Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan/kompetensi, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Muara keberhasilan kurikulum secara aktual akan ditentukan
oleh pada satuan pendidikan, diejawantahkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran
serta berdasarkan pada desain atau rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pada pelaksanaannya sering terjadi implementasi kurikulum yang tidak sesuai
dengan desain pembelajaran sehingga mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan
yang telah ditetapkan
Padahal hal di atas sudah secara tegas dijelaskan dalam Permen No. 41
tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dimana
Permen itu merupakan acuan utama bagi guru dalam merencanakan proses
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, penilaian serta tindak lanjutnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 yang
merupakan induk dn pegangan guru dalam pembelajaran sudah disahkan pada
tanggal 28 Maret 2007.
yang

ditunjukkan

Namun, hingga penelitian ini dilaksanakan RPP

guru-guru

umumnya

masih

menggunakan

skenario

pembelajaran yang konvensional.


Saat ini hampir sebagian

besar guru-guru ditemukan dalam proses

pembelajarannya masih dominan menggunakan pendekatan pembelajaran yang


1

berpusat pada guru (teacher centre oriented). Menggunakan strategi pembelajaran


ekspositori dengan didominasi oleh metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Metode ceramah masih menjadi yang sering dilakukan guru. Hampir tidak ada
RPP yang menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centre oriented) dengan pendekatan diskoveri inkuiri. Dalam pelaksanaannya tidak
tampak adanya proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi oleh siswa.

Menurut Hamzah B. Uno (2006:4) Pembuatan RPP adalah sangat urgen,:


Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan
desain pembelajaran. Desain inilah yang akan menentukan pembelajaran akan
berhasil atau tidak. Perencanaan Pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari
upaya perbaikan kualitas pembelajaran.
Lebih memperjelas tentang Silabus , Salim (1997: 98) menyatakan
Silabus /RPP merupakan seperangkat pengaturan pembelajaran yang disusun
secara sistematis saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar tertentu.
Untuk lebih jelasnya berikut kami sertakan gambar tentang silabus.

Gambar.1. Skema RPP

B. Identifikasi masalah
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya hal itu antara lain :
1)

Kurangnya tuntutan supervisor (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah),


karena masih memperkenankan penggunaan RPP buatan bersama di KKG,
dengan anggapan bahwa karya bersama dan dalam tingkat yang lebih tinggi
pasti lebih baik. Walau dalam kenyataan tidak selalu sesuai dengan kondisi
sekolah masing-masing.

2)

Selama ini guru-guru terlena, karena telah ada RPP buatan Tim
Pengembang Kabupaten. Walau RPP itu hanya ditunjukkan kepada pengawas
sebagai bukti fisik. Namun, pelaksanaan di depan kelas berbeda dengan
skenario yang tertulis dalam RPP tersebut.

3)

Guru merasa RPP yang diperoleh selama ini sudah cukup baik sehingga
mereka merasa tidak terbebani dengan RPP non konvensional.
3

Dengan demikian, ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1)

Komitmen guru.
Sebagian besar guru terlena, hanya menggunakan RPP buatan orang lain
dengan anggapan bahwa karya bersama dalam tingkat yang lebih tinggi pasti
lebih baik. RPP itupun hanya sebagai bukti pisik saat ada supervisi.

2)

Pentingnya pengalaman belajar dalam meningkatkan ketrampilan


guru menyusun RPP, dapat dikaji dari pendapat beberapa ahli berikut ini.
Kajian itu diharapkan dapat mengarahkan jalan pikiran menuju pemecahan
masalah yaitu :
Peter Sheal :

Menurut Peter Sheal (dalam Depdiknas 2003 : 7), pengalaman belajar


paling optimal akan terjadi jika kegiatan pembelajaran sampai pada
tingkat melakukan dan mengatakan (dalam hal ini kerja praktek dan
presentasi hasil kerja).

BACA

10 %

DENGAR

20 %

LIHAT

30 %

LIHAT & DENGAR

50 %

KATAKAN

70 %

LAKUKAN & KATAKAN

90 %

Kerucut Pengalaman Belajar Peter Sheal

J. Peaget :
J. Peaget (dalam Ahmad Rohani, 2004:7) mengatakan : Seseorang
berpikir sepanjang berbuat. Tanpa berbuat seseorang tidak akan berpikir.
Agar ia berpikir sendiri (aktif) maka ia harus diberi kesempatan untuk
berbuat sendiri.

Konsep learning by doing :


Banyak cara untuk belajar, diantaranya belajar melalui bekerja (learning
by doing) yang telah sangat populer dalam dunia pendidikan.

Kata-kata mutiara kuno :


Kata-kata mutiara kuno yang sangat terkenal saya mendengar maka
saya lupa, saya melihat maka saya ingat, saya mengerjakan maka saya
mengerti , masih sangat relevan hingga saat ini.

Dari uraian di atas maka teori belajar yang baik adalah teori belajar yang
yang aktif dan praktek, adalah pilihan strategi yang diharapkan mampu
mengatasi masalah rendahnya kemampuan guru-guru menyusun RPP.
Strategi coaching diharapkan dapat memberikan penguatan dan arah untuk
melakukan penyempurnaan RPP.
Untuk memenuhi tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41
tahun 2007 yang mengubah paradigma proses pendidikan dari pengajaran
menjadi pembelajaran dan mengubah strategi ekspositori menjadi diskoveri
inkuiri, diperlukan model RPP baru yang selanjutnya dalam penelitian ini
disebut RPP INOVATIF.
Alasan khusus bahwa penelitian ini dilakukan di gugus 01 Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, karena sekolah tersebut adalah sekolah
binaan penulis. Lain dari pada itu profil gugus 01 sekolah yang memiliki
beberapa keterbatasan dalam standar pendidik, yaitu sebanyak 90 % guruguru yang ada di gugus 01 adalah guru PNS yang sudah tua, mendekati
masa pensiun.

C. Rumusan Masalah dan Langkah-langkah Pemecahan Masalah


Masalah-masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
1). Apakah Kerja Praktek dengan strategi coaching dapat meningkatkan
kemampuan guru-guru gugus 01 Kecamatan Tanggulangin menyusun RPP
Inovatif ?

Langkah-langkah dan urutan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah :

Pertemuan (informasi) dan


umpan balik secara lisan,
penilaian
dan pembinaan
dengan strategi coaching

Penilaian RPP hasil revisi dan


umpan balik tertulis

Praktek (revisi RPP)


oleh
guru
sesuai
pedoman penilaian

Presentasi RPP
revisi oleh guru

hasil

sampai indikator
kinerja tercapai

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Peningkatan kemampuan guru-guru gugus 01 Kecamatan Tanggulangin
menyusun RPP Inovatif dalam kegiatan Kerja Praktek dengan strategi
coaching

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kepala Sekolah, Sebagai contoh (model) pola pembinaan guru yang
efektif dan efisien.
Pola-pola pembinaan guru selama ini menggunakan pola ekspos fakto.
Dengan stretegi coaching, pembinaan akan lebih efektif karena peserta
diberi kesempatan mengeluarkan dan menerapkan serta melaksanakan praktek
dan presentasi untuk mendapatkan pengalaman belajar dan ketrampilan.
Strategi coaching ini juga sangat efisien karena tidak menggunakan waktu
khusus, dapat dilakukan guru kapan dan dimana saja.
2. Bagi pengawas, untuk Peningkatan Kompetensi Pengawas.
Salah satu kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No.12 tahun 2007 adalah kompetensi Supervisi
Akademik. Salah satu sub kompetensi adalah membimbing guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , maka penelitian ini
sangat bermanfaat dalam menciptakan model RPP yang memenuhi
Permendiknas No.41 tahun 2007.
3. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik
RPP Inovatif, adalah RPP yang memenuhi tuntutan Permendiknas No.41
tahun 2007. Guru-guru gugus 01 Kecamatan Tanggulangin , kemampuan
menyusun RPP Inovatif, meningkatkan kompetensi pedagogik dalam
penilaian sertifikasi, juga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO.41 tahun 2007 dan


RPP Inovatif
1. Peranturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007
Peranturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan acuan utama guru-guru
dalam

Merencanakan

Proses

Pembelajaran,

Melaksanakan

Proses

Pembelajaran, Melaksanakan Evaluasi Hasil Pembelajaran serta mengatur


pula tentang Pengawasan Proses Pembelajaran, Pelaporan dan Tindak Lanjut.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, diamanatkan bahwa pembelajaran harus
berlangsung

secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan peluang


yang cukup bagi prakarsa, kreaifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Sebagian telah disebutkan pada bab I, filosofi dan pokok-pokok pikiran yang
tertuang di dalamnya yaitu :
1) Perubahan paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran
menjadi paradigma pembelajaran ;
2) Perubahan pendekatan pembelajaran dari teacher centre oriented menjadi
student centre oriented ;
3) Perubahan strategi pembelajaran dari strategi ekspositori menjadi strategi
diskoveri inkuiri ;

2. RPP Inovatif

Innovation dalam Kamus Inggris-Indonesia (1984:323) berarti


pembaharuan atau perubahan (secara) baru. RPP Inovatif adalah RPP
pembaharuan yaitu RPP yang mengacu pada Peranturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Letak pembaharuan pada RPP Inovatif yaitu :

Strategi

pembelajaran

adalah

student

centre

oriented

dengan

pendekatan diskoveri inkuiri.

Secara tegas mencantumkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.


-

Eksplorasi, adalah tahap pengumpulan informasi yang luas dan


mendalam tentang materi (fakta dan konsep) yang dipelajari.

Elaborasi, adalah tahap pengolahan/analisis informasi, membuat


hipoptesis, menyelesaikan masalah, atau memunculkan gagasan baru,
baik secara lisan maupun tulisan.

Konfirmasi, adalah tahap mengkomunikasikan hasil eksplorasi dan


elaborasi, melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
dan umpan balik serta penguatan oleh guru.

Mengadopsi model-model pembelajaran Inovatif dengan langkahlangkah atau syntax yang sudah baku pada masing-masing model
pembelajaran.

Dilengkapi Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur.


Pemberian tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tak tersruktur adalah hal
wajib dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

10

Untuk sekolah standar, alokasi waktu 0% - 60% dari


alokasi waktu tatap muka, diprogramkan sebagai pengembangan dan
pengganti istilah ko-kurikuler atau tugas rumah.

Untuk sekolah dengan kategori mandiri dengan sistem


SKS setiap 45 menit kegiatan tatap muka, wajib melaksanakan
Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri tak terstruktur dengan
alokasi waktu 25 menit.

3. Pendapat Penulis
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre
oriented) dengan stsrtegi diskoveri inkuiri adalah wajib sebagai pengganti
techer centre oriented dengan strategi ekspositori. Selama ini peserta didik
hanya dijejali pengetahuan tanpa diberi kesempatan untuk memperoleh
pengalaman belajar. Dengan perubahan paradigma dari pengajaran menjadi
pembelajaran melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi diharapkan
peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar di kelas. Pemberian tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri tak terstruktur akan memberikan pengalaman
belajar mandiri bagi siswa.
Penerapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007 oleh
guru-guru adalah hal yang sulit, karena adanya beberapa penghambat yaitu:

Pertama, kebiasaan lama (konvensional) yang telah


melekat pada pola pembelajaran guru yaitu teacher centre oriented
dengan strstegi ekspositori, akan merupakan hambatan tersendiri bagi
guru-guru untuk mengubahnya menjadi student centre oriented dengan
strstegi diskoveri inkuiri dalam RPP Inovatif.

11

Kedua,

dalam

ekspositori

para

guru

terbiasa

menggunakan metoda ceramah, tanya jawab dan diskusi konvensional.


Amat jarang guru-guru menggunakan metoda pembelajaran yang
mendukung startegi diskoveri inkuiri.

4. Strategi coaching
a.

Apa Coaching / pembimbingan spesialis?


Pembimbingan

spesialis

adalah

sebuah

proses

terstruktur

dan

berkelanjutan untuk memungkinkan pengembangan sebuah aspek tertentu


dari bidang yang ditekuni oleh pembelajar professional. Pembimbingan
spesialis

meliputi aktivitas

yang

mendorong

dan meningkatkan

pengembangan sebuah aspek tertentu dari pengajaran dan pembelajaran


atau praktik kepemimpinan, termasuk :
1)

Membantu

untuk

mengklarifikasi

tujuan

pembelajaran
2)

Memperkuat kontrol pembelajar atas pembelajaran


mereka

3)

Mendengarkan secara aktif

4)

Memberi contoh, mengamati, menyuarakan dan


mendiskusikan praktik untuk meningkatkan kesadaran

5)

Pengalaman

belajar

bersama,

misalnya

lewat

pengalaman atau video


6)

Perencanaan

bersama

dari

pembelajaran

dan

pengajaran atau kepemimpinan, dibantu dengan mengajukan


pertanyaan
12

7)

Membantu peninjauan dan rencana tindakan

8)

Perenungan dan penyimpulan pengalaman bersama

b.

Di mana Pembimbingan dilakukan?


Biasanya dilakukan di tempat kerja pembelajar dan di ruangan-ruangan
sepi

yang

memungkinkan

refleksi

secara

konfidensial,

untuk

memfasilitasi pengamatan tentang dan atau refleksi tentang praktiknya


sendiri dan uji coba pendekatan-pendekatan baru.
c.

Kapan pembimbingan dilakukan?


Pembimbingan berguna bagi praktisi pada saat apapun dalam karirnya,
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih
canggih atas pendekatan-pendekatan yang ada dan yang baru.

d.

Ketrampilan-ketrampilan untuk pembimbingan


1) Membentuk hubungan secara sensitif dengan pembelajar dan bekerja
melalui proses yang telah disepakati untuk membangun kepercayaan
dan keyakinan diri
2) Memberi contoh keahlian dalam praktik atau melalui pembicaraan
3) Menjadi

fasilitator

akses

terhadap

sejumlah

peluang

untuk

menangani tujuan-tujuan yang berbeda dari pembelajar profesional


4) Menyesuaikan kegiatan dalam kemitraan dengan pembelajar
professional
5) Mengamati, menganalisis, dan merefleksikan praktik prefsional dan
membuat hal ini tampak dengan jelas
6) Menyediakan informasi dan umpan balik yang memungkinkan
pembelajaran dari kesalahan dan keberhasilan
13

7) Memfasilitasi kemandirian yang semakin besar pembelajaran


profesional sejak awal
Menggunakan pertanyaan terbuka untuk meningkatkan kesadaran,
menggali keyakinan, mendorong pembelajar profesional untuk
membuat rencana sendiri, memahami konsekuensi, dan menggali dan
mengembangkan solusi
8) Mendengar secara aktif :

Mengakomodasi dan menghargai saat-saat diam

Berkonsentrasi pada apa yang benar-benar dikatakan

Menggunakan bahasa tubuh yang memberikan penegasan untuk


memberi tanda memperhatikan

Mengulangi hal-hal yang telah dikatakan dengan menggunakan


kata-kata yang sama untuk memperkuat, menghargai dan
membingkai ulang pembelajaran.

9) Membentuk zona penyangga antara pembimbingan dan hubungan


formal lainnya

e.

Membangun pembelajaran efektif


Ketrampilan seorang pembimbing terletak pada kemampuan untuk
mengenali tingkat ketrampilan dan motivsi dari mereka yang ditangani.

14

Ketrampilan Tinggi

Mengilhami

Mendelegasikan

Motivasi

Motivasi

Rendah

Tinggi

Memandu

Mengarahkan

Ketrampilan Rendah
Mengilhami

Bekerja untuk meningkatkan motivasi. Di sini pembimbing perlu

menjelajahi alas an-alasan dibalik ketidak puasan. Mereka dibangun


atas dasar hal-hal positif, mendorong tindakan-tindakan jangka pendek
yang akan memberikan keberhasilan. Melakukan hubungan secara

Mendelegasikan

teratur dan menekankan pada hal-hal positif.


Mempertahankan tingkat ketrampilan dan motivasi yang tinggi.
Mendorong kebebasan untuk mencoba dan melakukan kesalahan.
Memberikan kesempatan dan tantangan lebih jauh, berhati-hati untuk
tidak mengelola secara berlebihan. Memungkinkan orang untuk saling
berbagi pembelajaran mereka melalui pembimbingan terhadap anggota-

swMemandu

anggota tim yang lain.


Bekerja menuju peningkatan ketrampilan. Membantu seseorang
15

untuk memberikan komitmen terhadap sebuah visi masa depan. Proses


ini mengamankan peluang pelatihan dan memberikan umpan balik
reflektif dan bantuan. Proses ini dihentikan saat kepercayaan diri

Mengarahkan

tumbuh.
Bekerja untuk meningkatkan ketrampilan dan motivasi. Membantu

orang untuk membayangkan masa depan, menetapkan tujuan jangka


panjang dan jangka pendek. Membentuk struktur pembelajaran, tetap
menjaga hubungan erat, membantu kemajuan dan memberikan pujian/
dorongan.

B. Kompetensi, Kemampuan dan Komitmen Guru


1.
Kompetensi Guru
Kompetensi menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
(Dalam Perangkat Penilaian KTSP, 2007:39), adalah kemampuan yang
meliputi pengatahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan
melalui kebiasaan berpikir dan bertindak. Setiap guru dituntut memiliki empat
kompetensi, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.16 tahun 2007 meliputi :
a. Kompetensi pedagogik ;
b. Kompetensi kepribadian ;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.
16

Kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan dan komitmen guru


dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi,
melaksanakan analisis hasil evaluasi serta melaksanakan program remidial
dan pengayaan. Kompetensi meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
Dalam hal penyusunan RPP, kognitifnya adalah pengetahuan tentang
prosedur penyusunan RPP, psikomotornya adalah ketrampilan menyusun
RPP, dan afektifnya adalah komitmen dalam menyusun RPP.
2.

Kemampuan dan Komitmen Guru


Model analisis mengenai situasi belajar mengajar yang dikemukakan
disini adalah model analisis dari Gleackman (Dalam Sahertian & Ida Aleida,
1981:41), yang disebut Paradigma Kategori Guru. Dalam model analisis
tersebut, perkembangan guru dipandang dari dua segi yakni : kemampuan dan
komitmen, yaitu berpikir abstrak/imajinatif dan keterlibatan aktif dalam
tanggung jawab yang mendalam.
1.

Kemampuan Guru
Menurut Sahertian & Ida Aleida (1992:42), guru yang tingkat
berpikirnya abstrak dan imajinatif yang tinggi, punya kemampuan untuk
berdiri di depan kelas dan dengan mudah menghadapi masalah-masalah
belajar mengajar seperti manajemen kelas, disiplin, menghadapi sikap
acuh tak acuh dari siswa, dan mampu menentukan alternatif pemecahan
masalah. Ia juga dapat merancang berbagai program belajar, dan dapat

2.

memimpin siswa dari berpikir nyata ke berpikir konseptual.


Komitmen Guru
Menurut Glickman (dalam Sahertian,1994:44) : Yang dimaksud
dengan komitmen adalah kecendrungan dalam diri seseorang untuk
merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggungjawab. Komitmen lebih
17

luas dari kepedulian, sebab dalam pengertian komitmen tercakup arti


usaha dan dorongan serta waktu yang cukup banyak.
Konsekwensi dari komitmen ini, guru harus menyediakan waktu dan
energi dalam melaksanakan tugasnya. Komitmen ini tidak diperoleh sejak
lahir, tetapi harus dipelajari dan dikenal, bagaimana membentuk rasa cinta
pada tugas sebagai guru.

Seorang guru yang punya komitmen tinggi

akan memiliki kepedulian terhadap tugas, kebutuhan siswa, teman


sejawat atau atasan langsung. Ia punya komitmen terhadap tugas yang
dibebankannya, termasuk tanggungjawab terhadap bangsa, negara dan
sesama manusia.
Dari pengertian kompetensi yaitu kemampuan yang meliputi
pengatahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan melalui
kebiasaan berpikir dan bertindak, maka komitmen menyangkut aspek
sikap dan nilai. Sikap merupakan suatu kecendrungan untuk bertindak
secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek dan Nilai merupakan
suatu keyakinan terhadap perbuatan, tindakan, atau perilaku yang
dianggap baik dan yang dianggap buruk.

3.

Pendapat Penulis
Seorang guru yang profesional harus memiliki kompetensi lengkap yang
meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap/prilaku.

Pertama, dia harus mempunyai kemampuan kognitif, yaitu


memiliki pengetahuan yang memadai baik pengetahuan tentang materi
pelajaran maupun strategi atau model-model pembelajaran. Pengetahuan
tentang strategi atau model-model pembelajaran, guru tak hanya mahir
dengan strategi ekspositori tapi juga harus mampu melaksanakan
pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri.
18

Kedua, dia juga harus memiliki kemampuan psikomotor

atau

ketrampilan.

pelaksanaan

Baik

ketrampilan

pembelajaran

dalam

maupun

menyusun

rencana

ketrampilan

untuk

melaksanakannya. Dengan kata lain, dia harus dapat menulis apa yang
akan dilakukan dan sebaliknya juga harus mampu melaksanakan apa
yang telah ditulisnya.

Ketiga, dia harus memiliki kemampuan afektif (sikap,


minat, konsep diri, nilai dan moral) untuk mampu menjadi guru yang
patut diteladani. Dia harus memiliki disiplin, etos kerja dan dedikasi
yang tinggi untuk memcapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.

Ketiga ranah kompetensi itu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu


kemampuan dan komitmen. Kemampuan meliputi pengetahuan dan
ketrampilan, komitmen meliputi dorongan, usaha dan penyediaan waktu yang
cukup banyak. Keduanya sangat menentukan keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas profesinya.

C. Motivasi
1.
Peranan Motivasi
Ahmad Rohani (2004:12) mengatakan : Memang seorang individu akan
terdorong melakukan sesuatu bila merasakan ada kebutuhan. Kebutuhan ini
19

yang menimbulkan ketidakseimbangan, rasa ketegangan yang menuntut


kepuasan supaya kembali pada keadaan keseimbangan (balancing).
Sehubungan pentingnya motivasi untuk mencapai sukses dalam belajar,
Sardiman (1994:98) mengatakan bahwa peranan motivasi belajar yang khas
adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar.

2.

Pendapat Penulis
Meningkatnya kemampuan guru-guru serta tumbuhnya komitmen guruguru dalam membuat RPP Inovatif sangat tergantung dari seberapa besar
motivasi yang dimilikinya. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
(motivasi ekstrinsik) tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang
(motivasi instrinsik).
Sebagai
supervisor,

seyogyanya

memperhatikan

prinsip-prinsip

menumbuhkan motivasi antara lain : pemberian tantangan, keterlibatan harga


diri, penghargaan, persaingan, kerjasama.
Sesuai dengan teori, kebutuhan manusia berjenjang. Dengan asumsi bahwa
kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan pengakuan, penerimaan dan kasih sayang telah terpenuhi,
maka kebutuhan akan penguasaan ilmu pengetahuan, keberhasilan dan lainlain merupakan suatu kesenjangan/ ketidakseimbangan. Kesenjangan itu, jika
dikelola dengan baik oleh supervisor akan menimbulkan motivasi berprestasi
yang kuat.
Setidaknya supervisor pada awalnya dapat menjadi motivator ekstrinsik
sebelum tumbuhnya motivasi instrinsik pada guru-guru. Kunci keberhasilan
adalah kemampuan supervisor membuat agar penyusunan RPP yang Inovatif
menjadi kebutuhan guru.

20

D. Andragogi
1.
Konsep Andragogi
Knowles dalam Piet Sahertian dan Purwoko (1996:22) menyatakan :
Andragogi adalah ilmu dan seni membantu orang dewasa untuk dapat belajar
efektif. Selanjutnya menurut Piet Sahertian dan Purwoko (1996:25) : Dalam
proses mendidik orang dewasa, pematangan atau pengembangan yang
bertujuan mengubah sifat tergantung (dependent) menjadi sifat tak tergantung
(independent). Orang dewasa puas dengan hasil kerjanya sendiri, ia menuntut
perlakuan dalam statusnya sebagai orang dewasa. Berdasarkan perubahan
status itu, orang dewasa dalam proses belajar tidak senang bila ia
diperlakukan, diarahkan sebagai anak.

2.

Penerapan Konsep Andragogi


Piet Sahertian dan Purwoko (1996:27) menyatakan : Karena yang
menjadi sumber belajar adalah diri orang dewasa itu sendiri, maka
masalahnya bagaimana menggunakan teknik-teknik yang membuka jalan bagi
orang dewasa agar belajar efektif itu perlu diupayakan kegiatan belajar
sendiri, seperti : diskusi, menganalisis kasus, simulasi, permainan peran,
praktek lapangan, latihan kerja, seminar dan lokakarya.

E. Kerja Praktek
1.
Strategi Kerja Praktek
Telah dijelaskan kerucut pengalaman belajar dari Peter Sheal. Dalam
model itu terlihat bahwa pengalaman belajar yang optimal akan dicapai, jika
peserta belajar sampai pada tingkat melakukan dan mengatakan. Melakukan
21

dalam hal ini adalah praktek penyusunan RPP, dan mengatakan dilaksanakan
dalam bentuk presentasi hasil kerja.
Ahmad Rohani (2004:6) mengatakan : belajar yang berhasil mesti
melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Pakar
Psikologi Pendidikan J. Peaget (dalam Ahmad Rohani, 2004:7) mengatakan :
Seseorang berpikir sepanjang berbuat. Tanpa berbuat seseorang tidak akan
berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) maka ia harus diberi kesempatan
untuk berbuat sendiri.
Berdasarkan teori-terori tersebut, dan dikaitkan dengan konsep
andragogi maka pembelajaran yang terkait dengan diskusi dan praktek harus
dikedepankan dalam penelitian ini. Bulletin Kent Mathematics Project
(1990:15)

mengajukan

tiga

model

pembelajaran

yaitu

discussion,

investigation dan practice work.


Dalam Kamus Inggris-Indonesia (1984:442) arti kata practice adalah :
1) latihan, 2) praktek, 3) kebiasaan dan (1984:652) arti kata work adalah : 1)
pekerjaan , 2) karya, 3) kerja. Dengan demikian practice work dapat
diterjemahkan menjadi Kerja Praktek. Karakteristik dari kegiatan kerja
praktek / practice work menurut Bulletin Kent Mathematics Project (1990:15)
adalah :
1.

The learner make satisfaktory plans to carry out the

practice activity ;
2.

The practice component should be completed to the

3.

best ability of the learner ;


The learner should be abble to discribe the practice
activity ;

2.

Pendapat Penulis
Pemilihan strategi kerja praktek adalah implementasi konsep andragogi.
Dengan membuat bentuk kegiatan sesuai selera orang dewasa, diharapkan
22

tumbuh motivasi yang tinggi pada guru-guru untuk membuat RPP Inovatif.
Walau motivasi yang tumbuh pada awal adalah motivasi ekstrinksik (karena
dibina oleh pengawas akademis) tapi lama kelamaan diharapkan yang muncul
adalah motivasi instrinsik (tumbuh dari dalam sebagai sebuah kebutuhan
guru).
Kerja praktek akan memberikan pengalaman belajar yang optimal kepada
guru-guru. Dalam kaitan ini, perlu dicamkan kembali kata-kata mutiara kuno :
saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya ingat, saya
mengerjakan maka saya mengerti

F. Umpan Balik
1.
Peranan Umpan Balik
Umpan balik (feedback) adalah sebuah kegiatan untuk memberikan informasi
balik kepada pembelajar tentang kemajuan hasil kerjanya. Menurut Arbono
Lasmahadi (2005 : 1) : Salah satu komponen penting dalam proses belajar
adalah adanya umpan balik (feedback).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007, dalam
kegiatan konfirmasi guru : memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bantuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik.
2.
Hasil Penelitian yang mendahului
Hasil Penelitian Eko Sasono (2004 : 7) menyebutkan : Individu-individu
berkinerja lebih baik bila mereka mempunyai tujuan yang spesifik dan
menantang, dan menerima umpan balik mengenai kemajuan mereka yang
tepat ke arah tujuan itu.
3.
Pendapat Penulis

23

o Dalam penelitian ini digunakan dua cara pemberian umpan balik yaitu :
1)

Bentuk tulisan : peneliti memberikan catatan-catatan singkat pada hasil


kerja guru untuk menunjukkan hal-hal yang masih memerlukan
perbaikan / penyempurnaan lebih lanjut. Kalimat-kalimat dalam
umpan balik dapat berupa komentar, petunjuk maupun pertanyaan.

2)

Bentuk lisan : peneliti melaksanakan tanya jawab dengan guru tentang


kemajuan hasil kerjanya, yang dilaksanakan pada kegiatan presentasi
hasil kerja dan juga pada kegiatan mandiri.
Umpan balik yang diberikan terhadap hasil kerja guru-guru diharapkan

dapat menggugah dan meningkatkan motivasi guru-guru untuk mengkaji


lebih dalam lagi petunjuk maupun pertanyaan-pertanyaan singkat pada
umpan balik itu. Teknik Umpan Balik dalam penilaian RPP, diharapkan
dapat memberikan arah yang lebih terfokus untuk mempermudah guruguru dalam melakukan perbaikan (revisi) RPP tersebut.

