Anda di halaman 1dari 31

Page | 1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Industri ban merupakan salah satu sektor industri yang paling mantap posisinya di
Indonesia. Produksinya selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga diperuntukkan bagi ekspor.
Ban yang pertama kali di buat oleh manusia adalah ban besi yang digunakan untuk menutup atau
melindungi rangka ban yang terbuat dari kayu. Ban yang berjenis seperti ini biasanya digunakan
pada gerobak atau dokar. Besi yang digunakan sebagai pelindung tersebut, mula-mula dibentuk
menjadi lingkaran dengan cara dipanaskan dalam tungku api hingga bisa dibentuk menjadi
serupa lingkaran dan kemudian ditaruh di atas kerangka kayu tersebut hingga melingkupinya lalu
kemudian dipadamkan sehingga menciut dan mengepas ke rangka kayu tersebut.
Pada tahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik vulkanisasi karet.
Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang
romawi. Pada mulanya Goodyear tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi
melainkan karet tahan api. Setelah penemuan itulah, ban pneumatic mulai mengalami
pengembangan hingga berkembang sampai sekarang. Dengan semakin meningkatnya jumlah
produksi kendaraan bermotor seiring dengan meningkatnya kebutuhan ban di Indoesia, Oleh
karena itu PT.Goodyear Indonesia berusaha meningkatkan produksi ban untuk kebutuhan dalam
ataupun luar negri.
I.2 Tujuan Umum
1. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang proses-proses pembuatan ban dan unit-
unit operasi yang digunakan.
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa Teknik Kimia, dimana saja peran seorang
chemical engginer pada suatu industri.
I.3 Tujuan Khusus
Sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah pengantar teknik kimia untuk
program ekstensi teknik kimia program ekstensi teknik kimia Universitas Indonesia.
Page | 2


BAB II
INSTITUSI PERUSAHAAN

II.1 Sejarah dan Perkembangan
The Goodyear Tire & Rubber Company yang berpusat di Amerika Serikat adalah perusahaan
pembuat ban terbesar di dunia yang memproduksi berbagai jenis ban, produk karet dan kimia di lebih
dari 90 pabrik di 28 negara, dengan sekitar 80.000 karyawan di seluruh dunia. Operasi pemasarannya
mencakup hampir semua negara di belahan dunia. Sejak awal kendaraan mulai massal, Goodyear telah
bekerjasama dengan berbagai perusahaan mobil terkemuka di seluruh dunia untuk menyuplai ban
Original Equipment. Sampai saat ini hubungan kerjasama itu terus terjalin dengan pabrik-pabrik mobil
terkemuka di seluruh dunia seperti; Toyota, Honda, Nissan, Suzuki, Volkswagen, Audi, Mercedes Benz,
BMW, Citroen, Ford, dan General Motor. Para profesional Goodyear di seluruh dunia secara terus-
menerus mengembangkan berbagai teknologi yang unik dan telah mematenkan ban-ban tercanggih
keluaran Goodyear.
PT Goodyear Indonesia Tbk telah berdiri sejak tahun 1935 dan merupakan produsen pertama
ban di Indonesia, memproduksi berbagai jenis ban yang berkualitas tinggi. Kantor pusat dan pabrik
berlokasi di Bogor, Jawa Barat, di atas area tanah seluas 172.000 meter persegi. PT. Goodyear Indonesia
Tbk mendapatkan dukungan penuh dari pusat penelitian dan pengembangan produk yang terletak di
Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Dukungan inilah yang tetap menjadikan PT Goodyear Indonesia Tbk
selalu terdepan dalam menghasilkan produk ban berkualitas tinggi serta pelayanan yang baik bagi
pelanggan. Pada bulan Februari 1994, PT Goodyear Indonesia Tbk menjadi perusahaan ban pertama di
Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 9002. Beberapa tahun kemudian mendapat sertifikat ISO
14001. Dilanjutkan pada Februari 2006, PT Goodyear Indonesia memperoleh sertifikat ISO/TS
16949:2002 (menitik beratkan kepada persyaratan teknis produk dan inspeksi untuk menjamin
keamanan dan keselamatan bagi konsumen penggunanya.)
Melalui lebih dari 850 karyawan yang berdedikasi tinggi, PT Goodyear Indonesia Tbk
menyediakan tim yang terampil dan berpengalaman dari bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan,
Penjualan dan Pemasaran, Produksi dan Manajemen. Dalam usahanya, PT Goodyear Indonesia Tbk telah
Page | 3

