Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI

LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
FORM USULAN
FORM PENJELASAN
I.

RINGKASAN PELAKSANAAN

II.

PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

POTENSI USAHA
NAMA USAHA
BIDANG USAHA
KEGIATAN USAHA
VISI DAN MISI
BADAN HUKUM USAHA
TINJAUAN HISTORIS DAN PROYEKSI PERKEMBANGAN USAHA
FASILITAS UMUM DAN KHUSUS
LINGKUNGAN KERJA
A. Letak Lokasi
B. Potensi Strategis Lokasi
C. Penggunaan Tanah Lokasi
10. SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA MANUSIA

III. ORGANISASI DAN PERSONALIA


1. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
A. Bagan Struktur Perusahaan
B. Susunan Pengurus
2. FUNGSIONAL UNIT-UNIT PERUSAHAAN
A. Sistem Organisasi
B. Uraian Jabatan, Tugas, dan Wewenang
C. Kualifikasi Tenaga Kerja
3. PENGADAAN TENAGA KERJA
4. KUALIFIKASI TENAGA KERJA
5. PENINGKATAN SDM TENAGA KERJA
6. UPAH DAN JAM KERJA
7. KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

IV. PEMASARAN
1. PRODUK YANG DIPASARKAN
2. AKTIVITAS TRANSAKSI
3. SITUASI PERMINTAAN
A. Permintaan Sekarang
B. Perkembangan Permintaan
C. Proyeksi Permintaan

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

4. SITUASI HARGA
A. Harga Sekarang
B. Perkembangan Harga
C. Proyeksi Harga
5. SITUASI PENAWARAN
A. Penawaran Sekarang
B. Perkembangan Penawaran
C. Proyeksi Penawaran
6. ANALISIS PASAR
A. Bentuk dan Struktur Pasar
B. Resume Pasar
C. Ruang Pasar
D. Pangsa Pasar
7. ANALISIS KOMPETISI
A. Bentuk dan Pola Kompetisi
B. Ruang Kompetisi dan Kompetitor
C. Tingkat Kompetisi
8. STRATEGI PEMASARAN
A. Target Konsumen dan Proyeksi Perluasan Pelanggan
B. Daerah Pemasaran dan Proyeksi Perluasan Distribusi
C. Sistem Pemasaran dan Modifikasi Transaksi
D. Harga Jual dan Mekanisme Pembayaran
E. Promosi
F. Sistem Distribusi
G. Penetrasi, Perluasan, dan Penguasaan Pasar
9. TARGET VOLUME PENJUALAN DAN PROYEKSI PENINGKATAN
PENJUALAN

V.

PRODUKSI

VI. KEUANGAN
VII. KEMITRAAN TERPADU
VIII.ANALISIS SOSIAL, KEMASYARAKATAN, DAN LINGKUNGAN
IX. MANAJEMEN RESIKO
X.

PENUTUP

PRODUKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

JENIS PRODUK
PROSES PRODUKSI
BARANG MODAL
PEMBANGUNAN PABRIK
KAPASITAS PRODUKSI DAN UTILISASI KAPASITAS
RENCANA PRODUKSI
KEBUTUHAN BAHAN BAKU
KEBUTUHAN BAHAN KEMAS
BIAYA LISTRIK DAN BAHAN BAKAR

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

10.BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


11.BIAYA OVERHEAD

KEUANGAN
1. PEMBELANJAAN INVESTASI BARANG MODAL
2. SKEDUL PENARIKAN DANA INVESTASI BARANG MODAL DAN IDC
3. KEBUTUHAN MODAL KERJA
4. BIAYA OPERASIONAL
5. PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN
A.

PROYEKSI RUGI-LABA

B.

PROYEKSI ARUS KAS

C.

PROYEKSI NERACA

D.

RASIO KEUANGAN

E.

PAJAK

6. BREAK EVEN SALES/POINT


7. KELAYAKAN PROYEK
8. ANALISIS SENSITIVITAS
KEMITRAAN TERPADU
1. PIHAK-PIHAK KEMITRAAN
A. KEMITRAAN PEMERINTAH
B. KEMITRAAN KONTRAKTOR
C. KEMITRAAN PERUSAHAAN REAL ESTATE
D. KOPERASI
E. BANK
2. POLA KEMITRAAN
3. PENYIAPAN DAN SYARAT KEMITRAAN
4. MEKANISME KEMITRAAN
5. PERJANJIAN KEMITRAAN

ANALISIS SOSIAL KEMASYARAKATAN DAN LINGKUNGAN


MANAJEMEN RESIKO
PENUTUP

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Permintaan daging sapi di Indonesia pada umumnya dan di Sulawesi Selatan pada
khususnya terutama di Kota Palopo dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Selama periode 2001-2006 di Kota Palopo, kebutuhan daging sapi meningkat
rata-rata .../tahun. Bahkan pada dua tahun terakhir permintaan meningkat lebih dari ...
%/tahun. Pada tahun 2005 permintaan daging sapi mencapai ... . Sementara itu, penawaran
yang khusus berasal dari kota palopo sendiri jauh berbeda dengan jumlah permintaannya.
Untuk kota palopo penawarannya hanya sebesar ..., sedangkan untuk Sulawesi Selatan
penawarannya hanya sebesar ...., sisanya ... harus didatangkan dari ..., ..., ..., dari daerah
lainnya. Berdasarkan studi yang telah dilakukan dari berbagai sumber baik dari
masyarakat, pemerintah, BUMN, Swasta maupun institusi pendidikan, diperkirakan bahwa
dalam 5 tahun mendatang laju permintaan daging sapi jauh lebih tinggi hingga 3 kali lipat
dari situasi penawaran sebelumnya. Pada tahun 2007 saja terjadi kekurangan pasokan
sebesar ...% sedangkan pada tahun 2011 nanti kekurangan tersebut akan mencapai ...%.
Belum lagi jika terjadi berbagai kendala yang mempengaruhi proses produksi dan
distribusi di daerah asal produk sehingga mengancam keberlanjutan pasokan ke daerah
Sulawesi Selatan pada umumnya dan kota palopo pada khususnya.
Untuk memenuhi permintaan yang sangat besar tersebut sekaligus memanfaatkan
potensi SDA dan SDM di kota palopo, maka CV. Takkalala Jaya merencanakan untuk
membangun sub-divisi penggemukan sapi potong di bawah divisi peternakan sapi terpadu
SAWE Farm di Kota Palopo dengan kapasitas produksi sebesar ... . Bakalan sapi potong
awalnya akan dibeli dari peternak plasma di luar kota palopo yang jaraknya tidak lebih dari
radius 100 km dari kota palopo. Setelah 2 periode, bakalan sapi potong akan diproduksi
sendiri. Lokasi peternakan akan dibangun di Jl. Cengkeh (ujung sebelah barat) Kel.
Temmalebba, Kec. Bara, Kota Palopo. Pengangkutan ternak dari atau ke lokasi peternakan
akan menggunakan mobil perusahaan.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini adalah sebesar Rp. .... .
Pendanaannya berasal dari modal sendiri sebesar Rp. ... (...%) dan pinjaman bank
sebesar ... (...%). Plafon modal kerja yang dibutuhkan adalah sekitar Rp. ... /tahun atau
sebesar Rp. ... selama lima tahun yang kesemuanya dibelanjai menggunakan pinjaman
bank. Tingkat bunga pinjaman jangka panjang adalah sebesar ..%/tahun dan jangka pendek
adalah sebesar ..%/tahun. Biaya provisi bank sebesar 2%. Sementara itu, biaya modal
sendiri diperkirakan sekitar ..%/tahun.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Setelah menghitung aspek-aspek manajemen terkait, dapat disimpulkan bahwa


usaha ini layak untuk dilaksanakan. Perhitungan NPV dengan biaya modal ...%/tahun
adalah sebesar Rp. ..., dengan IRR sebesar ...%, dan Payback Periode selama ... tahun.
Perhitungan tersebut adalah berdasarkan skenario yang cukup konservatif, dimana harga
jual ternak sapi dinaikkan hany 10-20% pertahun, sementara para ahli dari berbagai
instansi dan institusi memperkirakan bahwa kenaikan harga produk-produk tersebut pada
tahun-tahun mendatang melebihi ...% pertahun. Biaya listrik dan bahan bakar diperkirakan
akan naik sekitar 20%/tahun, sementara berbagai biaya lainnya seperti pajak/retribusi,
biaya pakan, biaya perawatan dan pengobatan, biaya pemeliharaan peralatan dan
kendaraan, serta upah direksi dan karyawan akan naik sebesar 10%/tahun.
Dilihat dari sensitivitas NPV, tampak bahwa usaha ini cukup sensitif terhadap harga
jual barang jadi dan retribusi bahan baku. Tetapi dilihat dari perkembangan harga jual
ternak sapi dalam 5 tahun terakhir, menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar ..%. Jika
berbagai pos-pos pembiayaan dapat ditekan lebih rendah lagi dari Rp. ... untuk pajak,
Rp. ... untuk, Rp. ... untuk, ...., maka usaha ini tentu akan memberikan kinerja yang lebih
baik dan sangat layak untuk dikembangkan.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

PENDAHULUAN
1. Potensi Usaha
Dalam upaya mewujudkan negara yang maju, mandiri serta masyarakat adil dan
makmur, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang
memasuki millenium ke-3 yang dicirikan oleh proses transformasi global yang
bertumpu pada perdagangan bebas dan kemajuan IPTEK. Sementara itu, di sisi lain
tantangan yang paling fundamental adalah bagaimana untuk keluar dari krisis ekonomi
yang menghantam bangsa Indonesia sejak tahun 1997 dan mempersiapkan
perekonomian nasional dalam memimpin percaturan global abad 21. Dalam rangka,
menjawab tantangan dan pemanfaatan peluang tersebut, diperlukan peningkatan
efisiensi ekonomi, pengembangan teknologi, produktivitas tenaga kerja dalam
peningkatan kontribusi yang signifikan dari setiap sektor pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan
pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan
konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah
sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa
tahun terakhir.
Sementara pada sisi lain pertumbuhan populasi sapi dalam negeri tidak mampu
mengimbangi pertumbuhan jumlah pemotongan. Sehingga berakibat adanya kelebihan
permintaan di bandingkan penyediaan.
Dalam rangka menanggulangi masalah tersebut, telah ditempuh upaya untuk
mencukupi kebutuhan sapi dan daging sapi dengan cara lain mengimpor baik dalam
bentuk sapi, sapi potong, daging sapi maupun semen untuk IB. Diantara yang banyak
diimpor tersebut adalah impor sapi potong.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri,
baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan
oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil,
yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan
alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan
penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah
berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik.
Kegiatan penggemukan sapi ini bisa di lakukan oleh sejumlah peternak kecil secara
bersama-sama di dalam koordinasi KUD dengan mengadakan kerjasama kemitraan
secara terpadu dengan Pengusaha Peternakan Besar (Feedlotters) yang memiliki
kegiatan impor sapi bakalan atau pedangang sapi lokal dan pemasaran sapi hasil
penggemukan yang dilakukannya. Untuk itu sebagai anggota KUD mereka
bekerjasama dengan Perusahaan Penternakan Besar menggunakan kredit perbankan
untuk modal investasi dan modal kerjanya dalam suatu Proyek Kemitraan Terpadu
(PKT) Penggemukan Sapi.
Dengan makin berkembangnya jumlah kegiatan penggemukan sapi yang dilakukan
oleh para peternak kecil dalam Proyek Kemitraan Terpadu ini, maka makin banyak
pula akhir-akhir ini permintaan kredit yang di ajukan kepada perbankan untuk
keperluan usaha penggemukan sapi. Kredit yang dimintakan adalah KUK atau KKPA
yang memiliki tingkat bunga relatif murah. Salah satu model kelayakan PKT ialah PKT
Penggemukan Sapi, untuk dipergunakan sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, khususnya pihak perbankan di dalam mengadakan evaluasi terhadap
adanya permintaan kredit sejenis sehingga dapat menunjang pengembangan usaha
dalam subsektor peternakan.
Bidang peternakan yang didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata bahari,
pertambangan laut, industri maritim, perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa
kelautan, merupakan andalan dalam menjawab tantangan dan peluang tersebut.
Pernyataan tersebut didasari bahwa potensi sumberdaya peternakan yang besar yaitu
sekitar 75% luas wilayah daratan Indonesia adalah lahan pertanian dan selama ini telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Sumbangan yang sangat berarti dari sumberdaya peternakan tersebut, antara lain
berupa penyediaan bahan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja, perolehan devisa dan pembangunan daerah.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Dengan potensi areal pertanian yang sangat luas dengan berbagai sumberdaya alam
lainnya serta ditunjang oleh sumberdaya manusia yang dimiliki, maka eternakan
sesungguhnya

