Anda di halaman 1dari 80

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan agar siswa
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. Hal ini sangat penting bagi kehidupan siswa. Khususnya
siswa SD yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik
fisik, sosial, maupun psikologis. Dengan pendidikan IPS, para siswa SD
diajarkan bagaimana mengenal dan mempraktikkan bersosial. Artinya,
bagaimana mereka mengenal dan berhubungan dengan orang lain di
lingkungannya.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di SD, terkadang
mengalami kendala seperti nilai yang dicapai siswa masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran
kurang, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran rendah.
Keberhasilan pembelajaran dapat ditunjukkan dengan dikuasainya
materi pembelajaran oleh siswa, dan tercapainya tujuan pembelajaran dapat
diukur dengan hasil tes pembelajaran atau formatif. Akan tetapi temuan di
lapangan, khususnya di kelas III SD Negeri 2 Pekuncen, Kecamatan
Jatilawang, Kabupaten Banyumas menunjukkan adanya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Nilai hasil tes formatif mata pelajaran IPS untuk
kompetensi dasar sejarah uang menunjukkan rendahnya tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
1

perolehan nilai tes formatif yaitu 11 siswa (55%) dari 20 siswa mendapat nilai
di bawah KKM, dan sisanya hanya 9 siswa (45%) yang mendapat nilai di atas
KKM. Dengan demikian, maka bisa dikatakan proses pembelajaran tidak
berhasil.
Melihat hasil yang dicapai di atas, peneliti akan mencoba memperbaiki
pembelajaran mata pelajaran IPS kompetensi dasar sejarah uang melalui
model Demonstration. Suatu model belajar yang membawa siswa untuk
memperlihatkan atau memperagakan kepada seluruh anggota kelas untuk
memperjelas suatu pengertian.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data tersebut di atas, maka peneliti meminta bantuan
supervisor

untuk

membantu

mengidentifikasi

kekurangan

dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil diskusi ditemukan


beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a. Pemahaman siswa terhadap materi rendah.
b. Prestasi belajar siswa rendah.
2. Analisis Masalah
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor
dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya masalah
di atas adalah:
a. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam penyampaian materi.
b. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan
membosankan.
c. Belum digunakannya model pembelajaran yang merangsang siswa
aktif dan kreatif serta menyenangkan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan pertimbangan faktor-faktor di atas, peneliti
memperbaiki

pembelajaran

pembelajaran

mata

pelajaran

akan
Ilmu

Pengetahuan Sosial kompetensi dasar sejarah uang dengan model


Demonstration.

Suatu model belajar yang membawa siswa untuk

memperlihatkan atau memperagakan kepada seluruh anggota kelas untuk


memperjelas suatu pengertian.
Melihat hasil yang dicapai tersebut, peneliti merasa jika kondisi
seperti ini tidak diperbaiki maka prestasi belajar tidak akan naik atau
mengalami kemrosotan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan
penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka
mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa supaya lebih baik dan
bermutu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang menjadi
fokus perbaikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 2
Pekuncen pada mata pelajaran IPS untuk kompetensi dasar sejarah uang
dengan model Demonstration?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan dari
perbaikan tersebut sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa kelas III melalui
model Demonstration di SD Negeri 2 Pekuncen.
2. Mendeskripsikan cara meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD
Negeri 2 Pekuncen pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar sejarah
uang melalui model Demonstration.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan dengan penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberi
manfaat bagi:
3

1. Siswa
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Siswa mendapat pengetahuan dan pengalaman baru.
c. Siswa merasa mendapatkan perhatian khusus dari guru.
d. Siswa dapat berperan sebagai peneliti untuk hasil prestasi belajarnya
sendiri.
2. Guru sebagai Peneliti
a. Peneliti memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu kajian ynag mendalam terhadap apa yang teradi di
kelasnya.
b. Peneliti dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
professional.
c. Peneliti mendapat

kesempatan

untuk

berperan

aktif

dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.


d. Peneliti merasa lebih percaya diri.
e. Menambah wawasan peneliti agar lebih berkreativitas dan berinovasi
dalam pembelajaran.
3. Sekolah
a. Menumbuhkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah untuk proaktif
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan atau pembelajaran
secara berkelanjutan.
b. Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah.
c. Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan
sekolah yang sudah berjalan.
4. Institusi Pendidikan secara Umum
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan
panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu,
hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah
atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan
dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.

b. Menumbuhkan budaya atau tradisi meneliti dan menulis artikel


imiah di kalangan guru. Hal ini dapat dapat mendukung
profesionalisme dan karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar-guru
dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu
pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu siswa
untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Arends dalam Agus Suprijono (2013:46) menjelaskan
bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang
digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.
Menurut Joice & Weil dalam Isjoni (2013:50) mengemukakan
bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang
sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelasnya.
Sedangkan menurut Istarani (2011:1) menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian
materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang,
dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara
langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.
6

Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan


bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang
dirancang untuk menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Dalam pembelajaran, banyak

sekali

jenis-jenis

model

pembelajaran yang dapat diterapkan, di antaranya sebagai berikut:


1) Group Investigation
Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan
proses (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah
sumbungan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok
yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa
dibandingkan belajar secara individual.
2) Jigsaw
Model ini menuntut para siswa bekerja dalam tim yang
heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca
beberapa bab, kemudian diberikan lembar ahli yang terdiri atas
topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian
masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah
semua siswa selesai membaca, siswa dari tim berbeda yang
mempunyai fokus topik sama bertemu dalam kelompok ahli
untuk menentukan topik mereka. Para ahli tersebut kemudian
kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari
teman satu timnya mengenai topik mereka.
7

Selanjutnya

para

siswa

menerima

penilaian

yang

mencakup seluruh topik dan skor kuis akan menjadi skor tim.
Skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya
didasarkan pada sistem skor perkembangan individual dan para
siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima
sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya. Dengan
demikian, maka para siswa akan termotivasi untuk mempelajari
materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok
ahli mereka supaya dapat membantu timnya melakukan tugas
dengan baik.
3) Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick merupakan model
pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok
yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus
sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab
pertanyaan dari guru.

c. Model Pembelajaran Demonstration


1) Hakikat Model Pembelajaran Demonstration
Menurut John M. Echols dan Hassan Shadily dalam
kamus Inggris-Indonesia (1984:178), Demonstration yaitu
mempertunjukkan

atau

mempertontonkan.

Model

Demonstration adalah model mengajar yang menggunakan


peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa.
Dengan menggunakan model Demonstration, guru atau siswa
memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu
proses.

Muhibbin Syah (2005:208) menjelaskan bahwa


model Demonstration adalah mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
9

10

melalui penggunaan media pengajaran yang relevan


dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Sementara
menyatakan

menurut

bahwa

Martinis

model

Yamin

Demonstration

adalah

cara

alat

atau

kegiatan

yang

pembelajaran

mendemonstrasikan

penggunaan

melaksanakan

kegiatan

seperti

tertentu

(2007:154)

sesungguhnya.
Dari beberapa uraian ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa model Demonstration adalah model
mengajar yang menggunakan peragaan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media atau alat pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan untuk memperjelas suatu
pengertian.
2) Kebaikan dan Kelemahan Model Demonstration
Dalam setiap model pembelajaran tentunya terdapat
kebaikan dan kelemahan, baik pada sistem, persiapan, bahkan
pelaksanaannya di lapangan. Adapun kebaikan dan kelemahan
menurut Syaiful Sagala (2011:211) adalah sebagai berikut:
a) Kebaikan Model Demonstration
(1) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting
tersebut dapat diamati secara teliti.
(2) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama
dalam satu saluran pikiran yang sama.

10

11

(3) Jam pelajaran di sekolah menjadi lebih ekonomis dan


dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui
demonstrasi dengan waktu yang pendek.
(4) Dapat
mengurangi
kesalahan-kesalahan
dibandingkan

hanya

dengan

membaca

bila
atau

mendengarkan, karena siswa mendapatkan gambaran


yang jelas dari hasil pengamatan.
(5) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak
diperlukan keterangan-keterangan yang banyak.
(6) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau
keraguan dapat diperjelas saat proses demonstrasi.

b) Kelemahan Model Demonstration


(1) Karena derajat visibilitasnya kurang, maka siswa tidak
dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau
peristiwa yang didemonstrasikan.
(2) Penggunaan model demonstrasi perlu menggunakan
alat-alat khusus.
(3) Dalam mengadakan pengamatan diperlukan pemusatan
perhatian.
(4) Tidak semua demonstrasi dapat dilakukan di kelas.
3) Langkah-langkah Model Pembelajaran Demonstration
Zainal Aqib (2013:29) menjelaskan langkah-langkah
model pembelajaran Demonstration sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan TPK (Tujuan Pembeljaran Khusus).
b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan
disampaikan.
c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan.

11

12

d) Menunjukkan

salah

seorang

siswa

untuk

mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan.


e) Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisa.
f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya
dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.
g) Guru membuat kesimpulan.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (2010:2) menjelaskan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sugihartono, dkk. (2007:74) mengatakan
belajar

merupakan

suatu

proses

memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan


tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu
dengan lingkungannya.
Ngalim Purwanto (2006:102) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan.
Sementara menurut Wina Sanjaya (2009:112) mendefisinikan bahwa

12

13

belajar adalah suatu proses mental yang terjadi di dalam diri


seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan yang disadari.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam wujud perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri karena adanya interaksi dengan
lingkungan yang disadari.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Robert H. Davies dalam Yatim Riyanto (2009:65),
prinsip-prinsip belajar ada sembilan seperti berikut ini:
1) Prinsip Kemanfaatan
Seorang siswa termotivasi belajar sesuatu hal yang
bermanfaat bagi dirinya.
2) Prinsip Prasyarat
Seorang siswa mungkin belajar sesuatu yang baru jika dia
memiliki semua prasyarat. Belajar masa lalu seorang siswa
kemungkinan merupakan faktor penentu yang sangat penting
bagi keberhasilan atau kegagalan dirinya dalam belajar.
3) Prinsip Percontohan
Siswa mungkin lebih mendapatkan perilaku baru jika ia
ditunjukkan contoh pekerjaan dan menirukannya.
4) Prinsip Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka memungkinkan siswa untuk belajar
apabila penyajian dibuat dengan pesan terbuka untuk inspeksi
siswa.
5) Prinsip Hal Baru
13

14

Seorang siswa mungkin mempelajari jika perhatiannya


menarik dengan presentasi yang relative baru. Seorang guru
harus berani dan mau mengubah gaya dan alat presentasi dari
biasanya.
6) Prinsip Diklat Akif yang Sesuai
Siswa lebih aktif belajar apabila mereka mengambil
bagian latihan yang disanggupi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
7) Prinsip Pembagian Praktik
Jika perilaku (perubahan asal belajar) sering dipraktikkan
atau digunakan, maka eksistensi perilaku tersebut akan semakin
kuat (law of use). Sebaliknya, jika perilaku tadi tidak sering
dilatih atau digunakan, maka akan terlupakan atau setidaknya
akan menurun (law of disuse).
8) Prinsip Penghapusan
Seorang siswa mungkin belajar apabila instruksional
segera dikeluarkan secara berangsur-angsur. Pada permulaan
instruksi,

gurun

membantu

para

siswa

belajar

dengan

memberikan petunjuk dan isyarat. Jika siswa sudah menjadi


ahli, maka guru menarik atau menghilangkan secara sistematis
bantuan, petunjuk, dan isyarat tersebut.
9) Prinsip Kondisi yang Menyenangkan dan Konsekuensinya
Seorang siswa lebih suka terus belajar jika pengajaran
yang dilakukan oleh guru dianggap sebagai sesuatu yang
menyenangkan.
c. Prestasi Belajar
Bukti keberhasilan dari seseorang setelah mempelajari sesuatu
merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu
14

15

tertentu. Sumadi Suryabrata (2002:297) menjelaskan bahwa prestasi


belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang
diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar
siswa selama waktu tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian
usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui
kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh
Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian prestasi belajar di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai di
mana kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai.
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Hakikat Pembelajaran IPS
Ada beberapa matapelajaran yang wajib diajarkan di SD, salah
satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial, atau yang dikenal dengan istilah
social studies.

Sementara Muhammad Numan Somantri (2001:89)

mengemukakan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan

15

16

bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik


dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social
science), maupun ilmu pendidikan. IPS merupakan satu kesatuan subdisiplin ilmu yang tidak dapat berdiri sendiri. Menurut Kosasih dalam
Yaba (2006:5) menyatakan bahwa
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta
kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan
didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan.
Charles R. Keller dalam Sapriya, dkk. (2009:6) mengartikan bahwa
IPS sebagai suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu
sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan
disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan
kegiatan-kegiatan pendidikan yang terencana dan sistematis
untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan
tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan
hubungan-hubungan kemanusiaan kemsyarakatan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulakn
bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin
ilmu tersendiri. IPS memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip
pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada
tingkat persekolahan.

16

17

b. Tujuan Pembelajaran IPS


Setiap bidang pembelajaran memliliki tujuan pencapaian
dalam kegiatan pembelajaran, tidak terkecuali matapelajaran IPS.
Tujuan mata pelajaran IPS adalah meningkatkan keterampilan sosial
individu siswa dan keterampilan bermasyarakat.
Berdasarkan KTPS 2006, matapelajaran IPS bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.

17

18

4) Memiliki

kemampuan

berkomunikasi,

bekerjasama

dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,


nasional, dan global.
Buchari Alma, dkk. (2010:6) mengemukakan bahwa
tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa
dirinya maupun yang menimpa masyarakat.
Lebih lanjut Sapriya, dkk. (2009:12) mengemukakan
IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara
yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat
digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan
mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara
yang baik.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa
sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values). Selain

18

19

itu, IPS juga memiliki tujuan untuk membekali siswa dengan


beberapa kemampuan di antaranya: 1) mengenal konsep-konsep
kehidupan kehidupan masyarakat, 2) memiliki kemampuan dasar
berpikir logis dan kritis, 3) memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap

nilai-nilai

sosial,

dan

4)

memiliki

kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dalam tingkat lokal, nasional, dan


global.
c. Kompetensi Dasar IPS pada SD Kelas III
Terdapat sembilan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
pada SD kelas III, yaitu sebagai berikut:
1) Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan
sekolah.
2) Memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah.
3) Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah.
4) Melakukan kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, dan
5)
6)
7)
8)
9)

kelurahan/desa.
Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
Memahami pentingnya semangat kerja.
Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
Sejarah uang
Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan

d. Kompetensi Dasar Sejarah Uang


Dalam kompetensi dasar sejarah uang, ada tiga pokok bahasan.
Peneliti rangkum sebagai berikut:
1) Sejarah Uang
Dahulu, orang belum mengenal uang. Orang-orang zaman
dahulu berjual-beli dengan cara menukar barang. Saling
menukar barang ini disebut barter. Karena tukar-menukar
dengan cara tersebut dirasa terlalu sulit, akhirnya untuk
19

20

mempermudah maka digunakanlah uang. Uang lebih praktis


digunakan sebagai alat tukar.
2) Jenis-jenis Uang
Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran
yang sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual-beli.
Orang yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang
disebut penjual, sedangkan orang yang memiliki uang untuk
ditukarkan dengan barang disebut pembeli. Jenis uang ada dua,
yaitu:
a) Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam.
Kelebihan uang kertas yaitu praktis dan mudah dibawa
kemana-mana, sedangkan kekurangannya yaitu tidak tahan
lama dan mudah rusak. Sementara kelebihan uang logam
yaitu tahan lama, sedangkan kekurangannya yaitu berat
apabila dibawa kemana-mana dalam jumlah banyak.
Adapun ciri-ciri uang kertas adalah sebagai berikut:
(1) berbentuk persegi panjang.
(2) bertuliskan besarnya nilai uang.
(3) di sudut ada gambar lambang negara Garuda Pancasila.
(4) di bagian atas tertulis Bank Indonesia, dan
(5) ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.
Sementara ciri-ciri uang logam adalah sebagai berikut:
(1) berbentuk bundar.
(2) Sisi lingkaran timbul.
(3) bertuliskan besarnya nilai uang.
(4) bertuliskan tahun pembuatan, dan
(5) bertuliskan Bank Indonesia.
b) Uang Giral

20

21

Uang giral adalah alat pembayaran (penukar) dalam


bentuk surat-surat berharga atau surat-surat penting.
Contohnya cek, giro, dan wesel.
3) Manfaat Uang dalam Kehidupan
Manfaat uang dalam kehidupan dapat digunakan untuk
membeli barang. Selain itu, ada juga kegunaan lainnya, yaitu:
a) sebagai alat tukar.
b) sebagai alat pembayaran.
c) sebagai penunjuk harga.
d) sebagai alat menyimpan atau menabung.
e) sebagai pendorong kerja, dan
f) sebagai modal usaha.

4. Karakteristik Siswa SD
Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu
diketahui para guru agar lebih mengetahui keadaan siswa, khususnya di
tingkat sekolah dasar. Menurut Piaget dalam Warsiti (2001:15)
menjelaskan bahwa kelas III berada pada fase perkembangan
operasional konkret dimana siswa berpikir atas dasar pengalaman
konkret atau nyata.
Sebagai guru harus dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang guru
untuk mengetahui karakteristik siswanya. Berikut beberapa karakteristik
siswa SD:
a. Senang Bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, khususnya untuk
kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya dan

21

22

mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai.


Penyusunan jadwal hendaknya diselang-seling antara matapelajaran
serius seperti matematika dan IPA dengan matapelajaran yang
mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani dan seni
budaya.
b. Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD
dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk
duduk rapi dalam jangka waktu yang lama dirasakan anak sebagai
siksaan.
c. Senang Bekerja dalam Kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar
aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi seperti belajara
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya di lingkungan, belajar menerima
tanggungjawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat
(sportif), serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa

implikasi

bahwa

guru

harus

merancang

model

pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerrja atau belajar


dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-5 orang untuk mempelajari atau
menyelesaiakan tugas secara kelompok.
22

23

d. Senang Melakukan

atau

Memperagakan

Sesuatu

secara

Langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki
tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia
belajar menghubungkan konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu,
fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi
anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih
dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan
memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian, guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh,
anak akan lebih memahami tentang shalat jika langsung dengan
praktiknya.

23

24

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
digambarkan secara ringkas pada bagan sebagai berikut.

KONDISI
AWAL

TINDAKAN

Pembelajaran masih
menggunakan metode
ceramah

Pembelajaran
menggunakan model
Demonstration

Prestasi belajar siswa


dalam pembelajaran IPS
rendah

Siklus 1
Menggunakan model
Demonstration

Siklus 2
Menggunakan model
Demonstration

KONDISI
AKHIR

Dengan menggunakan model


Demonstration dalam
pembelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas III SD Negeri
Kalikembang

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

24

25

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan untuk penelitian ini sebagai berikut:
Penerapan model Demonstration dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial kompetensi dasar sejarah uang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa di kelas III SD Negeri 2 Pekuncen.

D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan


Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar
siswa adalah ketuntasan siswa dalam pembelajaran. Kriteria keberhasilan
siswa setelah melalui proses perbaikan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila nilainya mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Proses perbaikan pembelajaran peningkatan prestasi belajar siswa
dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

25

26

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
Mata Pelajaran/Tema
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: 3/II
Standar Kompetensi
: 2. Memahami jenis pekerjaan dan
penggunaan uang
Kompetensi Dasar
: 2.3 Sejarah Uang
Indikator
: 2.3.1 Menceritakan sejarah uang
2.3.2 Menyebutkan jenis-jenis uang
2.3.3 Menyebutkan manfaat uang dalam
kehidupan
2

Tempat Penelitian
a. Lokasi
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri
2 Pekuncen. SD yang berdiri sejak

1984, beralamat di Desa

Pekuncen Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas. SD ini


terletak di daerah pegunungan dengan udara yang cukup sejuk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut.

PURWOKERTO

SDN 2Pekuncen

Lokasi

26

27

Balai Desa

C
I
L
A
Gombong
C
Kroya
A
P

Jl. Raya Buntu-Jogja

Peremp.
Buntu

Kantor Pos Wijahan

Danasri

Gambar 3.1. Peta Lokasi SD Negeri 2 Pekuncen

b. Denah Ruangan
SD ini memiliki 11 ruangan yang terdiri dari ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang kelas I, ruang kelas II, ruang kelas III,
ruang kelas IV, ruang kelas V, ruang kelas VI, ruang perpustakaan,
ruang koperasi, serta gudang. Fasilitas yang tersedia di SD ini antara
lain mushola, kantin, tempat parkir, serta wc guru dan wc siswa. Dari
keterangan tersebut sudah bisa dikatakan bahwa SD Negeri 2
Pekuncen dapat dikategorikan sebagai salah satu sekolah yang cukup
lengkap dari segi fasilitas tata ruang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut.

RUANG
RUANG KELAS IVRUANG KELAS
RUANG
II KELAS IIIWC SISWA
I KELAS

TEMPAT PARKIR

KANTIN

WC GURU
GUDANG

Tempat
Peneliti

RUANG PERPUSTAKAA

GERBANG

U
HALAMAN SEKOLAH
MUSHOLA

RUANG KEPALA
RUANG
SEKOLAH
KOPERASI SEKOLAH

27

RUANG GURU
RUANG KELAS
RUANG
VI
KELAS V

28

Gambar 3.2. Denah Ruangan SD Negeri 2 Pekuncen

Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Jadwal Waktu Penelitian

No.

Kegiatan

Feb.
4

1.

Bulan
Maret
Minggu ke2
3
4
1

April
2

Studi
Pendahuluan

2.

Pembuatan RPP
siklus 1 dan
pelaksanaan
perbaikan

3.

siklus 1
Pembuatan RPP
siklus 2 dan
pelaksanaan
perbaikan
siklus 2

4.

Penulisan BAB I

5.

Penulisan BAB
II

6.

Penulisan BAB
III

28

29

7.

Penulisan BAB
IV dan BAB V

8.

Pengesahan
dan
pengumpulan
laporan

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Prasiklus
Pada tahap ini, peneliti mendapat temuan bahwa
sebagian besar siswa kelas III SD Negeri 2 Pekuncen
tingkat pemahamannya terhadap mata pelajaran IPS
kompetensi dasar sejarah uang masih rendah. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai tes formatif
yaitu 11 siswa (55%) dari 20 siswa mendapat nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan sisanya
hanya 9 siswa (45%) yang mendapat nilai di atas KKM.
Dengan

demikian,

maka

bisa

dikatakan

proses

pembelajaran tidak berhasil.


2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran melalui PTK
Prosedur
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Perbaikan pembelajaran yang merupakan prosedur PTK ini
diawali dengan proses kesadaran seorang guru mengenai
adanya masalah yang terjadi dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
I.G.A.K. Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014:4)
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri

melalui

refleksi

diri

dengan

tujuan

untuk

29

30

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil


belajar anak didik menjadi meningkat.
Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(acting),
melakukan

melakukan
refleksi

pengamatan
(reflecting).

(observing),

Hubungan

dan

keempat

kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai


berikut.
Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan
Pengamatan

Gambar 3.3. Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan Tindakan (Planning)


Pada tahap perencanaan dijelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau
penerapan isi rencana tindakan kelas yang diteliti. Hal
yang perlu diingat pada tahap ini adalah pelaksana
(guru sebagai peneliti) harus menaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rencana tindakan.
c. Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat
sambil melakukan pengamatan. Peneliti mencatat
sambil melakukan sedikit demi sedikit apa yang terjadi
agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan
30

31

siklus berikutnya. Kegiatan pengamatan ini tidak


terpisah

dengan

pelaksanaan

tindakan

karena

pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilakukan,


jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama.
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan
data

yang

terkumpul,

maka

dilakukanlah refleksi terhadap tindakan yang telah


dilaksanakan

untuk

mengkaji

secara

menyeluruh

tindakan yang telah dilaksanakan, yaitu mengenai halhal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian
mana yang belum baik, setelah itu dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya

yang

meliputi

kegiatan:

perencanaan

ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan


dapat teratasi.
PTK

untuk

(Suhardjono, 2010:80). Adapun daur

masing-masing

siklus

adalah

sebagai

berikut.

Planning

Acting

Perbaikan

Reflecting

Observing

Re-Planning

Re-Acting

Re-Observing

Perbaikan

Reflecting

Re-Observing

Reflecting

Re-Planning

Re-Acting

Simpulan

31

32

Gambar 3.4. Daur Lengkap Peneltian Tindakan Kelas

3. Deskripsi Prosedur Perbaikan Pembelajaran per Siklus


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan
dimulai dari siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila
sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang
dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti bersama teman
sejawat (observer) menentukan rancangan untuk siklus kedua.
Kegiatan pada siklus kedua berupa kegiatan yang
sama dengan kegiatan siklus pertama, namun kegiatan
yang

dilakukan

pada

siklus

kedua

ini

mempunyai

beberapa tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu


yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai
hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus
pertama,

begitu

seterusnya

hingga

mencapai

keberhasilan. Untuk prosedur penelitian secara rinci dapat


digambarkan sebagai berikut:

Studi Awal

Studi Awal
Proses Pembelajaran
Analisis hasil tes formatif
Wawancara dengan siswa
Diskusi dengan supervisor

Simpulan

Persiapan Penulisan
Penyamaan konsep model
Penyusunan lembar
observasi
Penyusunan tes

Tindakan Siklus I

Berhasil

Revisi

Tindakan Siklus II

Perencanaan
perbaikan
Pengamatan
Diskusi dengan
pengamat

Belum
berhasil

Berhasil

Perencanaan
perbaikan
Pengamatan
Diskusi dengan
pengamat
Simpulan

32

33

Belum
berhasil

Revisi

Gambar 3.5. Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas


(Modifikasi dari Rusna Ristasa, 2006:46)

a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a) Mengadakan pertemuan dengan teman sejawat
untuk menyepakati fokus observasi dan kriteria
yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran.
b) Membuat

Rencana

Pelaksanaan

Perbaikan

Pembelajaran (RPPP).
c) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung seperti
alat peraga yang berkaitan dengan kompetensi
dasar sejarah uang.
d) Menyiapkan

Lembar

Kerja

Siswa

(LKS)

untuk

kegiatan diskusi kelompok dan lembar tes formatif


untuk kegiatan evaluasi.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)


a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, peneliti memasuki
ruangan

kelas

III

bersama

teman

sejawat

dengan membawa semua perlengkapan yang


sudah disiapkan, meliputi alat peraga, lembar
kerja

siswa,

lembar

evaluasi

dan

lembar

observasi.
Peneliti kemudian merapikan cara duduk
siswa, mengucapkan salam dan dilanjutkan
dengan mengabsen kehadiran siswa. Peneliti
mencoba memberikan apersepsi kepada siswa
dengan memberi pertanyaan, anak-anak, ada
33

34

yang sudah membeli jajan hari ini?. Para siswa


pun menjawab dengan antusias, saya... saya...
saya....
Setelah peneliti memberikan apersepsi dan
melihat siswa semangat, peneliti memberikan
penjelasan

kompetensi

dasar

yang

dikuasai siswa yaitu sejarah uang.


b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, peneliti

harus

melakukan

eksplorasi dengan menunjukan alat peraga


kepada siswa. Alat peraga tersebut berupa
gambar-gambar uang kartal dan uang giral.
Peneliti meletakan dua buah kertas manila
yang hanya bertuliskan uang kartal dan uang
giral di depan kelas.
Melalui alat peraga, peneliti melakukan
elaborasi
dasar

dengan

menjelaskan

sejarah

mendemonstrasikan

kompetensi

uang.

Peneliti

gambar-gambar

uang

kartal dan uang giral kepada siswa. Kemudian


peneliti meminta siswa untuk menempelkan
gambar uang yang peneliti berikan pada kertas
manila yang sudah disiapkan di depan kelas,
termasuk jenis uang kartal atau uang giralkah
yang

siswa

bawa.

Setelah

itu,

peneliti

menjelaskan materi tentang uang kartal dan


uang giral. Siswa mendengarkan penjelasan
dari peneliti dengan menyimak buku panduan
yang dimiliki siswa dan mencatat materi yang
diberikan oleh peneliti. Setelah menjelaskan
dan tidak ada pertanyaan, peneliti membagi
siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing
34

35

kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti


membagikan lembar kerja siswa ke setiap
kelompok, lalu kelompok-kelompok tersebut
diberikan

tugas

untuk

mendiskusikan

kompetensi dasar sejarah uang. Setelah selesai


berdiskusi, peneliti memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya di depan kelas.
Setelah itu, Peneliti melakukan konfirmasi
dengan bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum

diketahui

siswa

dan

meluruskan

kesalahpahaman mengenai pembelajaran yang


telah dilaksanakan.
c) Kegiatan Akhir
Peneliti dan siswa mengadakan refleksi
terhadap proses dan hasil belajar. Peneliti
memberikan penguatan, menyimpulkan materi
dan mengakhiri pembelajaran dengan menutup
salam.
3) Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap pengamatan, Observasi dilakukan
terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan yang
berfokus pada prestasi belajar siswa dan kinerja
mengajar

peneliti

selama

proses

perbaikan

pembelajaran berlangsung. Observer merekam dan


menginterpretasikan data menggunakan lembar
observasi yang telah tersedia dengan memberikan
tanda checklist ().
Perekaman data juga dilakukan oleh peneliti
menggunakan

lembar

observasi

yang

sama

35

36

dengan observer dan membuat catatan kecil


selama

proses

perbaikan

pembelajaran

berlangsung, terutama pada saat siswa melakukan


kegiatan diskusi kelompok. Data yang diperoleh
oleh observer dan peneliti akan digunakan sebagai
acuan untuk melakukan tahap refleksi.
4) Tahap Refleksi (Reflection)
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran
IPS siklus I selesai, peneliti memeriksa lembar tes
formatif siswa dan merangkum hasilnya. Ternyata
peneliti

mendapat

temuan

bahwa

masih

ada

beberapa anak yang nilainya masih belum tuntas.


Peneliti mengadakan diskusi balikan bersama Ibu
Hartini. Dalam pertemuan ini, peneliti dan Penilai 1
berbagi informasi yang telah dikumpulkan selama
pengamatan.

Hasil

pengamatan

tersebut

menunjukan hal-hal sebagai berikut:


a) Masih ada kelompok yang tidak bisa menjawab
soal yang peneliti berikan.
b) Saat diskusi kelompok, masih ada anggota
kelompok yang bermain-main.
c) Hasil tes formatif siswa menunjukan bahwa
masih ada 6 siswa dari 20 siswa yang nilainya
belum tuntas atau masih di bawah KKM.
Berdasarkan data yang terkumpul tersebut,
peneliti

mencoba

melakukan

penelaahan

dan

menyimpulkan hasil tindakan perbaikan yang telah


dilaksanakan. Kesimpulan ini menunjukan bahwa
penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar
sejarah
optimal.

uang

sudah

Kemudian

meningkat

peneliti

tetapi

melakukan

belum
refleksi

36

37

dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri


seperti berikut:
a) Mengapa masih ada kelompok yang tidak bisa
menjawab soal yang saya berikan? Apakah
saya masih kurang jelas dalam menerangkan
materi pembelajaran?
b) Mengapa saat kegiatan diskusi kelompok masih
ada anggota kelompok yang bermain-main?
Apakah jumlah anggota kelompoknya terlalu
banyak sehingga kurang efektif?
c) Mengapa masih ada siswa yang belum tuntas
belajarnya?

Apakah

model

Demonstration

belum cukup membantu pemahaman siswa?


Berdasarkan hasil refleksi siklus I, peneliti
memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada
siklus II.

b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus

II

ini

dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.


Peneliti memutuskan untuk melanjutkan dengan
mengadakan tindakan perbaikan siklus II.

37

38

Beberapa kegiatan yang peneliti lakukan pada


tahap perencanaan siklus II antara lain:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan

Perbaikan

Pembelajaran (RPPP) siklus II.


b) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung
seperti

benda-benda

konkret

yang

akan

digunakan dalam pembelajaran.


c) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
kegiatan diskusi kelompok dan lembar tes
formatif untuk kegiatan evaluasi.
d) Menyiapkan lembar observasi dengan fokus
observasi dan kriteria yang telah disepakati
bersama teman sejawat.
Setelah mengakomodasi masukan dari kerja
siklus I dalam Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran (RPPP) siklus II, peneliti bersiap
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Tujuan perbaikan kali ini berfokus pada dua hal,
yaitu:
a) Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
model Demonstration.
b) Meningkatkan keseriusan belajar siswa melalui
diskusi kelompok.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
a) Kegaitan Awal
Peneliti merapikan cara duduk

siswa,

mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan


mengabsen kehadiran siswa. Peneliti mencoba
memberikan apersepsi kepada siswa dengan
memberi pertanyaan, anak-anak, bawa uang
saku berapa rupiah hari ini?. Para siswa pun
ramai

menjawab,

ada

yang

menjawab,

seribu..., seribu lima ratus..., dua ribu...,

38

39

dan seterusnya. Melihat kondisi siswa yang


bersemangat, peneliti memberikan penjelasan
mengenai kompentensi dasar yang diharapkan
dan dikusai oleh siswa.
b) Kegiatan Inti
Peneliti melakukan

eksplorasi

dengan

menunjukan alat peraga berupa uang logam,


uang kertas, cek, giro, dan wesel. Peneliti
menjelaskan fungsi dari masing-masing alat
peraga tersebut.
Melalui alat
melakukan

peraga

elaborasi

tersebut,

dengan

peneliti

menjelaskan

materi sejarah uang, jenis-jenis uang, dan


manfaat uang dalam kehidupan. Satu demi
satu, peneliti mendemonstrasikan alat peraga
yang

dibawa.

dengan
peneliti
bahwa

Siswa

pun

memperhatikan

sungguh-sungguh.

Pertama-tama,

menjelaskan
pada

zaman

materi
dahulu

sejarah

uang,

orang

belum

mengenal uang. Orang-orang zaman dahulu


berjual-beli

dengan

cara

menukar

barang.

Saling menukar barang ini disebut barter.


Peneliti meminta dua orang siswa untuk maju
ke depan kelas dengan membawa barang atau
jajan, sedangkan siswa yang lain diminta untuk
memperhatikan,

lalu

peneliti

meminta

dua

siswa tersebut untuk saling bertukar jajan.


Kemudian peneliti menjelaskan bahwa kegiatan
tersebut

dinamakan

barter.

Selanjutnya,

peneliti menjelaskan materi jenis-jenis uang


yang meliputi uang kartal dan uang giral,

39

40

kelebihan dan kekurangan uang kertas dan


uang logam, ciri-ciri uang kertas dan uang
logam, serta contoh uang giral yaitu cek, giro,
dan

wesel.

menjelaskan

Dan

yang

materi

terakhir,

manfaat

peneliti

uang

dalam

kehidupan, yaitu sebagai alat tukar, sebagai


alat pembayaran, sebagai penunjuk harga,
sebagai

alat

menyimpan

atau

menabung,

sebagai pendorong kerja, dan sebagai modal


usaha. Setelah peneliti menjelaskan semua
materi,

kemudian

peneliti

membagi

siswa

menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok


terdiri

dari

siswa.

Kemudian

peneliti

membagikan lembar kerja siswa ke setiap


kelompok, lalu kelompok-kelompok tersebut
diberikan

tugas

untuk

mengerjakan

soal

kompetensi dasar sejarah uang. Para siswa


terlihat

semangat

dalam

mengerjakannya.

Mereka berdiskusi dengan sungguh-sungguh.


Setelah selesai berdiskusi, peneliti memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk
membacakan hasil diskusinya di depan kelas
secara bergantian. Para siswa pun terlihat
antusias, mereka berlomba mengacungkan jari
telunjuk untuk maju terlebih dahulu.
Setelah selesai membahas hasil diskusi,
peneliti melakukan konfirmasi dengan bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa dan memberikan kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari bersama siswa.
c) Kegiatan Akhir

40

41

Peneliti melakukan refleksi prestasi belajar


siswa dengan memberikan lembar evaluasi
yang harus dikerjakan siswa secara individu.
Peneliti bersama siswa membahas soal evaluasi
tersebut,

kemudian

peneliti

memberikan

umpan balik terhadap siswa. Siswa terlihat


cukup puas dengan pembelajaran kali ini.
Peneliti

pun

mengakhiri

pembelajaran

dan

mengucapkan salam.
3) Tahap Pengamatan (Observing)
Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil
tindakan perbaikan yang berfokus pada prestasi
belajar siswa dan kinerja mengajar peneliti selama
proses

perbaikan

pembelajaran

berlangsung.

Observer merekam dan menginterpretasikan data


menggunakan

lembar

observasi

yang

telah

tersedia dengan memberikan tanda checklist ().


Perekaman data juga dilakukan oleh peneliti
menggunakan

lembar

observasi

yang

sama

dengan observer dan membuat catatan kecil


selama

proses

perbaikan

pembelajaran

berlangsung, terutama pada saat siswa melakukan


kegiatan diskusi kelompok. Data yang diperoleh
oleh observer dan peneliti akan digunakan sebagai
acuan untuk melakukan tahap refleksi.

41

42

4) Tahap Refleksi (Reflection)


Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran
IPS siklus II selesai, peneliti bersama Penilai
2/Supervisor

membahas

hasil

dari

proses

perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.


Pada siklus II ini merupakan tahap yang terbaik
karena dapat mencapai kriteria yang ditentukan,
yaitu 17 siswa (85%) dari 20 siswa nilainya sudah
di atas KKM. Dengan demikian, maka penerapan
model Demonstration untuk peningkatan prestasi
belajar sejarah uang dinyatakan berhasil.
C. Teknik Analisis Data
1. Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas
III SD Negeri 2 Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten
Banyumas. Secara garis besar, data dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata,
bukan dalam bentuk angka. Sedangkan data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, nilainya bisa berubah-

42

43

ubah atau bersifat variatif. Dalam penelitian ini, peneliti


menggunakan data kuantitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk teknik pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
a. Tes Formatif untuk

mengumpulkan

data

prestasi

belajar.
b. Lembar Observasi untuk mengumpulkan data kinerja
peneliti dan aktivitas siswa selama proses perbaikan
pembelajaran.
3. Analisis Data
Peneliti melakukan analisis data melalui:
a. Data dari hasil tes formatif.
b. Data dari proses belajar menggunakan
observasi.
c. Data dari proses refleksi.
Setelah data yang diperlukan

sudah

lembar

diperoleh,

peneliti menganalisis dengan menghitung persentase


jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Analisis data
dilakukan berdasarkan data kuantitatif yang diolah dalam
bentuk deskriptif.

43

44

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Prasiklus
a. Hasil Pengamatan Sebelum PTK
Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti sebelum tindakan
perbaikan dilaksanakan, proses pembelajaran berlangsung kurang
menarik karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sehingga menyebabkan
prestasi belajar siswa tidak memuaskan. Nilai tes formatif siswa masih
banyak yang di bawah KKM. 11 siswa (55%) dari 20 siswa nilainya
masih di bawah KKM, dan hanya 9 siswa (45%) yang mendapat nilai
di atas KKM.
b. Hasil Penelitian Pratindakan
Hasil penelitian pratindakan ini, peneliti mendapatkan informasi
mengenai hasil nilai tes formatif prasiklus mata pelajaran IPS
kompetensi dasar sejarah uang pada kelas III SD Negeri 2 Pekuncen.
Informasi mengenai hasil nilai tes formatif tersebut didapatkan dari
dokumen daftar nilai SD Negeri 2 Pekuncen. Hasil nilai tes formatif
inilah yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran. Adapun daftar

44

45

nilai tes formatif prasiklus dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai
berikut.
Tabel 4.1. Daftar Nilai Tes Formatif Prasiklus
Kompetensi Dasar Sejarah Uang

Prasiklus

Nilai
No.

Nama Siswa

Belum

KKM

Nilai

Tuntas

1.

Handrini Kartilah

56

50

Tuntas

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Ade Gunawan
Rian Saputra
Sri Diajeng Kartini
Safik Anang Riyanto
Dritista Fiska
Fendi Rahmadani
Fita Nurhaini.
Galang Rambu P
Hendro Wahyudi
Muh. Rifai
Nadia Wulandari
Nurul Toyibatun.
Rifka Arinda S
Rindi Nur Anggraeni
Riyadi
Syahrul Bayu
Rama Wisnu
Dinda Kurnia F.
Agus Prianto
Jumlah

56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56

40
50
70
60
50
70
60
40
40
60
70
40
50
90
50
90
60
50
40
1130
56,5
9
45%

11

(45%)

(55%)

Rata-rata
Jumlah Siswa Tuntas
Persentase Tuntas

Data tersebut juga dapat dilihat melalui diagram lingkaran pada


Gambar 4.1 sebagai berikut.

45

46

Tuntas

45

55

Belum Tuntas

Gambar 4.1. Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Prasiklus


Kompetensi Dasar Sejarah Uang

2. Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I terjadi
perubahan walau belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan
data hasil perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi di bawah
ini.
a. Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: Rencana
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) siklus I yang di
dalamnya mencakup komponen skenario pembelajaran yang akan
diimplementasikan, seperangkat instrumen yang akan digunakan
untuk pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa
Lembar Kerja Siswa dan lembar evaluasi yang berisi tes formatif.
b. Hasil Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
46

47

a) Peneliti merapikan cara duduk siswa dan mengucapkan salam.


b) Peneliti mengajak siswa berdoa untuk mengawali
pembelajaran.
c) Peneliti mengabsen dan memeriksa kehadiran siswa.
d) Peneliti melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan,
anak-anak, ada yang sudah membeli jajan hari ini?.
e) Peneliti menjelaskan kompetensi dasar yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti menjelaskan materi sejarah uang.
b) Peneliti menjelaskan jenis-jenis uang dan nilai uang.
c) Peneliti menjelaskan manfaat uang dalam kehidupan.
d) Peneliti menunjukkan alat peraga berupa gambar-gambar
kepada siswa.
e) Peneliti menjelaskan fungsi alat peraga kepada siswa.
f) Melalui alat peraga, peneliti menjelaskan kompetensi dasar
sejarah uang.
g) Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
h) Peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
secara berkelompok/diskusi.
i) Peneliti dan siswa membahas hasil diskusi.
j) Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan Akhir
a) Peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
b) Peneliti mengakhiri pembelajaran dan menutup salam.

47

48

c. Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus I, data yang diperoleh berupa
rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran seperti yang tersaji pada
Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus I
Kompetensi Dasar Sejarah Uang

Siklus I

Nilai Pra
No.

Nama Siswa
siklus

Belum
Nilai

Tuntas

1.
2.
3.
4.
5.

Handrini Kartilah
Ade Gunawan
Rian Saputra
Sri Diajeng Kartini
Safik
Anang

50
40
50
70
60

60
40
60
80
70

Tuntas

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Riyanto
Dritista Fiska
Fendi Rahmadani
Fita Nurhaini.
Galang Rambu P
Hendro Wahyudi
Muh. Rifai
Nadia Wulandari
Nurul Toyibatun.
Rifka Arinda S
Rindi
Nur

50
70
60
40
40
60
70
40
50
90

60
70
60
50
60
70
70
60
50
90

16.
17.
18.
19.
20.

Anggraeni
Riyadi
Syahrul Bayu
Rama Wisnu
Dinda Kurnia F.
Agus Prianto

50
90
60
50
40

50
100
60
50
40

1130
56,5

1260
63

14

Jumlah
Rata-rata

48

49

Jumlah Siswa Tuntas


Persentase Tuntas

9
45%

14
70%

Dari Tabel 4.2 tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:


1) Pada prasiklus, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 45%
dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,5.
2) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 70%
dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 63.
Data tersebut juga dapat dilihat melalui diagram lingkaran
pada Gambar 4.2 sebagai berikut.

30%

Tuntas

Belum Tuntas
70%

Gambar 4.2. Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Siklus I


Kompetensi Dasar Sejarah Uang

d. Hasil Refleksi
Pada siklus I ini, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran
IPS kompetensi dasar sejarah uang melalui model Demonstration
mencapai 70%. Hal ini masih di bawah kriteria ketuntasan, yaitu
minimal 80% dari jumlah siswa. Dengan demikian, maka akan

49

50

dilaksanakan perbaikan pembelajaran kembali pada siklus II dengan


mengubah benda yang didemonstrasikan.
3. Siklus II
a. Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini akan dilaksanakan
perbaikan pembelajaran dengan melalui model Demonstration
menggunakan benda konkret. Peneliti lebih banyak memberikan
contoh benda nyata yang didemonstrasikan. Peneliti juga lebih
mengkondisikan siswa agar siswa sungguh-sunguh dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Hasil Pelaksanakan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a) Peneliti merapikan cara duduk siswa dan mengucapkan salam.
b) Peneliti mengajak siswa berdoa untuk mengawali
pembelajaran.
c) Peneliti melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan,
anak-anak, bawa uang saku berapa rupiah hari ini?.
d) Peneliti menjelaskan kompetensi dasar yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti menjelaskan materi sejarah uang.
b) Peneliti menjelaskan manfaat uang dalam kehidupan.
c) Peneliti menunjukkan alat peraga berupa benda-benda konkret
kepada siswa.
d) Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa.
e) Peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
secara berkelompok/diskusi.
f) Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan Akhir
50

51

a) Peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan


pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
b) Peneliti mengakhiri pembelajaran dan menutup salam.

c. Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus II, data yang diperoleh berupa
rekapitulasi hasil nilai tes formatif pembelajaran seperti yang tersaji
pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus II


Kompetensi Dasar Sejarah Uang

Nilai

Siklus II

Nilai
No.

Nama Siswa

Siklus
Prasiklus

1.
2.
3.
4.
5.

Handrini Kartilah
Ade Gunawan
Rian Saputra
Sri Diajeng Kartini
Safik
Anang

50
40
50
70
60

I
60
40
60
80
70

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Riyanto
Dritista Fiska
Fendi Rahmadani
Fita Nurhaini.
Galang Rambu P
Hendro Wahyudi
Muh. Rifai
Nadia Wulandari
Nurul Toyibatun.
Rifka Arinda S
Rindi
Nur

50
70
60
40
40
60
70
40
50
90

60
70
60
50
60
70
70
60
50
90

Belum
Nilai

Tuntas
Tuntas

70
70
80
100
70

70
80
70
50
70
90
100
80
70
100

51

52

Anggraeni
Riyadi
Syahrul Bayu
Rama Wisnu
Dinda Kurnia F.
Agus Prianto
Jumlah
Rata-rata
Jumlah Siswa Tuntas
Persentase Tuntas

16.
17.
18.
19.
20.

50
90
60
50
40
1130
56,5
9
45%

50
100
60
50
40
1260
63
14
70%

50
100
80
70
50
1520
76
17
85%

17

Dari Tabel 4.3 tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:


1) Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 70%
dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 63.
2) Pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 85%
dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 76.
Data tersebut juga dapat dilihat melalui diagram lingkaran
pada Gambar 4.3 sebagai berikut.

15%

Tuntas

Belum Tuntas
85%

Gambar 4.3. Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Siklus II


Kompetensi Dasar Sejarah Uang

d. Hasil Refleksi

52

53

Pada siklus II ini, ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran


IPS kompetensi dasar sejarah uang melalui model Demonstration
mencapai 85%. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan yang
sudah ditetapkan, yaitu minimal 80% dari jumlah siswa. Dengan
demikian, peneliti dan observer sepakat untuk mengakhiri perbaikan
pembelajaran pada siklus II ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, hasil penelitian
perbaikan pembelajaran ini secara keseluruhan dapat dirangkum sebagai
berikut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran baik pada prasiklus, siklus I maupun siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa

No.
1.
2.
3.

Kegiatan
Prasiklus
Siklus I
Siklus II

Siswa Tuntas
Frekuensi
%
9
45
14
70
17
85

Siswa Belum Tuntas


Frekuensi
%
11
55
6
30
3
15

Dari Tabel 4.4 tentang rekapitulasi prestasi belajar siswa pada


pembelajaran prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat diperoleh keterangan
sebagai berikut:
a. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas ada 9 siswa dari 20 siswa
dengan persentase 45% dan siswa yang belum tuntas ada 11 siswa dari
20 siswa dengan persentase 55%.
b. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas ada 14 siswa dari 20 siswa
dengan persentase 70% dan siswa yang belum tuntas ada 6 siswa dari
20 siswa dengan persentase 30%.

53

54

c. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas ada 17 siswa dari 20 siswa
dengan persentase 85% dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa dari
20 siswa dengan persentase 15%.
Dari Tabel 4.4 tentang rekapitulasi prestasi belajar siswa pada
pembelajaran prasiklus, siklus I, dan siklus II sudah menunjukkan adanya
peningkatan yang lebih baik, hal ini dapat dilihat pada grafik berikut.
20

15

10

Tuntas

0
Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

Dari Gambar 4.4 tentang peningkatan ketuntasan belajar siswa


dapat diterangkan bahwa pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas ada 9
siswa dari 20 siswa. Sedangkan pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas
ada 14 siswa dari 20 siswa. Kemudian pada siklus II, jumlah siswa yang
tuntas ada 17 siswa dari 20 siswa.
Dari Tabel 4.4 tentang rekapitulasi prestasi belajar siswa pada
pembelajaran prasiklus, siklus I, dan siklus II sudah menunjukkan adanya
penurunan yang signifikan pada siswa yang belum tuntas. Hal ini dapat
dilihat pada grafik berikut ini.

54

55

20

15

10

Belum Tuntas

0
Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.5. Grafik Penurunan Ketidaktuntasan Belajar Siswa

Dari Gambar 4.5 tentang penurunan ketidaktuntasan belajar siswa


dapat diterangkan bahwa pada prasiklus, jumlah siswa yang belum tuntas
ada 11 siswa dari 20 siswa. Sedangkan pada siklus I, jumlah siswa yang
belum tuntas ada 6 siswa dari 20 siswa. Kemudian pada siklus II, jumlah
siswa yang belum tuntas ada 3 siswa dari 20 siswa.
Sesuai dengan teori Martinis Yamin (2007:154) yang menyatakan
bahwa

model

Demonstration

adalah

cara

pembelajaran

mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan


tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Hal ini terbukti terjadi
peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran model Demonstration
dari perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II.
Menurut Muhibbin Syah (2005:208) menjelaskan bahwa
model Demonstration adalah mengajar dengan cara
memperagakan

barang,

kejadian,

aturan

dan

urutan

melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui


penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan.

55

56

Hal ini terbukti pada perolehan prestasi belajar siswa dari prasiklus,
siklus I dan siklus II yang terus mengalami peningkatan.
Hal ini juga dibuktikan oleh Piaget dalam Warsiti (2001:15) bahwa
kelas III berada pada fase perkembangan operasional konkret dimana
siswa berpikir atas dasar pengalaman konkret atau nyata. Melalui dasar
pengalaman konkret tersebut, maka peneliti memilih untuk menerapkan
model pembelajaran Demonstration, yaitu suatu model mengajar yang
membawa siswa untuk memperlihatkan atau memperagakan kepada
seluruh anggota kelas untuk memperjelas suatu pengertian. Penerapan
model Demonstration telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas III di SD Negeri 2 Pekuncen.

56

57

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti menarik kesimpulan
bahwa penerapan model Demonstration pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kompetensi dasar sejarah uang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas III di SD Negeri 2 Pekuncen.
Prestasi belajar siswa meningkat 25% dari kegiatan prasiklus hingga
siklus I. Peningkatan prestasi belajar siswa ini terbukti pada pembelajaran
prasiklus hanya ada 9 siswa atau 45% yang tuntas KKM dan 11 siswa atau
55% yang belum tuntas KKM. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus I, prestasi belajar siswa meningkat, yaitu 14 siswa atau 70% yang
tuntas KKM dan 6 siswa atau 30% yang belum tuntas KKM.
Kemudian pada siklus II, perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas di SD Negeri 2 Pekuncen kelas III pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kompetensi dasar sejarah uang dengan menggunakan
model Demonstration hasil pembelajarannya telah berhasil karena sudah di
atas kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 80%. Prestasi belajar siswa
meningkat 15% dari kegiatan pembelajaran siklus I hingga siklus II.
Peningkatan prestasi belajar ini terbukti pada pembelajaran siklus I ada 14
siswa atau 70% yang tuntas KKM dan ada 6 siswa yang belum tuntas
KKM. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, prestasi

57

58

belajar siswa semakin meningkat, yaitu 17 siswa atau 85% yang tuntas
KKM dan 3 siswa atau 15% yang belum tuntas KKM.
Berdasarkan hasil prestasi belajar pada siklus II, maka peneliti
menganggap kegiatan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model
Demonstration kompetensi dasar sejarah uang pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas III di SD Negeri 2 Pekuncen sudah berhasil dan
dinyatakan berakhir.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, maka ada beberapa saran dan tindak
lanjut yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Saran
a. Guru hendaknya menguasai berbagai model pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Guru harus mampu memilih alat peraga dengan baik agar proses
pembelajaran berlangsung lancar.
c. Guru perlu melibatkan siswa secara aktif dengan dukungan alat peraga
atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
d. Guru harus lebih kreatif mengembangkan model pembelajaran serta
mencari

informasi-informasi

terkini

yang

berkaitan

dengan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.


e. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam mengajar, seperti
menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap sehingga dapat
mengoptimalkan pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Tindak Lanjut

58

59

a. Berdasarkan rumusan masalah, telah terbukti bahwa penerapan model


Demonstration

dalam pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

kompetensi dasar sejarah uang dapat meningkatkan prestasi belajar


siswa, maka guru dapat menerapkan model tersebut dalam
pembelajaran.
b. Demi meningkatkan profesionalisme guru, salah satu upaya yang
dapat ditempuh yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
c. Penelitian ini masih ada kekurangan, oleh karena itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut demi meningkatkan validitas serta hasil yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Buchari Alma, dkk. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta.
Isjoni. (2007). Integrated Learning: Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan
SD. Bandung: Fallah Production.
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru dalam
Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
John M. Echols & Hassan Shadily. (1984). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.

59

60

Muhammad Numan Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.


Bandung: PPS-UPI dan Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Rusna Ristasa. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: Universitas
Terbuka.
Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung:
UPI Press.
__________ (2009). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung:
UPI Press.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suhardjono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutratinah Tirtonegoro. (2001). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Wardhani, I.G.A.K. & Kuswaya Wihardit. (2014). Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Warsiti. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Yaba. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial. Makassar: Tim Program PGSD.

60

61

Yatim Riyanto. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media


Group.
Zainal Aqib. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovativ). Bandung: Yrama Widya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
PRASIKLUS
I.

II.

Identitas
Nama Sekolah

: SD Negeri 2 Pekuncen

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester

: III/II

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi
2

III.

Kompetensi Dasar
2.3

IV.

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

Mengenal sejarah uang

Indikator
2.3.1 Menceritakan sejarah uang.
2.3.2

Menyebutkan jenis-jenis uang.


61

62

2.3.3
V.

Menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan.

Tujuan Pembelajaran
2.3.4 Siswa dapat menceritakan sejarah uang dengan benar.
2.3.5 Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis uang dengan benar.
2.3.6 Siswa dapat menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan dengan
benar.

VI.

Materi Ajar
A. Sejarah Uang
Dahulu, orang belum mengenal uang. Orang-orang zaman
dahulu berjual-beli dengan cara menukar barang. Saling menukar
barang ini disebut barter. Karena tukar-menukar dengan cara tersebut
dirasa terlalu sulit, akhirnya untuk mempermudah maka digunakanlah
uang. Uang lebih praktis digunakan sebagai alat tukar.
B. Jenis-jenis Uang
Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran yang
sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual-beli. Orang yang
memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut penjual. Orang
yang memiliki uang untuk ditukarkan dengan barang disebut pembeli.
Uang ada 2 jenis, yaitu:
1. Uang Kartal
a. Uang Kertas
Kelebihan uang kertas yaitu praktis dan mudah dibawa
kemana-mana, sedangkan kekurangannya yaitu tidak tahan
lama dan mudah rusak.
Ciri-ciri uang kertas adalah sebagai berikut:
1) berbentuk persegi panjang,
2) bertuliskan besarnya nilai uang,
3) di sudut ada gambar lambang negara Garuda Pancasila,
4) di bagian atas tertulis Bank Indonesia, dan
5) ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.
b. Uang Logam
62

63

Kelebihan uang logam yaitu tahan lama, sedangkan


kekurangannya yaitu berat apabila dibawa kemana-mana
dalam jumlah banyak.
Ciri ciri uang logam adalah sebagai berikut:
1) berbentuk bundar,
2) sisi lingkaran timbul,
3) bertuliskan besarnya nilai uang,
4) bertuliskan tahun pembuatan, dan
5) bertuliskan Bank Indonesia.
2. Uang Giral
Uang giral adalah alat pembayaran (penukar) dalam bentuk
surat-surat berharga atau surat-surat penting. Contohnya cek, giro,
dan wesel.
C. Manfaat Uang Dalam Kehidupan
Manfaat uang dalam kehidupan dapat digunakan untuk membeli
barang. Selain itu, ada juga kegunaan lainnya, yaitu:
1
2
3
4
5
6
VII.

Uang sebagai alat tukar.


Uang sebagai alat pembayaran.
Uang sebagai penunjuk harga.
Uang sebagai alat menyimpan atau menabung.
Uang sebagai pendorong kerja, dan
Uang sebagai modal usaha.

Model Pembelajaran
Ceramah

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran


A. Kegiatan Awal Pembelajaran (10 menit)
1. Guru merapikan cara duduk siswa dan mengucapkan salam.
2. Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pembelajaran.
3. Guru mengabsen dan memeriksa kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran materi.

