bannya pada tahun 1889 di The Irish Cyclist. Dua
tahun kemudian, John Boyd Dunlop mendirikan pabrik pertama Dunlop Tyres di Dublin, Irlandia.
Satu tahun kemudian John memproduksi ban secara massal di Belfast. Tahun 1891 dibangunlah
Fort Dunlop Factory di Birmingham, Inggris yang kini menjadi kantor pusat Dunlop. Pertumbuhan
Dunlop dari perintis ke korporasi multinasional sukses dengan cepat. Setelah diperkenalkan pada
1888, ban pneumatik Dunlop menjadi perlengkapan standar untuk sepeda karena sangat baik untuk
digunakan di jalan yang kasar. Pada tahun yang sama, ban Dunlop untuk pertama kali digunakan
pada mobil yang diproduksi oleh Karl Benz.
Dunlop kini menjadi merek ban terkemuka dunia dengan beragam produk yang telah menggoreskan
jutaan telapaknya di jalan raya di seluruh dunia. Pada dekade 80-an, Dunlop berhasil menguasai
pasar di Jerman, Inggris, Prancis, dan AS. Itulah awal pesatnya perkembangan Dunlop, khususnya
dalam bidang pengembangan teknologi, kapasitas produksi, dan pemasaran dengan jaringan global
di seluruh dunia. John Boyd Dunlop meninggal 23 Oktober 1921, disebabkan sakit. Ia berhasil
menciptakan produk ban praktis yang bermanfaat bagi dunia otomotif. biografiku.com
Sumber : http://www.biografiku.com/2012/03/biografi-john-boyn-dunlop-penemuban.html
Sumber, Wikipedia
http://tokoh2duniaku.blogspot.co.id/2012/03/john-boyd-dunlop-pencipta-ban-angin.html
John Boyd Dunlop dilahirkan dari keluarga petani di Dreghom, North Ayrshire Skotlandia pada tanggal 5 Februari
1840. Semasa kecil ia tinggal di kota kelahirannya. Dunlop muda menamatkan studinya dan berhasil mendapatkan
gelar dokter hewan di Dick Vet, University of Edinburgh Skotlandia. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Dunlop
berpraktik sebagai dokter hewan pertama di Edinburgh, Skotlandia, dan kemudian di Belfast, Irlandia.
Di masa mudanya, John dikenal sebagai pekerja keras. Bahkan pada usia 19 tahun ia sudah bekerja untuk
membantu perekonomian orang tuanya yang berprofesi sebagai petani. Pada tahun 1871 John menikah dengan
Margaret Stevenson dan memiliki tiga orang putra.
Sejarah
Asal mula penciptaan ban pneumatic didorong ketika John pertama kali mendesain roda untuk sepeda putranya
yang sengaja dirancang untuk mengurangi guncangan ketika mengendarai sepeda di jalan yang kasar yang
menyebabkan sakit kepala. John berusaha dengan keras menjawab keluhan anaknya yang merasa kurang nyaman
dengan sepeda roda tiganya. Pada tahun 1887, John Boyd Dunlop berhasil mendesain dan mengembangkan ban
yang berisi angin pertama untuk sepeda roda tiga putranya.
Sebagian besar literature menyebutkan, ban karet bertekanan udara pertama buatan John Boyd Dunlop dirancang
dengan mengisi ban karet dengan udara seperti umum digunakan kendaran bermotor saat ini. Modifikasi ban dalam
dijahit di dalam ban luar dan terpaku pada pinggirnya. John juga melakukan perbaikan ban sepeda roda tiga yang
padat karet dan membungkus tabung dengan dipompa dengan udara. Ban tersebut kemudian dipasang di roda
belakang sepeda dengan dipasang rekaman linen untuk memberikan tapak ban.
Seorang industrialis asal Irlandia William Harvey du Cros tertarik atas penemuan ban John Dunlop. Harvey tertarik
setelah melihat seorang pengendara sepeda memenangkan perlombaan di Belfast dengan sepeda beroda
pneumatic buatan John. Harvey kemudian memberikan modal kepada John untuk memasarkan temuannya itu. Kelak
John bersama William membangun Dunlop Rubber Company, perusahaan ban yang menarik perhatian di dunia.
Temuan brilian John ini dianggap sebagai terobosan kemajuan pengembangan ban karet pada abad 18. John baru
mematenkan penemuannya pada 7 Desember 1888 di Britania Raya Inggris. Meski telah mematenkan, temuan John
dianggap tidak valid setelah diketahui rancangan ban pertama diciptakan oleh Robert William Thomson. R.W.
Thomson menemukan dan mematenkan ban berisi angin tahun 1845. Meski begitu, dengan penemuan ban modern,
John lebih diakui daripada temuan R.W. Thomson.
Ban Dunlop pertama kali mengiklankan desain bannya pada tahun 1889 di The Irish Cyclist. Dua tahun kemudian,
John Boyd Dunlop mendirikan pabrik pertama Dunlop Tyres di Dublin, Irlandia. Satu tahun kemudian John
memproduksi ban secara massal di Belfast. Tahun 1891 dibangunlah Fort Dunlop Factory di Birmingham, Inggris
yang kini menjadi kantor pusat Dunlop. Pertumbuhan Dunlop dari perintis ke korporasi multinasional sukses dengan
cepat.
Setelah diperkenalkan pada 1888, ban pneumatik Dunlop menjadi perlengkapan standar untuk sepeda karena
sangat baik untuk digunakan di jalan yang kasar. Pada tahun yang sama, ban Dunlop untuk pertama kali digunakan
pada mobil yang diproduksi oleh Karl Benz. Dunlop kini menjadi merek ban terkemuka dunia dengan beragam
produk yang telah menggoreskan jutaan telapaknya di jalan raya di seluruh dunia. Pada dekade 80-an, Dunlop
berhasil menguasai pasar di Jerman, Inggris, Prancis, dan AS. Itulah awal pesatnya perkembangan Dunlop,
khususnya dalam bidang pengembangan teknologi, kapasitas produksi, dan pemasaran dengan jaringan global di
seluruh dunia. John Boyd Dunlop meninggal 23 Oktober 1921, disebabkan sakit. Ia berhasil menciptakan produk ban
praktis yang bermanfaat bagi dunia otomotif.
Sejarah Perkembangan
Semua berawal dari pengembangan ban bertekanan angin pertama di dunia oleh John Boyd Dunlop, seorang dokter
hewan, di Belfest Irlandia pada tahun 1888. Ban tersebut dibuat untuk ban sepeda roda tiga anaknya. Setelah
diperkenalkan pada 1888, ban pneumatik Dunlop menjadi perlengkapan standar untuk sepeda karena sangat baik
untuk digunakan di jalan yang kasar. Pada tahun yang sama, ban Dunlop untuk pertama kali digunakan pada mobil
yang diproduksi oleh Karl Benz.
Dunlop kini menjadi merek ban terkemuka dunia dengan beragam produk yang telah menggoreskan jutaan
telapaknya di jalan raya di seluruh dunia. Pada dekade 80-an, Dunlop berhasil menguasai pasar di Jerman, Inggris,
Prancis, dan AS. Itulah awal pesatnya perkembangan Dunlop, khususnya dalam bidang pengembangan teknologi,
kapasitas produksi, dan pemasaran dengan jaringan global di seluruh dunia.
John Boyd Dunlop meninggal 23 Oktober 1921, disebabkan sakit. Ia berhasil menciptakan produk ban praktis yang
bermanfaat bagi dunia otomotif. Tahun 1990 dimulailah produksi ban pertama di Jepang. Dari titik inilah Dunlop
mebukukan sejarah sebagai pelopor perkembangan ban di dunia, hingga saat ini. Penemuan besar inilah yang
mewarnai sejarah ban pertama di dunia dan pertama di Jepang.
1888
JB Dunlop menemukan ban dengan tube/dalam. Ini berarti telah lahir ban bertekanan udara pertama di dunia.
1905
Dunlop mengembangkan ban mobil pertama dengan pola telapak beralur.
1909
Pembentukan Kantor Cabang Perusahaan Dunlop di Jepang. Sekaligus pembentukan pabrik di Kobe.
1913
Dunlop memulai produksi ban berteknologi modern pertama di Jepang.
1924
Bentley dengan menggunakan ban Dunlop menjadi juara pertama dalam lomba adu ketahanan 24 jam di Le Mans.
1927
Mobil khusus dengan mengggunakan ban Dunlop berhasil mencatat rekor baru kecepatan 326,6 km/jam di Pantai
Daytona Amerika.
1931
Team yang menggunakan ban Dunlop berhasil menjadi juara 8 kali berturut-turut di Le Mans.
1939
Le Mans dihentikan di tengah season karena terjadi perang dunia kedua. Juara pada tahun itu adalah Bugatthi 157 C
yang menggunakan ban Dunlop.
1947
Mobil yang menggunakan ban Dunlop mencatat rekor baru kecepatan 634 km/jam di negara bagian Utah, Amerika
1949
Le Mans dibuka kembali setelah berakhirnya perang dunia kedua. Mobil yang menggunakan ban Dunlop merebut
juara pertama dalam Road Race Championship kelas GP500.
1953
Dunlop memproduksi ban tubeless pertama di Jepang.
1956
Dunlop mengikuti F1 Grand Prix.
1960
Dunlop menemukan teknologi pertama yang menjelaskan fenomena hydroplanning.
1966
Dunlop mulai menjual ban radial textile produksi dalam negri.
1967
Dunlop mengembangkan ban radial salju (Snow Tyre) pertama di Jepang.
1972
Dunlop mengembangkan ban yang tetap dapat dipergunakan dengan kecepatan 80km/jam sejauh 160km meskipun
mengalami kebocoran ringan.
1979
Pertama kali di dunia, Dunlop memproduksi ban radial untuk motor sport secara massal.
1983
Untuk meningkatkan teknologi inovasi ban motor, Dunlop memperkenalkan mesin penguji karakteristik ban tipe Flat
Belt yang pertama di Jepang.
1986
Dunlop meluncurkan ban radial untuk motor yang di produksi secara massal serentak di Jepang, Amerika Serikat dan
Eropa.
1991
Mazda 878B yang menggunakan ban Dunlop menjadi mobil Jepang pertama yang menjuarai Le mans.
1998
Dunlop mengembangkan teknologi Digital Rolling Simulation dan memulai penjualan ban Digi-Tyre.
2006
Dunlop memulai penjualan ban ramah lingkungan (ecotyre) generasi terbaru dengan berbahan baku alami non-oil
97%.
Mobil Nissan GT-R dengan menggunakan ban Dunlop berhasil mencatat rekor kecepatan untuk kategori mobil yang
diproduksi massal di sirkuit Nurburgring, Jerman.
Dalam Moto GP 250, motor yang menggunakan ban Dunlop berhasil menjadi juara sebanyak 200 kali berturut-turut.
http://www.dunlop.co.id/post/read/159/Sejarah-Panjang-Dunlop
LOVE
Sejarah Dunlop dimulai dengan cinta dan ketulusan. Sudah 120 tahun John Boyd Dunlop mencetak sejarah yang
didasarkan path cinta dan kasih sayang. John Boyd Dunlop menciptakan ban bertekanan angin pertama di dunia,
awalnya untuk memenuhi permintaan anaknya yang meminta dibuatkan sesuatu agar sepeda roda tiga anaknya
berjalan lebih ringan dan lebih cepat.
Momen inilah yang melahirkan sejarah ban. John Boyd Dunlop melakukan semua itu dengan cinta yang tulus, tanpa
ada tujuan bisnis. Ternyata momen ini menjadi titik awal tumbuhnya industri ban modern. Dunlop.
TRUST
Sejarah panjang Dunlop menunjukkan bahwa Dunlop senantiasa menomorsatukan keselamatan dan kenyamanan
para pengguna. Pengembangan ban tubeless yang dapat mempertahankan angin dalam it ban lebih lama walau ban
bocor, alat analisa efek hydroplaning pertama, dan pengembangan Run Flat Tyre (RFT). Sejak 1990an isu
lingkungan hidup juga menjadi perhatian Dunlop. Berbagai teknologi pendukung digunakan untuk menghasilkan ban
yang cinta lingkungan hidup. In' dimulai dengan proses produksi ban yang zero emisi, tidak ada limbah, mendaur
ulang limbah, serta beragam gerakan cinta lingkungan hidup.
CHALLENGE
Dunlop juga terus berinovasi untuk menciptakan ban terbaik. Selama 120 tahun Dunlop telah mengembangkan ban
yang lebih balk, seperti pembuatan alur telapak ban pertama di dunia dan produksi massal ban radial balap.
Dunlop pun telah berpartisipasi dalam dunia balap mobil sejak 1923 dalam ajang adu ketahanan 24 jam di Le Mans,
Prancis yang diakui sebagai ajang balap paling berat di dunia. Sejak itu, hingga tahun 2009, DUNLOP mencatat
rekor kemenangan terbanyak yaitu 34 kali. Bahkan di dunia balap motor GP 250cc, Dunlop mencatat prestasi
monumental dengan memenangkan 200 kali balapan secara terus-menerus
DUNLOP di Indonesia
Sejarah Dunlop di Indonesia dimulai pada tahun 1995. Saat itu bencana gempa bumi dahsyat melanda kota Kobe
Jepang sehingga mengakibatkan pabrik ban Sumitomo Rubber Industry mengalami kerusakan hebat dan tidak dapat
beroperasi kembali. Sebagai penggantinya, dibangunlah pabrik ban baru di Indonesia dengan nama PT Sumi Rubber
Indonesia. Pabrik ini didirikan di Kawasan Industri Indotaisei Blok H Sektor IA Kota Bukit Indah Cikampek, Jawa
Barat dan merupakan perusahaan Joint Venture antara Sumitomo Rubber Industry dengan Indomobil Investment
Corporation.
Uji coba proses produksi mulai dilakukan pada bulan Januari 1997 dengan membuat campuran karet dengan bahanbahan kimia lain sebagai bahan dasar pembuatan ban dan biasa disebut compound. Di bulan April tahun yang sama,
ban pertama produksi PT Sumi Rubber Indonesia berhasil dibuat dengan sangat baik dan diabadikan dengan
pemberian tanda tangan Presiden Direktur. Ban ini terus disimpan di Lobby Pabrik Cikampek sampai saat ini.
Sementara itu, PT Sumi Rubber Indonesia juga melakukan ekspor ban produksi pertama pada bulan Mei tahun 1997
dengan tujuan Negara Amerika Serikat.
Namun prestasi keberhasilan PT Sumi Rubber Indonesia adalah saat berhasil memproduksi 1.000.000 pieces Ban
pada April 1998. Dari hasil produksi tersebut yang dinilai memiliki kestablikan kualitas dan keseragaman proses
produksi, PT Sumi Rubber Indonesia berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 9002-1998 oleh lembaga sertifikasi
LLOYDS REGISTER dan Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh PUSTAN pada Oktober 1999.
Peningkatan kapasitas produksi dan kestabilan kualitas menghasilkan hasil nyata dengan berhasil memproduksi ban
ke 10.000.000 pieces pada Mei 2001. Pada Agustus di tahun yang sama, PT Sumi Rubber Indonesia kembali
mendapatkan Sertifikat ISO 9001 2000 oleh lembaga sertifikasi LLOYDS
REGISTER .
Tidak hanya mempedulikan kualitas ban, proses produksi ban pun juga harus memperhatikan lingkungan. Sebagai
wujud kepedulian PT Sumi Rubber Indonesia kepada lingkungan, pada bulan Agustus tahun 2003 PT Sumi Rubber
Indonesia berhasil memperoleh Sertifikat ISO 14001 yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi LLOYDS REGISTER.
Di usia yang ke-10 tahun, PT Sumi Rubber Indonesia telah menjadi pabrik ban dengan kapasitas produksi terpasang
47,750 pcs per hari dengan jumlah karyawan di pabrik sebanyak 3,081 orang, sistem kerja 4 grup, 3 shift, 7 hari
dalam 1 minggu dan 350 hari kerja dalam 1 tahun.
PT Sumi Rubber Indonesia terus berkomitmen menjaga kualitas produknya dan akan menjadi yang terbesar di pasar
domestik di masa mendatang.
