Anda di halaman 1dari 96

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang, terutama untuk menentukan masa depan. Fenomena saat ini
banyak orang tua yang memahami pentingnya pendidikan, menyekolahkan
anak-anaknya di sekolah-sekolah unggulan. Dengan harapan mendapatkan
pendidikan yang berkualitas.
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan komponenkomponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan
penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan
prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung
oleh kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.
Dari semua itu, guru sebagai pengemudi pendidikan di lapangan
memiliki peran yang sangat besar dalam mengelola mobil pendidikan yang
berupa kurikulum, bahan ajar, teknik dan media pembelajaran agar
penumpang dapat sampai di tujuan dengan puas. Kondisi riil di lapangan
guru berhadapan dengan siswa yang beragam. Ada yang aktif, rajin,
perhatian, namun ada pula yang pasif, malas, kurang perhatian dan prestasi
hasil belajar yang rendah.
Selain itu, guru merupakan komponen yang berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, karena guru
berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
1

Proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar disebut juga pendidikan.


Tindakan mendidik tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri.
Pembelajaran tentang Perkalian Bilangan dalam mata pelajaran
Matematika kelas II semester genap. Matematika adalah sebagai salah satu
ilmu dasar, baik dari aspek terapannya maupun penalarannya, mempunyai
peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Matematika
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk kemampuan
perkalian, yang sangat diperlukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat matematis.
Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas II Semester Genap mata
pelajaran Matematika materi perkalian bilangan di SD Negeri 1 Karangtalun,
ditemukan permasalahan tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru
tidak selalu berhasil. Banyak kendala yang ditemukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Menunjukkan pemanfaatan alat peraga kurang
maksimal, menjadikan siswa menjadi tidak tertarik. Sehingga prestasi belajar
siswa yang dicapai siswa jauh dari yang diharapkan. Seperti pada hasil
ulangan harian mata pelajaran Matematika materi perkalian bilangan kelas II
semester genap tahun pelajaran 2014/2015 lebih rendah dari KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditentukan.
Oleh karena itu, peneliti akan mengambil pokok masalah Penggunaan
Alat Peraga Papan Dakon untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Materi Perkalian Bilangan Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun
Kecamatan Purwojati Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

1.

Identifikasi Masalah
Dalam pembelajaran tentang materi Perkalian Bilangan pada mata
pelajaran Matematika kelas II SD Negeri 1 Karangtalun semester genap
Tahun Pelajaran 2015/2016, sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa kurang memahami dan tidak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran sehingga mengakibatkan pemahaman siswa menjadi
berkurang, menjadikan prestasi belajar yang dicapai siswa kurang baik.
Dari 27 siswa yang mengikuti ulangan harian tentang materi Perkalian
Bilangan yang sudah mencapai KKM dengan ketentuan KKM 70 adalah
12 siswa (44,45%), sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
adalah 15 siswa (55,55%).
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum
berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena :
a.

b.

Penggunaan alat media kurang maksimal


Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga prestasi
belajarnya kurang baik.

2.

Analisis Masalah
Setelah dilakukan refleksi antara peneliti dengan siswa, ditemukan
bahwa prestasi belajar siswa yang rendah disebabkan karena :
a. Guru hanya menggunakan metode ceramah
b. Guru tidak menggunakan alat peraga, sehingga pelajaran menjadi
c.
d.
e.

tidak menarik
Penjelasan guru terlalu cepat
Bahasa yang digunakan guru terlalu sulit dipahami oleh siswa
Guru tidak memberikan contoh konkret yang mudah dipahami siswa
3

Siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran, sehingga

f.

menjadi bosan.
3.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang lebih baik, sehingga
meningkatkan prestasi belajar siswa, maka peneliti menemukan alternatif
dan prioritas pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Guru menggunakan alat peraga papan dakon dalam mengerjakan
dengan meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas,
b.

serta memberikan balikan secara langsung.


Guru menjelaskan menggunakan alat peraga papan dakon, meminta
kepada siswa untuk praktik dengan alat peraga yang telah disiapkan,
serta memberikan penguatan terhadap siswa.
Peneliti akan menggunakan alat peraga papan dakon untuk

meningkatkan prestasi belajar Matematika materi perkalian bilangan


siswa Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun Kecamatan Purwojati Semester
Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan serangkaian tindakan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi perkalian bilangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengambil rumusan
masalah dari penelitian ini yaitu :
1.

Bagaimanakah cara menggunakan alat peraga papan dakon untuk


meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran perkalian
bilangan pada mata pelajaran Matematika Kelas II SD Negeri 1

Karangtalun Kecamatan
2.

Purwojati Semester Genap Tahun Pelajaran

2015/2016?
Apakah dengan menggunakan alat peraga papan dakon dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran perkalian
bilangan pada mata pelajaran Matematika kelas II SD Negeri 1
Karangtalun Kecamatan

Purwojati Semester Genap Tahun Pelajaran

2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah :
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
papan dakon untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
pembelajaran perkalian bilangan pada mata pelajaran Matematika kelas II
SD Negeri 1 Karangtalun Purwojati .
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran perkalian
bilangan pada mata pelajaran Matematika Kelas II SD Negeri 1
Karangtalun Kecamatan Purwojatimelalui alat peraga papan dakon.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat :
1. Bagi Siswa
a. Dapat membantu siswa dalam meningkatkan penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran yang diberikan oleh guru
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran Matematika
c. Mengembangkan kemampuan siswa
d. Meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan alat peraga papan dakon
sebagai metode permainan dalam pembelajaran Matematika
b. Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas
yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran
Matematika
c. Guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang

lebih bervariasi, sehingga penyampaian materi pelajaran lebih


menarik.
3. Bagi Sekolah
a. Menambah pengetahuan bagi guru-guru di SD Negeri 1 Karangtalun
Kecamatan Purwojati tentang penggunaan alat peraga papan dakon
sebagai salah satu metode pembelajaran yang inovatif, efektif dan
efisien dalam pembelajaran di kelas.
b. Guru yang mampu meningkatkan kinerjanya melalui PTK, akan
memberikan dampak yang positif bagi sekolah yaitu dapat
meningkatkan kualitas sekolah menuju sekolah yang berprestasi.
c. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penyempurnaan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal cara belajar
yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, dan interaktif dan melatih
kemampuan agar dapat mengenal karakteristik siswa SD Negeri 1
Karangtalun Purwojati.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam mengajar Matematika tentang
perkalian bilangan pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karangtalun
Kecamatan Purwojati semester genap.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Matematika di SD
a. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa yunani Mathematike yang
berarti mempelajari, atau Mathesis yang berarti Relating to
learning

(pengetahuan

dan

ilmu).

Perkataan

Mathematike

berhubungan erat dengan sebuah kata lain yang serupa, yaitu


Mathaein yang mengandung arti ajaran atau belajar (berfikir),
(Ensiklopedia Indonesia dalam Tim MKPBM UPI 2001: 17).
Berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu pengetahuan
yang didapat dengan berfikir atau nalar (Suwangsih dan Tiurlina,
2006: 3).
Matematika juga diartikan sebagai pengetahuan abstrak dan
deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman
keindraan tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah kaidah
tertentu. Matematika terbentuk dari pengalaman manusia secara
empiris, kemudian diproses dalam rasio, diolah secara analisa dengan
penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika, supaya konsep-konsep tersebut mudah
dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan notasi matematika yang bernilai global. (Suwangsih dan
Tiurlina, 2006: 3)

James dan James (dalam Tim MKPBM UPI 2001) mengatakan


bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dalam jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang
yaitu, aljabar, analisis, dan geometri.
Kemudian Reys, dkk.7Dalam Tim MKPBM UPI, (2001: 19)
menyatakan bahwa matematika adalah tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Selain itu Ruseffendi (dalam Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 4)
menyatakan bahwa matematika terorganisasikan dari unsur-unsur
yang tidak didefinisikan. Definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya diberlakukan secara
umum, karena itulah matematika sering disebut juga sebagai ilmu
deduktif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa
matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang diperoleh dari berfikir
dengan menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lainnya,
terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
b. Fungsi Matematika
Fungsi Matematika adalah sebagai media atau sarana siswa
dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika
diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang
telah ditetapkan.
Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir,
dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut
hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
8

1)

Ada 3 fungsi matematika antara lain :


Matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan
suatu informasi misalnya melalui persamaan persamaan, atau
tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan
penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian

2)

matematika lainnya.
Matematika merupakan pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu
hubungan

di

antara

pengertian-pengertian

itu,

dalam

pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk


memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifatsifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan
3)

objek (abstraksi).
Fungsi matematika adalah sebagai ilmu pengetahuan, oleh
karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus

diwarnai.
c. Ruang Lingkup Matematika
Ruang lingkup pembelajaran matematika SD diatur sesuai
dengan Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang
meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan
data. Standar Isi adalah ruang lingkup minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
pendidikan tertentu. Termasuk dalam Standar Isi adalah kerangka
dasar dan Struktur kurikulum, Standar Kompetensi, serta Kompetensi
Dasar setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan
jenjang pendidikan dasar dan menengah (Chamisijatin, dkk 2008).
9

10

Penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 Karangtalun mengkaji


materi perkalian bilangan yaitu mengenai perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Purwodarminto (2005: 895) berarti :
1)
Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
2)

angka nilai yang diberikan guru,


Kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati
(actual ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes
tertentu.
Menurut Sumadi Suryabrata (2006: 297), prestasi dapat pula

didefinisikan sebagai berikut : nilai merupakan perumusan terakhir


yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar
siswa selama masa tertentu. Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa
selama masa tertentu melakukan kegiatan.
Menurut pendapat Hutabarat (1995: 11-12), hasil belajar dibagi
menjadi empat golongan yaitu :
1)

Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta,


gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar, dan

2)

konsep lainya.
Kemampuan, yaitu

dalam

bentuk

kemampuan

untuk

menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur, merangkum,


membuat generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan.
10

11

3)

Kebiasaaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan


perilaku

4)

dan

keterampilan

dalam

menggunakan

semua

kemampuan.
Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan
selera.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa penguasan


pengetahuan, kemampuan kebiasaan dan keterampilan serta sikap
setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan
hasil tes. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa
untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan
yang disebut belajar.
b. Ciri-ciri Belajar
Tujuan belajar merupakan perubahan tingkah laku, hal ini dapat
diidentifikasikan melalui ciri-ciri belajar, sebagaimana pendapat yang
dikemukakan oleh Sri Rumini (1995: 60) ada beberapa elemen
penting yang menggambarkan ciri-ciri belajar :
1)
Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku
yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat
2)

diamati secara langsung.


Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku

3)

kognitif, afektif, psikomotor dan campuran.


Dalam belajar, perubahan tingkah laku yang terjadi karena
mukjizat, hipnosa, hal-hal yang gaib, proses pertumbuhan,
kematangan, penyakit ataupun kerusakan fisik, tidak dianggap
sebagai hasil belajar.

11

12

4)

Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang


relatif menetap. Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat
membaca, maka kemampuan membaca tersebut akan tetap

5)

dimiliki.
Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar
berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Hasil belajar
yang berupa tingkah laku kadang-kadang dapat diamati, tetapi

6)

proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati secara langsung.


Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
Slameto (2010: 3) berpendapat ciri-ciri perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar adalah :


1)
2)
3)
4)
5)
6)

perubahan secara sadar;


perubahan bersifat kontinyu dan fungsional;
perubahan bersifat positif dan aktif;
perubahan bukan bersikap sementara;
perubahan bertujuan dan terarah, serta
perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar
adalah perubahan secara sadar yang meliputi seluruh aspek tingkah
laku ke arah yang lebih baik, belajar sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman serta perubahan yang terjadi relatif menetap.
c. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.
Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah dicapai.
d. Penilaian Hasil Belajar
12

13

Sudjana mengatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses


pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1)
Menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
2)
Mengkoordinasikan
3)
Menentukan kriteria
4)
Menentukan nilai
5)
Menyelenggarakan
6)
Melaporkan hasil
7)
Melaporkan pencapaian
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan
belajar, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik yang
berasal dari dalam individu itu sendiri mauupun faktor yang berasal
dari luar individu. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 107), faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1)

Faktor dari dalam diri individu


Terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi
jasmani dan kondisi panca indera. Sedangkan faktor psikologis
yaitu bakat, minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan

2)

kemampuan kognitif.
Faktor dari luar individu
Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor
lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam.

13

14

Sedangkan faktor instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru,


sarana, administrasi, dan manajemen.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Muhibbin Syah (2011: 145)
membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam,
yaitu :
1)
Faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani
siswa,
2) Faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar
siswa, dan
3) Faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berhasil dan tidaknya seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 68) faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah :
a.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa


1) Faktor fisiologis terdiri dari :
a) Kondisi fisiologis
b) Kondisi panca indera
2) Faktor psikologis
a)
b)
c)
d)
e)

b.

Minat
Kecerdasan
Bakat
Motivasi
Kemampuan kognitif

Faktor yang berasal dari luar diri siswa


14

15

1) Faktor lingkungan terdiri dari :


a) Lingkungan alami
b) Lingkungan sosial budaya
2) Faktor instrumental
a)
b)
c)
d)

Kurikulum
Program
Sarana dan fasilitas
Guru

3. Penggunaan Alat Peraga Papan Dakon


Penggunaan menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 286) menyatakan
bahwa, penggunaan adalah suatu perbuatan dengan cara mempergunakan
suatu alat tersebut.
Menurut (Ditsardik Dekdikbud: 1980), alat peraga adalah alat yang
dapat dipertunjukkan dalam KBM dan berfungsi sebagai pembantu untuk
memperjelas konsep atau pengertian contoh benda.
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugianto 2008: 35).
Sedangkan menurut Slavin (1997) pembelajaran kooperatif,
merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam
kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran
kooperatif atau Cooperative Learning mengacu pada metode

15

16

pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling


membantu dalam belajar.
Berdasarkan definisi definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran

kooperatif

(Cooperatif

Learning)

adalah

model

pembelajaran yang menggunakan kelompok kelompok kecil dimana


siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa tetapi juga membangun
pengetahuan dalam pikirannya dan motivasi. Permainan Dakon
sebagai salah satu pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam penulisan PTK
ini, peneliti akan menggunakan dua istilah kata yang artinya sama
yaitu kata alat peraga dan media, sehingga akan mempermudah
pembaca dalam memahami tulisan PTK ini.
b. Permainan Tradisional Dakon
Permainan berasal dari kata main, yang berarti melakukan
perbuatan untuk tujuan bersenang-senang, berbuat sesuatu dengan
sesuka hati, berbuat asal saja. Tradisional berasal dari kata tradisi yang
berarti segala sesuatu yang turun temurun dari nenek moyang.
Dakon adalah permainan tradisional yang diambil dari bahasa
Jawa. Dalam bahasa Indonesia disebut permainan congkak atau
congklak. Congklak adalah tempat yang dipakai untuk permainan, ada
macam-macam seperti : kerikil, kerang, kelereng, dsb. Permainan

16

17

dengan biji-bijian dan kayu yang berbentuk seperti perahu yang


berlubang-lubang (di Jawa disebut dakon)
Permainan congkak atau congklak merupakan permainan yang
dimainkan oleh dua orang yang biasanya perempuan. Alat yang
digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu
dengan panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya
terdapat lubang yang disebut induk. Diantara keduanya terdapat
lubang yang lebih kecil dari induknya ber diameter kira-kira 5 cm.
Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang tersebut
diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah. Dalam
pembelajaran matematika materi perkalian dengan permainan dakon
atau congkak atau congklak ini, tidak digunakan aturan baku dalam
permainan dakon, tetapi aturan dimodifikasi dan disesuaikan
kebutuhan untuk tujuan mencapai kompetensi peserta didik tentang
melakukan operasi perkalian.
Menurut Mohamad Ridwan, langkah-langkah bermain dengan
alat peraga Papan Dakon pembelajaran Matematika di SD adalah
sebagai berikut :
1) Guru membuka pelajaran dan menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin doa.
2) Guru melaksanakan absen kehadiran siswa.
3) Guru memberikan apersepsi atau pertanyaan tentang materi yang
telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
4) Guru mempersiapkan alat peraga dakon beserta isinya yang berupa
batu kecil atau biji sawo sebanyak 100 buah.
5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 2-4 anak.
17

18

6) Guru memberikan petunjuk dengan mendemonstrasikan atau


memperagakan dengan alat peraga dakon, materi pertama adalah
perkalian. Siswa menyimak dan mengikuti penjelasan guru.
7) Guru memberikan soal latihan, yaitu siswa diminta mengambil 10
batu kecil, jumlah lubang yang harus diisi sebanyak 5 lubang,
sebanyak 2 batu setiap lubang.
8) Siswa menjawab dengan hasilnya 10.Siswa mencatat seperti yang
telah diajarkan guru, kemudian merubahnya kedalam bentuk
perkalian.
9) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa. Dan mengevaluasi hasil
pekerjaannya.
10) Penutup.
Permainan

Dakon

mempunyai

beberapa

kelebihan

yang

melibatkan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari


media permainan dakon adalah :
1) Tidak memerlukan biaya yang sangat besar, murah meriah.
2) Siswa akan lebih senang dan enjoy dalam belajar matematika,
walaupun

dikemas

dalam

bentuk

permainan

tetapi

tidak

meninggalkan tujuan pembelajaran.


3) Dapat meningkatkan daya kreativitas siswa, baik dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4) Menjalin rasa kebersamaan daya saing yang sportif antar siswa
dalam pembelajaran kelompok.
5) Dalam waktu kurun 1 kali pertemuan konsep penjumlahan dan
pengurangan dalam perkalian dapat dipahami dan dimengerti oleh
siswa.

18

19

6) Mengenal permainan tradisional yang bisa diimplementasikan


pada pelajaran lain, sesuai dengan tema yang ada di pelajaran
Tematik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan dakon memiliki banyak
kelebihan jika diterapkan dalam proses pembelajaran karena media
permainan

dakon

sangat

menarik,

menyenangkan,

mampu

mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta membuat siswa


lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.
Sedangkan kelemahan media pembelajaran dakon adalah :
1) Belum semua siswa dan guru mengerti tentang alat permainan
congklak atau dakon.
2) Media pembelajaran congklak mudah rusak.
3) Belum tentu di semua daerah mengenal permainan ini karena
dakon merupakan permainan tradisional daerah Jawa.
Selain memiliki kelemahan, penggunaan permaian dakon juga
memiliki kekurangan yaitu pada saat permainan ada anak yang masih
bingung dan pasif. Melihat kekurangan tersebut, maka peneliti telah
memiliki solusi untuk mngatasinya yaitu dengan cara guru
memberikan bimbingan dan arahan supaya dalam bermain nantinya
tidak bingung dan dalam membuat soal masing-masing kelompok satu
saja, dan peraturannya yang memainkan, membuat soal, menulis
jawaban bergantian, dan seterusnya.
c. Implementasi Alat Peraga Papan Dakon dalam Pembelajaran
Matematika
19

20

Ttujuan yang hendak dicapai dalam permainan ini adalah


menumbuhkan

dan

mengembangkan

keterampilan

berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari,


menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui
kegiatan matematika, mengembangkan pengetahuan dasar matematika
sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),
membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapai tujuan pembelajaran Matematika, guru sebagai pengajar
dituntut untuk bisa memilih dan menerapkan model dan media
pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan segala minat dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini, peneliti memilih alat peraga papan dakon yang
tebuat dari botol plastik bekas dan media Audio Visual dalam
pembelajaran Matematika.
Penggunaan papan dakon sebagai salah satu alat peraga
pembelajaran kooperatif memiliki daya tarik tersendiri bagi peserta
didik untuk aktif dan ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Alat
Peraga ini akan didukung dengan media Audio Visual berupa vidio
dan powerpoint. Video dan powerpoint merupakan media yang
mengandung dua unsur yaitu audio dan visual, dimana keterlibatan
penglihatan dan pendengaran siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran

sangat

diperhatikan.

Media

ini

berguna

untuk

memudahkan guru dalam memvisualisasikan segala peristiwa atau

20

21

konsep yang sesuai materi. Dalam praktiknya, penggunaan media


Audio Visual dilengkapi dengan LCD dan speaker aktif agar siswa
lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Guru juga
menyiapkan alat peraga berupa papan dakon yang terbuat dari botol
plastik bekas yang nantinya digunakan pada saat siswa praktik tentang
materi

pembelajaran

perkalian

bilangan

dalam

pembelajaran

Matematika.
Adapun langkah-langkah penerapan alat peraga Papan Dakon
dan media Audio Visual dalam pembelajaran Matematika di SD adalah
sebagai berikut :
1) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan
2)
3)
4)
5)

pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menampilkan media Audio Visual berupa powerpoint.
Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan cara
siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang guru satu.
Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan menjadi 1

kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.


6) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal yang
diberikan oleh guru.
7) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan ke
kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak soal.
8) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.
9) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat peraga
yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa selesai
dahulu mengacungkan jari.
Cara penggunaan papan dakon, misalnya :
21

22

a) Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan 2 kerikil


kedalam 4 lubang dakon.
b) Guru menanyakan berapakah jumlah kerikil keseluruhannya?
c) Guru bertanya, bagaimana cara kalian menghitung jumlah
kerikil tersebut?
d) Setelah siswa mengetahui cara menjumlahkan kerikil guru
menjelaskan konsep perkalian. Misalnya :
2+2+2+2=8
Dari hasil berikut dapat dilihat bahwa ini merupakan
penjumlahan berulang, ada 4 angka 2 maka hasil 8 dapat juga
diperoleh dari 4 X 2 = 8
10) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,
permainan selesai.
11) Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar dikerjakan
di lembar jawab yang sudah di siapkan guru.
12) Masing-masing anak per kelompok melaporkan hasil jawabannya
13)
14)
15)
16)

kepada guru.
Evaluasi.
Menyimpulkan materi.
Mengemukakan topik berikutnya.
Penutup.

B. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap Permainan Dakon. Adapun hasil penelitian tersebut adalah :
Penelitian yang dilakukan oleh Evi Febriana pada tahun 2015 dengan
judul Kontribusi Penggunaan Papan Dakon dalam Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas II Mi
Muhammadiyah

02

Merden

Kecamatan

Purwanegara

Kabupaten

Banjarnegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang


memperoleh hasl akhir rata-rata sebesar 82,06 dimana hasil rata-rata ini lebih
22

23

tinggi dari hasil rata-rata awal sebesar 57,75. Penelitian yang dilakukan Evi
Febriana

mempunyai perbedaan dengan yang dilakukan peneliti

yaitu

karakteristik siswa, letak geografis, latar belakang orangtua, dan menggunakan


Media Audio Visual.
Penelitian lain yang relavan dilakukan oleh Astutik Sulaiman yang
melakukan penelitian pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Media
Permainan Dakon Dalam Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas I
SD Al-Amin Surabaya. Peneliti ini menunjukan bahwa model permainan
dakon dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika di
kelas I SD Al-Amin Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
pada setiap siklusnya, hasil belajar siswa pra siklus mencapai 57,04% pada
siklus I data mencapai 63,20%. Pada siklus II data menjadi 80,80%. Persentase
ini sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80%. Sehingga disimpulkan
bahwa pada penggunaan media dakon pada mata pelajaran Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 17,60%.
Berdasarkan keberhasilan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
menggunakan alat peraga papan dakon da\pat meningkatkan prestasi siswa
dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Penelitian tersebut dapat
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang akan dilakukan dengan judul
Penggunaan Alat Peraga Papan Dakon untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Materi Perkalian Bilangan Siswa Kelas II SD Negeri 1
Karangtalun Kecamatan

Purwojati Semester Genap Tahun Pelajaran

2015/2016.

23

24

C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran Matematika pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karangtalun
masih berpusat pada guru dan belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini
karena guru cenderung menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah,
sedangkan siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan karena
pemanfaatan alat peraga kurang maksimal, sehingga siswa tidak dilibatkan
langsung dalam pembelajaran menjadikan siswa menjadi tidak tertarik. Selain
itu, guru juga belum menggunakan media yang menarik dalam proses
pembelajaran yang mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang baik.
Akibat dari pemanfaatan alat peraga kurang maksimal, menjadikan siswa
menjadi tidak tertarik., menyebabkan sebagian besar prestasi belajar siswa
dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan ketentuan KKM 70. Dari
27 siswa yang mengikuti ulangan tentang materi Perkalian Bilangan, yang
sudah mencapai KKM adalah 12 siswa (44,45%), sedangkan siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa (55,55%).
Berdasarkan uraian di atas mengenai permasalahan yang muncul dalam
pembelajaran Matematika, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran Matematika yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa
serta prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karangtalun masih
rendah.
Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang dilihat
dari segi keterampilan guru, aktivitas siswa serta prestasi belajar siswa, guru
menggunakan alat peraga papan dakon dalam proses pembelajaran Matematika
materi Perkalian Bilangan. Dibawah ini akan disajikan kerangka berpikir

24

25

mengenai kondisi awal pembelajaran, pemberian tindakan serta kondisi akhir


yang dicapai sebagai berikut :

25

26

Kondisi
Awal

Pembelajaran tidak
menggunakan alat peraga
papan dakon

Tindakan
(Action)

Pembelajaran
menggunakan alat peraga
papan dakon

Nilai Hasil belajar siswa


banyak yang tidak mencapai
KKM

1) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan


pembelajaran.
2) Guru memberikan apersepsi.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru menampilkan media Audio Visual berupa powerpoint.
5) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan cara
siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang guru satu.
Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan menjadi 1
kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
6) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal yang
diberikan oleh guru.
7) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan ke
kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak soal.
8) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat peraga
yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa selesai dahulu
mengacungkan jari.
9) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang, permainan
selesai.
10) Evaluasi.
11) Menyimpulkan materi.
12) Mengemukakan topik berikutnya.
13) Penutup.

Kondisi
Akhir

Siswa terlihat aktif melalui penggunaan alat peraga papan


dakon dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika
perkalian bilangan bagi siswa kelas II SD Negeri 1
Karangtalun Kecamatan Purwojatipada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan
26

27

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif tidak diperlukan


hipotesis. Akan tetapi, peneliti menggunakan hipotesis ini hanya sekedar
hipotesis tindakan. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka peneliti
mengajukan hipotesis bahwa Penggunaan Alat Peraga Papan Dakon untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Perkalian Bilangan Siswa
Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun Kecamatan Purwojati Semester Genap
Tahun Pelajaran 2015/2016.
E. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam perbaikan
pembelajaran, maka diperlukan indikator. Indikator digunakan untuk mengukur
prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Setelah melakukan perbaikan
pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II, diharapkan prestasi belajar siswa
dalam materi pembelajaran Perkalian Bilangan pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun Kecamatan

Purwojati

meningkat.
Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa terhadap materi Perkalian Bilangan pada Mata
Pelajaran Matematika dinyatakan berhasil dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran apabila 75% dari jumlah siswa dapat mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai 70.

27

28

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek , Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah mata pelajaran Matematika
dengan Materi Perkalian Bilangan Menggunakan Alat Peraga Papan Dakon
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 1
KArangtalun Purwojati semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah
siswa sebanyak 27, yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 14 anak
perempuan, usia mereka rata-rata 7 tahun walaupun ada siswa yang usianya
lebih dari 7 tahun. Mayoritas siswa berasal dari keluarga petani jarak dari
rumah ke sekolah kurang lebih 1 kilometer, mereka berangkat ke sekolah
dengan jalan kaki, bersepeda dan ada yang diantar jemput oleh orang tuanya
walaupun mayoritas pekerjaan orang tua siswa petani tetapi ada juga yang
merantau ke luar negeri.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD
Negeri 1 Karangtalun, UPK Purwojati pada tahun pelajaran 2015/2016..
Mata Pelajaran
Mata Pelajaran yang menjadi materi kajian yaitu Matematika dengan
spesifik materinya adalah sebagai berikut :
Kelas/semester
: II (Dua) / 2 (Dua)
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan
sampai dua angka.
Kompetensi Dasar

: 3.1

Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya


bilangan dua angka.

3. Waktu Penelitian

28

29

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, dengan


ketentuan 1 siklus dilakukan selama sekali pertemuan.
No.

Kegiatan

1.

Perencanaan Penelitian
Persiapan Penelitian
a. Menyusun RPP Perbaikan
b. Menyusun Instrumen
Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus I
b. Refleksi Siklus I
c. Siklus II
d. Refleksi Siklus II

2.

3.

Januari
31/1/2016

Bulan
Februari

Maret

17/2/2016
20/2/2016
22/2/2016
22/2/2016
29/2/2016
29/2/2016
Minggu ke

4.

Penyusunan Laporan

2-3 Maret
2016
Minggu ke

5.

Pengumpulan Laporan

4 Maret
2016
Tabel 3.1

4. Pihak yang Membantu Penelitian


Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti dibantu oleh guru-guru di
lingkungan sekolah, karyawan dan siswa SD Negeri 1 Karangtalun.
B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
langkah awal yang harus dilakukan untuk menentukan suatu pembelajaran
yang sistematis dan bertujuan untuk mengurangi resiko yang sering muncul
dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini, antara lain :

29

30

a. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Mata


Pelajaran Matematika Kelas II.
b. Menyusun RPP sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator yang telah diterapkan, serta skenario pembelajaran yang
sesuai dengan alat peraga papan dakon dengan media Audio Visual.
c. Mempersiapkan sumber, alat peraga dan media Audio Visual yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
d. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika.
e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati
aktifitas siswa.

2. Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan siklus pertama ini dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan yang dilaksakan pada hari Senin, 22 Februari 2016 di kelas II SD
Negeri Karangtalun. Siklus I terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
1.
Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
c. Apersepsi :
Guru bersama siswa sebelum pembelajaran dimulai untuk
membuat siswa bersemangat.
Lompat-lompat
Lompat lompat itu jump jump jump
Lari lari itu run run run
Ambil ambil itu take take take
Prok prok prok hore hore
d. Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari.
30

31

Setelah mempelajari perkalian bilangan ini, kalian diharapkan


dapat :
1. Siswa dapat mengerti arti perkalian sebagai penjumlahan
berulang
2. Siswa dapat memecahkan masalah perkalian sebagai bentuk
penjumlahan berulang
3. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
e. Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar.
2.

f. Menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.


Kegiatan Inti ( 50 menit)
1) Siswa diperlihatkan tayangan media Audio Visual berupa
powerpoint yang berisikan mengenai materi perkalian bilangan,
serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
2) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan.
3) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual dan alat
peraga.
4) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan
cara siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang
guru satu. Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan
menjadi 1 kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
5) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal
yang diberikan oleh guru.
6) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan
ke kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak
soal.
7) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.

31

32

8) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat peraga


yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa selesai
dahulu mengacungkan jari.
Cara penggunaan papan dakon, misalnya :
a. Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan 2 kerikil
b.
c.

kedalam 4 lubang dakon.


Guru menanyakan berapakah jumlah kerikil keseluruhannya?
Guru bertanya, bagaimana cara kalian menghitung jumlah

d.

kerikil tersebut?
Setelah siswa mengetahui cara menjumlahkan kerikil guru
menjelaskan konsep perkalian. Misalnya :
2+2+2+2=8
Dari hasil berikut dapat dilihat bahwa ini merupakan
penjumlahan berulang, ada 4 angka 2 maka hasil 8 dapat juga

diperoleh dari 4 X 2 = 8
9) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,
permainan selesai.
10) Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar
dikerjakan di lembar jawab yang sudah di siapkan guru.
11) Masing-masing anak per kelompok melaporkan

hasil

jawabannya kepada guru.


12) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
13) Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang belum dimengerti.
14) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskkan kesalahan
dalam memahami materi pelajaran.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

32

33

Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian


dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri
2) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.
3) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
3. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung semua
kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran pada Siklus I. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya. Kegiatan yang diamati dalam proses pembelajaran melalui
observasi langsung ini yaitu :
a.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan
b.

Alat Peraga Papan Dakon dengan media Audio Visual.


Keterampilan guru dalam proses pembelajaran

Matematika

menggunakan Alat Peraga Papan Dakon dengan media Audio Visual.


4. Refleksi
a.
Melakukan penelaahan dan mendiskusikan hasil dari kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung berdasarkan data, serta mengkaji
ulang pelaksanaan pemberian tindakan pada siklus I melalui hasil
observasi untuk menemukan kekuatan dan kelemahan selama proses
b.

pembelajaran.
Membuat daftar permasalahan yang muncul selama pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilihat dari ketrampilan guru, aktivitas siswa,

c.

serta hasil belajar siswa selama proses pembelajaran.


Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I dan
merencanakan tindak lanjut untuk mengadakan perbaikan siklus II.

33

34

Siklus II
1. Perencanaan
Rencana kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
langkah awal yang harus dilakukan untuk menentukan suatu pembelajaran
yang sistematis dan bertujuan untuk mengurangi resiko yang muncul dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalan
penelitian ini, antara lain :
a. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Idikator Mata
Pelajaran Matematika Kelas II.
b. Menyusun RPP sesuai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
Indikator yang telah ditetapkan, serta skenario pembelajaran yang sesuai
dengan Alat Peraga Papan Dakon dengan media Audio Visual.
c. Mempersiapkan sumber, alat peraga, dan media Audio Visual yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
d. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika.
e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati
aktifitas siswa.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus kedua ini dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan yang dilaksanakan pada hari Senin, 29 Februari 2016 di kelas II
SD Negeri 1 Karangtalun . Masing-masing pertemuan terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
c. Apersepsi :

34

35

Guru bersama siswa sebelum pembelajaran dimulai berlatih


konsentrasi dengan permainan seperti berikut :
Siswa harus berkonsentrasi setiap kali guru mengatakan panca
indra.
Misal : guru mengatakan telinga, tetapi tangan guru memegang
mata, maka siswa harus melakukan seperti apa yang dikatakan oleh
guru, bukan meniru apa yang dilakukan guru, melakukan hal
tersebut dalam beberapa kali untuk membuat anak konsentrasi dan
siap menerima pelajaran.

Gambar 3.2
d. Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi yang
akan dipelajari.
Setelah mempelajari perkalian bilangan ini, kalian diharapkan
dapat :
1. Siswa dapat mengerti arti perkalian sebagai penjumlahan
berulang
2. Siswa dapat memecahkan masalah perkalian sebagai bentuk
penjumlahan berulang
3. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
Gambar 3.3
e. Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar.
f. Menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti ( 50 menit)

35

36

1) Siswa diperlihatkan tayangan media

Audio Visual berupa

powerpoint yang berisikan mengenai materi perkalian bilangan,


serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

Gambar 3.4
2) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan.
3) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual dan alat
peraga.

Gambar 3.5
4) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan cara
siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang guru satu.

36

37

Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan menjadi 1


kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.

Gambar 3.6
5) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal yang
diberikan oleh guru.

Gambar 3.7
6) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan ke
kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak soal.
7) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.

37

38

8) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat peraga


yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa selesai
dahulu mengacungkan jari.
Cara penggunaan papan dakon, misalnya :
a) Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan 2 kerikil
kedalam 4 lubang dakon.
b) Guru menanyakan berapakah jumlah kerikil keseluruhannya?
c) Guru bertanya, bagaimana cara kalian menghitung jumlah
kerikil tersebut?
d) Setelah siswa mengetahui cara menjumlahkan kerikil guru
menjelaskan konsep perkalian. Misalnya :
2+2+2+2=8
Dari hasil berikut dapat dilihat bahwa ini merupakan
penjumlahan berulang, ada 4 angka 2 maka hasil 8 dapat juga
diperoleh dari 4 X 2 = 8

Gambar 3.8

38

39

9)

Gambar 3.9
Siapa cepat dan tepat akan mendapat bintang, permainan selesai.

10) Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar


dikerjakan.
11) Masing-masing anak per kelompok melaporkan hasil jawabannya
kepada guru.
12) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
13) Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang belum dimengerti.
14) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskkan kesalahan
3.

dalam memahami materi pelajaran.


Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu

3.

sendiri.
2) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.
3) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung semua
kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran pada Siklus II.

39

40

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah


disiapkan sebelumnya. Kegiatan yang diamati dalam proses pembelajaran
melalui observasi langsung ini yaitu :
a.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan
b.

Alat Peraga Papan Dakon dengan media Audio Visual.


Keterampilan guru dalam proses pembelajaran

Matematika

menggunakan Alat Peraga Papan Dakon dengan media Audio Visual.


4. Refleksi
a.
Melakukan penelaahan dan mendiskusikan hasil dari kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung berdasarkan data, serta mengkaji
ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek pemberian tindakan pada
siklus II melalui hasil observasi untuk menemukan kekuatan dan
b.

kelemahan selama proses pembelajaran.


Melihat daftar permasalahan yang telah ada, ternyata permasalahan
yang dialami peneliti dalam mengajar semakin berkurang dan tidak
muncul lagi selama pelaksanaan tindakan pada siklus II dilihat dari
ketrampilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa selama

c.

proses pembelajaran.
Dari hasil refleksi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa
tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil karena jumlah siswa
yang tuntas sudah lebih dari 75%. Berarti, upaya perbaikan
pembelajaran dalam meningkatkan pretasi belajar siswa kelas II SD
Negeri 1 Karangtalun Kecamatan Purwojati berakhir di siklus II.

C. Teknik Analisis Data


1. Sumber Data
a. Siswa

40

41

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mendapatkan sumber data


siswa berupa tes yaitu dari hasil evaluasi belajar siswa, dan sumber data
non tes yang diperoleh dari hasil observasi secara sistematis terhadap
aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua.
b. Guru
Sumber data guru berasal dari hasil observasi terhadap ketrampilan
guru dalam pembelajaran yang menggunakan alat peraga papan dakon
dengan media Audio Visual dari siklus pertama hingga siklus kedua.
c. Data Dokumen
Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes sebelum
maupun setelah dilaksanakan tindakan serta foto selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Catatan Lapangan
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama
proses pembelajaran berupa data aktivitas siswa, ketrampilan guru dan
proses pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga papan dakon
dengan media Audio Visual.
2. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Nana Syaodih S (2010: 95), Penelitian kuantitatif mengambil jarak
anatara peneliti dengan objek yang diteliti. Penelitian kuantitatif
menggunakan

instrumen-instrumen

formal,

standar,

dan

bersifat

mengukur.
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar Matematika yang
diperoleh

siswa

setelah

pelaksanaan

pembelajaran

Matematika

menggunakan Alat Peraga Papan Dakon pada setiap akhir pertemuan.


b. Data Kualitatif

41

42

Nana Syaodih S (2010: 116), penelitian kuantitatif merupakan suatu


pendekatan penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena sosial
dari perspektif partisipan. Penelitian kualitatif menggunakan strategi
multi metode, dengan metode utama interviu, observasi dan studi
dokumenter.
Data kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan
lembar aktivitas siswa dan guru, serta catatan lapangan dalam
pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga papan dakon dengan
media Audio Visual.
3. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data
yang telah terkumpul dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif.
Menurut Nana Syaodih S (2010: 79), dalam menganalisis data
kuantitatif dengan Comparative study merupakan bentuk penelitian
deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian,
kegiatan, program dll., yang sejenis atau hampir sama setiap siklus.
Sedangkan data kualitatif (Moleong dalam Ristata, 2010) menggunakan
teknik analisis kritis, untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria guru dan
siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

42

43

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Deskripsi Hasil Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas II SD
Negeri 1 Karangtalun sebanyak 2 kali siklus dengan masing-masing siklus
terdiri dari 1 kali pertemuan menggunakan Alat Peraga Papan Dakon dalam
pembelajaran Matematika materi perkalian bilangan. Dalam setiap siklus
terdiri dari 1 pertemuan, yang terdiri dari 2 jam pelajaran. Berikut ini akan
dipaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi hasil pengamatan
ketrampilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa menggunakan
model

Permainan Dakon. Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan

sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kegiatan Pra Siklus dilakukan untuk memperoleh data awal
mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
Pelaksanaan pra tindakan dilakukan pada pertengahan Februari, setelah
peneliti mendapatkan ijin penelitian. Data yang diperoleh pada tahap pra
tindakan ini didapat melalui observasi dan tes evaluasi pra tindakan.
Dari hasil tes diperoleh data yang berupa angka-angka mengenai
nilai

masing-masing

siswa.

Hasil

analisis

deskriptif

kuantitatif

menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas 64,81 dengan nilai tertinggi 90


dan nilai terendah 40. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pra
tindakan dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No

Nama Siswa

KKM

43

Kondisi

Keterangan

44

Belum
Awal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27

Jumlah Nilai

40
60
80
60
70
50
90
90
50
80
90
70
60
80
50
60
60
70
60
60
40
80
50
50
80
50
70
12
44,45
15
55,55
1750

Rata-rata

64,81

HAFII MAULANA
RIYAN ADI PANGESTU
ABEDNEGO DWI PRASOJO
ADAM SOLEH R.
AMANDA MARSHELLIA S.
ARIF HIDAYAT
42
ASRI TRI UTAMI
DESTA ALBAR FATONI
DIANA INTAN RAMADANI
ELISA RAHMAWATI
FADILA RISQI ARDIYANTI
FAIZ KURNIAWAN W.
FEBIYA ELOK MAWARNI
FENITA WIJIANA PUTRI
FLORENTINA PUTRI A.W.
INTAN NUR BAETY
LUBNA HALUNI V.
MAULANA ABI P.
MUSALIM RIDHO B.
NUR KALINA
RIAN AFANDI
RISTI KURNIASIH
SARI JANUARSIH
SATRIYA NUR R.
TEGAR SOLEH R.
VERDIAN SAPUTRA
ZASKIA PUTRI

70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

Tuntas
Prosentase Siswa Tuntas (%)
Belum Tuntas
Prosentase Siswa Belum Tuntas (%)

Tuntas
Tuntas

12
44,45

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Siswa dari Kondisi Awal

44

15
55,55

45

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian


siswa dalam menguasai kemampuan perkalian bilangan masih kurang,
ada 55,55% siswa yang belum tuntas. Oleh karena itu, perlu diadakan
tindakan guna meningkatkan keterampilan perkalian bilangan kelas II SD
Negeri 1 Karangtalun Kecamatan

PurwojatiKecamatan Nusawungu

Kabupaten Cilacap.
2. Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan Pada Siklus I
1) Menentukan waktu pelakanaan siklus I.
2) Memilih Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
yang akan disampaikan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah
Standar Kompetensi 3. Melakukan perkalian dan pembagian
bilangan sampai dua angka, dan Kompetensi Dasar yang dipilih
yaitu Kompetensi Dasar 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka. Indikatornya adalah : a) Mengenal
arti perkalian sebagai penjumlahan berulang; b) Menentukan
bentuk perkalian dari penjumlahan berulang.
3) Menyusun RPP siklus I sesuai dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah ditetapkan, serta
skenario pembelajaran sesuai dengan alat peraga papan dakon
dengan media Audio Visual.
4) Mempersiapkan sumber, alat peraga dan media Audio Visual yang
akan digunakan dalam pembelajaran seperti buku paket kreatif
Matematika kelas II, buku LKS Bercahaya, alat peraga, media
Audio Visual berupa vidio, powerpoint, Laptop, LCD, serta speaker

45

46

aktif agar vidio dan powerpoint yang telah disiapkan dapat


digunakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Media Audio
Visual yang ditayangkan berupa vidio dan powerpoint tentang
perkalian bilangan.
5) Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Matematika pada
siklus I.
6) Menyusun pedoman penilaian.
7) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk
mengamati aktifitas siswa dalam menggunakan alat peraga papan
dakon.
b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan sebanyak 1 kali
pertemuan. Pembelajaran Matematika dilaksanakan pada hari Senin,
22 Februari 2016 yang berlangsung selama 2 jam pelajaran yaitu jam
ke 1-2 (07.00-08.10), dan diikuti oleh 27 siswa. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtalun pada
semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian pada siklus I menggunakan alat peraga papan
dakon dengan Audio Visual meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, serta
kegiatan akhir.
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam.
b) Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
c) Guru mempersiapkan sumber, alat peraga dan media Audio
Visual yang akan digunakan dalam pembelajaran seperti buku
paket Kreatif Matematika kelas II, buku LKS Bercahaya, alat
46

47

peraga, media Audio Visual berupa vidio, powerpoint, laptop,


LCD, speaker aktif agar vidio dan powerpoint yang telah
disiapkan dapat digunakan, serta meminta siswa supaya
mempersiapkan sumber belajar yang mereka miliki.
d) Guru melakukan presensi.
e) Guru melakukan apersepsi :
Guru bersama siswa sebelum pembelajaran dimulai untuk
membuat siswa bersemangat.
Lompat-lompat
Lompat lompat itu jump jump jump
Lari lari itu run run run
Ambil ambil itu take take take
Prok prok prok hore hore
f) Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari.
Setelah mempelajari perkalian bilangan ini, kalian diharapkan
dapat :
1. Siswa dapat mengerti arti perkalian sebagai penjumlahan
berulang
2. Siswa dapat memecahkan masalah perkalian sebagai bentuk
penjumlahan berulang
3. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
g) Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar
supaya prestasinya bisa meningkat.
2) Kegiatan Inti
a) Siswa diperlihatkan tayangan media Audio Visual berupa
powerpoint yang berisikan mengenai materi perkalian bilangan,
serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
b) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan. Dalam tayangan vidio tadi, apa saja yang ada
didalam vidio yang kalian lihat?.

47

48

c) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual


(powerpoint) dan alat peraga, dan siswa menyimak dengan baik
penjelasan guru.
d) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan
cara siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang
guru satu. Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan
menjadi 1 kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
e) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal
yang diberikan oleh guru.
f) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan
ke kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak
soal.
g) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.
h) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat
peraga yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa
selesai dahulu mengacungkan jari.
i) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,
permainan selesai.
j)
Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar
dikerjakan di lembar jawab yang sudah di siapkan guru.
k) Masing-masing anak per kelompok melaporkan

hasil

jawabannya kepada guru.


l) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
m) Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang belum dimengerti.
n) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskkan kesalahan
dalam memahami materi pelajaran.
48

49

3) Kegiatan Akhir
a) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri
b) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.
c) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Observasi Pada Pelaksanaan Siklus I
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung semua
kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran pada siklus I.
Pengamat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini diamati dalam proses
pembelajaran melalui observasi langsung yaitu :
1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Matematika

menggunakan alat peraga papan dakon dengan media Audio Visual


yang dilakukan pada pembelajaran siklus I masih kurang aktif
dalam satu kelompok. Ada juga siswa yang masih tergantung
menunggu jawaban dari temannya dalam penyelesaikan masalah.
2) Setelah dilakukan siklus I, proses pembelajaran sudah mulai
meningkat karena siswa sudah memahami model yang telah
dipakai sebelumnya, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Namun, masih ada siswa yang masih bingung dalam mengerjakan
tugas yang diperintah oleh guru.
3) Pada siklus I, guru sudah menguasai alat peraga yang akan
digunakan. Namun, nilai hasil belajar yang diperoleh oleh siswa
juga masih banyak yang dibawah KKM karena terjadi keributan

49

50

pada saat pembagian kelompok dalam tempat duduk, sehingga


konsentrasi siswa menjadi berkurang.
d. Refleksi Pada Pelaksanaan Siklus I
1) Guru melakukan penelaahan dan mendiskusikan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung berdasarkan data, serta
mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek pemberian
tindakan pada siklus I melalui hasil observasi untuk menemukan
kekuatan dan kelamahan selama proses pembelajaran.
2) Dari hasil observasi, ada permasalahan yang muncul selama
pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu guru belum bisa
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan, sehingga banyak waktu yang tidak efektif siswa
masih bingung dalam pembagian kelompok dan masih terdapat
kegaduahan dalam memilih kelompok tempat duduk yang
mengakibatkan

proses

kegiatan

belajar-mengajar

menjadi

terganggu. Nilai hasil pada siklus I juga masih banyak yang belum
memenuhi KKM, sehingga perlu tindak lanjut untuk melakukan
perbaikan pada siklus II.
3. Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
a. Perencanaan Pada Siklus II
1) Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
2) Menyusun RPP siklus II sesuai dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan Indikator yang telah ditetapkan, serta
skenario pembelajaran sesuai dengan alat peraga papan dakon
dengan media Audio Visual.

50

51

3) Mempersiapkan sumber, alat peraga dan media Audio Visual yang


akan digunakan dalam pembelajaran seperti buku paket kreatif
Matematika kelas II, buku LKS Bercahaya, alat peraga, media
Audio Visual berupa vidio, powerpoint, Laptop, LCD, serta
speaker aktif agar vidio dan powerpoint yang telah disiapkan dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Media Audio
Visual yang ditayangkan berupa vidio dan powerpoint tentang
perkalian bilangan dan lebih menarik dibandingkan dengan siklus
yang sebelumnya.
4) Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Matematika pada
siklus II.
5) Menyusun pedoman penilaian.
6) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk
mengamati aktifitas siswa dalam menggunakan model permainan
dakon.
b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan sebanyak 1 kali


pertemuan. Pembelajaran Matematika dilaksanakan pada hari Senin,
29 Februari 2016 yang berlangsung selama 2 jam pelajaran yaitu jam
ke 1-2 (07.00-08.10), dan diikuti oleh 27 siswa. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangtalun pada
semester

genap

tahun

pelajaran

2015/2016.

Adapun

dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II menggunakan alat


peraga papan dakon dengan Audio Visual meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, serta kegiatan akhir.
51

52

3. Kegiatan Awal
d. Guru mengucapkan salam.
e. Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
f. Guru mempersiapkan sumber, alat peraga dan media Audio
Visual yang akan digunakan dalam pembelajaran seperti buku
paket Kreatif Matematika kelas II, buku LKS Bercahaya, alat
peraga, media Audio Visual berupa vidio, powerpoint, laptop,
LCD, speaker aktif agar vidio dan powerpoint yang telah
disiapkan dapat digunakan, serta meminta siswa supaya
mempersiapkan sumber belajar yang mereka miliki.
g. Guru melakukan presensi.
h. Apersepsi :
Guru bersama siswa sebelum pembelajaran dimulai berlatih
konsentrasi dengan permainan seperti berikut :
Siswa harus berkonsentrasi setiap kali guru mengatakan panca
indra.
Misal : guru mengatakan telinga, tetapi tangan guru memegang
mata, maka siswa harus melakukan seperti apa yang dikatakan
oleh guru, bukan meniru apa yang dilakukan guru, melakukan
hal tersebut dalam beberapa kali untuk membuat anak
konsentrasi dan siap menerima pelajaran.
f) Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari.
Setelah mempelajari perkalian bilangan ini, kalian diharapkan
dapat :
1. Siswa dapat mengerti arti perkalian sebagai penjumlahan
berulang

52

53

2. Siswa dapat memecahkan masalah perkalian sebagai bentuk


penjumlahan berulang
3. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
g) Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar
supaya prestasinya bisa meningkat.
4. Kegiatan Inti
a) Siswa diperlihatkan tayangan media Audio Visual berupa
powerpoint yang berisikan mengenai materi perkalian bilangan,
serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
b) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan. Dalam tayangan vidio tadi, apa saja yang ada
didalam vidio yang kalian lihat?.
c) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual
(powerpoint) dan alat peraga, dan siswa menyimak dengan baik
penjelasan guru.
d) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan
cara siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang
guru satu. Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan
menjadi 1 kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
e) Guru membagi alat peraga papan dakon dan 100 kerikil pada
setiap kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah
soal yang diberikan oleh guru.
f) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan
ke kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak
soal.
g) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.
h) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat
peraga yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa
selesai dahulu mengacungkan jari.
53

54

i) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,


j)

permainan selesai.
Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar

dikerjakan di lembar jawab yang sudah di siapkan guru.


k) Masing-masing anak per kelompok melaporkan

hasil

jawabannya kepada guru.


l) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
m)Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang belum dimengerti.
n) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskkan kesalahan
dalam memahami materi pelajaran.
5. Kegiatan Akhir
a) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri
b) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya..
c) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Observasi Pada Pelaksanaan Siklus II
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung semua
kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran pada siklus II.
Pengamat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini diamati dalam proses
pembelajaran melalui observasi langsung yaitu :
1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Matematika

menggunakan alat peraga papan dakon dengan media Audio Visual


yang dilakukan pada pembelajaran siklus II menunjukan
peningkatan dari siklus sebelumnya. Guru lebih menekankan pada
54

55

diskusi kelompok, siswa lebih aktif, lebih santai, tidak tegang dan
antar siswa tidak saling menggantungkan hasil jawabannya pada
sisa lain. Hasil belajar siswa meningkat karena siswa terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan
pembelajaran sambil bermain menggunakan botol plastik bekas
yang dibentuk menyerupai papan dakon, menambah keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena model
yang digunakan menyenangkan bagi siswa.
2) Pada kegiatan siklus II, proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran karena
mereka senang dengan model yang dilakukan oleh guru.
Powerpoint yang ditampilkan guru, serta alat peraga yang
disiapkan membuat siswa menjadi senang dalam mengikuti
pembelajaran Matematika.
3) Pada siklus II, guru menguasai alat peraga yang akan digunakan
dengan baik. Guru juga mampu mengkondisikan siswa dalam
pembentukan kelompok dalam memilih tempat duduk. Siswa juga
antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
sehingga nilai hasil belajar yang diperoleh oleh siswa berada diatas
KKM.
d. Refleksi Pada Pelaksanaan Siklus II
1) Guru melakukan penelaahan dan mendiskusikan hasil dari kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung berdasarkan data, serta
mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek pemberian

55

56

tindakan pada siklus II melalui hasil observasi untuk menemukan


kekuatan kelemahan selama proses pembelajaran.
2) Dari hasil observasi, ada permasalahan yang muncul selama
pelaksanaan tindakan pada siklus I sudah bisa teratasi setelah
dilaksanakan siklus II. Guru mampu menguasai alat peraga dengan
baik, siswa lebih aktif, mempersiapkan tempat duduk untuk per
kelompok dan melakukan proses kegiatan pembelajaran sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan sehingga waktu untuk
belajar lebih efektif. Nilai hasil belajar siswa juga meningkat
karena proses pembelajaran berlangsung dengan tertib dan siswa
sangat antusias dalam mengikuti pelajaran dengan alat peraga
papan dakon, media Audio Visual yang disediakan oleh guru.
3) Dari hasil refleksi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa
tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil karena jumlah
siswa yang tuntas sudah lebih dari 75%. Berarti, upaya perbaikan
pembelajaran berakhir di siklus ke II.
B.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
Hasil tes formatif pra siklus atau pada kondisi awal mata pelajaran
Matematika kelas II semester genap di SD Negeri 1 Karangtalun
Kecamatan

Purwojati tahun pelajaran 2015/2016 tentang materi

Perkalian Bilangan yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan


Minimal) dengan ketentuan KKM 70 adalah 12 siswa (44,45%),
sedangkan siswa yang mendapat dibawah KKM adalah 15 siswa
(55,55%).

56

57

Berdasarkan

hasil

tes

formatif

tersebut,

maka

peneliti

merencanakan perbaikan pembelajaran Matematika tentang materi


perkalian

bilangan.

Perbaikan

pembelajaran

dilakukan

dengan

menggunakan siklus I dan siklus II. Setiap siklus ada perencanaan,


tindakan, observasi, dan refleksi untuk mengambil langkah selanjutnya.
Dari kedua siklus tersebut didapatkan hasil sebagaimana tabel
dibawah ini. Adapun untuk peningkatan dari kondisi awal sampai siklus
II akan di paparkan dengan data yang sudah didapatkan oleh peneliti.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Kondisi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Nama Siswa

KKM
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

HAFII MAULANA
RIYAN ADI PANGESTU
ABEDNEGO DWI PRASOJO
ADAM SOLEH RAMADHANI
AMANDA MARSHELLIA S.
ARIF HIDAYAT
ASRI TRI UTAMI
DESTA ALBAR FATONI
DIANA INTAN RAMADANI
ELISA RAHMAWATI
FADILA RISQI ARDIYANTI
FAIZ KURNIAWAN W.
FEBIYA ELOK MAWARNI
FENITA WIJIANA PUTRI
FLORENTINA PUTRI A.W.
INTAN NUR BAETY
LUBNA HALUNI VIAJANNAH
MAULANA ABI PRASETIONO
MUSALIM RIDHO BAIHAQI
NUR KALINA
RIAN AFANDI
RISTI KURNIASIH
SARI JANUARSIH
SATRIYA NUR RAMADHANI
TEGAR SOLEH RAMADHAN
57

Awal
40
60
80
60
70
50
90
90
50
80
90
70
60
80
50
60
60
70
60
60
40
80
50
50
80

Siklus I

Siklus II

50
60
80
70
80
70
100
100
70
90
90
80
70
90
70
70
80
80
80
70
50
90
60
50
80

70
70
80
80
80
80
100
100
80
100
100
90
80
90
80
80
90
80
80
80
70
100
70
70
90

58

26.
27

70
70

VERDIAN SAPUTRA
ZASKIA PUTRI

50
70
12
44,45
15
55,55
1750
64,81

50
80
21
77,78
6
22,22
2010
74,44

70
80
27
100
0
0
2240
82,97

Tuntas
Prosentase Siswa Tuntas (%)
Belum Tuntas
Prosentase Siswa Belum Tuntas (%)
Jumlah Nilai
Rata-rata
a. Siklus I
1) Data Hasil Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki
hasil kegiatan pembelajaran Matematika kelas II tentang Perkalian
Bilangan dengan menggunakan alat peraga papan dakon, peneliti
menyiapkan komponen sebagai berikut :
a) Menentukan waktu pelaksanaan.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pedoman
penilaian dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.
c) Lembar kerja siswa untuk digunakan oleh guru dan siswa
dalam kegiatan perbaikan pembelajaran.
d) Menyusun pedoman penilaian.
e) Lembar observasi digunakan oleh supervisor untuk mengamati
proses kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa.
f) Media Audio Visual, LCD, dan alat peraga digunakan untuk
menunjang proses perbaikan pembelajaran agar memperoleh
hasil yang maksimal.
g) Lembar evaluasi untuk siswa yang digunakan pada saat
evaluasi akhir pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Berikut ini adalah hasil belajar siswa kelas II tentang perkalian
bilangan pada study awal dengan hasil tes formatif siswa pada
siklus I.
Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I
58

59

Siswa yang belum

Kegiatan

Siswa yang tuntas

No

tuntas
Jumlah
%
Jumlah
%
1. Pra Siklus
12
44,45
15
55,55
2. Siklus I
21
77,78
6
22,22
Berdasarkan tabel di atas tentang ketuntasan belajar siswa dalam
Pembelajaran

proses pembelajaran Matematika tentang materi perkalian


bilangan terlihat siswa mengalami peningkatan dan penguasaan
materi. Namun demikian, peningkatan tersebut belum sesuai
dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti, sehingga kegiatan
pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II.
Berikut ini adalah grafik peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari pra siklus sampai siklus I.

Gambar 4.1. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus


dan Siklus I
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar
siswa dari pra siklus ke siklus I.
3) Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai tes formatif dan gambar
diagram ketuntasan belajar yang disajikan di atas maka dapat
dilihat

adanya

peningkatan
59

penguasaan

materi

pelajaran

60

Matematika tentang materi perkalian bilangan yang berhubungan


dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Pada pra siklus dari
27 siswa yang mencapai ketuntasan hanya 12 siswa atau 44,45%,
sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 21 siswa atau
77,78% dari jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ke siklus I
yaitu sebanyak 9 siswa atau 33,33%.
b. Siklus II
1) Data Hasil Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki
hasil kegiatan pembelajaran Matematika kelas II tentang Perkalian
Bilangan dengan menggunakan alat peraga papan dakon, peneliti
menyiapkan komponen sebagai berikut :
a) Menentukan waktu pelaksanaan.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pedoman
penilaian dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.
c) Lembar kerja siswa untuk digunakan oleh guru dan siswa
dalam kegiatan perbaikan pembelajaran.
d) Menyusun pedoman penilaian.
e) Lembar observasi digunakan oleh supervisor untuk mengamati
proses kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa.
f) Media Audio Visual, LCD, dan alat peraga digunakan untuk
menunjang proses perbaikan pembelajaran agar memperoleh
hasil yang maksimal.
g) Lembar evaluasi untuk siswa yang digunakan pada saat
evaluasi akhir pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan

60

61

Berikut ini adalah hasil belajar siswa kelas II tentang perkalian


bilangan pada study awal dengan hasil tes formatif siswa pada
siklus II.
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar siswa pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II

Kegiatan
No
Pembelajaran
1.
2.
3.

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Siswa yang belum


Siswa yang tuntas
Jumlah
12
21
27

%
44,45
77,78
100

tuntas
Jumlah
%
15
55,55
6
22,22
0
0

Berdasarkan tabel diatas tentang ketuntasan belajar siswa dalam


proses pembelajaran Matematika tentang materi Perkalian
Bilangan dengan Alat Peraga Papan Dakon telah berhasil
dilaksanakan oleh peneliti, terlihat siswa mengalami peningkatan
dan penguasaan materi dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Berikut ini adalah grafik peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.

61

62

Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus,


Siklus I, dan Siklus II
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar
siswa dari pra siklus sampai ke siklus II dan telah sesuai dengan
yang diharapkan oleh peneliti.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Ketuntasan dan Nilai Rata-rata dari Pra
Siklus sampai Siklus II.

Kegiatan
No
Pembelajaran
1.
2.
3.

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Siswa Tuntas

Siswa Tidak

Belajar
Jumlah
%
12
44,45
21
77,78
27
100

Tuntas Belajar
Jumlah
%
15
55,55
6
22,22
0
0

Jumlah

Rata-

Siswa

rata

27
27
27

64,81
74,44
82,97

Peningkatan tiap siklusnya ternyata menjadikan nilai rata-rata


kelas ikut meningkat. Terlihat pada tabel di atas nilai rata-rata pra
siklus 64,81; rata-rata siklus I 74,44; rata-rata siklus II 82,97.
Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik nilai rata-rata pra siklus
sampai siklus II berikut ini :

62

63

Gambar 4.3. Diagram Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, dan


Siklus II
3) Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai tes formatif dan gambar
diagram ketuntasan belajar yang disajikan diatas maka dapat dilihat
adanya peningkatan penguasaan materi pelajaran Matematika
tentang materi Perkalian Bilangan yang berhubungan dengan
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan Alat
Peraga Papan Dakon. Pada pra siklus dari 27 siswa yang mencapai
ketuntasan hanya 12 siswa atau 44,45%, pada siklus I terjadi
peningkatan yaitu 21 siswa atau 77,78%, sedangkan siklus II
terjadi peningkatan mencapai 27 siswa atau 100% dari jumlah
siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan
ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 6
siswa atau 22,22%.
4) Data Hasil Refleksi

63

64

Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui


Penelitian Tindakan Kelas dari siklus I sampai siklus II, peneliti
melakukan refleksi untuk mengkaji, menilai dan menganalisis
pelaksanaan perbaikan siklus II. Dari hasil refleksi yang dilakukan,
peneliti menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan
telah berhasil karena jumlah siswa yang tuntas sudah lebih dari
75%. Berarti, upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus ke
II.
2. Pembahasan
Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, perbaikan
pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan.
a. Siklus I
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan dakon, hasil
belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan sebesar 33,33%,
yaitu dari 44,45% menjadi 77,78%. Peningkatan tersebut dikarenakan
pembelajaran

menjadi

lebih

efektif

dalam

suasana

yang

menyenangkan. Hal yang demikian sesuai dengan pendapat Kline


(Pitadjeng,2006: 1) yang menyatakan bahwa pembelajaran menjadi
lebih efektif dalam suasana yang menyenangkan.
b. Siklus II
Pada siklus II, pembelajaran menggunakan alat peraga papan
dakon, siswa terlihat aktif dalam pembelajaran karena siswa terlibat
langsung dalam proses pembelajaran didalam kelas dengan anggota
kelompoknya. Hasil perbaikan pembelajaran menunjukan peningkatan
hasil belajar siswa yang menyakinkan yaitu sebesar 100%.
Peningkatan terjadi karena proses belajar yang mudah dengan

64

65

bermain. Seperti yang diuraikan Andang Ismail (2006: 296) bahwa


belajar sambil bermain merupakan upaya untuk menyampaikan materi
belajar kepada anak dengan cara bermain yang menyenangkan,
sehingga anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses
belajar yang mudah.

65

66

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan serta hasil analisis yang telah
dikemukakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan Alat Peraga Papan Dakon dalam pembelajaran materi
Perkalian Bilangan pada mata pelajaran Matematika Kelas II SD Negeri 1
Karangtalun Kecamatan

Purwojati Semester Genap Tahun Pelajaran

2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari
hasil pengamatan penelitian terhadap siswa selama penelitian yang
menunjukkan adanya peningkatan terhadap setiap siklusnya, yaitu pada
tahap pra siklus, hasil evaluasi dari 27 siswa yang mencapai ketuntasan
hanya 12 siswa atau 44,45%, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 21
siswa atau 77,78%.
2. Berdasarkan penggunaan Alat Peraga Papan Dakon dalam pembelajaran
materi Perkalian Bilangan pada mata pelajaran Matematika Kelas II SD
Negeri 1 Karangtalun Kecamatan

Purwojati Semester Genap Tahun

Pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini


dibuktikan dari hasil pengamatan penelitian terhadap siswa selama
penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan terhadap setiap siklusnya,
yaitu pada siklus II terjadi peningkatan mencapai 27 siswa atau 100% dari
jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan

66

67

ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 6 siswa


atau 22,22%.
Dari simpulan di atas dapat diketahui bahwa hipotesis tindakan dari
penelitian ini telah terjawab bahwa Penggunaan alat peraga papan dakon
dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi perkalian bilangan
siswa Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun Kecamatan

Purwojati Semester

Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Saran Tindak Lanjut

63

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata


terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
Matematika. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian
di Kelas II SD Negeri 1 Karangtalun Kecamatan Purwojati UPK Purwojati
maka peneliti dapat memberikan saran tindak lanjut antara lain :
1. Guru diharapkan menggunakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan alat peraga papan dakon dan dapat memperhatikan
beberapa aspek sebelum menggunakannya yaitu guru harus melakukan
persiapan yang matang baik persiapan dalam menyusun rencana
pembelajaran dengan materi dan konsep yang telah dipilih, penggunaan
media dan alat peraga yang menarik disesuaikan dengan materi, serta
mempersiapkan alat evaluasi yang sesuai dengan materi, sehingga
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.

67

68

2. Guru yang melakukan inovasi dengan alat peraga papan dakon diharapkan
dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lain pada pokok bahasan
yang berbeda dan dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga berpengaruh

pada peningkatan hasil belajar siswa.


3. Siswa diharapkan agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
4. Diharapkan pihak sekolah khususnya kepala sekolah selalu memberikan
bimbingan dan dorongan pada guru terus melakukan inovasi dalam kegiatan
pembelajaran

dengan

melakukan

Penelitian

Tindakan

Kelas

dan

menerapkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan efektif agar


ketrampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa meningkat
sehingga meningkatnya mutu pendidikan sekolah.

68

69

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Duri dkk. (2014). Metode Penelitian. Tanggerang Selatan : Universitas


Terbuka.
Anitah W, Sri dkk. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Ibrahim, NW. (2014). Pengertian Matematika. Diunduh 25/02/2016 dari
http://digilib.unila.ac.id/479/3/BAB%20II.pdf.
Indriyanti, Y. (2014). Tujuan pembelajaran matematika. Diunduh 27/02/2016 dari
http://digilib.uinsby.ac.id/611/5/Bab%202.pdf.
Insan, Liana. (2013). Permainan Tradisional Dakon. Diunduh 25/02/2016 dari
www.lianaisan.blogspot.co.id.
Muzakki,

M.

(2012).

Prestasi

Belajar.

Diunduh

25/02/2016

dari

http://eprints.uny.ac.id/8915/3/bab%202%20-08402244030.pdf.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian.
Purwantoro, Didi Hari. (2015). Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa Menggunakan Metode Snowball Throwing (Bola Salju)
Dalam Pembelajaran Lingkungan Rumah Sehat Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas I SDN Nusawungu 02. PTK, tidak diterbitkan. Purwokerto : FKIP
Universtitas.
Rahmadona,

Sisca.

(2014).

Alat

Peraga.

Diunduh

23/03/2016

dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/sisca-rahmadonna-spdmpd/ALAT%20PERAGA.pdf.

69

70

Ridwan, Mohamad. (2013). Permainan Tradisional Dakon. Diunduh 25/02/2016


dari www.gurudekil.blogspot.com.
Sarmi. (2014). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan
Media Konkret Pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Energi di Kelas
II SD Negeri Banjarsari 01. PTK, tidak diterbitkan. Purwokerto : FKIP
Universitas.
Sri W, Ermina. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Ciri-ciri Khusus
Beberapa Jenis Hewan Melalui Model Pembelajaran Make A Match. Info
Education, 36 (5), hal. 24-27.
Sulaimah, Esti. (2013). Latar Belakang Masalah. Diunduh 17 februari 2016 dari
http://eprints.uny.ac.id/15461/1/skripsi%20esti.pdf.
Syaodih S., Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Wardani, IG.A.K. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka.
, (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Widiastuti, Henti. (2014). Permainan Tradisional Dakon. Diunduh 16 februari
2016 dari http://digilib.uinsuka.ac.id/14099/2/bab%20i,%20iv,%20daftar
%20pustaka.pdf.
Zone,

RB.

(2013).

Hasil

Belajar.

Diunduh

25/02/2016

dari

http://anakindonesiaberkreasi.blogspot.co.id/2013/05/penilaian-prosesdan-hasil-belajar.html?m=1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

70

71

PRA SIKLUS
Sekolah
: SD Negeri 1 Karangtalun 03
Mata Pelajaran/Tema : Matematika/Kegiatan Sehari-hari
Kelas/ Semester
: II (Dua) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu: 2 X 35 menit
I.
II.

Standar Kompetensi
3.
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
Kompetensi Dasar
3.1

Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

III. Indikator
III.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
III.1.2 Menentukan bentuk perkalian dari penjumlahan berulang
IV. Tujuan Pembelajaran
3.1.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
1.1.2.1 Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian dari penjumlahan
berulang
1.1.2.2 Siswa dapat menghitung dengan cepat
V. Materi Ajar
Perkalian Bilangan
a. Arti Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang dengan suku yang sama.
Melakukan perkalian sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkalian ada maknanya.
Contoh :
Resep Dokter tertulis 3 x 1, artinya dalam sehari tiga kali satu-satu
+
+
=1+ 1 + 1
=3X1
=3
b. Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh :
Bu Ayu mempunyai 3 sepeda. Setiap sepeda berisi 2 roda. Berapa
banyak roda sepeda Bu Ayu? Untuk mendapatkan banyak roda sepeda
Bu Ayu, Perhatikan penjelasan berikut ini !
71

72

Sama artinya dengan


3X2=6
Keterangan : Angka 3 merupakan banyak kotak tempat apel berada.
Angka 2 kedua merupakan banyaknya apel yang ada pada
setiap kotak.
Dalam perhitungan perkalian, bilangan yang dijumlahkan adalah
bilangan yang berada dibelakang tanda kali dijumlahkan dengan
banyaknya bilangan yang terletak sebelum tanda kali.
Contoh lain :
1. 4 X 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32
2. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 5 X 6 = 30
3. 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 6 X 7 = 42
VI.

Metode Pembelajaran
1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
3.
Penugasan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


1.
Kegiatan Awal (10 menit)
a. Apersepsi :
Guru bertanya kepada siswa Siapa yang pernah ke Dokter?
Biasanya dokter memberikan kita obat, Nah kalau diperhatikan
pada obat tersebut biasanya tertera tulisan 3 X 1, siapa yang tahu
artinya?.
b. Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi
2.

yang akan dipelajari.


Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru bertanya dengan siswa tentang perkalian bilangan.

72

73

2) Guru menjelaskan materi tentang perkalian bilangan sebagai


penjumlahan berulang.
3) Dengan bimbingan guru, siswa membuka buku LKS tentang
materi perkalian bilangan.
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan pejelasan guru tentang materi perkalian
sebagai bentuk penjumlahan berulang dengan melihat contoh
gambar atau benda disekitar yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Guru memberikan latihan soal.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
dan menganlisis soal.
4) Siswa mengerjakan latihan soal secara individu.
5) Guru bersama siswa membahas hasil jawaban.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
2) Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang belum dimengerti.
3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
3.

dalam memahami materi pelajaran.


Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri.

VIII. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


1. Buku Paket Kreatif Matematika Kelas II halaman 79-80
2. Buku LKS Bercahaya Kelas II Semester 2 halaman 37
3. Silabus Matematika Kelas II
IX. Penilaian
1. Prosedur Tes
a. Tes awal
: lisan
b. Tes dalam proses
: lisan
c. Tes Akhir
: Tertulis
2. Jenis Tes
a. Lisan
b. Tertulis
3. Alat Tes
73

74

a. Lembar soal evaluasi (terlampir)


b. Kunci jawaban dan kriteria penilaian (terlampir)
Karangtalun, 15 Februari 2016
Mengetahui,
Kepala SDN 1 Karangtalun 03

Guru Kelas II

KURSIN, S.Pd

KURSIN, S.Pd

NIP 19590616 198201 1005

NIP 19590616 198201 1005

Lembar Evaluasi Siswa


Pra Siklus
Nama

:................

Nomor Absen : . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal-soal berikut ini !
1.

....+.... +....+....=....X....=....
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

5X8=....+.... +....+....+....=....
3X 9 = . . . . + . . . . + . . . . = . . . .
4X5=....+....+....+....=....
6+6+6+6+6+6=....X....=....
2+2+2+2+2+2+2+2+2=....X....=....
10 + 10 = . . . . X . . . . = . . . .
7X5=....
4X9=....
5X4=....

74

75

Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian


Pra Siklus
a.

Kunci Jawaban
1. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 X 4 = 16
2. 8 + 8 + 8 + 8 + 8 = 40
3. 9 + 9 + 9 = 27
4. 5 + 5 + 5 + 5 = 20
5. 6 X 6 = 36
6. 9 X 2 = 18
7. 2 X 10 = 20
8. 35
9. 36
10. 20

b.

Kriteria Penilaian
1. Perolehan skor tertinggi
2. Jawaban benar skor
3. Jawaban salah skor
4. Nilai

: 100
: 10
:0
: skor perolehan x 100
skor maksimal

75

76

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I
Sekolah
: SD Negeri 1 Karangtalun
Mata Pelajaran/Tema : Matematika/Kegiatan Sehari-hari
Kelas/ Semester
: 2 ( Dua) / 2 ( Dua)
Alokasi Waktu: 2 X 35 menit
I.

Standar Kompetensi
3.
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.
II. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
III. Indikator
III.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
III.1.2 Menentukan bentuk perkalian dari penjumlahan berulang
IV. Tujuan Pembelajaran
3.1.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.1.2.1 Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian dari penjumlahan
berulang
3.1.2.2 Siswa dapat menghitung dengan cepat
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1.
Siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran matematika
2.
Meningkatkan prestasi belajar siswa dari pembelajaran sebelumnya
VI. Materi
Perkalian Bilangan
a. Arti Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang dengan suku yang sama.
Melakukan perkalian sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkalian ada maknanya.
Contoh :
Resep Dokter tertulis 3 x 1, artinya dalam sehari tiga kali satu-satu
+
+
=1+ 1 + 1
=3X1
=3
b. Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh :

76

77

Bu Ayu mempunyai 3 sepeda. Setiap sepeda berisi 2 roda. Berapa


banyak roda sepeda Bu Ayu? Untuk mendapatkan banyak roda sepeda
Bu Ayu, Perhatikan penjelasan berikut ini !

Sama artinya dengan


3X2=6
Keterangan : Angka 3 merupakan banyak kotak tempat apel berada.
Angka 2 kedua merupakan banyaknya apel yang ada pada
setiap kotak.
Dalam perhitungan perkalian, bilangan yang dijumlahkan adalah
bilangan yang berada dibelakang tanda kali dijumlahkan dengan
banyaknya bilangan yang terletak sebelum tanda kali.
Contoh lain :
1. 4 X 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32
2. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 5 X 6 = 30
3. 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 6 X 7 = 42
VII.

Metode Pembelajaran
1. Metode Permainan Dakon
2. Penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (10 menit)
Guru bersama siswa sebelum pembelajaran pembelajaran dimulai
untuk membuat siswa bersemangat.
Lompat-lompat
Lompat lompat itu jump jump jump
Lari lari itu run run run
Ambil ambil itu take take take
Prok prok prok hore hore

77

78

. Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar.


Menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti ( 50 menit)
a. Eksplorasi
1) Siswa diperlihatkan tayangan media Audio Visual berupa
powerpoint

yang

berisikan

mengenai

materi

perkalian

bilangan, serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang


dipelajari.
2) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan.
3) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual dan alat
peraga.
b. Elaborasi
1) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan
cara siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang
guru satu. Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan
menjadi 1 kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
2) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal
yang diberikan oleh guru.
3) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan
diberikan ke kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru
mengacak soal.
4) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.
5) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat
peraga yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa
selesai dahulu mengacungkan jari.
Cara penggunaan papan dakon, misalnya :
a. Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan 2 kerikil
kedalam 4 lubang dakon
b. Guru
menanyakan

berapakah

jumlah

kerikil

keseluruhannya?
c. Guru bertanya, bagaimana cara kalian menghitung jumlah
kerikil tersebut?
d. Setelah siswa mengetahui cara menjumlahkan kerikil guru
menjelaskan konsep perkalian. Misalnya :
2+2+2+2=8
78

79

Dari hasil berikut dapat dilihat bahwa ini merupakan


penjumlahan berulang, ada 4 angka 2 maka hasil 8 dapat
juga diperoleh dari 4 X 2 = 8
6) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,
permainan selesai.
7) Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar
dikerjakan di lembar jawab yang sudah di siapkan guru.
8) Masing-masing anak per kelompok melaporkan

hasil

jawabannya kepada guru.


c. Konfirmasi
1) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
jawaban siswa.
2) Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang belum dimengerti.
3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
dalam memahami materi pelajaran.
4. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri
2) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.

IX.

X.

3) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.


Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Kertas warna
2. Papan Dakon (botol plastik bekas)
3. Kerikil 100 biji
4. Buku Paket Kreatif Matematika Kelas II halaman 79-80
5. Buku LKS Bercahaya Kelas II Semester 2 halaman 37
6. Silabus Matematika Kelas II
Penilaian
1. Prosedur Tes
a. Tes awal
: lisan
b. Tes dalam proses
: lisan dan perbuatan
c. Tes Akhir
: Tertulis
Karangtalun, 17 Februari 2016

Mengetahui,
Kepala SDN 1 Karangtalun

Guru Kelas II
79

80

SRI SUMARYANTO, S.Pd.SD

PUJI RAHAYU

NIP 19601001 197911 1 002

NIM 822921159

80

81

Lembar Evaluasi Siswa


Siklus I
Nama

:................

Nomor Absen : . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakanlah soal-soal berikut ini !
1.

....+.... +....+....=....X....=....
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

5X8=....+.... +....+....+....=....
3X 9 = . . . . + . . . . + . . . . = . . . .
4X5=....+....+....+....=....
6+6+6+6+6+6=....X....=....
2+2+2+2+2+2+2+2+2=....X....=....
10 + 10 = . . . . X . . . . = . . . .
7X5=....
4X9=....
5X4=....

81

82

Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian


Siklus I
I.

Kunci Jawaban
1. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 X 4 = 16
2. 8 + 8 + 8 + 8 + 8 = 40
3. 9 + 9 + 9 = 27
4. 5 + 5 + 5 + 5 = 20
5. 6 X 6 = 36
6. 9 X 2 = 18
7. 2 X 10 = 20
8. 35
9. 36
10. 20

II.

Kriteria Penilaian
1. Perolehan skor tertinggi
2. Jawaban benar skor
3. Jawaban salah skor
4. Nilai

: 100
: 10
:0
: skor perolehan x 100
skor maksimal

82

83

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
Sekolah

: SD Negeri 1 Karangtalun 03

Mata Pelajaran/Tema : Matematika/Kegiatan Sehari-hari


Kelas/ Semester

: 2 ( Dua) / 2 ( Dua)

Alokasi Waktu: 2 X 35 menit


I.

Standar Kompetensi
3.
Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

II.

Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.

III. Indikator
III.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
III.1.2 Menentukan bentuk perkalian dari penjumlahan berulang
IV.

Tujuan Pembelajaran
3.1.1.1 Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang
3.1.2.1 Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian dari penjumlahan
berulang
3.1.2.2 Siswa dapat menghitung dengan cepat

V.

Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran matematika
2.
Meningkatkan prestasi belajar siswa dari pembelajaran sebelumnya

VI.

Materi
Perkalian Bilangan
a. Arti Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang dengan suku yang sama.
Melakukan perkalian sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkalian ada maknanya.
Contoh :
Resep Dokter tertulis 3 x 1, artinya dalam sehari tiga kali satu-satu
+
+
83

84

=1+ 1 + 1
=3X1
=3
b. Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang
Perkalian merupakan penjumlahan berulang
Contoh :
Bu Ayu mempunyai 3 sepeda. Setiap sepeda berisi 2 roda. Berapa
banyak roda sepeda Bu Ayu? Untuk mendapatkan banyak roda sepeda
Bu Ayu, Perhatikan penjelasan berikut ini !

Sama artinya dengan


3X2=6
Keterangan : Angka 3 merupakan banyak kotak tempat apel berada.
Angka 2 kedua merupakan banyaknya apel yang ada pada
setiap kotak.
Dalam perhitungan perkalian, bilangan yang dijumlahkan adalah
bilangan yang berada dibelakang tanda kali dijumlahkan dengan
banyaknya bilangan yang terletak sebelum tanda kali.
Contoh lain :
1. 4 X 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32
2. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 5 X 6 = 30
3. 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 6 X 7 = 42
VII.

Metode Pembelajaran
1. Metode Permainan Dakon
2. Penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal (10 menit)

84

85

a. Guru mengucapkan salam.


b. Mengajak semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
c. Apersepsi :
Guru bersama siswa sebelum pembelajaran dimulai berlatih
konsentrasi dengan permainan seperti berikut :
Siswa harus berkonsentrasi setiap kali guru mengatakan panca
indra.
Misal : guru mengatakan telinga, tetapi tangan guru memegang
mata, maka siswa harus melakukan seperti apa yang dikatakan oleh
guru, bukan meniru apa yang dilakukan guru, melakukan hal
tersebut dalam beberapa kali untuk membuat anak konsentrasi dan
siap menerima pelajaran.
e. Menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dari materi yang
akan dipelajari.
Setelah mempelajari perkalian bilangan ini, kalian diharapkan
dapat :
1. Siswa dapat mengerti arti perkalian sebagai penjumlahan
berulang
2. Siswa dapat memecahkan masalah perkalian sebagai bentuk
penjumlahan berulang
3. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
e. Memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar.
g. Menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti ( 50 menit)
a. Eksplorasi
1) Siswa diperlihatkan tayangan media Audio Visual berupa
powerpoint yang berisikan mengenai materi perkalian bilangan,
serta alat peraga yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
2) Guru mengajukan pertanyaan mengenai tayangan yang telah
ditampilkan.
3) Guru menjelaskan materi yang ada dalam media visual dan alat
peraga.
b. Elaborasi
1) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok 3 siswa, dengan
cara siswa bergantian mengambil kertas warna yang dipegang

85

86

guru satu. Nanti siswa yang mendapat kertas warna sama akan
menjadi 1 kelompok. Sehingga dalam kelas ada 9 kelompok.
2) Guru membagi media papan dakon dan 100 kerikil pada setiap
kelompok untuk digunakan dalam memecahkan masalah soal
yang diberikan oleh guru.
3) Masing-masing kelompok membuat 1 soal yang akan diberikan
ke kelompok lain, soal di tumpuk ke guru lalu guru mengacak
soal.
4) Setiap kelompok mengambil satu soal ke guru.
5) Setiap kelompok menjawab pertanyaan sesuai dengan alat
peraga yang disiapkan oleh guru. Kemudian kelompok siapa
selesai dahulu mengacungkan jari.
Cara penggunaan papan dakon, misalnya :
a) Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan 2 kerikil
kedalam 4 lubang dakon.
b) Guru
menanyakan
berapakah

jumlah

kerikil

keseluruhannya?
c) Guru bertanya, bagaimana cara kalian menghitung jumlah
kerikil tersebut?
d) Setelah siswa mengetahui cara menjumlahkan kerikil guru
menjelaskan konsep perkalian. Misalnya :
2+2+2+2=8
Dari hasil berikut dapat dilihat bahwa ini merupakan
penjumlahan berulang, ada 4 angka 2 maka hasil 8 dapat
juga diperoleh dari 4 X 2 = 8
6) Siapa cepat dan tepat menjawab akan mendapat bintang,
permainan selesai.
7) Guru memberikan lembar evaluasi ke setiap siswa agar
dikerjakan.
8) Masing-masing

anak

per

kelompok

melaporkan

hasil

jawabannya kepada guru.


c. Konfirmasi
1) Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
2)

jawaban siswa.
Siswa diberikan untuk mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang belum dimengerti.

86

87

3)
4.

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskkan kesalahan

dalam memahami materi pelajaran.


Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan perkalian
dengan dua sama artinya menjumlahkan dengan bilangan itu
sendiri.
2) Guru mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.

3) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.

IX.

Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


1. Kertas warna
2. Papan Dakon (botol plastik bekas)
3. Kerikil 100 biji
4. Buku Paket Kreatif Matematika Kelas II halaman 79-80
5. Buku LKS Bercahaya Kelas II Semester 2 halaman 37
6. Silabus Matematika Kelas II

X.

Penilaian
1. Prosedur Tes
a. Tes awal
: lisan
b. Tes dalam proses
: lisan dan perbuatan
c. Tes Akhir
: Tertulis
2. Jenis Tes
a. Lisan
b. Perbuatan
c. Tertulis
3. Alat Tes
a. Lembar soal evaluasi (terlampir)
b. Kunci jawaban dan kriteria penilaian (terlampir)
Karangtalun, 15 Februari 2016

Mengetahui,
Kepala SDN 1 Karangtalun 03

Guru Kelas II

KURSIN, S.Pd

KURSIN, S.Pd
87

88

NIP 19590616 198201 1005

NIP 19590616 198201 1005

88

89

Lembar Evaluasi Siswa


Siklus II
Nama
:...............
Nomor Absen : . . . . . . . . . . . . . . .
1.

.... +....+....=....X....=....
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

5X7=....+....+....+....+....=....
6X6=....+....+....+....+....+....=....
3X5=....+....+....=....
8 + 8 + 8 + 8 = . . . . X . . . .= . . . .
4+4+4+4+4=....X....=....
9+9+9+9+9+9=....X....=....
2X9=....
1 X 10 = . . . .
7X3=....

89

90

Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian


Siklus II
I.

Kunci Jawaban
1. 7 + 7 + 7 = 3 X 7 = 21
2. 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35
3. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 36
4. 5 + 5 + 5 = 15
5. 4 X 8 = 32
6. 5 X 4 = 20
7. 6 X 9 = 54
8. 18
9. 10
10. 21

II.

Kriteria Penilaian
1. Perolehan skor tertinggi
2. Jawaban benar skor
3. Jawaban salah skor
4. Nilai

: 100
: 10
:0
: skor perolehan x 100
skor maksimal

90

91

LEMBAR OBSERVASI
KETRAMPILAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Siklus

: I (Satu)

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/ Semester

: II (Dua) / 2 (Dua)

Hari/ Tanggal

: Senin, 22 Februari 2016

PETUNJUK :
Tulislah pada kolom pilihan jawaban dengan memberikan tanda ( v ) pada kolom
angka jika :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali

No

1.

2.

3.

Aspek

Memulai

Uraian
1.

Menyampaikan bahan

2.

apersepsi.
Memotivasi siswa untuk

pembelajaran

Mengelola KBM

Mengorganisasikan

melibatkan diri dalam


1.

kelas.
Menyampaikan bahan

2.
3.

pelajaran.
Memberikan contoh.
Memberikan kesempatan

4.
5.

siswa aktif
Memberikan penguatan.
Menggunakan alat dan

1.

media pembelajaran.
Mengatur penggunaan

2.

waktu.
Mengorganisasikan

waktu, siswa dan


fasilitas belajar

Penilaian
2 3 4

siswa.
91

v
v
v
v
v
v
v

92

3.

Mengatur dan

1.

menggunakan fasilitas.
Melaksanakan penilaian

2.

proses.
Melaksanakan penilaian

1.

hasil.
Menyimpulkan

Melaksanakan

4.

penilaian
Mengakhiri

5.

pembelajaran

pembelajaran.
2. Memberi tindak lanjut
JUMLAH

v
v
v
v
v
0

12

Keputusan :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
Karangtalun, 15 Februari 2016

Mengetahui,
Kepala SDN 1 Karangtalun 03

Guru Kelas II

KURSIN, S.Pd

KURSIN, S.Pd

NIP 19590616 198201 1005

NIP 19590616 198201 1005

LEMBAR OBSERVASI
KETRAMPILAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Siklus

: II (Dua)

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/ Semester

: II (Dua) / 2 (Dua)

Hari/ Tanggal

: Senin, 29 Februari 2016

92

93

PETUNJUK :
Tulislah pada kolom pilihan jawaban dengan memberikan tanda ( v ) pada kolom
angka jika :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali

No

1.

2.

Aspek

Uraian

Memulai

5.

2.

apersepsi.
Memotivasi siswa untuk

waktu, siswa dan

1.

kelas.
Menyampaikan bahan

2.
3.

pelajaran.
Memberikan contoh.
Memberikan kesempatan

4.
5.

siswa aktif
Memberikan penguatan.
Menggunakan alat dan

1.

media pembelajaran.
Mengatur penggunaan

2.

waktu.
Mengorganisasikan

3.

siswa.
Mengatur dan

1.

menggunakan fasilitas.
Melaksanakan penilaian

2.

proses.
Melaksanakan penilaian

2.

hasil.
Menyimpulkan

Melaksanakan
penilaian
Mengakhiri
pembelajaran

pembelajaran.
3. Memberi tindak lanjut
JUMLAH

93

5
v

melibatkan diri dalam

Mengelola KBM

fasilitas belajar

4.

Menyampaikan bahan

pembelajaran

Mengorganisasikan
3.

1.

Penilaian
2 3 4

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
0

10

94

Keputusan :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
Karangtalun, 15 Februari 2016

Mengetahui,
Kepala SDN 1 Karangtalun 03

Guru Kelas II

KURSIN, S.Pd

KURSIN, S.Pd

NIP 19590616 198201 1005

NIP 19590616 198201 1005

Siswa menulis materi pelajaran

94

95

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Siswa menjawab secara cepat


95

96

96

Anda mungkin juga menyukai

  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Nli KK 13
    Aplikasi Nli KK 13
    Dokumen936 halaman
    Aplikasi Nli KK 13
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal PTS
    Contoh Proposal PTS
    Dokumen13 halaman
    Contoh Proposal PTS
    Martini Subagyo
    50% (2)
  • Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Dokumen3 halaman
    Yakin Allah Pasti Memberi Jalan Keluar
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PENGANTAR
    PENGANTAR
    Dokumen1 halaman
    PENGANTAR
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Dokumen14 halaman
    A. Halaman Judul, Pengesahan, Keaslian, DLL
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen21 halaman
    Bab Iv
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Sutarto Matematika
    PTK Sutarto Matematika
    Dokumen91 halaman
    PTK Sutarto Matematika
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • pts2 KKG
    pts2 KKG
    Dokumen7 halaman
    pts2 KKG
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lesson Study 3
    Lesson Study 3
    Dokumen11 halaman
    Lesson Study 3
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Hal Judul
    Hal Judul
    Dokumen1 halaman
    Hal Judul
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Fungsi RPP
    Fungsi RPP
    Dokumen17 halaman
    Fungsi RPP
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Abs Tarak Si
    Abs Tarak Si
    Dokumen2 halaman
    Abs Tarak Si
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen34 halaman
    Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Anakku
    Anakku
    Dokumen1 halaman
    Anakku
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Stad
    Bab Ii Stad
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii Stad
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • PTK Ips Karsum 1
    PTK Ips Karsum 1
    Dokumen80 halaman
    PTK Ips Karsum 1
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Rat PKM
    Rat PKM
    Dokumen5 halaman
    Rat PKM
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Dokumen2 halaman
    Bacaan Doa Shalat Hajat Dalam Bahasa Arab
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat
  • Pts 3 Wahyono
    Pts 3 Wahyono
    Dokumen51 halaman
    Pts 3 Wahyono
    Martini Subagyo
    Belum ada peringkat