meraih berbagai pengakuan dan prestasi yang membanggakan. Di tahun 1999, PT Goodyear Indonesia
Tbk mendapatkan sertifikat SNI dan di tahun 2002 mendapatkan Philippine Standard, dan Sertifikat CCC
di tahun 2003. Sementara meninjau kembali dalam tiga tahun terakhir, PT Goodyear Indonesia juga
telah meraih berbagai penghargaan, di antaranya Penghargaan Original Equipment - 25 Tahun sebagai
Toyota Supplier; Penghargaan Kalpataru sebagai Perusahaan Terbaik dalam Kategori Pembina
Lingkungan; Superbrand Award sebagai satu-satunya perusahaan ban yang mendapatkan penghargaan
tersebut di Indonesia dengan melalui proses seleksi yang sangat ketat oleh perwakilan Superbrand di
Indonesia. Pada tahun 2004 Goodyear mendapatkan dua penghargaan sekaligus dari Toyota, yaitu untuk
Target Kualitas dan Pengiriman dan Zero Defect Achievement.
Sejarah Brand
The Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri di tahun 1898 ketika Frank Seiberling
membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang
iparnya. Karet dan kapuk harus diangkut dari sumbernya di belahan bumi yang satu lagi ke sebuah kota
kecil yang hanya memiliki transportasi rel yang terbatas dan jauh dari pelabuhan. Seiberling menamakan
perusahaan ini dengan nama perintis yang gagah berani Charles Goodyear, sang penemu vulkanisasi. Dia
juga menetapkan cap dagang kaki bersayap yang khas yang hingga kini tetap menjadi tali pengikat ke
masa lampau perusahaan.
Dengan hanya 13 pekerja, produksi Goodyear mulai dengan menghasilkan lini produk
yang terdiri atas ban-ban sepeda dan kereta, alas tapak kaki kuda dan chip untuk bermain poker.
Setelah bisnis berjalan selama sebulan, penjualan mencapai US$ 8,246. Sejak ban sepeda
pertama di tahun 1898, Goodyear terus mendayung bisnisnya sehingga tumbuh menjadi
perusahaan ban terbesar di dunia, julukan yang diperolehnya di tahun 1916 ketika perusahaan ini
mengadopsi slogan"Lebih banyak orang menggunakan ban Goodyear dari pada jenis-jenis
lainnya". Perusahaan ini menjadi perusahaan karet terbesar di dunia di tahun 1926. Tahun-tahun
awal yang begitu legendaris membentuk karakter khas perusahaan dan tetap terasa hingga kini
dalam semua aspek perusahaan dan dalam hubungannya dengan para pelanggannya. Goodyear
adalah perusahaan ban terbesar di dunia yang hadir di keenam benua dan dengan penjualan per
tahun mencapai US$ 15 milyar.
Inovasi aliran ide, produk dan material baru yang kreatif secara terus-menerus- selalu
berada satu revolusi di depan di tengah-tengah semua aktivitas Goodyear. Perusahaan ini
membangun fasilitas riset di tahun 1943, yang sejak itu telah mengumpulkan ribuan paten.
Page | 4

Berbagai penemuan oleh ilmuwan dan teknisi Goodyear telah dipakai tidak hanya dalam produk-
produk ban dan otomotif tetapi juga dalam jantung dan persendian buatan, bahan pelekat,
lapangan buatan untuk tempat anak-anak bermain dan kemasan makanan ini hanya sebagian.
Goodyear Research menjadi tempat pelatihan bagi Paul Flory, seorang pemenang hadiah Nobel
di bidang polimer. Dua research associates telah menerima Goodyear Medal, penghargaan paling
tinggi dari Rubber Division dari American Chemical Society, yang memberikan penghormatan
kepada ilmuwan dan insinyur yang telah menciptakan inovasi yang menonjol. Saat ini ilmuwan
dan insinyur Goodyear Research datang dari berbagai pelosok dunia dan terus bekerja di baris
terdepan dalam bidang pengetahuan perkaretan dan polimer. Mereka juga telah berkembang dan
memasuki bidang-bidang yang beragam termasuk komputer, fisika, matematika, mekanika
rekayasa, metalurgi dan sebagainya guna menciptakan berbagai material dan proses yang unik.
Goodyear Research menjadi tempat pelatihan bagi Paul Flory, seorang pemenang hadiah
Nobel di bidang polimer. Dua research associates telah menerima Goodyear Medal, penghargaan
paling tinggi dari Rubber Division dari American Chemical Society, yang memberikan
penghormatan kepada ilmuwan dan insinyur yang telah menciptakan inovasi yang menonjol.
Saat ini ilmuwan dan insinyur Goodyear Research datang dari berbagai pelosok dunia dan terus
bekerja di baris terdepan dalam bidang pengetahuan perkaretan dan polimer. Mereka juga telah
berkembang dan memasuki bidang-bidang yang beragam termasuk komputer, fisika,
matematika, mekanika rekayasa, metalurgi dan sebagainya guna menciptakan berbagai material
dan proses yang unik..

II.2 Kapasitas Produksi
Sejak Desember 2009 PT Goodyear Indonesia TBK menambah kapsitas produksinya dari 8.000
ban per hari menjadi 12.000 ban per hari. Proyek ekspansi ini juga didukung dengan penambahan daya
listrik dari 8.660 KVA menjadi 11.420 KVA. Proyek ekspansi ini tentunya harus didukung dengan
ketersediaan daya listrik dari PLN yang sesuai dengan kebutuhan mesin-mesin baru tersebut.



Page | 5

BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Tinjauan Pustaka
III.1.1 Pengertian Ban
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban merupakan bagian penting dari
kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan
permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara
kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
III.1.2 Jenis-Jenis Ban
1. Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan benang/serat arah miring membentuk sudut 30 40
terhadap garis tengah ban. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga
memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol)
tidak sebaik ban radial.
2. Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan
sabuk/belt (rigid breaker) searah lingkar ban yang terbuat dari benang tekstil kuat atau kawat
yang dibalut karet untuk membuat tread lebih rigid.


Gambar. Ban Bias dan Ban Radial

Page | 6



Perbedaan ban bias dan ban radial


III.1.3 Bagian-bagian Ban


Page | 7

Gambar. Bagian-bagian ban


1. Carcass (Cassing)
Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan.
Carcass terdiri dari ply (layer) dari tire cord (lembaran anyaman paralel dari bahan yang kuat)
yang direkatkan menjadi satu dengan karet. Cord pada ban-ban bus atau truck biasanya dibuat
dari nylon atau baja, sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari
polyester atau nylon.
2. Tread
Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan
yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan
permukaan jalan dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya
pengereman kendaraan ke permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdapat pada
permukaan tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam memindahkan gaya
ke permukaan jalan.
3. Sidewall
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi Carcass
terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban yang paling besar dan paling fleksibel, sidewall
secara terus menerus melentur di bawah beban yang dipikulnya selama berjalan. Di sidewall
tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
4. Breaker
Breaker adalah lapisan yang terletak diantara Carcass dengan Tread yang memperkuat
daya rekat keduanya. Breaker meredam kejutan yang timbul dari permukaan jalan ke Carcass
dan biasanya digunakan pada ban dengan bias-ply. Ban untuk bus dan truck serta truck ringan
menggunakan breaker yang terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang
menggunakan bahan polyester.
5. Belt (Rigid Breaker)
Page | 8

Ini adalah tipe breaker yang digunakan pada ban radialply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan Carcass dengan kuat. Ban
untuk mobil penumpang menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat baja, rayon atau
polyester, sedangkan untuk bus dan truck menggunakan rigid breaker dari kawat baja.

6. Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang bekerja, sisi
bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang disebut kawat bead. Udara
bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead
dilindungi dari kerusakan karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet
keras yang disebut Chafer strip.
III.2 Bahan Baku Pembuatan Ban
1. Karet alam dan sintetis
1. Karet Alam
Karet alam diperoleh dari getah resin karet (lateks karet alam) yang disebut Hevea Brasiliensis
yang berasal dari daerah Amazon dengan cara penggumpalan dan pengeringan. Tergantung dari cara
memprosesnya, secara umum karet alam dibagi menjadi 3. Daerah penghasil karet alam terbesar yang
memproduksi 70% dari jumlah seluruh produksi karet dunia adalah Thailand, Indonesia, dan Malaysia.
1) Bahan Olah Karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon
karet hevea brasiliensis. Beberapa kalangan mengatakan bahwa bahan olah karet bukan produksi
perkebunan besar, melainkan merupakan bokar (bahan olah karet rakyat) karena biasanya diperoleh
dari petani yang mengusahakan kebun karet. Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi
4 macam :
2. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapatkan dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini
belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau anpa bahan pemantap (zat
antikoagulan).
3. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan
dengan asam semut, berupa karet sheet yang digiling tetapi belm jadi.
4. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut.
Page | 9

5. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi
secara alamiah dalam mangkuk penampung.


2) Karet alam konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis ini pada
dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis jenis karet alam yang tergolong
konvensional adalah sebagai berikut :
1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapatkan proses
pengasapan dengan baik.
2. White crepe (pele crepe) adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan
tipis.
3. Estate bron crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-
perkebunan besar. Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik atau jelek seperti yang
digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisa lateks, lump atau koagulum yang berasal dari
prakoagulasi dan scrap atau lateks kebun yang sudah kering diatas bidang penyadapan.
4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa
dari RSS atau slab basah.
5. Thin brown crepe remilis adalah crepe cokelat yang tipis karena digiling ulang.
6. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna cokelat biasanya dibuat
dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun
rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.
7. Flat bark crepe adalah karet tanah atau eart rubber, yaitu jeni crepe yang dihasilkan dari scrap karet
alam yang belum diolah termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.
8. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang
khususnya berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau shet bongkah, atau dari sisa
pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.
9. Off crepe adalah crepe yang idak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melalui
proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar melainkan dari contoh contoh sisa
penentuan kadar karet kering, lembaran lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannnya sebelum
diasapi, busa busa dari lateks serta bahan bahan lain yang jelek.
Page | 10



3) Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau
padatan lainnya. Lateks pekat dijual dipasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed
lateksdan melali proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan
untuk pembuatan bahan bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
4) Karet bongkah (block rubber)
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela
bandela dengan ukuran yang telah ditentukn. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelas
mempunyai kode warna tersendiri.
5) Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.
Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi
dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun ateks pekat tidak berlaku pada
jenis ini.
6) Tyre rubber
Karet Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah
jadi sehingga bisa langsung dipakai olah konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang
menggunakan bahan bahan baku karet alam lainnya.
7) Karet reklim (reclaim rubber)
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang- barang karet bekas,terutama ban-
ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet rekli adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah
divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah
mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan lebih
kukuh dan tahan lama dipakai, tahan terhadap bensin atau minyak pelumas tetpi karet reklim kurang
kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C
5
H
8
) yang berat molekul
rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam
menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan karet alam konvensional. Jenis ini
pada seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan.
Page | 11

Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan.
Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau
suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.



Karet alam dan karet sintetis

b. Karet sintetis
Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini
lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia
seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara
lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih
banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain
tahan minyak dan tahan panas.
Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalakan bahan baku minyak bumi dan ada
Karet sistetis sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan karet alam. Berdasarkan tujuan
pemafaatannya ada dua macam karet sintetis yang dikenal, yaitu :
1) Karet sintetis untuk kegunaan umum
Karet sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahkan banyak fungsi karet alam yang
dapat digantikan.

Page | 12


Jenis jenis karet sintetis untuk kegunaan umum diantaranya sebagai berikut :
a. SBR (Styrene butadiene rubber)

-H
2
C-CH=CH-CH
2
-CH-CH
2
- n






Jenis SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan digunakan. Jenis
ini memiliki ketahan kikis yang baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan juga rendah. Namun
SBR yang tidak diberi tambahan bahan penguat memilki kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan vulkanisir karet alam.

b. BR (butadiene rubber)

-H
2
C-CH=CH-CH
2
-CH-CH
2
- n

Dibandingkan SBR, karet jenis BR lebih lemah. Daya lekat lebih rendah an
pengolahannya juga tergolong sulit. Karet jenis ini jarang digunakan tersendiri. Untuk membuat
suatu barang biasanya BR dicampur dengan karet alam atau SBR.

c. IR (isoprene rubber)

H
3
C H
C=C
H
2
C CH
2

n
Page | 13

Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama sama merupakan polimer isoprene.
Dapat dikatakan bahwa sifat IR yang mirip sekali dengan karet alam walaupun tidak secara
keseluruhan. Jenis IR memiliki kelebihan lainnya dibandingkan karet alam yaitu lebih murni
dalam bahan dan viskositasnya lebih mantap.

2) Karet sintetis untuk kegunaan khusus
Karet sintetis dapat digunakan untuk keperluan khusus yang tidak dimilkikaret sintetis jenis
pertama.
Jenis jenis karet sintetis untuk kegunaan khusus diantaranya sebagai berikut :
a IIBR (isobutene isoprene rubber)

H
3
C H n
C=C
H
2
C CH
2


-H
2
C-C=CH-CH
2


Cl

IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga
membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga terkenal karena kedap gas.
Dalam proses vulkanisasinya, enis IIR lambat matang sehingga memerlukan bahan pemercepat
dan belerang. Akibatnya jeleknya IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis
lainnya bila akan diolah menjadi suatu barang. IIR yang divulkanisir dengan dammar fenolik
menjadikan bahan tahan terhadap suhu tinggi serta proses pelapukan.

10. NBR (nytrile butadiene rubber)

-H
2
C-CH=CH-CH
2
-CH
2
-CH-

CNn
Page | 14

NBR adalah karet sintetis yang paling dibutuhkan. Sifatnya sangat baik adalah tahan
terhadap minyak yang disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril dialamnya. Smakin besar
kandungan akrilonitril yang dimiliki maka daya tahan terhadap minyak, lemak dan bensin
semakin tinggi tetapi elastisitasnya semakin berkurang. Kelemahan NBR adalah sulit untuk
diplastisasi. Cara mengatasinya dengan memilh NBR yang memiliki viskositas awal yang sesuai
dengan keinginan. NBR memerlukan pula penambahan bahan penguat serta pelunk senyawa
ester.

11. CR (Chloroprene rubber)

-H
2
C-C=CH-CH
2


Cl n

CR memilki ketahanan terhadap minyak tetapi dibandingkan dengan NBR
ketahanannnya masih kalah. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon
di udara bahkan juga terhadap panas dan nyala api. Pembuatan karet sitetis CR tidak
divulkanisasi dengan belerang melainkan menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan
bahan pemercepat tertentu. Minyak bahan pelunak ditambahkan ke dalam CR untuk proses
pengolahan yang baik.

12. EPR (ethylene propylene rubber)
EPR sering disebut EPDM karena tidak hanya menggunakan monomer etilen dan propilen pada
proses polimerisasinya melainkan juga monomer ketiga (EPDM). Pada proses vulkanisasina dapat
ditambahkan belerang. Adapun bahan pengisi dan ahan pelunak yang ditambahkan tidak memberikan
pengaruh terhadap daya tahan. Keuggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya terhadap sinar
matahari, ozon serta pengaruh unsure cuaca lainnya sedangkan kelemahannya pada daya lekat yang
rendah.
Karena memilki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam maka dalam pembuatan
beberapa jenis bahan banyak digunakan bahan baku karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan karet
alam dibandingkan karet sintetis :
Page | 15

13. Memiliki daya elastik atau daya lenting sempurna
14. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
15. Mempunyai daya aus yang tinggi
16. Tidak mudah panas
17. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan
Kelebihan kelebihan karet sintetis antara lain :
18. Tahan terhadap zat kimia
19. Harganya yang cenderung dapat dipertahankan
Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu maka biasanya
pengiriman jarang mengalami kesulitan. Hal seperti sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan
karet alam selalu mengalami perubahan bahan kadang-kadang bergejolak. Walaupun memiliki beberapa
kelemahan dipandang dari sudut kimia dan bisnis akan tetapi menurut beberapa ahli karet alam tetap
mempunyai pangsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang
besar terhadap pasokan karet alam misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.
Beberapa jenis ban seperti ban radial walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet
sintetis tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap besar yaitu dua kali lipat komponen karet alam
untuk pembuatan ban non radial. Jenis-jenis ban besar kurang baik bila dibuat dari bahan karet sintetisa
yang lebih banyak. Porsi karet alam yang dibutuhkan untuk ban berukuran besar adalah jauh lebih besar.
Ban pesawat terbang bahkan dibuat hamper semuanya dari bahan karet alam. Dua jenis karet alam dan
sintetis sebenarnya memiliki pasar tersendiri, karet alam dan karet sintetis sesungguhnya tidak saling
mematikan atau bersaing penuh karena keduanya mempunyai sifat saling melengkapi atau
komplementer. Campuran umum antara bahan karet sintetis dan karet alam menurut jenis ban adalah :
1. Ban Mobil Penumpang 55% 45%
2. Ban Truk Kecil 50% 50%
3. Ban Mobil Balap 65% 35%
4. Ban Off-The-Road (giant/earthmover) 20% 80%
2. Bahan pengisi
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar
dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan
menekan biaya. Bahan pengisi dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan pengisi yang bersifat
penguat contoh carbon black dan bahan pengisi yang tidak bersifat penguat contohnya silica.
Page | 16

