Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri otomotif Indonesia yang cukup pesat beberapa


tahun terakhir ini telah mendorong tumbuhnya industri pendukungnya salah
satunya adalah industri ban. Industri ban merupakan salah satu sektor industri
pendukung otomotif yang sangat vital karena fungsi ban tidak hanya menyangkut
aspek kecepatan, kenyamanan dan kestabilan berkendara tetapi juga menyangkut
aspek keselamatan penumpangnya. Oleh karena itu produsen-produsen ban dunia
berlomba-lomba meningkatkan kualitas produksinya melalui kajian dan penelitian
melalui lembaga risetnya untuk menghasilkan ban yang berkualitas, handal, aman
serta layak dari segi ekonominya.

Salah satu produsen ban terbesar di dunia adalah The Goodyear Tire &
Rubber Company yang berpusat di Amerika Serikat dengan produksi berbagai jenis
ban, produk karet dan kimia di lebih dari 90 pabrik di 28 negara, dengan sekitar
80.000 karyawan di seluruh dunia. The Goodyear Tire & Rubber Company juga
membuka cabangnya di Indonesia yaitu PT Goodyear Indonesia Tbk yang
berlokasi di Bogor, Jawa Barat, di atas area tanah seluas 172.000 meter persegi
dengan kapasitas produksi 12000 ban perhari.dengan berbagai tipe dan merk hasil
produksi seperti: EAGLE, DUCARO, WRANGLER, Excellence untuk kendaraan
penumpang, WRANGLER DT, Wrangler HP AW, Cargo G28 untuk pick up dan
mobil mini van, HI MILER untuk truk, dan HARD ROCK LUG, TRACTION
SURE GRIP, SURE GRIP untuk ban off road.

1.1. 1 Tujuan
Adapun tujuan dan pelaksanaan PKL ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Utama
Setelah melaksanakan PKL diharapkan Mahasiswa memperoleh pengalaman
nyata dari perusahaan/industri sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), sehingga Mahasiswa dapat mengevaluasi diri setelah
melihat kemajuan-kemajuan IPTEK di perusahaan/industri.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan Green Tire Bias.
2. Mengetahui apa saja hambatan yang sering terjadi pada proses pembuatan
Green Tire Bias.
1.1.2 Manfaat
Manfaat yang didapatkan Penulis selama PKL ini adalah :
a. Terpenuhinya persyaratan perkuliahan sebelum menyelesaikan studi di
program studi S1 Teknik Mesin, Universitas Negeri Jakarta.
b. Menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.
c. Melatih diri agar lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
d. Menambah pengalaman dalam dunia industri.

1.1.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data :


a. Pengamatan
Mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan langsung bersama
pembimbing lapangan atau tenaga ahli untuk mengetahui bagaimana suatu
proses kerja dilaksanakan.
b. Dokumentasi
Mendapatkan data dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang
terkait dengan penelitian.
c. Wawancara
Mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab secara langsung pada
pembimbing lapangan atau tenaga ahli yang lainnya.

1.2 Profil/Data Umum Perusahaan


1.2.1 Sejarah Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk.

Goodyear adalah produsen ban terbesar dunia. Mengaryakan lebih dari


64,000 orang dengan pabrik produksi sejumlah 48 unit di 22 negara disepenjuru
dunia. Dua pusat inovasinya di Innoation Center di Akron, Ohio dan Colmar-
Berg, Luxembourg selalu berupaya untuk menciptakan produk dan layanan
unggulan yang menjadi standar teknologi dan performan industri.
Goodyear didirikan oleh Frank A. Seiberling dan masuk ke rumah
pertamanya: sebuah pabrik triplek di pinggir sungai Little Cuyahoga di Timur
Akron, Ohio, Amerika Serikat. Perusahaan itu dinamakan dengan menghormati
Charles Goodyear, yang menemukan proses vulkanisasi karet di tahun 1839.
Perusahaan ini memproduksi bantalan telapak kuda, sepeda dan ban pedati,
menjual klem untuk kaleng, selang pemadam dan bahkan badam karet poker. Pada
produksi pertamanya Frank A. Seiberling memulai bisnis dengan 13 karyawan
dan modal awal sebesar $ 100.000 yang memproduksi chip poker, bantalan tapal
kuda, ban sepeda dan ban kereta. David E. Hill, rekan bisnis yang membeli $
30.000 saham awal persusahaan dan menjabat sebagai presiden direktur utama
dan Frank A. Seiberling menjabat sebagai sekretaris perusahaan dan manajer
umum.
Tahun pertama goodyear menghasilkan keuntungan sebesar $ 34.621 pada
penjualan dari $ 508.597. satu tahun kemudian, ia memperkenalkan ban
pneumatic pertama untuk mobil, memenangkan paten untuk ban tubeless pada
tahun 1903, mengembangkan ban pneumatic untuk pesawat terbang pada tahun
1909, telah menjadi perusahaan ban terbesar di dunia pada tahun 1916 dan telah
melebihi $ 100 juta dalam penjualan pada tahun 1917.
 1917 - Goodyear membuat BLIMP pertama kali ( Balon Udara ).
 1930s – Goodyear membangun dua armada balon udara untuk angkatan udara
Amerika diberi nama USS Macon dan USS Akron.
 1940s-1950s - Goodyear membangun beberapa penjagaan dengan balon udara
untuk melindungi jaringan perdagangan udara Amerika ( Menggunakan radar
sebagai sistim pertahanan udara ).
 1957 - Sebuah balon udara Goodyear terbang dari Massachusetts ke Eropa ke
Afrika dan ke Florida tanpa mengisi bahan bakar.
 2000 - Blimp Goodyear diakui sebagai sebuah disain bisnis dan klasik oleh
Corporate Design Foundation.
 Goodyear Asia – Sales : Korea dan Singapura sedangkan Factory : China,
india (2), Japan, Thailand, Malaysia, Indonesia
INDONESIA - didirikan di Bogor dengan saham 85% Goodyear dan 15%
Tbk dengan luas tanah mencapai 17 hektar.
1.2.2

Logo Perusahaan

Ide yang mengaitkan Goodyear dengan kecepatan muncul dari symbol


WingFoot. Dewa Harmes dengan WingFoot nya yang pada jaman Yunani
dianggap sebagai simbol keepatan, maka dari itu goodyear mengambilnya untuk

logo perusahaan nya.


1.2.3 Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Goodyear Indonesia Tbk.

(Sumber: HRD PT. Goodyear Indonesia Tbk.)


1.2.4 Lokasi Perusahaan
PT. Goodyear Indonesia Tbk. Bogor Plant dimana Penulis melakukan
Kerja Praktik berlokasi JL. Pemuda, No. 27, Tanah Sareal, 16161, RT.01/RW.07,
Kb. Pedes, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat

1.2.5 Hari dan Jam Kerja


PT. Goodyear Indonesia Bogor Plant menetapkan jadwal kerja untuk para
karyawannya sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jam Kerja Karyawan

No Hari Shift 1 Shift 2 Shift 3


1 Senin – Kamis 08.00 - 16.00 15.30 - 11.30
2 Jumat
3 Sabtu – Minggu

(Waktu lembur)

Tabel 1.1 Jam Istirahat Karyawan

Waktu Istirahat Shift 1 Shift 2


1

1.2.6 Hasil Produksi


PT. Goodyear Indonesia Tbk. Bogor Plant
banyak memproduksi ban mobil yang beraneka ragam
dan modern. Berikut adalah produk-produk yang
dihasilkan :

a. Ban Radial
Gambar : Ban Radial
(small dan mide size SUV)

(Sumber: HRD PT. Goodyear


Indonesia Tbk.)
b. Ban bias (truck)

Gambar : Ban Bias (ban truck / bus)


(Sumber: HRD PT. Goodyear Indonesia Tbk.)
1.3 Lingkup Pekerja PKL
Lingkup pekerja PKL untuk tingkat Mahasiswa selain ikut membantu para
pekerja, Mahasiswa juga menganalisis lebih spesifik pekerjaan di perusahaan
tersebut. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang harus ditempuh
oleh Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta sebagai syarat
kelulusan. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di luar kampus yakni pada
perusahaan yang sesuai dengan program studi yang ada di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta.

Selama praktik kerja lapangan berlangsung, Penulis ditempatkan di


Departemen Equipment Engineering. Selama penempatan di Departemen tersebut,
Penulis belajar bagaimana proses produksi Green Tire Ban Bias

1.4 Jadwal Pelaksanaan PKL

Penulis melakukan kegiatan kerja praktik di PT. Goodyear Indonesia Tbk.


terletak di PT. Goodyear Indonesia Tbk. Bogor Plant dimana Penulis melakukan
Kerja Praktik berlokasi JL. Pemuda, No. 27, Tanah Sareal, 16161, RT.01/RW.07,
Kb. Pedes, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat
PKL dilakukan selama satu bulan terhitung sejak tanggal 29 Juli 2019
sampai dengan 29 Agustus 2019, setiap hari Senin sampai dengan Sabtu
mengikuti jam kerja karyawan.

BAB II

PELAKASANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Program Kerja Praktik Kerja Lapangan


Program kerja yang dilakukan di PT. Goodyear Indonesia Tbk.
disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat dan dipersiapkan
sebelumnya. Pada minggu pertama, mahasiswa mempelajari tentang profil
perusahaan, membuat peta layout pada setiap mesin yang ada di departemen
produksi. Hal ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam
mengenai perusahaan dan memberikan gambaran topik apa yang akan diangkat
dalam penyusunan laporan PKL. Pada minggu berikutnya mahasiswa PKL baru
melakukan observasi di lapangan untuk pengumpulan data.
Setiap karyawan maupun mahasiswa PKL harus mematuhi tata tertib yang
diterapkan oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk. Adapun tata tertib kerja PT. Denso
Indonesia Sunter Plant yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut :
 Jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB sampai jam 16.00 WIB.
 Istirahat pukul 12.00 WIB dan mulai bekerja lagi pada pukul 13.00 WIB.
 Istirahat pukul 11.30 WIB dan mulai bekerja lagi pada pukul 12.30 WIB.
 Sebelum dan sesudah bekerja para peserta praktik kerja lapangan dan
karyawan wajib mengisi daftar hadir.
 Wajib ikut breafing bersama departemen K3 yang dilaksanakan setiap hari
Rabu pukul 08.00 WIB sampai selesai.
 Bagi para peserta PKL tidak diizinkan meninggalkan area pekerjaan tanpa
seizin dari pembimbing lapangan.

2.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


2.2.1 Menentukan Kajian Kegiatan/Observasi
Pada saat kegiatan PKL dimulai yang pertama adalah menentukan kajian
kegiatan/observasi, dimana Mahasiswa harus menentukan apa tema yang akan
diambil pada saat kegiatan PKL berlangsung,
2.2.2 Briefing Pekerjaan
Briefing pekerjaan ialah salah satu kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan pekerjaan. Semua pegawai dan Mahasiswa yang sedang melaksanakan
PKL, berkumpul untuk mendapatkan penjelasan tentang perencanaan pekerjaan,
prosedur keselamatan kerja dan lainnya.
Melakukan briefing rutin pada hari rabu bersama departemen K3, untuk
mengevaluasi tentang pelanggaran pada seminggu sebelumnya dan memberikan
informasi tentang K3.

2.2.3 Persiapan K3
Setelah melakukan breafing khususnya Mahasiswa langsung melakukan
kegiatan observasi, guna mendapatkan data-data yang akurat di dalam perusahaan.
Dan mengikuti arahan-arahan yang akan diberikan oleh pembimbing lapangan.
Melakukan persiapan K3 dimana karyawan maupun Mahasiswa yang PKL di
tuntut untuk mematuhi peraturan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

2.2.4 Pelaksanaan PKL


Waktu pelaksanaan PKL di PT. Goodyear Indonesia Tbk. adalah satu
bulan terhitung pada 30 Juli 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019. Kegiatan yang
dilakukan selama PKL berlangsung dapat dijabarkan sebagai berikut :

No Hari & Tanggal Uraian Kegiatan


1 Selasa, 30 Juli 2019  Briefing dengan HRD
 Pengenalan dengan pembimbing
lapangan beserta jajarannya
 Penjelasan secara ingkat proses
pembuatan ban
 Membuat peta layout mesin-mesin
produksi
2 Rabu, 31 Juli 2019  Breafing bersama dept K3
 Mencatat/ input kode-kode pada mesin
prduksi
 Pengenalan terhadap mesin produksi
3 Kamis, 1 Agustus 2019  Mecatat spesifikasi Molding/ alat
cetak untuk ban.
4 Jumat, 2 Agustus 2019  Mecatat spesifikasi Molding/ alat
cetak untuk ban.
5 Sabtu, 3 Agustus 2019  Menginpud data-data dari hari ke-1
sampe ke-4 kedalam computer
goodyear
6 Senin, 5 Agustus 2019  Izin ke kampus
7 Selasa, 6 Agustus 2019  Pengenalan bead construction (mesin
pembuat kawat bead)
 Mencatat spesifikasi mesin bead
cosntruction
 Melihat proses pembuatan kawat bead
8 Rabu, 7 Agustus 2019  Breafing bersama dept K3
 Mengiput data-data spesifikasi mesin
dan jumlah mesin bead construction
pada komputer
9 Kamis, 8 Agustus 2019  Pengenalan drum machine
 Mencatat jumlah dan spesifikasi drum
machine
10 Jumat, 9 Agustus 2019  Mengiput data-data spesifikasi dan
jumlah drum machine pada komputer
11 Sabtu, 10 Agustus 2019  Inventory DBM dan FVM
( komponen untuk balncing ban yang
sudah jadi )
12 Senin, 12 Agustus 2019  Inventory DBM dan FVM
( komponen untuk balncing ban yang
sudah jadi )
13 Selasa, 13 Agustus 2019  Menginput data-data DBM dan FVM
pada komputer
14 Rabu, 14 Agustus 2019  Breafing bersama dept K3
 Melihat proses pemotongan bahan-
bahan untuk dijadikan lapisan ban
seperti PLY, innerliner, overlay
dengan mesin fabric bias cutter and
sheet calender
 Dokumentasi dan wawancara dengan
operator yang ada mengenai proses
pembuatan komponen ban tersebut.
15 Kamis, 15 Agustus 2019  Melihat proses pembuatan bahan ban
lainnya seperti Tread (telapak ban),
side wall (bagian samping ban) dan
apex pada mesin extruders
16 Jumat, 16 Agustus 2019  Melihat proses pemotongan bahan ban
yaitu breaker dengan mesin wire
treatment cutter
17 Sabtu, 17 Agustus 2019  Melihat proses pembuatan green tire
bias (ban bis) menyatukan semua
bahan-bahan pada ban dengan tire
building machine
18 Senin, 19 Agustus 2019  Diskusi dengan pembimbing PT
mengenai proses pembuatan green
tire bias
 Membuat laporan
19 Selasa, 20 Agustus 2019  Diskusi dan observasi langsung
bersama operator mesin tersebut,
mengenai proses Green tire bias
20 Rabu, 21 Agustus 2019  Breafing bersama dept K3
 Bimbingan bersama pembimbing PT
21 Kamis, 22 Agustus 2019  Mempelajari proses green tire bias
pada tire building machine
 Mebuat laporan
22 Jumat, 23 Agustus 2019  Bimbingan bersama formen pada
bagian tire building machine
23 Sabtu, 24 Agustus 2019  Diskusi bersama bapak endin selaku
menjabat sebagai training coordinator
 Mempelajari proses pembuatan green
tire bias dan mempelajari proses
produksi ban
24 Senin, 26 Agustus 2019  Melakukan observasi ulang pada
proses perakitan green tire bias
 Diskusi bersama operator
25 Selasa, 27 Agustus 2019  Melakukan observasi ulang pada
proses perakitan green tire bias
 Diskusi bersama operator
26 Rabu, 28 Agustus 2019  Breafing bersama dept K3
 Melihat proses pemasakan ban dengan
mesin curring press
 Menyusun laporan
27 Kamis, 29 Agustus 2019  Melihat proses pengecekan balancing,
visual, force varitrion pada ban yang
sudah di curring
28 Jumat, 30 Agustus 2019  Menyerahkan hasil laporan PKL pada
pembimbing PT
 Dokumentasi bersama seluruh
operator
 Memberi bingkisan pada operator
dibagian tire building machine
BAB III

ANALISIS PEKERJAAN

3.1 Proses Produksi Ban

Tahapan proses produksi ban secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (Pre-operation)

Dilakukan pembuatan dan penyediaan seluruh komponen-komponen dari Ban


Kompon (campuran karet dcngan bahan-bahan kimia), ply (untuk kerangka),
Tread (telapak ban), Bead (bagian tumit ban), dan Iain-lain.

2. Tahap Pembuatan Ban Mentah (Green Tire Building)

Terjadi proses assembling dan komponen-komponen tersebut dalam suatu


proses yang disebut Tire Building. Masing-masing dipasang dan disusun
menurut ketentuan spesifikasi construction sehingga dihasilkan ban mentah
yang berbentuk silinder untuk ban bias dan menyerupai ban jadi untuk ban
radial.

3. Tahap Pemasakan (Curing)

Merupakan proses pemasakan untuk pembentukan ban yang menggunakan


tekanan ± 24 kg/cm dan waktu yang ditentukan oleh spesifikasi masing-
masing ukuran ban. Panas diperoleh dan Boiler dcngan steam dan hot water.
2
Ban dimasak dengan diberi tekanan dari hot water ± 24 kg/cm dengan
temperatur 182°C dengan waktu sesuai spesifikasi dan diset sccara
otomatis pada mesin curing. Setelah saatnya, akan terbuka sendiri dan ban
dikeluarkan dari cetakan (mold) serta langsung di PCI (Post Curing Inflation)
untuk ban bias.

4. Tahap Inspeksi (Inspection)

Inspeksi dilakukan pada keseluruhan tahapan proses sampai ban masuk ke


gudang barang jadi.
Secara garis besar, pembuatan ban dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Banbury Mixer

Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun
motor, Tire Manufacturing  menggunakan beberapa material sebagai bahan baku
utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material
yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica,
Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain.

Fungsi Banburry mixer ini adalah untuk membuat karet sintetik menjadi
lembaran-lembaran compound. Proses pada banburry mixer ini berlangsung
diantara dua buah rotor yang berputar berlawan. Sumbu kedua rotor sejajar, dan
masing-masing rotor mempunyai kecepatan tangensial yang berbeda. Jarak antara
permukaan rotor diatur dengan alat pengatur sekrup. Sebagai akibat perbedaan
kecepatan tangensial dan penyempitan rotor, maka komponen karet mengalami
gaya geser dan gaya tekan selama proses pencampuran. Gaya tekan memperbesar
gaya geser, dan gaya geser memutuskan ikatan (rantai) molekul karet. Dengan
putusnya ikatan molekul karet memungkinkan kabon dan bahan kimia lain dapat
bercampur dengan karet.

Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural &
Synthetic Rubber dengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai
dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk.
Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk
kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi
untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut  compound.
Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses
pendinginan dan diberi cairan adhesive  agar compound tersebut tidak lengket
setelah tersusun.
Gambar banbury mixer

2. Extruder

Adonan hasil mixing  tadi dibuat menjadi tread  dan sidewall.  Prosesnya
adalah injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini
adalah side wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau
serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus
carcass dari shoulder area ke rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion
jika dihias dengan white ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban
berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan
keempukan radial.

Gambar extruder
3. Calender

Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB &
cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar
benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan
diproses, sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material
tersebut terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160°C
agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan
steel cord dapat merekat dengan sempurna. Proses pelapisan (Rubberizing)
melalui celah Roll Calender pada temperatur dan tebal tertentu sesuai spesifikasi.

Gambar Calender

4. Bead wire

Sementara proses calender  berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire 
yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu
keluar dari mesin, bead wire  sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran
rim. 

Gambar bead wire


5. Wire Treatment Cutter

Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill
akhir  dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan
lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah
diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang
kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0°
menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan,
membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan
lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong – potong
menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk
mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt,
membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.

Gambar wire treatment cutter

6. Tire Building Machine


Tire building merupakan proses perakitan seluruh komponen bangunan ban ke
drum. Tire-building machines (TBM) dapat dioperasikan secara manual atau
secara otomatis. Proses Pada TBM ini dimana pada tahap pertama dilakukan
pencetakan inner liner, body plies, dan sidewall yang dibungkus di sekitar drum,
kemudian dibagian
atasnya atau bagian luar
digunakan untuk bead.
Tahap kedua paket sabuk
dan tapaknya diterapkan
sehingga ban
mengembang dan
berbentuk. Semua
komponen memerlukan
splicing. Inner liner
dan body plies yang disambung square-ended overlap. Tread and sidewall
digabungkan dengan skived splice, dimana ujungnya digabungkan dengan bevel-
cut. Produk akhir dari proses TBM disebut ban hijau. Pabrik Goodyear telah
mengembangkan perakitan ban secara otomatis dengan menggunakan komputer.
Ini dalam upaya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam presisi, hasil
produksi yang tinggi, dan penggunaa tenaga kerja berkurang. Green tire distock
selama beberapa jam sebelum dimasak agar bahan-bahan penolong seperti
Texin, alkohol dan lainnya menjadi kering

Gambar Tire building machine

7. Tire Curing
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. Green
Tire yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke
area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap.
Pertama Green Tire datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke
proses curing, Green Tire harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari
adanya cacat pada Green Tire. Setelah Green Tire selesai diperiksa diambil 4 ban
setiap 1 rak Green Tire untuk dilakukan proses painting Chem Trend yaitu
pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian dalam Green Tire yang bertujuan
agar Green Tire tidak
menempel di bagian karet
bladder pada saat
proses curin g berlangsun
g. Kemudian Green Tire
dikirim ke masing-
masing operator
untuk di proses di
mesin press curing.
Proses curin g sendiri
merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber)
dengan carbon black dan sulphur  dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia
untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari
bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan
sejumlah tekanan steam yang sangat tinggi, Green Tire akan ditempatkan pada
cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi.
Setelah cetakan tertutup, Green Tire akan melebur ke dalam
cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai
proses curing selesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan
selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan
masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan
(Finishing). Proses pemasakan berlangsung dalam mesin Press. Green Tire
dimasukkan dalam press pencetak ban (mold) yang dilengkapi dengan bladder
2
untuk diisi hot water dengan tekanan ± 24 kg/cm dan temperatur 182`C
dengan waktu sesuai spesifikasi.

Gambar Tire curing

8. Finishing

Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Proses
ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat dibutuhkan.
Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance  dan
menggunakan sinar X.  Ban tidak mungkin bisa 100% balance  seperti pelek,
namun ada batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses
produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel
ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.

Kemudian dilakukan Tes durability untuk mengetahui kekuatan ban. Kerja


alat tes durability ini dengan memutar dan menggesek ban dalam selama 82 jam
non stop dengan kecepatan konstan.  Pemeriksaan tekanan ban diukur dengan
menggunakan alat ukur tekanan ban yang disebut ” Tire gauge ” atau manometer
ban kendaraan bermotor. Alat standar pengukuran tekanan ban pada pabrik ini
memiliki kapasitas ukur 60 PSI dengan ketelitian 1%. Pengukuran dilakukan
beberapa kali pada tekanan 24-26-28-32 PSI yang merupakan tekanan yang biasa
dipakai untuk ban kendaraan bermotor pada umumnya dan telah ditetapkan oleh
pabrik pembuat ban.

3.2 Analisis Pekerjaan


3.2.1 Tire Building Machine

Tire building merupakan proses perakitan seluruh komponen bangunan


ban ke drum. Tire-building machines (TBM) dapat dioperasikan secara manual
atau secara otomatis. Proses Pada TBM ini dimana pada tahap pertama dilakukan
pencetakan inner liner, body plies, dan sidewall yang dibungkus di sekitar drum,
kemudian dibagian atasnya atau bagian luar digunakan untuk bead. Tahap kedua
paket sabuk dan tapaknya diterapkan sehingga ban mengembang dan berbentuk.
Semua komponen memerlukan splicing. Inner liner dan body plies yang
disambung square-ended overlap.

Tread and sidewall digabungkan dengan skived splice, dimana ujungnya


digabungkan dengan bevel-cut. Produk akhir dari proses TBM disebut ban hijau.
Pabrik Goodyear telah mengembangkan perakitan ban secara otomatis dengan
menggunakan komputer. Ini dalam upaya untuk menciptakan keunggulan
kompetitif dalam presisi, hasil produksi yang tinggi, dan penggunaa tenaga kerja
berkurang. Green tire distock selama beberapa jam sebelum dimasak agar
bahan-bahan penolong seperti Texin, alkohol dan lainnya menjadi kering

Kontruksi

Penjelasan bahan bahan kontruksi

Fungsi kontruksi ban

Proses pembuatan ban

Bab 4

Kesimpulan

Saran

Anda mungkin juga menyukai