63

64

B. Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit)


1. Guru menjelaskan materi tentang sejarah uang.
2. Guru menjelaskan jenis-jenis uang dan nilai uang.
3. Guru menjelaskan fungsi uang dalam kehidupan.
4. Guru membagi Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan.
5. Guru dan siswa membahas hasil Lembar Kerja Siswa.
6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan Akhir Pembelajaran (10 menit)
1. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan materi
pelajaran.
2. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup salam.
IX.

Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber belajar:
Sunarso dan Anis Kusuma. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan
MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

X.

Penilaian
A. Teknik Penilaian
: pengamatan tes tertulis
B. Bentuk Instrument
: pilihan ganda
C. Alat Penilaian
:
Soal penilaian
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban
yang dianggap paling benar!
1. Wesel termasuk jenis uang
a. giral

c. kertas

b. kartal

d. logam

2. Berikut adalah uang kertas yang beredar di negara Indonesia,


kecuali
a. Rp. 1.000

c. Rp. 5.000

b. Rp. 3.000

d. Rp. 10.000

3. Barter adalah
a. tukar-menukar uang

c. tukar-menukar ide

64

65

b. tukar-menukar barang

d. tukar-menukar ilmu

4. Uang logam termasuk jenis uang


a. giral

c. kartal

b. giro

d. wesel

5. Yang termasuk jenis uang kartal adalah


a. giro

c. giral

b. cek

d. uang kertas

6. Berikut ini adalah manfaat uang dalam kehidupan, kecuali


a. sebagai alat pembayaran
c. sebagai jasa
b. sebagai penunjuk harga
d. sebagai alat tukar
7. Penukaran barang dengan uang disebut
a. barter

c. pembeli

b. penjual

d. jual-beli

8. Kelebihan uang kertas adalah


a. tahan lama

c. berat dibawa kemana-mana

b. praktis dibawa kemana-mana

d. mudah rusak

9. Orang yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang


disebut
a. barter

c. pembeli

b. penjual
10. Ciri-ciri uang logam adalah

d. jual-beli

a. terbuat dari logam

c. terbuat dari kertas

b. ada besarnya nilai uang

d. berbentuk persegi panjang

Kunci jawaban
1. A

6. C

2. B

7. D

3. B

8. B

4. C

9. B

5. D

10. A

65

66

Standar penilaian
1. Banyak soal 10 buah
a. Soal dijawab benar dinilai
: 10
b. Soal dijawab salah dinilai
:0
c. Rentang nilai
: 0-100
2. Cara menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut:
Nilai akhir = Jumlah jawaban benar x 10

Banyumas, 9 Februari 2016


Mengetahui,
Kepala SDN 2 Pekuncen,

Peneliti,

HARTINI, S.Pd.

Drs. KARSUM

NIP 19670212 198903 2 012

NIP. 19600925 198304 2005

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPPP)
SIKLUS I
I.

Identitas
Nama Sekolah

: SD Negeri 2 Pekuncen

66

67

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester

: III/II

Alokasi Waktu
II.

Standar Kompetensi
2

III.

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

Kompetensi Dasar
2.3

IV.

: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Mengenal sejarah uang

Indikator
2.3.1 Menceritakan sejarah uang.
2.3.2 Menyebutkan jenis-jenis uang.
2.3.3 Menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan.

V.

Tujuan Pembelajaran
2.3.4 Siswa dapat menceritakan sejarah uang dengan benar.
2.3.5 Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis uang dengan benar.
2.3.6 Siswa dapat menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan dengan
benar.

VI.

Tujuan Perbaikan Pembelajaran


A. Tujuan Perbaikan bagi Siswa
Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS
tentang

konsep

sejarah

uang

melalui

model

pembelajaran

demonstration.
B. Tujuan Perbaikan bagi Guru
Meningkatkan profesionalisme guru dalam menerapkan model
pembelajaran demonstration.
VII.

Materi Ajar
67

68

D. Sejarah Uang
Dahulu, orang belum mengenal uang. Orang-orang zaman
dahulu berjual-beli dengan cara menukar barang. Saling menukar
barang ini disebut barter. Karena tukar-menukar dengan cara tersebut
dirasa terlalu sulit, akhirnya untuk mempermudah maka digunakanlah
uang. Uang lebih praktis digunakan sebagai alat tukar.
E. Jenis-jenis Uang
Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran yang
sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual-beli. Orang yang
memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut penjual. Orang
yang memiliki uang untuk ditukarkan dengan barang disebut pembeli.
Uang ada 2 jenis, yaitu:
3. Uang Kartal
a. Uang Kertas
Kelebihan uang kertas yaitu praktis dan mudah dibawa
kemana-mana, sedangkan kekurangannya yaitu tidak tahan
lama dan mudah rusak.
Ciri-ciri uang kertas adalah sebagai berikut:
6) berbentuk persegi panjang,
7) bertuliskan besarnya nilai uang,
8) di sudut ada gambar lambang negara Garuda Pancasila,
9) di bagian atas tertulis Bank Indonesia, dan
10) ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.
b. Uang Logam
Kelebihan uang logam yaitu tahan lama, sedangkan
kekurangannya yaitu berat apabila dibawa kemana-mana
dalam jumlah banyak.
Ciri ciri uang logam adalah sebagai berikut:
6) berbentuk bundar,
7) sisi lingkaran timbul,
8) bertuliskan besarnya nilai uang,
9) bertuliskan tahun pembuatan, dan
10) bertuliskan Bank Indonesia.
4. Uang Giral

68

69

Uang giral adalah alat pembayaran (penukar) dalam bentuk


surat-surat berharga atau surat-surat penting. Contohnya cek, giro,
dan wesel.
F. Manfaat Uang Dalam Kehidupan
Manfaat uang dalam kehidupan dapat digunakan untuk membeli
barang. Selain itu, ada juga kegunaan lainnya, yaitu:
7
8
9
10
11
12

Uang sebagai alat tukar.


Uang sebagai alat pembayaran.
Uang sebagai penunjuk harga.
Uang sebagai alat menyimpan atau menabung.
Uang sebagai pendorong kerja, dan
Uang sebagai modal usaha.

VIII. Model Pembelajaran


Demonstration
IX.

Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal Pembelajaran (10 menit)
5. Guru merapikan cara duduk siswa dan mengucapkan salam.
6. Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pembelajaran.
7. Guru mengabsen dan memeriksa kehadiran siswa.
8. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan,
Anak-anak, ada yang sudah membeli jajan hari ini?.
9. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran.
B. Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit)
7. Guru menjelaskan materi sejarah uang.
8. Guru menjelaskan jenis-jenis uang dan nilai uang.
9. Guru menjelaskan manfaat uang dalam kehidupan.
10. Guru menunjukkan alat peraga berupa gambar-gambar kepada
siswa.
11. Guru menjelaskan fungsi alat peraga kepada siswa.
12. Melalui alat peraga, guru menjelaskan tentang sejarah uang.
13. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.

69

70

14. Guru membagi Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan secara


berkelompok/diskusi.
15. Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
16. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan Akhir Pembelajaran (10 menit)
3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup salam.
X Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat/Bahan:
1. Gambar-gambar mata uang.
2. Gambar cek, giro, dan wesel.
B. Sumber Belajar:
Sunarso dan Anis Kusuma. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD
dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
XI.

Penilaian
D. Teknik Penilaian
: pengamatan tes tertulis
E. Bentuk Instrument
: pilihan ganda
F. Alat Penilaian
:
Soal Penilaian
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban
yang dianggap paling benar!
1. Barter adalah
a. tukar-menukar barang

c. tukar-menukar ilmu

b. tukar-menukar uang

d. tukar-menukar benda

2. Wesel termasuk jenis uang


a. kertas

c. giral

b. logam

d. kartal

3. Yang termasuk jenis uang kartal adalah


a. giral

c. giro

b. uang kertas

d. cek

4. Berikut adalah uang kertas yang beredar di negara Indonesia,


70

71

kecuali
a. Rp. 10.000

c. Rp. 3.000

b. Rp. 5.000

d. Rp. 1.000

5. Penukaran barang dengan uang disebut


a. penjual

c. barter

b. pembeli

d. jual-beli

6. Uang logam termasuk jenis uang


a. kartal

c. giro

b. giral

d. wesel

7. Orang yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang


disebut
a. jual-beli

c. penjual

b. barter
8. Ciri-ciri uang logam adalah

d. pembeli

a. terbuat dari kertas

c. ada besarnya nilai uang

b. berbentuk persegi panjang

d. terbuat dari logam

9. Kelebihan uang kertas adalah


a. praktis dibawa kemana-mana

c. tahan lama

b. mudah rusak

d. berat dibawa kemana-mana

10. Berikut ini adalah manfaat uang dalam kehidupan, kecuali


a. sebagai alat tukar
b. sebagai jasa

c. sebagai penunjuk harga


d. sebagai alat pembayaran

Kunci Jawaban
1. A

6. A

2. C

7. C

3. B

8. D

4. C

9. A

5. D

10. B

71

72

Standar Penilaian
1. Banyak soal 10 buah
a) Soal dijawab benar dinilai
b) Soal dijawab salah dinilai
c) Rentang nilai

: 10
:0
: 0-100

2. Cara menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut:


Nilai akhir = Jumlah jawaban benar x
10

Mengetahui,
Kepala SDN 2 Pekuncen,

Peneliti,

HARTINI, S.Pd.

Drs. KARSUM

NIP 19670212 198903 2 012

NIP. 19600925 198304 2005

72

73

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPPP)
SIKLUS II
I.

Identitas
Nama Sekolah

: SD Negeri 2 Pekuncen

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester

: III/II

Alokasi Waktu
II.

Standar Kompetensi
2

III.

V.

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

Kompetensi Dasar
2.3

IV.

: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Mengenal sejarah uang

Indikator
2.3.1

Menceritakan sejarah uang.

2.3.2

Menyebutkan jenis-jenis uang.

2.3.3

Menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan.

Tujuan Pembelajaran
2.3.4

Siswa dapat menceritakan sejarah uang dengan benar.

2.3.5

Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis uang dengan benar.

2.3.6

Siswa dapat menyebutkan manfaat uang dalam kehidupan dengan


benar.

73

74

VI.

Tujuan Perbaikan Pembelajaran


A. Tujuan Perbaikan bagi Siswa
Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS
tentang

konsep

sejarah

uang

melalui

model

pembelajaran

demonstration.
B. Tujuan Perbaikan bagi Guru
Meningkatkan profesionalisme guru dalam menerapkan model
pembelajaran demonstration.
VII.

Materi Ajar
G. Sejarah Uang
Dahulu, orang belum mengenal uang. Orang-orang zaman
dahulu berjual-beli dengan cara menukar barang. Saling menukar
barang ini disebut barter. Karena tukar-menukar dengan cara tersebut
dirasa terlalu sulit, akhirnya untuk mempermudah maka digunakanlah
uang. Uang lebih praktis digunakan sebagai alat tukar.
H. Jenis-jenis Uang
Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran yang
sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual-beli. Orang yang
memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut penjual. Orang
yang memiliki uang untuk ditukarkan dengan barang disebut pembeli.
Uang ada 2 jenis, yaitu:
5. Uang Kartal
a. Uang Kertas
Kelebihan uang kertas yaitu praktis dan mudah dibawa
kemana-mana,

sedangkan kekurangannya yaitu tidak tahan

lama dan mudah rusak.


Ciri-ciri uang kertas adalah sebagai berikut:
11) berbentuk persegi panjang,
12) bertuliskan besarnya nilai uang,
13) di sudut ada gambar lambang negara Garuda Pancasila,
14) di bagian atas tertulis Bank Indonesia, dan
74

75

15) ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.


b. Uang Logam
Kelebihan uang logam yaitu tahan lama, sedangkan
kekurangannya yaitu berat apabila dibawa kemana-mana
dalam jumlah banyak.
Ciri ciri uang logam adalah sebagai berikut:
11) berbentuk bundar,
12) sisi lingkaran timbul,
13) bertuliskan besarnya nilai uang,
14) bertuliskan tahun pembuatan, dan
15) bertuliskan Bank Indonesia.
6. Uang Giral
Uang giral adalah alat pembayaran (penukar) dalam bentuk
surat-surat berharga atau surat-surat penting. Contohnya cek, giro,
dan wesel.
I.

Manfaat Uang Dalam Kehidupan


Manfaat uang dalam kehidupan dapat digunakan untuk membeli
barang. Selain itu, ada juga kegunaan lainnya, yaitu:
13
14
15
16
17
18

Uang sebagai alat tukar.


Uang sebagai alat pembayaran.
Uang sebagai penunjuk harga.
Uang sebagai alat menyimpan atau menabung.
Uang sebagai pendorong kerja, dan
Uang sebagai modal usaha.

VIII. Model Pembelajaran


Demonstration
IX.

Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal Pembelajaran (10 menit)
10. Guru merapikan cara duduk siswa dan mengucapkan salam.
11. Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pembelajaran.
12. Guru mengabsen dan memeriksa kehadiran siswa.
13. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan,
Anak-anak, bawa uang saku berapa rupiah hari ini?.
14. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang diharapkan dan
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran.
75

76

B. Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit)


17. Guru menjelaskan materi sejarah uang.
18. Guru menjelaskan jenis-jenis uang dan nilai uang.
19. Guru menjelaskan manfaat uang dalam kehidupan.
20. Guru menunjukkan alat peraga berupa benda-benda konkret
kepada siswa.
21. Guru menjelaskan fungsi alat peraga kepada siswa.
22. Melalui alat peraga, guru menjelaskan tentang sejarah uang.
23. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa.
24. Guru membagi Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan secara
berkelompok/diskusi.
25. Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
26. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
C. Kegiatan Akhir Pembelajaran (10 menit)
5. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan menyimpulkan materi
pelajaran.
6. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup salam.

XI Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat/Bahan:
1 Uang logam.
2 Uang kertas.
B. Sumber Belajar:
Sunarso dan Anis Kusuma. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD
dan MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
XII.

Penilaian
G. Teknik Penilaian
: pengamatan tes tertulis
H. Bentuk Instrument
: pilihan ganda
I. Alat Penilaian
:
Soal Penilaian
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban
yang dianggap paling benar!
1. Barter adalah cara penukaran
a. barang dengan barang

c. uang dengan uang


76

77

b. barang dengan uang

d. barang dengan tenaga

2. Cek termasuk jenis uang


a. kartal

c. logam

b. giral

d. kertas

3. Bu Ani memiliki gula pasir, kemudian ditukar dengan uang


milik Bu Ida. Bu Ani dan Bu Ida melakukan
a. takaran

c. pasaran

b. barter

d. jual-beli

4. Berikut adalah uang logam yang beredar di negara Indonesia,


kecuali
a. Rp. 100

c. Rp. 5.000

b. Rp. 1.000

d. Rp. 500

5. Penukaran uang dengan barang disebut


a. barter

c. pembeli

b. jual-beli

d. penjual

6. Uang kertas termasuk jenis uang


a. kartal

c. giro

b. giral

d. wesel

7. Orang yang memiliki uang untuk ditukarkan dengan barang


disebut
a. jual-beli

c. penjual

b. barter
d. pembeli
8. Berikut ini adalah manfaat uang dalam kehidupan, kecuali
a. sebagai jasa
c. sebagai alat pembayaran
b. sebagai alat tukar
d. sebagai penunjuk harga
9. Ciri-ciri uang kertas adalah
a. berbentuk bundar

c. berbentuk persegi panjang

b. sisi lingkaran timbul

d. terbuat dari logam

10. Kelebihan uang logam adalah


a. mudah dibawa kemana-mana

c. tahan lama

b. mudah rusak

d. lebih praktis

Kunci jawaban
77

78

1. A

6. A

2. B

7. D

3. D

8. A

4. C

9. C

5. B

10. C

Kepala SDN 2 Pekuncen,

Peneliti,

HARTINI, S.Pd.

Drs. KARSUM

NIP 19670212 198903 2 012

NIP. 19600925 198304 2005

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU


SIKLUS I
Mata Pelajaran

: IPS

Kelas

: III

Hari/Tanggal

: Kamis, 3 Maret 2016

Fokus Observasi

: Penerapan Model Pembelajaran Demonstration

No

Aspek yang diobservasi*)

.
1.

Guru menyampaikan TPK (Tujuan

2.

Pembelajaran Khusus)
Guru menyajikan gambaran sekilas

3.

materi yang akan disampaikan


Menyiapkan bahan atau alat yang

4.

diperlukan
Menunjukkan salah seorang siswa

Kemunculan**)
Ada
Tidak Ada

Komentar***)

untuk mendemonstrasikan sesuai


5.

skenario yang telah disiapkan


Seluruh siswa memerhatikan
demonstrasi dan menganalisa
78

79

6.

Tiap siswa atau kelompok

7.

mengemukakan hasil analisisnya


Guru membuat kesimpulan

*)

Dibuat rinci sesuai dengan kebutuhan perbaikan pembelajaran.

**)

Beri tanda

***)

Berikan penjelasan tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian dari aspek yang diamati
dengan kriteria yang ditetapkan

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU


SIKLUS II
Mata Pelajaran

: IPS

Kelas

: III

Hari/Tanggal

: Kamis, 10 Maret 2016

Fokus Observasi

: Penerapan Model Pembelajaran Demonstration

No

Aspek yang diobservasi*)

.
1.

Guru menyampaikan TPK (Tujuan

2.

Pembelajaran Khusus)
Guru menyajikan gambaran sekilas

3.

materi yang akan disampaikan


Menyiapkan bahan atau alat yang

4.

diperlukan
Menunjukkan salah seorang siswa

Kemunculan**)
Ada
Tidak Ada

Komentar***)

untuk mendemonstrasikan sesuai


5.

skenario yang telah disiapkan


Seluruh siswa memerhatikan

6.

demonstrasi dan menganalisa


Tiap siswa atau kelompok
mengemukakan hasil analisisnya

79

80

7.

Guru membuat kesimpulan

*)

Dibuat rinci sesuai dengan kebutuhan perbaikan pembelajaran.

**)

Beri tanda

***)

Berikan penjelasan tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian dari aspek yang diamati
dengan kriteria yang ditetapkan

80

Anda mungkin juga menyukai

  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Nli KK 13
    Aplikasi Nli KK 13
    Dokumen936 halaman
    Aplikasi Nli KK 13
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal PTS
    Contoh Proposal PTS
    Dokumen13 halaman
    Contoh Proposal PTS
    Martini Subagyo
    50% (2)
  • Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Dokumen3 halaman
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PENGANTAR
    PENGANTAR
    Dokumen1 halaman
    PENGANTAR
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Dokumen14 halaman
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen21 halaman
    Bab Iv
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • pts2 KKG
    pts2 KKG
    Dokumen7 halaman
    pts2 KKG
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lesson Study 3
    Lesson Study 3
    Dokumen11 halaman
    Lesson Study 3
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Hal Judul
    Hal Judul
    Dokumen1 halaman
    Hal Judul
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Fungsi RPP
    Fungsi RPP
    Dokumen17 halaman
    Fungsi RPP
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Abs Tarak Si
    Abs Tarak Si
    Dokumen2 halaman
    Abs Tarak Si
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen34 halaman
    Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Anakku
    Anakku
    Dokumen1 halaman
    Anakku
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Stad
    Bab Ii Stad
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii Stad
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK 1
    PTK 1
    Dokumen96 halaman
    PTK 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Dokumen2 halaman
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Pts 3 Wahyono
    Pts 3 Wahyono
    Dokumen51 halaman
    Pts 3 Wahyono
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat