BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Kinerja Guru
1. Bahan Ajar
Bahan ajar atau alat peraga adalah faktor penunjang keberhasilan
dalam pembelajaran yang tidak bisa kita abaikan, karena bahan ajar yang
baik dan menarik akan sangat mendukung proses pembalajaran itu sendiri.
Penggunaan bahan ajar yang tepat dapat menunjang minat dan motivasi
belajar sehingga siswa merasa tertarik dengan materi yang akan diajarkan.
Dewasa ini materi pembelajaran semakin beraneka ragam dengan
mengikuti perkembangan pendidikan menenuntut guru untuk semakin
cerdas dan pintar dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar.
Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan
yang
digunakan
untuk
membantu
guru/instruktur
dalam
untuk
perencanaan
dan
penelaahan
implementasi
pembelajaran.
Pentingnya bahan ajar yang baik dan kreatif untuk dikembangkan
merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru
yang professional harusnya dapat mengembangkan bahan ajar yang penuh
inisiatif agar tidak ada lagi siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang
pasif dan kurang memacu motivasi dan minat belajar.
5
learning
situation.
Supervisi
adalah
bantuan
dalam
mampu
meningkatkan
kwalitas
kinerjanya,
dalam
sebuah
sistim
yang
berupa
penggunaan
kualitas
keberhasilan lulusan.
pembelajaran
yang
menunjukkan
10
2. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut
adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986;
1994 & 1995). Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi,
ada 3 macam bentuk supervisi :
a. Supervisi Akademik,
Menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik,
yaitu
hal-hal
yang berlangsung
berada dalam
pengamatan
supervisor
pada
aspek-aspek
11
supervisi
individual
adalah
pelaksanaan
supervisi
guru
dalam
usaha
memperbaiki
proses
pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi adalah: usahausaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,
cara menggunakan media pengajaran, variasi metode,
ketepatan penggunaan media dengan materi, ketapatan
mengunakan metode dengan meteri, reaksi mental para siswa
dalam
proses
belajar
mengajar. Adapun
pelaksanaan
12
c. Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan,
dialog, tukar pikiran antara supervisor dan guru. Tujuannya
adalah untuk berkonsultasi guna memperbaiki segala
kelemahan
dan
kekurangan.
Swearingen
(1961)
dilaksanakan
setelah
supervisor
melakukan
13
membaca
terpimpin,
demonstrasi
pembelajaran,
14
Kondisi Awal
Kepala Sekolah
/Peneliti belum
melakukan
supervise akademik
Pen
Tinadakan
Kepala Sekolah
melakukan
pencatatan
dengan
mempergunakan
instrument
supervisi
akademik
SIKLUS II
Perbaikan pada
proses
pembelajaran,
sesuai dengan
hasil pencatatan
Diduga Pelaksanaan Supervisi
akademik sebagai baro
Kondisi Akhir
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada uraian latar belakang dan rumusan masalah
dalam penyusunan penelitian ini, hipotesa tindakan yang diajukan adalah :
Diduga dengan pelaksanaan supervisi akademik akan meningkatkan
15