G. Kerangka Berpikir
-

Kebiasaan lama teacher centre oriented telah mengakar pada guru. Akan
sangat sulit mengubah menjadi student centre oriented. Diperlukan
komitmen dan kemampuan yang tinggi dari guru-guru. Komitmen dan
kemampuan bukan bawaan sejak lahir, keduanya dapat ditingkatkan melalui
proses

pembelajaran

dan

pembiasaan.

Berdasarkan

teori

motivasi,

kemampuan seseorang dapat ditingkatkan dengan menumbuhkan motivasi


berprestasi. Motivasi akan tumbuh akibat adanya kebutuhan yang lebih tinggi,
24

yaitu kebutuhan akan penguasaan ilmu pengetahuan, dan keberhasilan


melaksanakan tugas. Sesuai dengan konsep andragogi, dan pendapat para
akhli psikologi pendidikan, kemampuan/ ketrampilan guru dapat ditingkatkan
dengan memberi kesempatan kepada guru untuk melaksanakan praktek,
mempresentasikan hasil kerjanya dan mendapat umpan balik tentang hasil
kerjanya.

H. Hipotesis Tindakan
Kerangka berpikir tersebut di atas mengarahkan penulis untuk merumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu :
Strategi Kerja Praktek dengan strategi coaching dapat meningkatkan kemampuan
guru-guru gugus 01 Kecamatan Tanggulangun dalam menyusun RPP Inovatif..

25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain, Lokasi, Subjek dan Objek Penelitian


Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan model Stephen Kemmis. Penelitian
dilaksanakan dalam 10 minggu yaitu bulan Pebruari 2010 sampai dengan April 2010
.
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah

gugus 01

yang berlokasi di Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo.

Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah

guru kelas 1 di gugus 01 Kecamatan Tanggulangin ,

sebanyak 14 orang .
Instrumen 1: Kemampuan guru menyusun RPP Inovatif
Daftar nama guru kelas 1 (satu ) yang menjadi sabyek penelitian :
Kemampuan Menyusun
No

Nama

Nama Lembaga

1
2
3

Indah Winarti
Musayadah
Leni

SDN.Kludan
SDN. Kludan
SDN. Kludan

Wahyuningtyas
Dwi

SDN. Kludan

Murdijaningsih
26

RPP Inovatif
BI
MAT
IPS

Total

5
6
7

Dalijaningsih
Titik Mulyati
Dewi Kusrini

SDN.Kalisampurno 1
SDN.Kedensari 1
SDN.

Ganggangpanjang
Paula Dasa Dwi SDN..

9
10
11

A.S
Nurhayati
Naning Rinafuah
Merizza Puspita

Ganggangpanjang
SDN.Kategan
SDN. Boro
SDN. Kalisampurno 2

12
13
14

Dirvani
Masriyah
Umi Wahyunah
Leniatun

SDN. Randegan
SDN.Randegan
SDN.Randegan

Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan guru-guru membuat RPP Inovatif dengan
Kerja Praktek dan strtegi coaching ,

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam 3 (tiga) siklus. Perencanaan penelitian dibagi
dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1. Observasi dan Refleksi Awal
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal guru-guru
menyusun

RPP

sebelum

dilaksanakan

tindakan.

Peneliti/supervisor

mengumpulkan masing-masing sebuah RPP yang telah dibuat guru. Kemudian


dikaji dan dinilai, diberikan umpan balik berdasarkan 8 (delapan) komponen
sesuai dengan format penilaian RPP dalam Panduan Penyusunan Perangkat
Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, Direktorat Jnderal Pendidikan Tinggi
(2007:36) yaitu :
27

a). Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran ;


b). Pemilihan materi ajar ;
c). Pengorganisasian materi ajar ;
d). Pemilihan sumber/media pembelajaran ;
e). Kejelasan skenario pembelajaran
f). Kerincian skenario pembelajaran
g). Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran
h). Kelengkapan instrumen

2. Siklus I
Siklus I ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a). Perencanaan, siklus pertama ini direncanakan terdiri dari :

Pembentukan kelompok : Kelompk guru kelas 1 yang terdiri dari


pengembangan RPP mata pelajaran BI, MAT dan IPS , serta jadwal
pertemuan ;

Informasi : Tentang teknik perumusan langkah-langkah pembelajaran


RPP Inovatif , oleh supervisor (peneliti) ;

Diskusi : Diskusi terbimbing dalam rumpun mata pelajaran. Bahan


diskusi adalah RPP pertama yang telah dinilai dan diberi umpan balik ;

Praktek : tugas terpantau (ditentukan batas waktunya) untuk merevisi


RPP pertama, menjadi RPP yang lengkap sesuai format penilaian
dalam sertifikasi ;

28

b) Pelaksanaan tindakan, sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan yang


telah ditentukan dalam perencanaan siklus I.
c). Observasi, dan penilaian dokumen RPP untuk:

melakukan penilaian kemampuan guru dalam melakukan revisi RPP,


melalui koleksi dokumen.

d) Refleksi, mengkaji hasil-hasil yang dicapai selama pelaksanaan tindakan,


serta usaha dan rencana perbaikannya.

3. Siklus II
Siklus kedua ini, akan dilaksanakan seandainya hasil-hasil pada siklus I belum
mencapai indikator kinerja. Kegiatan direncanakan terdiri dari beberapa
tahapan yaitu :
a). Perencanaan, siklus kedua direncanakan terdiri dari :

Informasi : Tentang teknik perumusan langkah-langkah pembelajaran


RPP dengan pola Inovatif (mengadopsi model-model pembelajaran
Inovatif) oleh peneliti ;

Diskusi : terbimbing dalam rumpun mata pelajaran ;

Praktek : terpantau (ditentukan batas waktunya) untuk merevisi RPP


perbaikan menjadi sebuah RPP yang Inovatif ;

Presentasi : beberapa pertemuan lanjutan untuk memberikan


kesempatan tiap-tiap guru mempresentasikan hasil kerjanya ;

b). Pelaksanaan tindakan, sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan yang
telah ditentukan dalam perencanaan siklus II.
c). Observasi,
Sama seperti pelaksanaan pada siklus I,
29

Melakukan penilaian kemampuan guru dalam menyusun RPP yang


Inovatif melalui koleksi dokumen.

d). Refleksi, mengkaji hasil-hasil yang dicapai selama pelaksanaan tindakan,


serta usaha dan rencana perbaikannya jika masih dipandang perlu.

4. Siklus III
Siklus III akan dilaksanakan seandainya hasil-hasil pada siklus II belum
mencapai indikator kinerja, dengan bentuk kegiatan :
a). Perencanaan, suklus ketiga adalah pemberian tugas dengan target
(ditentukan jumlah) RPP yang harus diselesaikan. Guru-guru secara
mandiri

dalam

kelompok

melaksanakan

diskusi

tak

terbimbing.

Diharapkan tiap guru menghasilkan 1 (satu) buah RPP Inovatif /mata


pelajaran yang terpadu;
b). Pelaksanaan tindakan, sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan yang
telah ditentukan dalam perencanaan siklus III.
c). Observasi,

Penilaian kemampuan guru dalam menyusun RPP yang Inovatif


melalui koleksi dokumen.

d). Refleksi, mengkaji hasil-hasil yang dicapai selama pelaksanaan tindakan,


dan melakukan analisis data untuk dapat menarik kesimpulan umum dari
kegiatan siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga.

Sumber Data, Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


30

Sumber Data
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data-data
yang diproleh secara langsung oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dari pengamatan
atau penilaian dokumen oleh peneliti.

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, penilaian dokumen
dan wawancara.
-

Untuk Kemampuan guru menyusun RPP Inovatif, metode pengumpulan datanya


adalah penilaian dokumen dengan instrumen . Acuannya adalah format penilaian
RPP dalam sertifikasi guru .

Untuk meningkatkan keterampilan guru, peneliti juga melakukan wawancara,


diskusi dan latihan praktek langsung di KKG gugus .

D. Validasi Data dan Analisis Data


Validasi Data
Guna memperoleh data yang lebih valid digunakan metoda triangulasi yaitu :
-

Untuk penilaian kemampuan guru menyusun RPP, dokumen dinilai oleh 3 orang
(2 orang pengawas, 1 orang kepala sekolah).

Analisis Data
Data-data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptip dibantu dengan
statistik sederhana.
31

1). Data tentang kemampuan guru menyusun RPP Inovatif, dianalisis dengan
analisis deskriptip dengan metoda tabulasi dan grafik .

E. Indikator Kinerja dan Jadual Pelaksanaan Penelitian

Indikator Kinerja
Dengan memperhatikan kondisi awal guru-guru di gugus 01 :
1). Dari 5 orang guru senior di gugus 01, yang mengikuti uji sertifikasi, bahwa
kelimanya belum memiliki kemampuan menyusun RPP sesuai pedoman yang
berlaku.
2). Masih banyak guru (sekitar 90%) tidak mampu menyusun RPP atau tidak
menggunakan RPP buatan sendiri dan mumnya RPP yang digunakan kurang
Inovatif.

Maka, indikator kinerja dalam penelitian ini :


1). Sekurang-kurangnya 85% guru menunjukkan kemampuan yang baik dalam
menyusun RPP Inovatif (nilai rata-rata 4,00-5,00) dalam skala 1-5.

Jadual pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini direncanakan berlangsung selama bulan Pebruari 2010 sampai dengan
April 2010 (10 minggu) sesuai jadual pada tabel 1 berikut :

Tabel 1 : Jadual Pelaksanaan Penelitian


BULAN
Pebruar Mare

NO

KEGIATAN

Observasi dan Refleksi awal (1 minggu)


32

i
x

Apri
l

Siklus I (3 minggu)
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus II (4 minggu)
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus III (1 minggu)
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Penyusunan Laporan (1 minggu)

33

x
x
x
x
x
x
x
x
X
X
X
X
X

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Kemampuan Awal Guru-guru


1. Kemampuan awal guru-guru sebelum tindakan.
Kemampuan guru menyusun RPP sebelum tindakan dapat dinilai dari RPP awal
yang dikumpulkan guru-guru. Rata-rata kemampuan seluruh guru (14 orang)
adalah 1,52 dalam skala 1-5. Guru yang mampu meraih nilai 4,00-5,00 tidak ada
(0%) berdasarkan pedoman penilaian RPP dalam Panduan Penyusunan Perangkat
Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

B. Hasil-hasil Pada Siklus I


Tabel 2 : Kemampuan Guru pada Siklus I
No
1

Uraian
Nilai Rata-ratra

Kemampuan
BHS

Mat

IPS

TTL

2,46

3,54

2,99

3,02

20%

17%

0%

14,2%

Persentase guru dengan


2
nilai 4,00-5,00

Keterangan :

BHS = bahasa

Mat = Matematika

IPS = IPS

TTL = total

Pembahasan :
Kemampuan guru-guru :
34

Terjadi peningkatan nilai kemampuan dengan rata-rata nilai mencapai 3,02.


,terlihat bahwa ada 2 orang guru (=14,2%) yang telah mampu mencapai nilai lebih
dari 4,00.
o Dengan Pola Konvensional : pendekatan strategi metode teknik,
guru mengalami kesulitan menentukan metode untuk mendukung strategi
diskoveri inkuiri. Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan adalah
metoda-metoda konvensional yang selalu digunakan guru.
o Dari hasil wawancara diketahui penyebabnya, karena guru-guru belum
paham dengan model-model pembelajaran Inovatif. Akibatnya guru-guru
masih kesulitan mengubah strategi ekspositori manjadi diskoveri inkuiri.
o Lain dari pada itu, seluruh RPP belum memunculkan Tugas Terstruktur dan
Kegiatan Mandiri tak terstruktur, sehingga rata-rata untuk kelengkapan RPP
baru mencapai 1,5.

Refleksi :
Dari hasil-hasil siklus I, tampak ada peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan
RPP Inovatif, namun indikator kinerja belum tercapai. Maka diputuskan
melaksanakan perencanaan siklus II. Memperhatikan hasil-hasil wawancara dengan
guru, maka dalam siklus II akan lebih dimantapkan model-model pembelajaran
Inovatif.

C. Hasil-hasil Pada Siklus II

Tabel 3 : Kemampuan Guru pada Siklus II


No
1

Uraian
Nilai Rata-ratra

Kemampuan
BHS

Mat

IPS

TTL

4,20

4,48

4,06

4,22

35

Persentase guru dengan


2

100%

80%

63%

57,1%

nilai 4,00-5,00

Keterangan :

BHS = bahasa
IPS = rumpun IPS

Mat = Matematika
TTL = total

Pembahasan :.
Kemampuan guru-guru
Terjadi peningkatan nilai kemampuan yang cukup tinggi dari Siklus I ke Siklus II.
o Pada lampiran 7d, terlihat rata-rata kemampuan guru meningkat menjadi 4,22
dan hanya 4 orang dari 14 orang guru yang nilainya masih kurang dari 4,00.
o Pada akhir siklus II, guru-guru yang memperoleh nilai 4,00 5,00 meningkat
tajam mencapai 51,7%.
o Hal itu didukung oleh hasil-hasil wawancara dengan guru, bahwa guru-guru
merasa sangat mudah menyusun RPP Inovatif karena telah memahami modelmodel pembelajaran dengan syntax-syntaxnya.
Refleksi :
o Dari hasil-hasil siklus II, tampak ada peningkatan yang tajam tentang
kemampuanguru menyusun RPP Inovatif, namun indikator kinerja belum
tercapai. Maka diputuskan melaksanakan perencanaan siklus III.
o Memperhatikan hasil-hasil wawancara dengan guru, bahwa motivasi mulai
meningkat dan guru-guru merasakan telah menemukan pola dalam menyusun
RPP Inovatif, maka kegiatan dilaksanakan secara mandiri, dengan waktu
hanya 1 minggu.
o Kunci keberhasilan pada siklus II adalah penggunaan Pola Inovatif : Strategi
Model Pembelajaran, untuk mendukung strategi diskoveri inkuiri.

36

D. Hasil-hasil Pada Siklus III

Tabel 4 : Kemampuan Guru pada Siklus III


No
1

Kemampuan

Uraian
Nilai Rata-ratra

BHS

Mat

IPS

TTL

4,29

4,53

4,16

4,30

100%

100%

75%

85,7%

Persentase guru dengan


2
nilai 4,00-5,00

Keterangan :

BHS = bahasa
IPS = rumpun IPS

Mat = Matematika
TTL = total

Kemampuan guru-guru
Peningkatan kemampuan juga terjadi walau tidak sebesar siklus II. Bahkan, ada 6
orang guru ( = 32 %) tidak mengalami peningkatan. Tetapi, sejak siklus II guru-guru
tersebut telah mencapai nilai 4,00-5,00 pada skala 1-5. Guru-guru dengan nilai 4,005,00 mencapai 85,7%.
Jadi indikator kinerja : sebanyak 85% guru memperoleh nilai kemampuan 4,00-5,00
tercapai pada siklus III dengan pencapaian 88%.

E. Pembahasan Umum

F. Peningkatan Kemampuan Guru-guru selama pelaksanaan tindakan


37

Tabel 6 : Peningkatan Kemampuan Guru-guru

Total
N

Peningkata
Uraian

Awal

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Rata-rata kemampuan

1,52

3,02

4,22

4,36

2,84

12

12 orang

0%

14,2 %

57,1%

85,7 %

71,5%

Jumlah guru dengan nilai


2
4,00 5,00
Persentase guru dengan
3
nilai 4,00 5,00
Interpretasi :

Terjadi peningkatan kemampuan guru-guru membuat RPP Inovatif dari awal ke


siklus III sebesar 2,84 (dalam skala 1-5) yaitu dari 1,52 menjadi 4,36.

Jumlah guru yang mencapai nilai 4,00-5,00 meningkat sebanyak 2 orang dari 12
orang. Persentase guru yang mencapai nilai 4,00-5,00 adalah 85,7 % dari 14
orang guru.

Jadi indikator kinerja tercapai pada siklus III, dengan pencapaian 85,7%.

Dari diagram batang terlihat :

Diagram 3 : nilai kemampuan guru-guru naik monoton (terus meningkat) . Artinya


kenaikan tajam terjadi pada siklus I (dari kondisi awal sampai akhir siklus I) dari
nilai 1,52 menjadi 3,02.
Selanjutnya kenaikannya agak landai dari 3,02 menjadi 4,22 pada siklus II, dan
dari 4,22 menjadi 4,36 pada siklus III.

38

Rata-rata kemampuan
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Rata-rata kemampuan

Awal

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Jumlah guru dengan nilai 4,00 5,00


14
12
10

Jumlah guru dengan


nilai 4,00 5,00

8
6
4
2
0
Awal

Siklus I

Siklus II

39

Siklus III

Persentase guru dengan nilai 4,00 5,00


90
80
70
Persentase guru
dengan nilai 4,00
5,00

60
50
40
30
20
10
0
Awal

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Diagram 4 : persentase guru-guru yang mencapai nilai 4,00 5,00 dari siklus I ke
siklus III naik secara monoton dengan kenaikan 85,7%.
Kenaikan dari kondisi awal ke siklus I masih landai (dari 0% menjadi 14,2%), tapi
pada siklus II (akhir sikuls I sampai akhir siklus II) terjadi kenaikan yang sangat
tajam (14,2 % menjadi 57,1%).
Selanjutnya kenaikan dari akhir siklus II ke akhir siklus III tampak tidak terlalu
tajam yaitu dari 57,1% menjadi 85,7%.

Pola pembelajaran pada Permendiknas No.41 tahun 2007 tidak jauh beda dengan
pola yang dikembangkan dalam PKG sejak tahun 2002. PKG dilaksanakan pada mata
pelajaran IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Pola PKG tersebut selanjutnya
dikembangkan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG). Dalam Depdikbud (1982:2)
disebutkan : Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah kegiatan profesional guru mata
pelajaran sejenis yang terdiri dari dua unsur yaitu Musyswarah dan Guru Mata Pelajaran.
Pengertian musyawarah mencerminkan bahwa kegiatan dari, oleh dan untuk guru.

40

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil-hasil yang dipaparkan pada Bab IV, dapat dibuat simpulan bahwa
hipotesis tindakan telah terbukti :
1.

Kegiatan Kerja Praktek dengan strtegi coaching terbukti


dapat meningkatkan komampuan

guru-guru gugus 01 Kecamatan

Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dalam menyusun RPP Inovatif.


Indikator kinerja : Sekurang-kurangnya 85% guru menunjukkan komitmen
yang baik dalam menyusun RPP Inovatif (nilai rata-rata 4,00-5,00) dalam
skala 1-5, tercapai pada akhir siklus III dengan pencapaian 88%.

B. Rekomendasi
1. Atas hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini, penulis rekomendasikan
kepada pihak-pihak yang terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidik
yaitu :
a. Para Kepala Sekolah, untuk merevisi cara-cara peningkatan mutu
pendidik, dari model ekspos fakto menjadi bentuk kerja praktek nyata
secara berkelanjutan. Model-model ekspos fakto yang banyak dilakukan
sebelumnya, terbukti tidak mampu memberdayakan guru-guru.
b. Para Pengawas Pendidikan, bahwa peningkatan mutu pendidik bukan
suatu

hal

yang

sederhana.

Perlu

upaya

berkelanjutan

untuk

melaksanakan supervisi, agar pola pembelajaran guru-guru tidak

41

kembali lagi pada pola konvensional, karena pola tersebut tidak sesusai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007.

2.

Beberapa Catatan :
a. Membalik paradigma pendidikan dari paradigma pengajaran menjadi
paradigma pembelajaran atau membalik dari techer centre oriented
menjadi student centre oriented bukanlah hal mudah bagi guru. Kunci
keberhasilan guru membuat RPP Inovatif, adalah pada kemampuan guru
memahami dan menggunakan model-model pembelajaran Inovatif.
b. Setiap proses pembelajaran (termasuk untuk orang dewasa) hendaknya
memunculkan kompetensi secara utuh meliputi ranah kognitif,
psikomotor dan afektif. Afektif, yang meliputi aspek sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral, akan menunjang pencapaian kognitif dan
psikomotor.
c. Minat

berhubungan

dengan

dorongan

atau

motivasi.

Dalam

meningkatkan kemauan seseorang untuk berbuat, maka motivasi harus


ditumbuhkan. Motivasi jangan sekedar ekstrinsik, tapi harus muncul
motivasi instrinsik. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan akan
pengakuan dan penguasaan ilmu pengetahuan harus ditumbuh
kembangkan.
d. Seseorang

akan

mau

melaksanakan

sesuatu

yang

baru

yang

bertentangan dengan kebiasan lama, apabila pola pikirnya telah berubah.


Pola pikir seseorang akan berubah, jika telah memiliki pemahaman yang
baik terhadap konsep yang baru tersebut. Jadi agar seseorang mau

42

melaksanakan sesuatu yang baru, maka langkah pertama adalah


memberi pemahaman yang benar.
e. Pemahaman seseorang akan mendekati sempurna jika kepadanya diberi
kesempatan untuk melakukan praktek, dan mempresentasikan hasil
kerjanya sendiri. Maka pola pembelajaran yang hanya mengedepankan
ekspos fakto harus dihindarkan dan diperbanyak pola-pola kerja
praktek.
f. Pemberian umpan balik sangat penting untuk mengarahkan pola pikir
dalam pemecahan masalah dan sebagai petunjuk arahan kerja untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
g. Model pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi) hendaknya
menjadi

perhatian

dan

dilaksanakan

dalam

setiap

kegiatan

pembelajaran, karena orang dewasa tidak senang diperlakukan sebagai


anak-anak.

43

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan. Jakarta : BSNP.

Bulletin Kent Mathematics Project (1990).

Depdikbud. 1992. Buku Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata Pelajaran.


Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1993. Dengan Pemantapan Kerja Guru Kita Siapkan Sumber Daya Manusia
yang Berkualitas Untuk Menyongsong Pembangunan Jangka Panjang Tahap II.
Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.

Dirjen Pendidikan Tinggi. 2007. Panduan Penyusunan Perangkat Portofolio Sertifikasi


Guru Dalam Jabatan. Jakarta : Depdiknas.
44

Direktorat Dikmenum. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta :


Depdiknas.

Whittingham T and Tonend L. 2008. An Innovative Programme of Consutatcy and


Patnership Shouthern Education Leadrship Trust

Instrumen 1: Kemampuan guru menyusun RPP Inovatif


Daftar nama guru kelas 1 (satu ) yang menjadi sabyek penelitian :
Kemampuan Menyusun
No

Nama

Nama Lembaga

1
2
3

Indah Winarti
Musayadah
Leni

SDN.Kludan
SDN. Kludan
SDN. Kludan

Wahyuningtyas
Dwi

SDN. Kludan

5
6
7

Murdijaningsih
Dalijaningsih
Titik Mulyati
Dewi Kusrini

SDN.Kalisampurno 1
SDN.Kedensari 1
SDN.

Ganggangpanjang
Paula Dasa Dwi SDN..

A.S
Nurhayati

Ganggangpanjang
SDN.Kategan
45

RPP Inovatif
BI
MAT
IPS

Total

10
11

Naning Rinafuah SDN. Boro


Merizza Puspita SDN. Kalisampurno 2

12
13
14

Dirvani
Masriyah
Umi Wahyunah
Leniatun

SDN. Randegan
SDN.Randegan
SDN.Randegan

Lampiran 2

II. LEMBAR PENILAIAN RPP

Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
46

3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

No.

Aspek yang dinilai

Skor

Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak


1.

menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung

1 2 3 4 5

perilaku hasil belajar)


Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan
2.

1 2 3 4 5
karakteristik peserta didik)
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika

3.

1 2 3 4 5
materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)
Pemilihan sumber/media pemblajaran (sesuai dengan

4.

1 2 3 4 5
tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik)
Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah

5.

1 2 3 4 5
kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah

6.

tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada

1 2 3 4 5

7.

setiap tahap)
Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran
Kekengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman

1 2 3 4 5

8.

1 2 3 4 5
penskoran)
Skor Total

.......

............................, ................................
Penilai,

.................................................

47

Nip. .........................................

Lampiran 3
Daftar wawancara
Nama

Lembaga

No
1

Aspek
Apa Tema yang akan dikembangkan minggu

depan ? Berapa waktu yang diperlukan ?


Terdiri dari mata pelajaran apa saja ? dan apa

KDnya ?
Bagaimana Indikatornya ?
Apa kendala yang dialami dalam menentukan

indicator ?
Apa tujuan yang hendak dicapai , dari masing

masing KD
Alat/bahan/media apa yang akan dipakai untuk
mencapai tujuan dan kompetensi siswa ?
Berapa banyak alat yang diperlukan ? mengapa
? dari mana dan bagaimana langkah langkah

penggunaan alat /bahan tersebut ?


Kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh
siswa untuk mengembangkan ranah kognitif,

afektif dan psikomotoriknya


Bagaimana cara mengukur keberhasilan siswa
(teknik dan alat penilaian ) /
48

Catatan

Bagian mana dari RPP yang sulit untuk


dikembangkan ? Apa solusinya ?
Tanggulangin, tgl

Responden

Pewawancara

BIODATA PENELITI

Nama

: Silvana Erlina, S.Pd

Tempat / tanggal Lahir

: Solok, 12 Juni 1955

NIP

: 195506121975122007

Jabatan

: Pengawas TK/SD

Aalamat Kantor

Jl.

Bayangkara

No

Kecamatan

Tanggulangi
Aalamat Rumah

Raya

Kenongo

No

Rt

01/Rw

3,

Kec.Tulangan
Kab. Sidoarjo

RINGKASAN PENGALAMAN PROFESIONAL :


Sejak tahun 1975 s/d 1982 menjadi guru di Sekolah Dasar (SD)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta tepatnya di Sekolah Dasar (SD)
Tanjung

Barat

III

Kecamatan
49

Pasar

Minggu

dengan

pengalaman selama 5 (lima) tahun membimbing murid kelas I


(satu) dan 2 (dua) tahun di kelas VI (enam).
Tahun 1983 s/d 1990 pindah ke Sekolah Dasar (SD) yang
berlokasi di Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Propinsi
Jawa Timur. Nama Sekolah Dasar (SD)

di sini adalah sekolah

Dasar (SD) Kenongo I. Saya membimbing di kelas V (lima)


selama 4 (empat) tahun dan di kelas VI (enam) selama 3 (tiga)
tahun.
Tahun 1990 s/d 2000 saya juga berpengalaman menjadi Kepala
Sekolah Dasar.
5 (lima) tahun pertama menjadi Kepala Sekolah di Sekolah
Dasar (SD) Kenongo II, 5 (lima) tahun ke dua menjadi Kepala
Sekolah Dasar (SD) Kemantren I yang mana semuanya berada
di Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur.
Ketika saya menjadi guru, saya juga menjadi ketua KKKS
(Kelompok Kerja Kepala Sekolah), dan juga masih menjadi
Pemandu Mata Pelajaran.
Saya banyak membantu Kepala Sekolah di pertemuan KKKS
dalam manajemen, khususnya cara membantu meningkatkan
kemampuan guru dalam pengembangan pembelajaran melalui
KKG (Kelompok Kerja Guru) mini dan pendampingan di kelas.
Sejak tahun 2000, tepatnya bulan Desember sampai saat ini
sebagai Pengawas TK/SD di wilayah kerla UPTD Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Tanggulangin
50

Sejak tahun 1988 s/d 2000 aktif menjadi fasilitator di Dinas Tk.I
Propinsi Jawa Timur, BPG Surabaya dan di Diklat Tk.I Jawa Timur.
Sejak tahun 2001 s/d sekarang, aktif menjadi fasilitator di
Daerah - daerah rintisan MBS
RTI/MBE, DBE2 Kartika

Soekarno

program UNICEF/UNESCO,
Foundition (KSF), Dirjen

Pendidikan Dasar, dan Lembaga lainnya seperti WVI, ADB, RR,


City Bank.

51

Anda mungkin juga menyukai

  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Nli KK 13
    Aplikasi Nli KK 13
    Dokumen936 halaman
    Aplikasi Nli KK 13
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal PTS
    Contoh Proposal PTS
    Dokumen13 halaman
    Contoh Proposal PTS
    Martini Subagyo
    50% (2)
  • Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Dokumen3 halaman
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PENGANTAR
    PENGANTAR
    Dokumen1 halaman
    PENGANTAR
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Dokumen14 halaman
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen21 halaman
    Bab Iv
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • pts2 KKG
    pts2 KKG
    Dokumen7 halaman
    pts2 KKG
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lesson Study 3
    Lesson Study 3
    Dokumen11 halaman
    Lesson Study 3
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Hal Judul
    Hal Judul
    Dokumen1 halaman
    Hal Judul
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Fungsi RPP
    Fungsi RPP
    Dokumen17 halaman
    Fungsi RPP
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Abs Tarak Si
    Abs Tarak Si
    Dokumen2 halaman
    Abs Tarak Si
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen34 halaman
    Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Anakku
    Anakku
    Dokumen1 halaman
    Anakku
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Stad
    Bab Ii Stad
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii Stad
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK 1
    PTK 1
    Dokumen96 halaman
    PTK 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Dokumen2 halaman
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Ips Karsum 1
    PTK Ips Karsum 1
    Dokumen80 halaman
    PTK Ips Karsum 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat