Anda di halaman 1dari 11

5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Kinerja Guru
1. Bahan Ajar
Bahan ajar atau alat peraga adalah faktor penunjang keberhasilan
dalam pembelajaran yang tidak bisa kita abaikan, karena bahan ajar yang
baik dan menarik akan sangat mendukung proses pembalajaran itu sendiri.
Penggunaan bahan ajar yang tepat dapat menunjang minat dan motivasi
belajar sehingga siswa merasa tertarik dengan materi yang akan diajarkan.
Dewasa ini materi pembelajaran semakin beraneka ragam dengan
mengikuti perkembangan pendidikan menenuntut guru untuk semakin
cerdas dan pintar dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar.
Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan

yang

digunakan

untuk

membantu

guru/instruktur

dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud


bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut pengertian di atas bahwa bahan ajar bisa berupa bahan tertulis
dan tidak tertulis, jadi pengembangan bahan ajar yang baik tidak harus dari
sesuatu yang mahal tapi dapat berupa barang yang ada disekililing kita
yang bisa dikembangkan dan digunakan jadi bahan ajar.
Hal ini juga dikuatkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(2006) Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur

untuk

perencanaan

dan

penelaahan

implementasi

pembelajaran.
Pentingnya bahan ajar yang baik dan kreatif untuk dikembangkan
merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru
yang professional harusnya dapat mengembangkan bahan ajar yang penuh
inisiatif agar tidak ada lagi siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang
pasif dan kurang memacu motivasi dan minat belajar.
5

2. Pengertian Hasil Belajar


Hasil kualitatif maupun kuantitatif belajar siswa sangat ditentukan
oleh proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, hal tersebut
terkait dengan sumber daya kemampuan guru dalam mengaplikasikan
berbagai faktor yang mempengaruhi pola pikir dan keberadaan siswa pada
kompetensi yang harus dimiliki. Beberapa ahli mendefinisikan mengenai
hasil belajar siswa sebagai berikut :
Bloom (dalam Sudjana, 1990:22) Mengungkapkan tiga tujuan
pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan
merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga
ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah
itu, ranah kognitiflah yang dinilai oleh para guru disekolah, karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
belajar.
Robert M.Gagne (dalam Sudjana, 1990:22) mengungkapkan ada
lima kategori hasil belajar yaitu: (1) Ketrampilan intelektual: kapasitas
intelektual seseorang, (2) Strategi kognitif: kemampuan mengatur cara
belajar dan berfikir seseorang, (3) Informasi verbal: kemampuan menyerap
pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, (4) Ketrampilan motoris:
menulis, menggunakan peralatan. Sikap dan nilai: kemampuan ini
berhubungan dengan tingkah laku.
S.Dina Feri (2006:18) menyebutkan beberapa kriteria mengenai
definisi dari hasil belajar yaitu :
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrisik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya dan
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, misalnya bertahan
lama dalam ingatan, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mencapai
aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang dicapai bermakna secara menyeluruh
(komprehensif) yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau
wawasan, ranah afektif (sikap) dan arah psikomotorik, ketrampilan
atau perilaku.

Beberapa pendapat yang dipaparkan diatas dapat diambil


kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan seseorang yang dicapai
dalam aspek kognitif, afektif ataupun psikomotor setelah menerima
pengalaman pembelajaran. Kemampuan tersebut yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada kecakapan yang akan dipelajari selanjutnya.
B. Ruang Lingkup Supervisi
1. Pengertian Supervisi
Supervisi secara umum adalah pengarah serta pengendalian kepada
tingkat karyawan yang berada di bawahnya dalam suatu organisasi atau
kelompok. Orang yang menjalankan kegiatan supervisi biasanya di sebut
dengan sebutan Supervisor. Yang di sebut Supervisor bukan hanya pejabat
atau petugas dari kantor pembinaan, kepala sekolah, para guru dan bahkan
murid-pun dapat disebut sebagai supervisor, jika misalnya diserahahkan
tugas untuk mengetuai kelas,organisasi ataupun kelompoknya.
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967)
sebagai berikut : Supervision is assistance in the devolepment of a better
teaching

learning

situation.

Supervisi

adalah

bantuan

dalam

pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini


mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi
belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an
envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan
ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan
supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran.
Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, Inspeksi
lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan
supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh
pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru,
karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan
baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi),
maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik).

2. Faktor yang mempengaruhi barhasil tidaknya supervisi


Menurut Purwanto ( 2004 : 118 ) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil
supervisi antara lain :
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu
di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat
orang-orang kaya atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya
kurang mampu. Di lingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau
petani dan lain-lain.
2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak
jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas,
atau sebaliknya.
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD
atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya
semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di
sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan
sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktorfaktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting.
Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala
sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang
diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya
kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala
kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya
untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

3. Tujuan dan sasaran Supervisi


1. Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly &
Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi,
1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan
bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
tersebut

mampu

meningkatkan

kwalitas

kinerjanya,

dalam

melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .


Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari
supervisi pendidikan yaitu :

a. Meningkatkan mutu kinerja guru


1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa
peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam
memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan
guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab
dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi
strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6) Menyediakan

sebuah

sistim

yang

berupa

penggunaan

teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.


7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala
sekolah untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana
yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga
mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam
mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana
yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta
situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan
meningkatkan

kualitas

keberhasilan lulusan.

pembelajaran

yang

menunjukkan

10

2. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut
adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986;
1994 & 1995). Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi,
ada 3 macam bentuk supervisi :
a. Supervisi Akademik,
Menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik,

yaitu

hal-hal

yang berlangsung

berada dalam

lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam


proses mempelajari sesuatu
b. Supervisi Administrasi,
Menitikberatkan

pengamatan

supervisor

pada

aspek-aspek

administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar


terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga,
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk
meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah),
Perpustakaan dan lain-lain.
4. Teknik Supervisi Akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi
akademik. Untuk melaksanakannya

secara efektif, diperlukan

keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al:


2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki
keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik
supervisi akademik yang tepat agar tujuan dari pelaksanaan supervisi
tersebut memiliki esensial seperti pada koridor koridor yang
diterapkan serta diharapkan, sehingga tidak akan terjadinya miss

11

under-stand job, atau tingkat akurasi dari hasil supervisi kadar


validitasnya kecil.
Menurut Gwyn (1961) teknik supervisi akademik meliputi dua
macam, yaitu:
1. Teknik supervisi individual
Teknik

supervisi

individual

adalah

pelaksanaan

supervisi

persorangan terhadap guru. Supervisor hanya berhadapan dengan


seorang guru sehingga dari hasil supervise ini akan diketahui
kualitas pembelajarannya.Teknik-teknik supervise individual ada
lima macam, yaitu:
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala
sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi
masalah di dalam kelas.
b. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran
secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitankesulitan

guru

dalam

usaha

memperbaiki

proses

pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi adalah: usahausaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,
cara menggunakan media pengajaran, variasi metode,
ketepatan penggunaan media dengan materi, ketapatan
mengunakan metode dengan meteri, reaksi mental para siswa
dalam

proses

belajar

mengajar. Adapun

pelaksanaan

observasi kelas melalui tahap persiapan, pelaksanaan,


penutupan, penilaian hasil observasi, dan tindak lanjut.

12

c. Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan,
dialog, tukar pikiran antara supervisor dan guru. Tujuannya
adalah untuk berkonsultasi guna memperbaiki segala
kelemahan

dan

kekurangan.

Swearingen

(1961)

mengklasifikasi empat jenis pertemuan individual sebagai


berikut:
1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang
meninggalkan kelas
2) Office-conference, yakni percakapan individual yang
dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di
mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan kepada guru.
3) Causal-conference, yaitu percakapan individual yang
bersifat informal, yang secara kebetulan bertemu dengan
guru
4) Observational visitation, yaitu percakapan individual
yang

dilaksanakan

setelah

supervisor

melakukan

kunjungan kelas atau observasi kelas.


d. Kunjungan antar kelas
Kunjuangan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke
kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk
berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
e. Menilai diri sendiri
Menilai diri sendiri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh
diri sendiri secara objektif. Kejujuran pada diri sendiri sangat
menetukan keberhasilan pada kegiatan ini.
2. Teknik supervisi kelompok
Teknisi supervisi kelompok adalah cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan kepada dua orang guru atau lebih. Supervisi ini dilakukan

13

kepada kelompok guru yang memiliki masalah atau kebutuhan atau


kelemahan-kelemahan yang sama. Menurut Gwynn (1961) terdapat tiga
belas teknik supervise kelompok, yaitu: kepanitiaan, kerja kelompok,
laboratorium,

membaca

terpimpin,

demonstrasi

pembelajaran,

darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi


professional, bulletin supervise, pertemuan guru, lokakarya atau
konferensi kelompok.
C. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Tim Pengembangan SMAN 1 Tenjo. Upaya Peningkatan Kompetensi
Guru Dalam Menyusun Silabus Dan RPP melalui Supervisi Akademik
Yang Berkelanjutan Di SMAN 1 Tenjo Kabupaten Bogor. Setiap Proses
meliputi tiga kegiatan utama, yakni perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
2. Sarwoto, S.Pd. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan
Meningkatkan Kemampuan Kinerja Guru Di SDN Jeruklegi Kulon 01
Melalui Supervisi Kepala Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan adanya supervisi kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar
30 % . Hasil belajar siswa rata- rata mencapai sebesar 6,3 menjadi 8,5
dengan meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Kerangka Berfikir
Konsekuensi dari sebuah kegiatan untuk melakukan upaya
peningkatan terhadap suatu hasil yang memiliki urgensi yang sarat dengan
berbagai aspek ataupun faktor yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
seperti yang diharapkan, maka proses pelaksanaan kegiatan tersebut
selayaknya melalui alur yang sistematis sehingga kontribusi mengenai
asumsi asumsi yang muncul dalam setiap tahap penelitian akan mampu
di pecahkan secara lebih terinci dan sistematis tentunya.

14

Pada setiap tahapnya akan kemunculan berbagai kemungkinan dari


situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan penelitian tersebut. Skema
kerangka berfikir pada penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut :

Kondisi Awal

Kepala Sekolah
/Peneliti belum
melakukan
supervise akademik

Pen

Tinadakan

Kepala Sekolah
melakukan
pencatatan
dengan
mempergunakan
instrument
supervisi
akademik

SIKLUS II
Perbaikan pada
proses
pembelajaran,
sesuai dengan
hasil pencatatan
Diduga Pelaksanaan Supervisi
akademik sebagai baro

Kondisi Akhir

Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada uraian latar belakang dan rumusan masalah
dalam penyusunan penelitian ini, hipotesa tindakan yang diajukan adalah :
Diduga dengan pelaksanaan supervisi akademik akan meningkatkan

15

kinerja guru dalam mengembangkan bahan ajar SD Negeri Karangsari


UPK Kemranjen.

Anda mungkin juga menyukai

  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Nli KK 13
    Aplikasi Nli KK 13
    Dokumen936 halaman
    Aplikasi Nli KK 13
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal PTS
    Contoh Proposal PTS
    Dokumen13 halaman
    Contoh Proposal PTS
    Martini Subagyo
    50% (2)
  • Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Dokumen3 halaman
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PENGANTAR
    PENGANTAR
    Dokumen1 halaman
    PENGANTAR
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Dokumen14 halaman
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen21 halaman
    Bab Iv
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Anakku
    Anakku
    Dokumen1 halaman
    Anakku
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lesson Study 3
    Lesson Study 3
    Dokumen11 halaman
    Lesson Study 3
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Hal Judul
    Hal Judul
    Dokumen1 halaman
    Hal Judul
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • pts2 KKG
    pts2 KKG
    Dokumen7 halaman
    pts2 KKG
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Stad
    Bab Ii Stad
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii Stad
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Abs Tarak Si
    Abs Tarak Si
    Dokumen2 halaman
    Abs Tarak Si
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen34 halaman
    Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK 1
    PTK 1
    Dokumen96 halaman
    PTK 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Fungsi RPP
    Fungsi RPP
    Dokumen17 halaman
    Fungsi RPP
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Ips Karsum 1
    PTK Ips Karsum 1
    Dokumen80 halaman
    PTK Ips Karsum 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Dokumen2 halaman
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Pts 3 Wahyono
    Pts 3 Wahyono
    Dokumen51 halaman
    Pts 3 Wahyono
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat