Anda di halaman 1dari 2

Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah, granulasi kering

menggunakan mesin rol atau mesin slug, dan kempa langsung (Syamsuni, 2006). Tablet
adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu unit dosis lazim, dengan satu macam
bahan aktif atau lebih tergantung tujuan terapi (Sulaiman, 2007). Pada praktikum ini dibuat
tablet Klorfeniramin Maleat dengan kadar 4 mg. Bahan aktif tersebut mempunyai efek
farmakologi untuk mengurangi gejala-gejala alergi termasuk urtikaria, angioedema, rhinitis,
konjungtivitis, dan kulit gatal (Sweetman, 2009).
Pada praktikum kali ini, dibandingkan penggunaan bahan pengisi untuk tablet
Klorfeniramin Maleat 4 mg. Pada formula 1 digunakan bahan pengisi amprotab dan laktosa
(25:7) yang dibuat granulat terlebih dahulu, pada formula 2 bahan pengisi yang digunakan
yaitu avicel PH102 sebesar 18,6%, pada formula 3 digunakan bahan pengisi avicel PH102
dan amilum (75:25), sedangkan pada formula 4 digunakan bahan pengisi avicel PH102 dan
Ac-Di-Sol (70:30).
Manufaktur tablet secara granulasi basah maupun granulasi kering merupakan proses
multitahap yang kompleks. Jika bagian terbesar dari komponen formulasi menunjukkan sifat
yang diperlukan, seperti keberaliran dan keterkempaan, maka tahap granulasi tidak
diperlukan lagi. Hal ini merupakan prinsip dasar dari manufaktur tablet secaara kempa
langsung (direct compression) (Agoes, 2012). Cetak atau kempa langsung dilakukan jika
jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak, zat khasiatnya mempunyai sifat alir
yang baik (free-flowing), dan zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing
(Syamsuni, 2007).
Pembuatan tablet diawali dengan proses milling bahan dengan ayakan mesh 40,
kecuali untuk talk dan Mg stearat diayak menggunakan ayakan mesh 60. Lalu dilakukan
proses mixing

bahan-bahan tersebut. Setelah proses mixing dilakukan evaluasi pada

campuran serbuk. Evaluasi yang dilakukan pada serbuk meliputi distribusi ukuran serbuk,
sifat alir dan sudut istirahat, bobot jenis nyata dan mampat, dan % kompresibilitas .
Tabel ..... Hasil Evaluasi Kekerasan Tablet
No.
Tablet
1
2
3
4
5
Rata-rata

F1
(N)
34
37
37
37
37
36,4

F2
(N)
123
124
122
125
118
122,4

F3
(N)
63
68
64
68
63
65,2

F4
(N)
76
71
56
69
75
69,4

Pada tabel ...... ditunjukkan tabel hasil evaluasi kekerasan tablet dari keempat formula
yang dibuat. Berdasarkan data hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet Klorfeniramin
Maleat yang memiliki kekerasan yang baik adalah formula 3 dan formula 4, sebagaimana
yang dimaksud dalam syarat bahwa seharusnya kekerasan tablet yang baik adalah

4-7

kg/cm2, atau 40-70 N. Pada formula 1 kekerasan belum cukup untuk memenuhi persyaratan,
sedangkan pada formula 2 tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan yang terlalu tinggi dari
persyaratan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan
sifat bahan yang dikempa (Parrot, 1970). Bila tekanan yang diberikan besar, maka kekerasan
tablet akan meningkat. Sebaliknya, bila tekanan yang diberikan kecil maka tablet menjadi
mudah pecah. Selain itu granul-granul yang besar menghasilkan tablet yang lebih padat
sehingga menjadi lebih keras.

Anda mungkin juga menyukai