Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP

NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA


SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGAJARAN SASTRA DI SMA
Alfiah Nurul Aini
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Untuk mengetahui makna tersirat yang berupa bahasa


simbolis dalam karya sastra seperti novel diperlukan sebuah kajian
atau pendekatan tertentu misalnya dilakukan dengan kajian semiotik.
Dalam novel Laskar Pelangi terdapat tanda yang dapat diteliti
dengan kajian semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotika Charles
Sanders Peirce membagi tanda menurut hubungan representamen
(tanda) dengan objeknya (petanda) menjadi: ikon, indeks, dan
simbol. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menjelaskan: (1) tanda yang meliputi ikon, indeks, dan simbol
dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata berdasarkan
analisis semiotik, (2) makna tanda berupa ikon, indeks, dan simbol
dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tekstual.
Hasil penelitian menunjukkan, dalam novel Laskar Pelangi terdapat
banyak ikon, indeks dan simbol. Tanda-tanda tersebut tersebar
dalam
subjudul yang ada pada novel tersebut. Berdasarkan
perhitungan, tanda indeks paling banyak ditemukan dalam novel ini.
Makna yang terdapat dalam novel ini hanya meliputi makna kostum,
nama, kekayaan, kemiskinan.
Kata kunci: analisis semiotik, ikon, indeks, simbol

Karya sastra merupakan


refleksi pemikiran, perasaan, dan
keinginan pengarang lewat bahasa.
Bahasa itu sendiri tidak sembarang
bahasa, melainkan bahasa yang khas
yakni bahasa yang memuat tandatanda atau semiotik (Endraswara,
2008:63).
Peneliti
menggunakan
semiotika Charles Sanders Peirce
sebagai landasan teori. Alasan
dipilihnya teori Peirce dalam
penelitian ini karena berdasarkan
fakta dari Zoest bahwa Peirce
merupakan ahli filsafat dan ahli
logika (Sudjiman, 1992:1). Teori
darinya menjadi teori mutakhir dan

paling banyak dipakai dalam


berbagai bidang tidak lepas dari
gagasan yang bersifat menyeluruh
(mengaitkan unsur tanda secara
logis), serta deskripsi struktural dari
semua sistem penandaan (Sobur,
2009:97). Selain itu, semiotika
Peircean bersifat pragmatik, yakni
semiotika
yang
mempelajari
hubungan di antara tanda-tanda
dengan interpreternya atau para
pemakainya (Budiman, 2011:4).
Objek penelitian ini adalah
novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Novel ini dipilih karena dapat
memberi inspirasi orang lain,
menarik, dan berguna.

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 80

Tujuan dalam penelitian ini


adalah untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan: 1) Tanda yang meliputi
ikon, indeks, dan simbol dalam novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
berdasarkan analisis semiotik, 2)
Makna tanda berupa ikon, indeks,
dan simbol dalam novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata.
Manfaat
yang
dapat
diperoleh dari penelitian yang
berjudul Analisis Semiotik terhadap
Novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata sebagai Alternatif Bahan
Pengajaran Sastra di SMA/MA ini
adalah, 1) Manfaat teoritis dan 2)
Manfaat Praktis yaitu bagi Pembaca
sastra, bagi guru, dan penelitian
selanjutnya.
Peirce menjelaskan tiga unsur
dalam tanda, yaitu representamen,

objek, dan interpretan. Ketiga unsur


tersebut
saling
berhubungan,
hubungan pengiriman tanda dan
penerimaan tanda yang disebut
proses semiosis (Zaimar, 2008:4).
Hubungan ketiga unsur tersebut
membentuk tanda sebagai berikut.
objek

representamen
interpretan
Gambar 1 Proses semiosis
Charles
Sanders
Peirce
membuat trikotomi tanda. Ketiga
trikotomi di atas dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut.