Bahan pengisi penguat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan
pengolahanya. Ukuran partikel dan struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
fisik dan pengolahan kompon.
Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar energi yang diperlukan untuk
mendisperdikannya ke dalamban, maka makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi
memegang peranan penting pada kuat tarik kompon. Karbon hitam dengan ukuran partikel kecil
memberikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus merupakan fungsi utama
dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon hitam. Makin meningkat struktur
karbon hitam makin tingi modulus dan akan meningkat lagi jika pemakaian karbon hitam
bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan fungsi dari struktur karbon hitam,
tapi struktur yang makin tingi memberikan perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak
karbon hitam struktur tinggi yang ditambahkan perpanjangan putus makin turun. Kompon yang
mengandung karbon hitam berukuran partikel besar sperti N990(MT mempunyai perpanjangan
putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang
besar meningkatkan scorh, sedang struktur tinggi dan ukuran partikel yang kecil menurunkan
ketahanan scorh.
Silica merupakan salah satu jenis bahan pengisi pada pembuatan ban,zat ini mempunyai
keasaman yang tinggi sehingga menghamnbat vulkanisasi, diperlukan pencepat lebih banyak dan
bahan tambahan seperti senyawa amina, glycol dan coupling agent sepeti silane. Silane harus
ditambahkan kedalam karet sebelum bahan lain ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain
ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai coupling agent akan hilang. Pengolahan karet dengan
pengisi silica diperlukan suhu lebih tinggi untuk mengurangi uap air karena silica bersifat
higroskopis.
1. Anti-degradants
Anti degradants merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti
oksidan yang melindungi bahan jadi karet dari pengusangan yang ditimbulkan oleh oksigen ,
ozon cahaya matahari, katalis logam dan benturan mekanik serta melindungi bahan jadi karet
dari peningkatan usia penggunaaanya( life time) wax. Bahan yang sering digunakan antara lain:
1. Wax(anti ozon) yang bermanfaat untuk gerak statis dan anti ozonan dari senyawa amina
untuk gerak dinamis.
Page | 17

2. Senyawa amina mudah migrasi dan meninggalkan bercak warna (stain) jika bersentuhan,
selain baik sebagai anti ozonan juga sebagai anti flek dan anti oksidan barang jadi karet
yang berwarna gelap.
3. Senyawa turunan fenol (ionol) baik digunakan utuk barang jadi karet yang berwarna
jernih atau putih. Penggunaan bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr.
4. Adhesion promoters (cobalt salt, brass untuk kawat baja, resin dan benang)
5. Curatives (cure accelerators, activators, sulfur)
Bahan ini merupakan bahan pemvulkanisasi yang mengakibatkan adanya ikatan 3
dimensi dalam karet. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan adalah
belerang (sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis
SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM. Akselerator adalah bahan kimia yang mempercepat proses
pengikatan antara sulfur dan bahan pembuatan ban yang lainnya. Sulfur digunakan untuk
mengikat bahan ban ke dalam struktur unsur dasar/ruang(matrix/lattice structure), yang
membuat bahan itu bisa merentang dan menyusut kembali. Ini memungkinkan proses
pembuatan yang lebih cepat dengan mutu yang konsisten. Ada tiga golongan utama akselerator
kimia, yaitu Tiuram, Ditiokarbamat dan Merkaptobenzotiazola.
6. Processing aids(minyak, tackifier, peptizer, softener)
Bahan ini merupakan bahan pelunak yang berfungsi untuk melunakkan karet.

III.3 Proses Produksi Ban

Page | 18

1. Mixing
Proses dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan dasar karet seperti karet alam atau karet
sintetis dengan oli proses, warna hitam karbon, pigmen, zinc oksida, akselerator dan berbagai zat
tambahan lainnya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat tertentu dari campuran ini. Semua
bahan ini diaduk dalam blender raksasa yang dikenal sebagai mesin Banbury. Mesin ini bekerja dengan
tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Bahan campuran yang panas, hitam dan lembek ini diproses
berulang-ulang kali.

2. Pencetakan
Bahan yang telah dimixing, ini didinginkan ke dalam beberapa bentuk, kemudian
diproses menjadi lembaran-lembaran yang lalu dibawa ke kilang pemisah. Kilang ini
memasukkan karet tadi di antara pasangan penggulung (roller) berulang-ulang sehingga menjadi
komponen-komponen ban. Mereka lalu dibawa dengan konveyor lalu menjadi dinding samping,
telapak ataupun bagian-bagian lain dari ban. Ada jenis karet yang melapisi rajutan benang yang
akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini datang dalam rol-rol yang besar dan mereka juga sama
pentingnya dengan campuran karet yang dipakai. Berbagai jenis benang dipakai, termasuk
polyester, rayon atau nylon. Kebanyakan dari ban untuk kendaraan penumpang dewasa ini
menggunakan badan yang terbuat dari benang polyester.

3. Kawat pengikat
Sebuah komponen lainnya, yang berbentuk gulungan, disebut bead. Komponen ini
memiliki dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai tulang ban yang akan menempel
pada pinggiran velg mobil. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis dengan
karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk selanjutnya disatukan dengan bagian
ban lainnya. Ban-ban radial dibuat menggunakan satu atau dua mesin ban. Di bagian dalam
sekali dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis yang disebut interliner. Lapisan-lapisan ini
akan mengurung udara dan membuat ban menjadi tubeless.

4. Lapisan
Kemudian ada dua lapisan rajutan ply. Dua strip yang dinamakan apex membuat kaku
area pas di atas bead. Lalu ditambahkan sepasang strip chafer, yang dinamakan demikian karena
Page | 19

keduanya mencegah kerusakan yang diakibatkan pinggiran velg ketika ban dipasang.
Mesin perakit ban membentuk ban-ban radial menjadi bentuk yang sudah sangat dekat dengan
dimensi final untuk memastikan bahwa semua komponen yang berjumlah banyak itu berada
dalam posisi yang tepat sebelum ban masuk ke mesin pencetak.