Dalam Moto GP 250, motor yang menggunakan ban Dunlop berhasil menjadi juara sebanyak 200 kali berturut-turut.
http://www.dunlop.co.id/page/profile
BRIDGESTONE
Sejarah
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari
kendaraan darat, digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan
percepatan dan mempermudah pergerakan.
Shojiro Ishibashi, lelaki asal Jepang, yang lahir di kota Kurume, Fukuoka telah
mendirikan sebuah perusahaan mendirikan sebuah perusahaan konglomerasi karet
Jepang pada tahun 1931. Ishibasi sendiri adalah nama dalam bahasa Jepang yang
berarti jembatan batu.
Shojiro Ishibasi memiliki visi sejak remaja, ia bermimpi memasok industri otomotif
Jepang dengan ban yang dikembangkan dan diproduksi dengan modal dan tenaga
ahli dari Jepang sendiri. Awalnya ia memilih nama Stonebridge, terjemahan
langsung dari nama Ishibashi. Namun, ia akhirnya memutuskan atas nama
Bridgestone, membalik urutan untuk menghasilkan nama yang Ishibashi harapkan
akan lebih familiar bagi masyarakat di seluruh dunia.
Persaingan Bridgestone dengan perusahaan-perusahaan sejenis di manca negara
sangatlah ketat. Apalagi jika digandengkan dengan Michelin, perusahaan ban yang
bermarkas di Perancis yang sudah terkenal nomor satu di dunia. Saat ini Michelin
memimpin posisi utama. Namun, Bridgestone selalu menjadi pesaing terberatnya
dan menduduki posisi kedua. Sementara di Jepang sendiri, perusahaan ini produsen
ban terbesar di Jepang, pemasok utama ban untuktim Formula Satu. Sesuai dengan
mimpi sang pendiri Ishibashi untuk kesuksesan Bridgestone bukan semudah
membalik telapak tangan, perusahaan ini besar dan mendunia dengan kerja keras
dan komitmen visi dan misinya.
Agricultural Tires : Ban Yang dirancang khusus untuk ban poros depan pada traktor
pertanian dengan penggerak 4 roda (4WD). Bertraksi kuat serta mampu membuang
tanah dengan sendirinya.
Off the Road Bias Tires : Ban yang dirancang khusus untuk Grader dengan kelas
telapak traksi (G-2). Bentuk lug yang unik menghasilkan daya dorong yang
kuat, baik di tanah liat maupun lumpur serta mampu membersihkan kotoran yang
terjebak di dalam alur ban.
Strategi
Strategi yang digunakan Bridgestone adalah penerapan ABA (Advance
Benchmark Activity), dimana strategi ini memang diciptakan dan digunakan
pertama kalinya oleh perusahaan ini. Strategi tersebut merupakan metode
sistematis yang mengunakan pengumpulan data dan analisis kualitatif untuk
menentukan sumber-sumber variasi dan cara untuk menghilangkannya.
Proses benchmarking di dalam bisnis harus didasarkan pada konsep 5W2H yang
dikembangkan oleh Alan Robinson. Konsep ini ditujukan untuk menjawab 7
pertanyaan seperti pada tabel 2. Lima pertanyaan ini diawali dengan huruf w,
yaitu who, what,when, where dan why) dan sisa kedua pertanyaan diawali dengan
huruf h, yaitu how danhow much. Konsep 5W2H merupakan langkah awal yang baik
karena memfokuskan para partisipan dalam proses benchmarking agar menjadi
mur dan baut atau pengintegrasi utama dalam pelaksanaannya.
Benchmarking tidak bermula langsung sebagai benchmarking, namun bermula
pada sebuah kebutuhan informasi dan sebuah keinginan untuk mempelajari dengan
cepat bagaimana cara mengkoreksi atau mencari solusi dari permasalahan yang
ada dalam bisnis.
Sepuluh benchmarks untuk keberhasilan kualitas (quality success), adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Kualitas diimplementasikan dengan suatu sistem total yang dikaitkan dengan
pelanggan (custumers) dan pemasok (suppliers).
Lingkungan
Tire Safety
Corporate Citizenship
http://meilvi.blogspot.co.id/2013/06/bridgestone.htm