Tabel 1 Bagan Trikotomi Pierce (hubungan tanda dengan objeknya) yang


dijelaskan Sobur (2009:34) dan Danesi (2012:34)
Tanda
Hubungan
tanda
dengan
sumber
acuannya

Ditandai
dengan
Contoh

Proses

Ikon
Tanda dirancang
untuk
mempresentasikan
sumber acuan melalui
simulasi atau
persamaan (artinya,
sumber acuan dapat
dilihat, didengar, dsb)
Persamaan
(kesamaan)
Gambar-gambar,
patung-patung, tokoh
besar, foto Ronald
Reagen,
onomatopoeia, dst.

Dapat dilihat

Indeks
Tanda dirancang
untuk
mengindikasikan
sumber acuan atau
saling
menghubungkan
sumber acuan

Simbol
Tanda dirancang
untuk
menyandikan
sumber acuan
melalui kesepatan
atau persetujuan

Hubungan sebab
akibat
Asap/api,
gejala/penyakit,
bercak
merah/campak, jari
yang menunjuk kata
keterangan di sini, di
sana, kata ganti aku,
kau, ia, dst
Dapat diperkirakan

konversi
kata-kata isyarat,
simbol
matematika,
simbol sosial

Harus dipelajari

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 81

METODE
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. penelitian ini
bersifat induktif yaitu pengembangan
konsep yang didasarkan pada data
yang
ada,
mengikuti
desain
penelitian yang fleksibel sesuai
dengan konteksnya.
Dalam penelitian ini peneliti
Secara otomatis peneliti akan
langsung
berperan
sebagai
pengumpul data dan berperan
sebagai partisipan penuh.
Setting dalam penelitian ini
adalah bersifat alami, yakni tempat
dan waktunya dilakukan setiap saat
dan tidak diberi perlakuan apapun.
Data dalam penelitian ini
berupa narasi, monolog, dan dialog
tokoh. Sumber data dalam penelitian
ini berupa novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata setebal 534
halaman. Novel ini diterbitkan oleh
Bentang pada tahun 2008, berisi 34
subjudul yang saling berkaitan.
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik
tekstual dan dokumentasi terhadap
novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata.
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif interpretatif dengan
tahapan
penelitian meliputi tiga
tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penyelesaian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data beserta
temuan penelitian
novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata
mencakup beberapa hal, yaitu (1)
ikon dalam novel Laskar Pelangi
Karya Andrea Hirata; (2) indeks
dalam novel Laskar Pelangi Karya
Andrea Hirata; dan (3) simbol dalam
novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata.

Ikon dalam
novel
ini
berdasarkan hasil penelitian penulis
meliputi.
Pertama, ikon
sekolah
sebagai penanda sosial. Dalam novel
ini dideskripsikan bagaimana kondisi
sekolah Muhammadiyah dan sekolah
PN.
Sekolah
Muhammadiyah
merupakan sekolah yang serba
kekurangan, baik dari fasilitas
maupun guru-gurunya. Hal tersebut
berkebalikan dengan sekolah PN
Timah. Sekolah PN merupakan
sekolah yang memiliki fasilitas yang
serba mewah. Perpustakaan, kolam
renang, bus pengangkut siswa
merupakan fasilitas yang disediakan
oleh sekolah PN. Kondisi kedua
sekolah yang berkebalikan ini
merupakan ikon dari penanda sosial
kedua sekolah tersebut.
Kedua, ikon kostum sebagai
penanda sosial. Ikon ini digambarkan
dari kostum yang digunakan oleh
tokoh-tokoh dalam Laskar Pelangi.
Kostum yang digunakan oleh tokohtokoh
yang
bersekolah
di
Muhammadiyah serba sederhana,
apa adanya, dan murahan. Ini terlihat
dari penggunaan kata: sandal dari
ban bekas, sepatu murahan dari
plastik, baju yang sudah usang
sebagai penanda kostum yang
sederhana. Kostum sederhana juga
digunakan oleh orang tua siswa yang
sekolah di Muhammadiyah. Kondisi
yang serba sederhana tidak ditemui
pada tokoh-tokoh yang bersekolah di
sekolah
PN.
Mereka
selalu
mengenakan kostum serba mewah,
antara lain: sepatu berkelas, baju
seragam yang selalu berganti, tas
yang berganti-ganti tiap hari, dan
sebagainya. Kostum yang dikenakan
tokoh-tokoh yang bersekolah di
Muhammadiyah dan sekolah PN
merupakan penanda sosial yang
berbeda dari kedua sekolah tersebut.