5. Tapak ban
Telapak ban adalah bagian terakhir yang dipasang. Setelah sebuah pemutar otomatis
menjepit semua komponen sehingga menempel kuat satu dengan yang lain, ban radial yang kini
disebut green tire kini siap untuk diperiksa dan disempurnakan.

6. Pengadukan dan pemanasan ban
Alat penekan curing memberi ban bentuk final serta pola telapaknya. Alat yang panas
seperti setrika membentuk dan memvulkanisir ban. Cetakan ini digrafir dengan pola telapak, dan
dicetak juga kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh peraturan yang
berlaku. Ban-ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12 hingga 25 menit
,ini tergantung dengan ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban-ban akan keluar dari
cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang lalu akan membawanya ke bagian finish dan
inspeksi terakhir.

5. Inspection
Proses pembuatan ban yang terakhir adalah inspeksi terhadap ban yang telah jadi.
Inspeksi ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya kecacatan pada ban tersebut. Sebagian
dari cacat bisa dideteksi hanya dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian
lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus. Inspeksi tidak hanya di permukaan
saja. Ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa dengan X-ray untuk mendeteksi
kelemahan-kelemahan yang tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para
teknisi pengendalian mutu secara rutin membongkar ban yang diambil secara acak untuk
mempelajari setiap detil dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan dan
keselamatan pemakai. Selain menggunakan mendeteksi kelemahan-kelemahan pada ban juga
dilakukan tes kekuatan dan tekanan pada ban.
Page | 20


III.4 Alat-alat Produksi Ban
1. Banbury mixer
Fungsi Banburry mixer ini adalah untuk membuat karet sintetik menjadi lembaran-
lembaran compound. Proses pada banburry mixer ini berlangsung diantara dua buah rotor yang
berputar berlawan. Sumbu kedua rotor sejajar, dan masing-masing rotor mempunyai kecepatan
tangensial yang berbeda. Jarak antara permukaan rotor diatur dengan alat pengatur sekrup.
Sebagai akibat perbedaan kecepatan tangensial dan penyempitan rotor, maka komponen karet
mengalami gaya geser dan gaya tekan selama proses pencampuran. Gaya tekan memperbesar
gaya geser, dan gaya geser memutuskan ikatan (rantai) molekul karet. Dengan putusnya ikatan
molekul karet memungkinkan kabon dan bahan kimia lain dapat bercampur dengan karet.
Banburry Mixer ini termasuk kedalam mesin pencampur karet tertutup non kontinu. Unit
prncampur (rotor) karet ini berbentuk benjolan sehingga rotor tampak seperti bersayap dan
bidang geser lebih luas. Pada banburry mixer ini pencampuran lebih singkat dan lebih bersih
dibandingkan mesin pencampur karet jenis terbuka. Poros,sayap dan dinding ruang pencampuran
dibuat berongga agar dapat dilalui media pemanas dan pendingin. Bahan ditekan oleh ram secara
hidrolik selama proses pencampuran. Pada banburry mixer ini, aksi geser gumpalan karet terjadi
diantara celah rotor.

Gambar.Banburry mixer machine
2. Batch off machine
Page | 21

Batch-off machine adalah pendingin yang dirancang untuk menangani lembaran
kompon karet alat ini memiliki sifat yang fleksibel. Pada Batch-off machine terdapat blow
drying yang berfungsi untuk mendinginkan lembaran kompon karet yang sebelumnya dicelupkan
kedalam air. Selain itu didalam Batch-off machine tersebut,terdapat rol-rol yang berfungsi untuk
membawa kompon karet yang telah kering untuk dipotong menjadi lembaran-lembaran dengan
ukuran tertentu dan ditumpuk secara berlapis.

Gambar. Batch off machine
3. Conveyor
Conveyor adalah suatu alat yang terdiri dari banyak roll yang di atasnya terdapat putaran
ban/karet berjalan. Conveyor digunakan untuk pendistribusian barang dari unit satu ke unit yang
lainnya.
Page | 22


Gambar.conveyor


4. Mesin Extrudder

Gambar. Mesin Extrudder
Mesin extruder terdiri dari sekrup dan barel, drive sekrup, pemanas, dan die. Mesin
extruder ini berlaku dua kondisi kompleks: panas dan tekanan. Sekrup extruder bekerja untuk
pencampuran senyawa tambahan melalui aksi geser dari sekrup. Kompon didorong melalui die,
proses ekstrusi ini merupakan vulkanisasi pada oven yang berkelanjutan kemudian baik pada
spool digulung atau dipotong memanjang didinginkan untuk menghentikan proses vulkanisasi .
Page | 23

Mesin ekstrudder ini digunakan pada bead dan Tapak ban, untuk tapak ban sering diekstrusi
dengan empat komponen dalam ekstruder quadraplex, satu dengan empat sekrup pengolahan
empat campuran yang berbeda, biasanya terdiri dari campuran dasar, campuran inti, tapak
majemuk, dan campuran sayap.
5. Tire Building Machine
Tire building merupakan proses perakitan seluruh komponen bangunan ban ke drum.
Tire-building machines (TBM) dapat dioperasikan secara manual atau secara otomatis. Proses
Pada TBM ini dimana pada tahap pertama dilakukan pencetakan inner liner, body plies, dan
sidewall yang dibungkus di sekitar drum, kemudian dibagian atasnya atau bagian luar digunakan
untuk bead. Tahap kedua paket sabuk dan tapaknya diterapkan sehingga ban mengembang dan
berbentuk. Semua komponen memerlukan splicing. Inner liner dan body plies yang disambung
square-ended overlap. Tread and sidewall digabungkan dengan skived splice, dimana ujungnya
digabungkan dengan bevel-cut. Produk akhir dari proses TBM disebut ban hijau. Pabrik
Goodyear telah mengembangkan perakitan ban secara otomatis dengan menggunakan komputer.
Ini dalam upaya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam presisi, hasil produksi yang
tinggi, dan penggunaa tenaga kerja berkurang.

Gambar. Tire Building Machine
6. Mesin Vulkanisasi ban
Mesin vulkanisasi digunakan untuk mensuplai energi panas ke dalam kompon karet, guna
menghasilkan karet matang atau vulkanisat yang elastis. Jenis mesin vulkanisasinya adalah Mesin
Page | 24

vulkanisasi rotocure, dimana mesin ini digunakan untuk memvulkanisasi lembaran kompon yang
panjang dan lebar, dan dibentuk pada mesin kalender, seperti lantai karet dan sabuk pengangkut.
Mesin ini mempunyai tiga buah rol panas dan sebuah rol penegang/pengendor lembaran baja. Rol-rol
panas mendapat panas dari uap yang mengalir di dalam rongga rol dan panas radiasi lampu yang
dipasang di atas rol. Lembaran baja berfungsi sebagai penerus putaran dari rol penggerak ke rol-rol lain
dan sekaligus sebagai dudukan lembaran kompon karet. Selama vulkanisasi, rol berputar dan lembaran
kompon karet mengikuti gerakan lembaran baja mengitari rol. Kecepatan berputar dan suhu silinder
dapat diatur sedemikian rupa, sehingga karet akan tepat matang pada saat keluar dari rol. Vulkanisasi
berakhir pada saat lembaran karet mencapai rol peregang di bagian belakang mesin.
7. Alat pencetak Patern Ban
Mesin ini bekerja dengan otomatis, pada mesin pencetak patern ban ini,bekerja dengan
cetakan menutup dan terkunci, tekanan bladder meningkat sehingga membuat aliran ban hijau
ke dalam cetakan, kemudian proses selanjutnya adalah pembentukan bead dan pencetakan nama
perusahaan pada didnding ban hasil cetakan.

Gambar. Mesin Pencetak Patern ban
8. Alat untuk mengetes durability ban dan Alat untuk mengukur tekanan ban
Tes durability dilakukan untuk mengetahui kekuatan ban. Kerja alat tes durability ini
dengan memutar dan menggesek ban dalam selama 82 jam non stop dengan kecepatan
konstan. Pemeriksaan tekanan ban diukur dengan menggunakan alat ukur tekanan ban yang
disebut Tire gauge atau manometer ban kendaraan bermotor. Alat standar pengukuran
tekanan ban pada pabrik ini memiliki kapasitas ukur 60 PSI dengan ketelitian 1%. Pengukuran
Page | 25

dilakukan beberapa kali pada tekanan 24-26-28-32 PSI yang merupakan tekanan yang biasa
dipakai untuk ban kendaraan bermotor pada umumnya dan telah ditetapkan oleh pabrik pembuat
ban.

Gambar. Alat khusus untuk mengetes durability ban

III.5 Hasil Produksi
Hasil Produksi dari PT.Goodyear Indonesia Tbk, diantaranya adalah:
Ban Penumpang
EAGLE F1 Asymmetric
EAGLE F1 GS-D3
Excellence
Assurance
EAGLE NCT 5
DUCARO GA
GT3
DUCARO GDI
Pickup, Van and 4x4
Wrangler HP AW
WRANGLER DT
Wrangler AT/SA
WRANGLER AT/S OBL
WRANGLER AT/R OWL
WRANGLER MT/R
Cargo G28
Ban Truk
HI MILER G2020
HI MILER G2020 DT
HI MILER G2020 HD
Page | 26

HI MILER CT163
HI MILER CT176
HI MILER G141
HI MILER G11
Ban Off The Road
SUPER RIB TRACTOR
TRACTION SURE GRIP
SURE GRIP ALL SERVICE
SURE GRIP GRADER
SURE GRIP LOADER
HARD ROCK LUG

III.6 Limbah Produksi Ban dan Pengolahannya
Limbah yang dihasilkan pada pembuatan ban di PT.Goodyear Indonesia Tbk diantaranya
adalah:
1. Limbah Padat
Limbah padat dari hasil produksi ban berasal dari sisa-sisa karet pada saat proses
pencetakan ban. Limbah padat tersebut tidak diolah langsung oleh PT.Goodyear akan tetapi
dikirim ke industri pengolahan limbah.
2. Limbah Cair
Sumber limbah cair pembuatan ban berasal dari sisa air yang digunakan sebagai
pengencer bahan lateks, pembuatan larutan-larutan kimia, pencuci hasil pembekuan dan alat-alat
yang digunakan serta untuk mendinginkan. Limbah cair tersebut mengandung senyawa organik
antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan nitrogen. Juga mengandung air cucian dari lateks
yang terkoagulasi , protein, lipid, karoten dan lain-lain. Selain itu juga mengandung bahan-bahan
kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan.
Pengolahan Air Limbah Pabrik Ban dibagi atas tiga metode :
1. Metode Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan
agar bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang
Page | 27

terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan merupakan cara yang efisien untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah
mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
2. Metode Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-
partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa posfor dan zat
organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan
bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut,
yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan
atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
3. Metode biologi
Proses pengolahan limbah dengan metode biologi adalah metode yang memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air
limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material,
juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode
Pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah
yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
4. Limbah Gas
Untuk limbah gas berasal dari hasil proses mixing antara karet dengan zat-zat kimia
tambahan pada pembuatan ban. Sampai saat ini PT.Goodyear Indonesia belum memiliki instalasi
pengolahan limbah gas buangan dari hasil produksi ban.

III.7 Komitmen Perusahaan
Komitmen Goodyear terhadap masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan
perusahaan. Membangun masyarakat yang sehat dengan kinerja tinggi merupakan tujuan dari
kegiatanGoodyear di masyarakat sekitar pabrik dan kantor Goodyear. Hal ini terus dikembangkan
sehingga di kemudian hari Goodyear dapat menjadi warga dunia yang peduli serta aktif berperan
Page | 28

dimanapun kami beroperasi. Sebagai perusahaan yang ada di dalam masyarakat, Goodyear bekerja
bersama beberapa organisasi yang giat mempromosikan pembangunan masyarakat madani, ekonomi,
pendidikan, kesehatan jasmani dan juga kesehatan sosial.
Kerja sama itu terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk diantaranya kegiatan pendanaan
seperti cindera mata, hibah dana, sponsor kegiatan, donasi dan kegiatan peran serta aktif. Secara
individu, Goodyear Associates berperan serta dalam posisi kunci di organisasi yang mempromosikan
pembangunan masyarakat madani, pendidikan, pemerintahan dan lingkungan masyarakat sekitar.
Kegiatan peran serta aktif juga terus berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan
masyarakat di sekitar lokasi kerja kami di seluruh dunia.
1. Goodyear Indonesia Waspada Flu Burung
Goodyear Indonesia turut prihatin dan juga merasa bertanggung jawab mengampanyekan
pengetahuan mengenai virus H
5
N
1
ini. Pengetahuan itu berupa cara penyebaran serta langkah-langkah
yang harus diambil untuk menghindari tertular virus tersebut. Di lingkungan kantor Goodyear,
kampanye dilakukan dengan memajang poster serta melakukan diskusi secara berkala. Tak berhenti
sampai di situ, Goodyear juga melakukan kampanye di lingkungan masyarakat sekitar serta ritel-ritel
resmi Goodyear yang tersebar di seluruh Indonesia. Kampanye ini diharapkan mampu menciptakan
sebuah lingkungan yang bebas dari penyebaran virus flu burung baik di lingkungan kantor, lingkungan
sekitar maupun di lingkungan ritel-ritel resmi Goodyear berada.


2. Goodyear Indonesia Peduli Korban Gempa Yogyakarta
Berawal dari rasa duka yang mendalam, Goodyear Indonesia berinisiatif meringankan beban
penderitaan dengan mengirimkan 1000 karung semen ke berbagai daerah yang terkena dampak gempa.
Daerah-daerah tersebut di antaranya Bambanglipuro, Jetis dan Gilangharjo Pondok yang semuanya
terletak di Kabupaten Bantul. Seribu karung semen itu diserahkan pada 29 Juli oleh beberapa orang
Goodyear associates.
3. PT. Goodyear Santuni Kaum Dhuafa
Page | 29

PT.Goodyear Bogor Indonesia juga menyerahkan santuanan kepada fakir miskin, yatim piatu
dan janda dilingkungan pabrik serta mantan pegawai PT.Goodyear. Sekitar Rp.108.650.000 dana yang
berhasil dikumpulkan dari karyawan PT.Goodyear dan Management. Kegiatan ini merupakan agenda
rutin . Selain mantan karyawan, yang mendapat santunan fakir miskin, janda dan yatim piatu yang ada
disekitar pabrik.










BAB IV
KESIMPULAN
1. PT Goodyear Indonesia merupakan pabrik ban pertama yang berdiri di Indonesia
2. Bahan Baku utama untuk pembuatan ban adalah karet, dimana karet yang digunakan
pada proses pembuatan ban di PT.Goodyear Indonesia adalah karet alam dan karet
sintetis.
3. Hasil Produksi PT.Goodyear Indonesia antara lain ban penumpang,ban truck, pick up dan
ban off the road
Page | 30

4. Pengolahan limbah hasil proses produksi ban pada Pt.Goodyear Indonesia hanya
dilakukan pada limbah cair, sedangkan untuk limbah padat dikirim kepada pabrik
pengolahan limbah, sedangkan untuk limbah gas tidak dilakukan pengolahan.













DAFTAR PUSTAKA

Amurwabumi,Khresna. 1997. Pemonitoran Curing Resin Dengan Gelombang Ultrasonik
Longitudinal. Bandung: Puslitbang LIPI.
Mustar, A. Rachman. 2008. Penelitian Penerapan Standar Ukuran Tekanan Ban Kendaraan
Bermotor. Jakarta : Prosiding PPI Standardisasi.
Page | 31

OPKR .2004. Pembongkaran, Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Ban Dalam.
Jakarta: Depdiknas.
http://ditaardja.student.umm.ac.id/2010/02/05/polimer/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.in.gov/idem/5893.hm

http://otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=otonews/Content/0/0/1/7/2960

http://sicentol.wordpress.com/2008/04/21/mengenal-karakter-ban-mobil/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/bentuk-polimer-dalam
kehidupan/bentuk-polimer-elastomer-karet/

http://www. chengxinshihua.com/us-en/page/Default.asp?ID=122

http://www.goodyear-indonesia.com/aboutgoodyear.html

http://inbike.multiply.com/notes/item/25

Anda mungkin juga menyukai