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 82

Ketiga, ikon perumahan


mewah/kumuh sebagai ikon penanda
sosial. Dalam novel ini digambarkan
adanya kesenjangan sosial yang
tinggi antara petinggi PN Timah
dengan
penduduk
sekitarnya.
Perumahan yang dihuni pegawai PN
Timah adalah rumah Gedong dengan
segala kemewahannya. Berbeda
dengan rumah penduduk yang serba
sederhana dan kekurangan.
Keempat, permainan sebagai
ikon penanda sosial. Permainan yang
dilakukan oleh anggota laskar
pelangi merupakan penanda sosial
kehidupan mereka. Permainan yang
tidak memerlukan biaya.
Kelima, menyanyi sebagai
ikon penanda bakat. Bakat menyanyi
dalam novel ini ditunjukkan oleh
tokoh Mahar sedangkan tokoh lain
tidak memiliki bakat menyanyi.
Keenam, ibadah sebagai ikon
penanda agama/kepercayaan. Dalam
novel ini digambarkan ibadah
dilakukan oleh warga Tionghoa yang
ada di Belitong. Ibadah tersebut
adalah Sembahyang rebut yang
dilakukan setiap tahun dan ibadah ini
diakhiri dengan membakar patung
raja hantu sebagai representasi dari
sifat buruk dan kesialan warga
Tionghoa.
Novel Laskar Pelangi Karya
Andrea Hirata memiliki beberapa
tanda indeks berdasarkan penelitian
penulis, yakni sebagai berikut.
Pertama, indeks perilaku.
Perilaku pada tokoh dalam novel ini
meliputi:
penuh
kekhawatiran,
semangat
tinggi,
berpikiran
sederhana, perhatian, keras kepala,
idealis, serakah, percaya pada hal-hal
yang gaib, dan sombong.
Kedua, indeks penampilan
fisik masyarakat lapisan atas dan
bawah. Penampilan fisik para tokoh
dalam
novel
ini
merupakan

gambaran masyarakat lapisan atas


dan lapisan bawah. Penampilan fisik
digambarkan dengan penampilan
yang
anggun,
terawat,
lugu,
sederhana, dan apa adanya.
Ketiga,
indeks pekerjaan
tokoh. Pekerjaan tokoh yang berbeda
dilakukan
oleh
tokoh
yang
berpendidikan
rendah
dan
berpendidikan tinggi. Tokoh yang
berpendidikan tinggi menjadikan
mereka juga mendapat pekerjaan
yang tinggi pula di PN Timah atau
sebaliknya.
Keempat. indeks gaya hidup
masyarakat lapisan atas dan lapisan
bawah. Gaya hidup masyarakat
lapisan atas digambarkan pada oleh
tokoh yang hidup di lingkungan
Gedong, yaitu perumahan mewah
bagi petinggi PN Timah. Sedangkan
masyarakat lapisan bawah diwakili
oleh
anak-anak
sekolah
Muhammadiyah.
Kelima, indeks penyakit.
Penyakit pada diri tokoh merupakan
penanda sosial dari tokoh. Dalam
novel ini terdapat tokoh A Kiong
yang bergigi tongos karena air yang
selalu diminumnya. Hal yang sama
juga terjadi pada tokoh Kucai yang
menderita miopia akibat kurang gizi
di masa kecilnya.
Keenam,
indeks perubahan
cuaca. Tujuh puluh persen daratan di
Belitong adalah hutan hujan. Pulau
ini berada pada titik pertemuan laut
Cina Selatan di sisi barat dan Laut
Jawa di sisi timur. Letak wilayah
seperti itu menyebabkan Belitong
memilki
potensi
hujan
berkepanjangan.
Dalam novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata ini terdapat
beberapa simbol yakni (1) simbol
keuletan, (2) simbol nama, (3)
simbol ketidakadilan, (4) simbol
kekayaan, (5) simbol kemiskinan, (6)

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 83

simbol kecerdasan, (7) simbol


bahasa (8) simbol persahabatan, (9)
simbol jatuh cinta, dan (10) simbol
pengorbanan.
Simbol-simbol yang ada dalam
novel ini dapat dilihat dari tokohtokoh Laskar Pelangi yaitu tokoh
Lintang yang ulet dan cerdas; Ikal
sebagai simbol tokoh yang ulet dan
simbol jatuh cinta; Trapani, Lintang
dan Tuk bayan Tula sebagai simbol
kecerdasan,
ketampanan
dan
kesaktian; PN timah sebagai simbol
ketidakadilan
dan
kekayaaan;
kekuatan yang dimiliki tokoh laskar
pelangi sebagai simbol persahabatan;
dan Mahar dan Flo sebagai simbol
pengorbanan.
Pembahasan dalam penelitian
ini mengaitkan antara temuan
penelitian dengan teori yang relevan
. Pembahasan tersebut terdiri atas: 1)
ikon dalam Laskar Pelangi Karya
Andrea Hirata, 2) indeks dalam
Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata,
3) simbol dalam Laskar Pelangi
Karya Andrea Hirata, 4) makna
dalam Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata, dan 5) penggunaan novel
Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
sebagai bahan pengajaran sastra di
SMA/MA.
Dari 34 subjudul novel
Laskar Pelangi yang telah dianalisis
terdapat 60 kutipan ikon yang
mengandung semiotik Pierce. 60
kutipan tersebut terbagi atas enam
ikon yaitu ikon sekolah, ikon
kostum, ikon perumahan, ikon
permainan, ikon menyanyi, dan ikon
ibadah. Ikon tersebut tersebar di
beberapa subjudul novel Laskar
Pelangi.
Fakta di atas didukung faktor
pembentukan tanda. Ikon merupakan
tanda yang termasuk dalam tahap
kepertamaan, yang bersifat apa
adanya, positif, dan tidak mengacu

kepada sesuatu yang lain, yang tak


terrefleksikan,
semata-mata
potensial, bebas dan langsung, tanpa
mengasosiasikan eksplisit apapun
antar
representamen
dengan
objeknya (Danesi,2012:36)
60 kutipan ikon yang ada
dalam novel Laskar Pelangi tersebar
dalam beberapa subjudul. Subjudul
tersebut meliputi: Sepuluh Murid
Baru (SMB), Inisiasi (Is), Center of
Excellece (CE), mahar (Mr), dan
Sebuah Kejahatan Terencana (SKT).
Antediluvium (Ad), Inisiasi (Is),
Center of Excellece (CE), Penyakit
Gila No. 5 (PGN), Langit Ketujuh
(LK), Ada Cinta di Toko Kelontong
Bobrok (ACTKB), dan Be There or
Be damned!(BB). The Tower of
Babel (TTB), Gedong (Gd), dan
Bodega (Bd), Euforia Musim Hujan
(EMH), Jam Tangan Plastik
Murahan (JTPM), Miang Sui (MS),
Agnostik (An), danBillitonite (Bt).
Indeks dapat menghubungkan
antara tanda sebagai penanda dan
petandanya yang memiliki sifat-sifat:
nyata, bertataurut, musabab, dan
selalu
mengisyaratkan
sesuatu.
Misalnya
bunyi
bel
rumah
merupakan indeksikal bagi kehadiran
tamu. (Santosa, 1993:12). Dalam
novel ini terdapat enam indeks yaitu
indeks perilaku, indeks penampilan
fisik masyarakat lapisan atas dan
lapisan bawah, indeks pekerjaan
tokoh,
indeks gaya hidup
masyarakat
lapisan
atas
dan
masyarakat lapisan bawah, indeks
penyakit, dan indeks perubahan
cuaca. Ini sesuai dengan pendapat .
Zaimar (2008:5) menyatakan indeks
adalah hubungan yang mempunyai
jangkauan eksistensional. Tingkah
laku manusia juga merupakan indeks
sifat-sifatnya.
Kutipan indeks dalam novel ini
tersebar pada subjudul berikut,

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 84

Sepuluh Murid Baru (SMB).


Antedilivium (Ad), Zoom out (ZO),
dan Bodega (Bd). Gedong (Gd), dan
Be There or Be Dammed! (BB).Jam
Tangan Plastik Murahan (JTPM).
Miang Sui (MS), dan The Tower of
babel (TTB).Tuk Bayan Tula (TBT),
Be There or Be Dammed! (BB),
Societeit de Limpai (SL), Pulau
Lanun (PL). Detik-Detik Kebenaran
(DDK), Antediluvium (AD), 3)
Inisiasi (Is), Penyakit Gila No. 5
(PGN), Mahar (Mh), Ada Cinta di
Toko
Kelontong
Bobrok
itu
(ACTKB), Billitonite (Bt), Zaal Batu
(ZB),
Perempuan-Perempuan
Perkasa (PPP), Zoom Out (ZO),
Penyakit Gila No. 5 (PGN), Rindu
(Rd), Zaal Batu (ZB), 32), dan
Agnostik (An), Center of Excellence
(CE), Euforia Musim Hujan (EMH),
dan Puisi Surga dan kawasan
Burung Pelintang Pulau (PSKBPP).
Menurut Zaimar (2008:6),
simbol merupakan tanda yang paling
canggih karena sudah berdasarkan
persetujuan
dalam
masyarakat
(konvensi). Oleh karena itu simbol
bersifat arbitrer atau semena-mena.
Berdasarkan hasil temuan
peneliti, terdapat sepuluh simbol
dalam novel Laskar Pelangi karya
Andrea
Hirata.
Simbol-simbol
tersebut adalah simbol keuletan,
simbol nama, simbol ketidakadilan,
simbol
kekayaan,
simbol
kemiskinan,
simbol kecerdasan,
simbol bahasa simbol persahabatan,
simbol jatuh cinta, dan simbol
pengorbanan.
Simbol-simbol yang ada dalam
novel tersebar dalam subjudul
berikut, Antediluvium (Ad), Bodenga
(Bd), Agnostik (An),Gedong (Gd),
Penyakit Gila No. 5 (PGN), Tuk
Bayan Tula (TBT). Inisiasi (Is), The
Tower of babel (TTB), Laskar
Pelangi dan Orang-Orang Sawang

(LPOS), Anakronisme (Ak),Zoom


Out (ZO). Penyakit Gila No. 5
(PGN), Langit Ketujuh (LK), dan Be
There or Be Dammed! (BB). Center
of Excellence (CE). Euforia Musim
Hujan (EMH), Miang Sui (MS), dan
Elvis Has Left the Building (ELB).
Ada Cinta di Toko Kelontong Bobrok
itu (ACTKB), dan Rencana B (RB).
Pulau Lanun (PL).
Analisis semiotik adalah
kajian yang menyatakan bahwa
karya sastra (Novel) merupakan
tanda dan tanda-tanda itu memiliki
makna. Tanda sekecil apapun dalam
novel tentunya memiliki makna.
Berdasarkan data-data yang
berbentuk ikon, indeks, dan simbol
dalam novel Laskar Pelangi, dapat
diketahui terdapat makna-makna
sebagai berikut: kostum, nama dan
tempat,
kekayaan,
kemiskinan,
Laskar Pelangi.
Makna yang terkandung
dalam novel ini terkait melalui
hubungan antartokoh dan hubungan
antarperistiwa yang terbangun dalam
novel.
Novel Laskar Pelangi salah
satu novel yang dapat memberikan
gairah dan rasa senang siswa untuk
membacanya. Secara umum novel
Laskar Pelangi mempunyai daya
tarik tersendiri bagi pembacanya.
Pertama, novel ini merupakan novel
yang inspiratif dan menarik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Horace
dalam Pradopo (2011:59) yang
menyatakan bahwa hakikat karya
sastra adalah dulce at utile,
menyenangkan dan berguna. Kedua,
novel ini sangat populer karena
pernah difilmkan dan diterjemahkan
oleh duapuluh negera. Ketiga, novel
ini
merupakan
buku
tentang
kebanyakan orang Indonesia yang
mempunyai nilai-nilai yang dapat
memperkaya batin siswa SMA/MA.

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 85

Selain itu, novel inisesuai dengan


kriteria bahan pengajaran sastra,
yaitu
sesuai
bahasa,
tingkat
perkembangan siswa, dan latar
belakang siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
data
yang
dikumpul-kan berdasarkan analisis
semiotik Pierce terhadap novel
Laskar Pelangi terdapat banyak ikon,
indeks dan simbol. Tanda-tanda
tersebut tersebar dalam subjudul
yang ada pada novel tersebut.
Berdasarkan perhitungan, tanda
indeks paling banyak ditemukan
dalam novel ini.
Makna yang terdapat dalam
novel ini hanya meliputi makna
kostum,
nama,
kekayaan,
kemiskinan.
Sedangkan
makna
Laskar Pelangi merupakan makna
secara keseluruhan yang terlihat dari
judul novel karya Andrea Hirata ini.
Saran-saran yang dapat
dikemu-kakan oleh peneliti sebagai
berikut. Pertama, Bagi guru bahasa
Indonesia dan guru sastra. Dalam
mengajarkan sastra seharusnya juga
memahami ikon, indeks, dan simbol.
Kedua, Bagi para pengarang.
Penelitian ini dapat dijadikan
motivasi untuk penelitian tentang
ikon, indeks, dan simbol. Terutama
bagaimana cara pengarang novel ini
menggunakan nama tokoh, tempat
cerita, dan alur cerita yang menarik.
Ketiga, Bagi para peneliti yang lain,
diharapkan
dapat
menemukan
makna-makna lain yang lebih
mendalam dan menyeluruh dalam
karya sastra itu. Hal itu bertujuan
agar pesan yang ingin disampaikan
pengarang dapat diketahui secara
menyeluruh.

Budiman, K. 2011. Semiotika Visual:


Konsep, Isu, dan Problem
Ikonisitas.
Yogyakarta:
Jalasutra.
Danesi, M. 2012. Pesan, Tanda, dan
Makna: Buku Teks mengenai
Semiotika,
dan
Teori
Komunikasi.
Jogyakarta:
Jalasutra.
Endraswara,
Suwardi.
2008.
Metodologi Penelitiaan Sastra:
Epistemologi, Model, Teori,
dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Hirata, Andrea. 2011. Laskar
Pelangi. Yogyakarta: Bentang.
Hoed, Benny H. 2004. Bahasa dan
Sastra
dalam
Tinjauan
Semiotik dan Hermeutik.
Oemarjati,
Boen
S.2012.
Mengakrabkan sastra.Jakarta:
Universitas Indonesia
Pradopo, Rahmat Joko. 2011.
Beberapa teori Sastra Metode
Kritik dan Penerapannnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobur.2009. Semiotika Komunikasi.
Bandung: Rosdakarya.
Sudjiman, Panuti, Zoest, V.A. (ed).
1996. Serba-Serbi Semiotika.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Zaimar, O.K.S. 2008. Semiotik dan
Penerapannya dalam karya
sastra. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan
Nasional.

DAFTAR RUJUKAN

NOSI Volume 1, Nomor 2, Agustus 2013 ____________________________Halaman| 86

Anda mungkin juga menyukai