memiliki

keunggulan

komparatif,

keunggulan

kooperatif

dan

keunggulan kompetitif untuk menjadi sektor unggulan dalam kiprah pembangunan


nasional dimasa depan.
Pembangunan peternakan selama tiga dasa warsa terakhir selalu diposisikan
sebagai pinggiran (peryphery) dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan posisi
semacam ini sektor peternakan bukan menjadi arus utama (mainstream) dalam
kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Kondisi ini menjadi menjadi ironis
mengingat hampir 75 % wilayah daratan Indonesia merupakan lahan pertanian dengan
potensi ekonomi yang sangat besar serta berada pada posisi geo-politis yang penting
yakni Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, yang merupakan kawasan paling dinamis
dalam percaturan dunia baik secara ekonomi dan politik. Sehingga secara ekonomispolitis sangat logis jika peternakan dijadikan tumpuan dalam perekonomian nasional.
Konsumsi daging sapi semakin meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat di Indonesia. Dari data statistik menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan perkapita sebesar 8,45% per tahun memberikan dampak peningkatan konsumsi
daging sapi sebesar 2,1 % per tahun.

Grafik 2. Peningkatan Pendapatan per Kapita Periode 1989 1997

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Grafik 3. Peningkatan Konsumsi Daging Sapi Periode 1989 - 1997


Dari grafik diatas menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia
semaking meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan perkapita. Kebutuhan daging
sapi dalam tahun 1995 telan mencapai 404.000 ton, sedangkan produksi daging secara
nasional hanya 338.400 ton sehingga masih terdapat kekurangan suplai sebesar 64.400 ton.
Sampai dengan tahun 1995 permintaan daging sapi import naik rata-rata 50% (sumber
GINSI, 1996). Peningkatan permintaan daging sapi import dari tahun ke tahun di
tunjukkan dalam grafik dibawah ini.

Grafik 4. Permintaan Daging Sapi Impor

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Berdasarkan kebutuhan daging sapi pada tahun 1995 dan peningkatan konsumsi
daging rata-rata maka kebutuhan daging sapi ditahun-tahun mendatang dapat ditunjukkan
dalam grafik berikut.

Grafik 5.Proyeksi Kebutuhan Daging Sapi


Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi fisik, terdiri dari
Perairan Nusantara seluas 2.8 juta km2, Laut Teritorial seluas 0.3 juta km2. Perairan
Nasional seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan sekitar 1,9 juta km2, Luas Wilayah Nasional
5,0 juta km2, luas ZEE (Exlusive Economic Zone) sekitar 3,0 juta km2, Panjang garis
pantai lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau.
Potensi Wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi Pembangunan
adalah sebagai berikut:
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan
Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri Bioteknologi Kelautan dan
Pulau-pulau kecil.
2. Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan Gas, Bahan
tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
3. Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC (Ocean Thermal
Energy Conversion).
4. Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta
Penampung (Penetralisir) limbah.
Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi Perikanan
meliputi; Perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya)

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 15.105.011.400, Mariculture


(rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara sebanyak 528.403 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 567.080.000, Perairan Umum 356.020 ton/tahun, dengan taksiran nilai
US$ 1.068.060.000, Budidaya Tambak 1.000.000 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$
10.000.000.000, Budidaya Air Tawar 1.039,100 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$
5.195.500.000, dan Potensi Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar US$ 40.000.000.000,
secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia senilai US$ 71.935.651.400 dan yang
baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800 atau 24,5 %. Potensi tersebut belum
termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta energi terbarukan serta jasa seperti
transportasi, pariwisata bahari yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan.
Pesisir dari Laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas, mineral dan bahan
tambang yang besar. Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 cekungan minyak yang
terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di
laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti
sebagian, sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi
menghasilkan 106,2 miliar barel setara minyak, namun baru 16,7 miliar barel yang
diketahui dengan pasti, 7,5 miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan
sisanya sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah. Cadangan minyak
yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3 miliar barel terkandung di lepas pantai, yang
lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di laut dalam. Sementara itu
untuk sumberdaya gas bumi, cadangan yang dimiliki Indonesia sampai dengan tahun 1998
mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini mengalami kenaikan bila
dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar 123,6 Triliun Kaki Kubik. Sedangkan
Potensi kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium, mangan, tembaga, zirconium,
nikel, kobalt, biji besi non titanium, vanadium, dan lain sebagainya yang sampai sekarang
belum teridentifikasi dengan baik sehingga diperlukan teknologi yang maju untuk
mengembangkan potensi tersebut.
Indonesia

memiliki

posisi

strategis,

antar

benua

yang

menghubungkan

negaranegara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis tersebut memberikan peluang


Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis jalur perekonomian
dunia berada di wilayah NKRI yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat
Makasar dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai
kekuatan Indonesia dalam percaturan politik dan

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

ekonomi antar bangsa.


Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi SDM adalah
sekitar 60 % penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan
perekonomian

seperti:

Perdagangan,

Perikanan

tangkap,

Perikanan

Budidaya,

Pertambangan, Transportasi laut, dan Pariwisata bahari. Potensi penduduk yang berada
menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas
ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.
2. Nama Usaha
Nama usaha adalah Penggemukan Sapi Potong SAWE Farm, salah satu divisi dari
CV. Takkala Jaya yang berkedudukan di Jln. Benteng Raya III No. 13 Kota Palopo.
3. Bidang Usaha
Penggemukan Sapi Potong SAWE Farm merupakan diversifikasi dan perluasan
bidang usaha dari CV. Takkalala Jaya Kota Palopo. SAWE Farm utamanya bergerak di
bidang peternakan, kemudian disusul pertanian, perdagangan, dan perindustrian. CV.
Takkalala Jaya bergerak di 12 bidang usaha antara lain .....
4. Kegiatan Usaha
Kegiatan usahanya adalah menggemukkan pedet sapi bali, sapi donggala, dan sapi
madura dengan memanfaatkan SDA dan SDM sehingga menjadi sapi yang siap
dipasarkan. Pemasaran sapi potong akan langsung dikelola oleh SAWE Farm bekerja
sama dengan Rumah / Tempat Pemotongan Hewan se-Kota Palopo sehingga efisien
dalam hal pendistribusian.
5. Maksud dan Tujuan
Model kelayakan PKT penggemukan sapi potong yang khusus di buat untuk
pegembangan sub-divisi ini bertujuan untuk :
1. Dapat di pergunakan oleh Bank di dalam mempertimbang pemberianKUK dalam
rangka mendorong pengembangan usaha kecil penggemukan sapi potong pada
khususnya dan usaha kecil sejenis pada umumnya dengan menggunakan PKT;
2. Dipergunakan sebagai pedoman bagi Pengusaha Kecil Peternakan di dalam
mendapatkan bantuan kredit perbankan yang mampu untuk mengembangakan
usahanya secara mantap dan berkelanjutan, seada meningkatkan pendapatan.
3. Mendorong pengembangan usaha kecil peternakan penggemukan sapi sehingga
mampu meningkatkan produksi sapi potong dalam rangka memenuhi kebutuhan

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

daging di Indonesia, dan mampu meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan


pendapatan masyarakat di sekitarnya.
6. Visi dan Misi
7. Badan Hukum Usaha
8. Tinjauan Historis dan Proyeksi Perkembangan Perusahaan
CV. Takkalala Jaya merupakan perusahaan Multidivisional Company
9. Fasilitas Umum dan Khusus
Lokasi peternakan berjarak hanya 30 meter dari pemukiman penduduk, sehingga
fasilitas umum seperti sekolah dan mesjid tidak perlu lagi dibangun di lokasi pabrik.
Lahan tanam pakan terletak di ujung sebelah barat Jl. Cengkeh, Kel. Temmmalebba,
Kec. Bara, Kota Palopo sehingga mudah diakses dengan kendaraan umum dan
karyawan dapat mencapai lokasi dengan mudah. Dalam areal peternakan akan
disediakan rumah inap bagi karyawan.
10. Lingkungan Kerja (Lahan rumput, Peternakan, Kantor, Pabrik)
11. Lokasi
A. Letak Lokasi
SAWE Farm dalam Project Development Plan-nya memiliki 3 lokasi yang
masing-masing disesuaikan dengan fungsinya. Dua lokasi telah ada yaitu Lokasi
pertama yang terletak di Jl. Cengkeh (ujung) Kel. Temmalebba, Kec. Bara, Kota
Palopo dan Lokasi kedua yang terletak di Jl. Benteng Raya III. No 13 Binturu Kota
Palopo. Sementara Lokasi ketiga direncanakan akan ditempatkan di Kompleks
Pasar Sentral Palopo tepatnya di Jl. Rambutan. Semua lokasi tersebut berada di
dalam Kota Palopo.
Lokasi pertama akan digunakan sebagai lahan tanam pakan dan lokasi
peternakan. Lokasi kedua akan digunakan sebagai lokasi pabrik pengolahan pakan
ternak dan susu sapi, sedangkan lokasi ketiga akan digunakan sebagai kantor dan
tempat penjualan produk.
B. Potensi Strategis Lokasi
Ketiga lokasi yang dimaksudkan sebelumnya berada di seputaran kota
palopo. Kota Palopo sebagai Kota Madya ketiga setelah Kota Makassar dan Kota
Pare-Pare, memiliki potensi-potensi strategis yang akan sangat menunjang
kelancaran dan keberhasilan usaha. Ditinjau dari berbagai aspek, Kota Palopo

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

merupakan pasar yang sangat antara lain luas wilayah, pendapatan daerah,
pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat, posisi, populasi penduduk, sejarah,
budaya, informasi, politik, pendidikan, pemerintahan
Secara astronomis, Kota Palopo terletak di ... BB sampai ... BT dan ... LU
sampai ... LS dengan peta lokasi sebagai berikut :
Lokasi pertama berdasarkan aspek geopolitis sangat cocok digunakan
sebagai lahan tanam pakan dan peternakan oleh karena beberapa pertimbangan
yaitu :
1. Merupakan Areal pertanian
2. Jl. Cengkeh terletak di jalan Trans-Sulawesi dimana akses transportasi ke arah
utara Pulau Sulawesi sangat lancar.
3. Letaknya yang strategis (Trans-Sulawesi) menyebabkan kemudahan dalam hal
promosi secara mulut ke mulut (mouth to mouth)
4. Fasilitas di lokasi menunjang yaitu ada jalan kerikil sebagai persiapan jalan
raya yang melewati lokasi.
5. Ada sungai produktif yang melewati lokasi
6. Instalasi listrik terdekat hanya berjarak 30 meter dan pertamina terdekat hanya
berjarak 2 km.
7.
Lokasi kedua berdasarkan aspek geopolitis sangat cocok digunakan sebagai
lokasi pabrik oleh karena beberapa pertimbangan yaitu :
1. Produk yang akan dihasilkan merupakan produk weight gaining yang artinya
bahwa terjadi penambahan berat pada produk setelah melalui proses
pengolahan dari berbagai macam bahan baku menjadi suatu produk sehingga
akan lebih efisien jika lokasi pabrik berdekatan dengan tempat pemasaran.
2. Jl. Benteng Raya III terletak di jalan Trans-Sulawesi dimana akses transportasi
ke arah selatan Pulau Sulawesi sangat lancar.
3. Letaknya yang strategis (Trans-Sulawesi) memberikan keuntungan dalam hal
promosi (mulut ke mulut)
4.
Lokasi ketiga berdasarkan aspek goepolitis
C. Penggunaan tanah lokasi
12. Sumber Daya Alam

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

ORGANISASI DAN PERSONALIA


1. Struktur Organisasi Perusahaan
A. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan
B. Susunan Pengurus
Komisaris

Drs. H. A. Alimuddin Hatta

Direktur Utama

Ny. Hj. St. Johari Alimuddin

Direktur Divisi IX

Andi Altin Alimuddin

Manajer Pemasaran

Andi Batara Gau Alimuddin

Manajer Produksi

Galib Akbar Juz ST.

Manajer Keuangan

Manajer Personalia

Mardianah Saleh S.Pd.

Unit Kesehatan

dr. Bakrie Muhammad S.Ked

Unit Veteriner

drh. A. Muflihanah M.Si

Unit Pendanaan

Drs. Burhanuddin

Unit Riset dan Informasi

Andi Rijal Alimuddin S.Ked

Unit Hukum dan Peradilan

......SH.

Unit Pengawasan Keuangan

..... SE.

2. Fungsional Unit Perusahaan


A. Sistem Organisasi
Sub-divisi pakan ternak bersama sub-divisi lain seperti Embrio Sapi
Inseminasi Buatan (ESIB), Pedet Sapi Potong dan Perah, Penggemukan Sapi, Susu
Sapi, Keju, Biogas, dan Pupuk Organik berada di bawah divisi SAWE Farm yang

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

manajemennya langsung dikelola oleh direktur divisi dibantu oleh manajer-manajer


yang terkait di dalamnya. Manajer-manajer tersebut antara lain manajer pemasaran,
manajer produksi, manajer keuangan, dan manajer personalia. Masing-masing
manajer akan bertanggung jawab terhadap kinerja dan prestasi bidang
manajerialnya masing-masing kepada direktur divisi. Direktur divisi selanjutnya
akan bertanggung jawab kepada direktur utama. Selanjutnya direktur utama akan
memberikan laporan kepada komisaris mengenai kinerja dan keberhasilan
perusahaan selama periode yang telah ditentukan.
Dalam operasionalnya, diruktur utama dan direktur divisi membentuk unitunit tertentu yang bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas di luar proses
produksi dan pemasaran. Unit-unit ini ada yang bertanggung jawab kepada direktur
utama dan ada pula yang bertanggung jawab kepada direktur divisi. Unit-unit yang
bertanggung jawab kepada direktur utama antara lain : unit pendanaan, unit
kesehatan, unit hukum dan peradilan, dan unit pengawasan keuangan. Adapun unit
yang bertanggung jawab kepada direktur divisi antara lain : unit veteriner, unit
peralatan dan perlengkapan, dan unit riset dan informasi.
B. Uraian Jabatan, Tugas, dan Wewenang
Komisaris
1. Mewakili pemegang saham dalam mengawasi jalannya perusahaan.
2. Mengawasi jalannya perusahaan dan meminta pertanggung jawaban direksi atas
laporan keuangan perusahaan melalui komisaris secara berkala
3. Mengangkat dan memberhentikan direksi.
Direktur Utama
1. Memimpin perusahaan dalam menjalankan kegiatannya.
2. Mengawasi dan meminta pertanggung jawaban setiap divisi atas kinerja dan
keuangan dalam menjalankan kegiatannya melalui rapat direksi secara berkala.
3. Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
4. Menyetujui anggaran untuk tahun yang akan datang.
5. Memberikan persetujuan terhadap langkah-langkah usaha yang akan diambil
oleh divisi dibawahnya.
6. Mencari sumber pembelanjaan perusahaan.
7. Melakukan pengawasan dan pengendalian secara langsung terhadap kinerja
setiap divisi.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

8. Memberikan laporan secara berkala kepada pemegang saham melalui


komisaris.
9. Membentuk unit-unit khusus untuk membantu dan mengawasi kinerja
perusahaan.
10. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar perusahaan.
Direktur Divisi
1. Memimpin divisi dalam menjalankan kegiatannya.
2. Mengawasi dan meminta pertanggung jawaban setiap manajer atas kinerja
dalam menjalankan kegiatannya melalui rapat divisi secara berkala.
3. Menetapkan tujuan divisi untuk jangka pendek dan jangka panjang.
4. Meminta anggaran divisi untuk tahun yang akan datang kepada direktur utama.
5. Memberikan persetujuan terhadap langkah-langkah usaha yang akan diambil
oleh manajer dibawahnya.
6. Mencari sumber pembelanjaan divisi.
7. Melakukan pengawasan dan pengendalian secara langsung terhadap kinerja
setiap manajer.
8. Memberikan laporan secara berkala kepada komisaris melalui direktur utama.
9. Membentuk unit-unit khusus untuk membantu dan mengawasi kinerja divisi.
10. Mewakili divisi di dalam dan di luar perusahaan.
Manajer Pemasaran
1. Membuat tujuan jangka pendek yang berkaitan dengan pemasaran produk.
2. Melakukan Penelitian Pasar untuk mengembangkan produk dan pasarnya.
3. Membina hubungan baik dengan pelanggan melalui pelayanan dan after sales
service.
4. Membuat laporan kegiatan pemasaran dan menyampaikannya kepada direksi
5. Bekerja sama dengan bagian keuangan dalam penagihan piutang.
Manajer Produksi
1. Membuat tujuan jangka pendek yang berkaitan dengan produksi.
2. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap volume dan kualitas
produksi.
3. Membuat rencana pengadaan dan pemakaian bahan baku dan bahan-bahan
pembantu.
4. Mengatur jam kerja karyawan dan jadwal aktivitas peternakan, pabrik.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

5. Membuat jadwal perawatan mesin dan peralatan produksi lainnya.


6. Menentukan standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.
7. Membuat laporan produksi dan menyampaikannya kepada direktur divisi.
8. Bekerja sama dengan bagian pemasaran dalam merencanakan produk yang
akan dibuat dan pendistribusiannya.
Manajer Keuangan
1. Mencari sumber dana yang murah dan mudah untuk membiayai kegiatan usaha
divisi.
2. Membuat rencana yang berkenaan dengan alokasi penggunaan dana divisi.
3. Melakukan pengendalian terhadap anggaran divisi dan realisasinya.
4. Mengelola tagihan dan penerimaan kas lainnya srta pengeluaran kas melalui
laporan arus kas perusahaan.
5. Melakukan pencatatan atas transaksi perusahaan dan menyajikan laporan
keuangan tepat waktu.
6. Bekerja sama dengan manajer lain dalam menyesun anggaran, membuat
proposal pendanaan kegiatan perusahaan, pembelian dan kegiatan lain yang
berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
7. Membuat laporan keuangan dan menyampaikannya kepada direktur divisi.
Manajer Personalia
1. Membuat rencana jangka pendek yang berkaitan dengan pendayagunaan
sumber daya manusia.
2. Melakukan rekruitment, seleksi, pelatihan, study banding, orientasi dan
penilaian atas kinerja karyawan.
Unit Pendanaan
1. Membantu direktur utama dalam mencari sumber pembelanjaan perusahaan.
2. Mengusulkan program pendanaan perusahaan kepada direktur utama.
3. Bekerja sama dengan seluruh unit, manajer, dan direktur divisi dalam
meningkatkan modal dan pendanaan perusahaan.
4. Melaporkan kegiatan dan temuan-temuan lain yang berhubungan dengan
permodalan kepada direktur utama.
Unit Kesehatan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan pengobatan kepada seluruh
karyawan perusahaan.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

2. Mengusulkan program pencegahan penyakit pada staf dan karyawan kepada


direktur utama dan direktur divisi.
3. Bekerja sama dengan seluruh unit, manajer, dan direktur divisi dalam
meningkatkan kesehatan karyawan.
4. Melaporkan kegiatan dan temuan-temuan lain yang berhubungan dengan
kesehatan staf dan karyawan kepada direktur utama.
Unit Hukum dan Peradilan
Unit Pengawasan Keuangan
Unit Veteriner
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan berkala pada seluruh hewan
ternak.
2. Mengusulkan program pencegahan penyakit pada hewan ternak kepada direktur
divisi.
3. Bekerja sama dengan seluruh unit dan manajer dalam meningkatkan kesehatan
ternak.
4. Melaporkan kegiatan dan temuan-temuan lain yang berhubungan dengan
kesehatan ternak kepada direktur divisi.
Unit peralatan dan Perlengkapan
1. Melakukan pemeriksaan dan perbaikan pada seluruh peralatan divisi.
2. Mengusulkan program pemakaian, pencegahan kerusakan, dan perbaikan
seluruh peralatan kepada direktur divisi.
3. Bekerja sama dengan seluruh unit dan manajer dalam meningkatkan utilisasi
perlatan divisi.
4. Melaporkan kegiatan dan temuan-temuan lain yang berhubungan peralatan
divisi kepada direktur divisi.
Unit Riset dan Informasi
3. Rekruitmen
Yang bertanggung jawab dalam hal rekruitment tenaga kerja adalah bagian personalia
yang dikepalai oleh manajer personalia. Dalam rekruitmen, Manajer harus
mengidentifikasi kualifikasi yang dibutuhkan dari tenaga kerja sebagai syarat diterima
atau tidaknya seorang pendaftar.
4. Tenaga Kerja

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha ini tidak memerlukan
kualifikasi yang terlalu tinggi. Program pelatihan yang masih dibutuhkan terutama
menyangkut peningkatan kesadaran dalam hal kebersihan, kualitas dan sistem
pengolahan serta pendistribusian produk. Untuk menjaga konsistensi kualitas produk,
pabrik akan dilengkapi dengan laboratorium pengujian mutu. Manajer produksi dan
supervisor serta jajaran di bawahnya bersama-sama akan mengatur dan mengontrol
kebersihan pabrik dan produk yang dihasilkan. Tenaga kerja akan diambil terutama dari
desa sekitar pabrik sehingga perusahaan tidak perlu menyediakan fasilitas perumahan
bagi karyawan.
5. Upah dan Jam Kerja
6. Sumber Daya Manusia
7. Kesehatan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

PEMASARAN
2. Produk yang Dipasarkan
Sapi potong terdiri dari pakan ruminansia dan pakan konsentrat. Kedua jenis
produk tersebut untuk ternak pengerat seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, dan domba.
Dalam produksinya, kualitas dari segi nutrisi, daya tarik bagi ternak, dan higienitas
akan menjadi prioritas utama. Juga akan dilakukan pengawasan mutu mulai dari
pengumpulan bahan baku, pengolahan, pengemasan, hingga pendistribusian.
Pakan ruminansia merupakan bahan pakan dasar/harian sebagai pengganti
rumput biasa. Pakan ruminansia diformulasikan sesuai kebutuhan nutrisi ternak dan
dilengkapi dengan berbagai zat gizi yang kompleks sehingga kandungan gizinya jauh
lebih baik dari rumput biasa. Selain kelebihan diatas, juga ditambahkan zat perasa dan
penguat rasa ke dalam pakan sehingga ternak akan tertarik mengkonsumsinya. Proses
pengolahannya melalui beberapa tahap meliputi penyucian, penggilingan, pelayuan,
fermentasi, formulasi, pencampuran, pengeringan, pencetakan, dan pengemasan (bagan
xx) sehingga nilai gizinya bertambah, mudah dicerna dan higienis.
Pakan konsentrat merupakan pakan perangsang dan penguat yang formulasinya
mengandung komposisi yang lebih beragam dan konsentrasi yang lebih tinggi dari
produk sebelumnya sehingga dapat memacu dan meningkatkan produksi daging, susu,
dan pedet. Proses pengolahannya juga melalui beberapa tahap mulai dari penyucian,
penggilingan, formulasi, pencampuran, dan pengemasan (bagan xx) sehingga disukai
oleh ternak, mudah dicerna, dan higienis.
Kedua jenis produk akan dikemas dalam bentuk karung agar mudah disusun
dan menghemat tempat penyimpanan. Bahan pengemas untuk produk sejenis yang
lazim digunakan adalah karung karena sifatnya yang kuat dan tahan lama. Namun di
sini, ditambahkan plastik di lapisan dalamnya. Pengemasan 2 lapis tersebut
dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi baik secara biologis, fisik, maupun
kimiawi pada produk sehingga kualitas tetap terjaga dan bertahan lama. Pakan
ruminansia dapat bertahan di tempat penyimpanan hingga 6 bulan, sedangkan pakan
konsentrat bertahan lebih lama hingga 2 tahun.
Masing-masing produk akan dikemas dengan satuan karung besar 45 kg,
karung sedang 30 kg, dan karung kecil 15 kg dengan pertimbangan banyak pilihan,
mudah dibeli, dan mudah dibawa oleh konsumen. Porsi produksi untuk Karung besar

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

30%, karung sedang 50%, dan karung kecil 20%. Karung besar diprioritaskan untuk
peternak skala besar dan menengah, sedangkan karung sedang dan kecil diprioritaskan
untuk peternak skala kecil dan petani/peternak plasma.
Sebagian besar bahan baku akan dipasok dari supliernya di Kota Palopo,
sedangkan sisanya akan dipasok dari Makassar. Mesin-mesin pengolahan bahan baku
akan dipesan dari Makassar. Bahan dan alat pengemas semuanya juga akan dipasok
dari supliernya di Makassar.
Kebijakan harga jual ke konsumen diprogramkan sedemikian rupa sehingga
harganya 10-20% lebih murah daripada produk sejenis lainnya. Selain itu ditempuh
kebijakan kuantitas yaitu netto produk apabila dibeli perkarung akan lebih banyak 2030% dari harga yang seharusnya dibayarkan oleh konsumen.
3. Situasi Permintaan (lokal/wilayah/nasional)
A. Permintaan Sekarang
Permintaan berbagai jenis pakan ternak selama tahun 2007 untuk pasar
lokal diperlihatkan pada tabel berikut :
B. Perkembangan Permintaan
Kebutuhan terhadap pakan ternak pengerat dari tahun ke tahun semakin meningkat
seiring dengan menurunnya areal pertanian tempat merumput bagi ternak. Di
daerah-daerah sentra peternakan, permintaan terhadap pakan ternak di dorong pula
oleh keinginan peternak untuk menggunakan pakan olahan setelah melihat hasil
yang di capai oleh Australia dan New Zealand. Dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap manfaat pakan ternak dan potensi peternakan, maka
kebutuhan terhadap pakan ternak semakin meningkat pula. Saat ini, peternak di
daerah sentra-sentra peternakan sudah sangat tergantung pada produk pakan ternak
olahan. Pada tabel x.xx tampak bahwa selama periode 2001-2006, penjualan
C. Proyeksi Permintaan
Berdasarkan data tabel xx, maka rata-rata hitung laju pertumbuhan penjualan
adalah ...%/tahun, sedangkan rata-rata ukur adalah sebesar ...%. Proyeksi
pemintaan produk untuk tahun 2008-20013 dengan menggunakan laju pertumbuhan
...% adalah seperti pada tabel xx. Perhitungan rata-rata ukur adalah sebagai
berikut :
Sxxxx (1+r)5

1x xxxx (1+r)5 =

Sxxxx
2 x xxxx

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

(1+r)5

xxxx

(1+r)

xxxx1/5

xxxx

dengan Sxxxx

Penjualan tahun xxxx

Sxxxx

Penjualan tahun xxxx

Tingkat laju pertumbuhan penjualan pertahun

4. Aktivitas Eksport-Import
A. Eksport
Ekspor produk pakan ternak dari Sulawesi Selatan ke negara tetangga belum
tercatat dengan jelas. Dari data produksi perusahaan yang ada dan penjualannya di
Sulawesi Selatan, dapat diketahui bahwa tidak ada
B. Import
5. Situasi Harga
A. Harga Sekarang
Berdasarkan survey lapangan yang telah dilakukan oleh Tim SAWE Farm,
harga pasaran pakan ternak ruminansia olahan di Kota Palopo, Kab. Luwu, Kab.
Luwu Utara, Kab. Luwu Timur, dan Kab. Tana Toraja tidak teridentifikasi. Ini
disebabkan karena tidak adanya produk sejenis dari perusahaan lain baik dari
Provinsi Sulawesi Selatan sendiri maupun dari luar provinsi yang memasarkan
produknya di daerah-daerah tersebut. Padahal diketahui bersama bahwa jumlah
peternakan baik skala besar, menengah, kecil, maupun plasma yang tersebar di
seluruh daerah-daerah tersebut mencapai ratusan jumlahnya dengan total populasi
ternak mencapai ribuan. Sedangkan harga pasaran rumput biasa berkisar antara
Rp.30.000 - 40.000/karung. Walaupun terjadi perbedaan harga di beberapa daerah
yang telah disebutkan sebelumnya, namun perbedaan harga tersebut tidak terlalu
mencolok yaitu berkisar antara Rp. 3.000-7.000/karung
Harga pasaran
Terjadi perbedaan jumlah pada data yang ditampilkan oleh setiap instansi
kemungkinan disebabkan oleh ketidakmampuan tim surveyor mencapai daerahdaerah yang jauh dan sulit sehingga... .di proposal ini tetap di
B. Perkembangan Harga
C. Proyeksi Harga
6. Situasi Penawaran

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

A. Penawaran Sekarang
B. Perkembangan Penawaran
C. Proyeksi Penawaran
7. Analisis Pasar
A. Bentuk dan Struktur Pasar
Pasar pendidikan, pasar pemerintahan, pasar institusi/lembaga non pemerintahan,
pasar rakyat, pasar kesehatan
B. Resume Pasar
C. Ruang Pasar
D. Pangsa Pasar
8. Analisis Kompetisi
A. Bentuk dan Pola Kompetisi
B. Ruang Kompetisi
C. Tingkat Kompetisi
9. Strategi Pemasaran
A. Target Konsumen dan Proyeksi Perluasannya
Jenis konsumen yang akan menjadi terget adalah peternak skala besar, skala
menengah, skala kecil, dan peternak plasma.Berdasarkan prioritasnya, 70 % produk
akan dialokasikan untuk peternak skala kecil dan peternak plasma, sedangkan
sisanya 30 % akan dialokasikan untuk peternak skala besar dan skala menengah.
Strategi tersebut ditempuh dengan berbagai pertimbangan antara lain :
1. Jumlah peternakan skala kecil dan plasma 10 kali lebih banyak dari jumlah
peternakan skala besar dan menengah.
2. Total jumlah populasi ternak di seluruh peternakan skala kecil dan plasma 7 kali
lebih banyak dari total jumlah populasi ternak di seluruh peternakan skala besar
dan menengah
3.
B. Daerah Pemasaran dan Proyeksi Perluasannya
C. Sistem Pemasaran dan Modifikasinya
Pola pemasaran yang akan digunakan antara lain sistem penjualan langsung, sistem
keagenan, door to door, Company to Goverment
D. Harga Jual dan Sistem Pembayaran
Harga jual produk untuk kemasan karung besar 45 kg

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

E. Promosi
Kegiatan promosi akan dilakukan berdasarkan katagori media, metode, Jenis
Informasi, populasi, jenis pasar, trend. Berdasarkan media, promosi yang akan
dilakukan antara lain melalui leafleat, Brosur, Spanduk, left, Surat kabar, Majalah,
stasiun radio, Stasiun Televisi. Berdasarkan metode, promosi yang akan dilakukan
antara lain melalui Launching Produk, Sponsor Organizer, Time series promo,
F. Sistem Distribusi
G. Kebijakan Perluasan
10. Target Volume Penjualan dan Proyeksi Peningkatan Penjualan

PRODUKSI
1. Produk dan Proses Produksi
Proses produksi pakan ternak melalui beberapa tahap seperti pada bagan x.xx. Bahan
baku utama yaitu rumput gajah terlebih dahulu dikumpulkan kemudian di bersihkan
lalu di giling menggunakan Mesin Copper. Setelah itu, hasil gilingan di layukan dengan
cara di jemur di bawah sinar matahari selama sehari. Setelah dilayukan, hasil gilingan
kemudian dimasukkan ke dalam drum fermentasi dan dibiarkan selama xx hari. Setelah
bahan telah cukup masa fermentasinya, bahan dikeluarkan lalu diangin-anginkan
selama 30 menit kemidian dimasukkan ke dalam mesin mixer untuk tahap formulasi.
Ke dalam mesin mixer dimasukkan bahan-bahan tambahan seperti ..................
2. Barang Modal
Barang Modal (harta tetap) yang dibutuhkan tercantum pada tabel x.xx. Kebutuhan
barang modal meliputi tanah, bangunan, mesin, instalasi, peralatan peternakan,
kendaraan, dan furniture. Peternakan akan didirikan di atas areal seluas ... . Total dana
investasi untuk harta tetap tersebut adalah sebesar Rp. ....... . Kebutuhan barang modal
tersebut dapat diperoleh di pasar lokal, kecuali beberapa bahan baku produk, bahan
pengemas, beberapa mesin dan peralatan penunjang produksi lainnya. Sementara itu,
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perizinan, studi kelayakan usaha, studi analisis
dampak lingkungan (AMDAL), dan persiapan proyek adalah Rp. ..... . (tabel x.xx)
3. Kapasitas Produksi dan Utilisasi Kapasitas
4. Skedul Pembangunan Pabrik

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

5. Rencana Produksi
6. Kebutuhan Bahan Baku
7. Kebutuhan Bahan Kemas
8. Biaya Listrik dan Bahan Bakar
9. Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
10. Biaya Overhead
KEUANGAN
9. Pembelanjaan Investasi Barang Modal
10. Skedul Penarikan Dana Investasi Barang Modal dan IDC
11. Kebutuhan Modal Kerja
12. Biaya Operasional
13. Proyeksi Laporan Keuangan
A. Proyeksi Rugi-Laba
B. Proyeksi Arus Kas
C. Proyeksi Neraca
D. Rasio Keuangan
E. Pajak
14. Break Even Sales/Point
15. Kelayakan Proyek
16. Analisis Sensitivitas
17.

KEMITRAAN TERPADU
Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraan terpadu yang
melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma) dengan melibatkan bank sebagai
pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepakatan.
Tujuan PKT antara lain adalah untuk meningkatkan kelayakan plasma, meningkatkan
keterkaitan dan kerjasama yang saling menguntungkan antara inti dan plasma, serta
membantu bank dalam meningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman dan efisien.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti (Industri


Pengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecil mempunyai kedudukan hukum
yang setara. Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan oleh perusahaan inti,
dimulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran hasil produksi.
Organisasi
Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam bidang usaha
melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Petani/Kelompok Tani atau usaha kecil, (2) Pengusaha
Besar atau eksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.
Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuai dengan bidang
usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecil dengan Pengusaha
Pengolahan atau eksportir dalam PKT, dibuat seperti halnya hubungan antara Plasma
dengan Inti di dalam Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Petani/usaha kecil merupakan
plasma dan Perusahaan Pengelolaan/Eksportir sebagai Inti. Kerjasama kemitraan ini
kemudian menjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak bank yang memberi bantuan
pinjaman bagi pembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini kemudian dikenal sebagai PKT
yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanya saling berkepentingan diantara semua
pihak yang bermitra.
1. Petani Plasma
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri atas (a)
Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya untuk penanaman dan
perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani /usaha kecil yang telah memiliki usaha
tetapi dalam keadaan yang perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukan bantuan
modal.
Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan dan penanaman
atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b), kegiatan dimulai dari telah
adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam batas masih bisa ditingkatkan
produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha.
Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala yang dimiliki
oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap kelompok tani/kelompok usaha,
ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris merangkap Bendahara. Tugas Ketua dan
Sekretaris Kelompok adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang
harus dilakukan oleh para petani anggotanya, didalam mengadakan hubungan dengan
pihak Koperasi dan instansi lainnya yang perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

kelompok wajib menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya


ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.
2. Koperasi
Para petani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT, sebaiknya menjadi
anggota suata koperasi primer di tempatnya. Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan
untuk membantu plasma di dalam pembangunan kebun/usaha sesuai keperluannya.
Fasilitas KKPA hanya bisa diperoleh melalui keanggotaan koperasi. Koperasi yang
mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta
fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA
para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran
koperasi primer tidak merupakan keharusan.
3. Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir
Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalin kerjasama
sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus memiliki kemampuan dan
fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh
produksi dari plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor. Disamping
ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam
pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani plasma/usaha kecil.
Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untuk mengadakan
pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisa dikembangkan dengan sekurangkurangnya pihak Inti memiliki fasilitas pengolahan untuk diekspor, hal ini penting untuk
memastikan adanya pemasaran bagi produksi petani atau plasma. Meskipun demikian
petani plasma/usaha kecil dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya, yang
kemudian harus dijual kepada Perusahaan Inti.
Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatan
pembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi dengan memanfaatkan bantuan tenaga
pihak Dinas Perkebunan atau lainnya yang dikoordinasikan oleh Koperasi. Apabila
koperasi menggunakan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perlu mendapatkan
persetujuan Dinas Perkebunan setempat dan koperasi memberikan bantuan biaya yang
diperlukan.
Koperasi juga bisa memperkerjakan langsung tenaga-tenaga teknis yang memiliki
keterampilan dibidang perkebunan/usaha untuk membimbing petani/usaha kecil dengan
dibiayai sendiri oleh Koperasi. Tenaga-tenaga ini bisa diberi honorarium oleh Koperasi

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

yang bisa kemudian dibebankan kepada petani, dari hasil penjualan secara proposional
menurut besarnya produksi. Sehingga makin tinggi produksi kebun petani/usaha kecil,
akan semakin besar pula honor yang diterimanya.
4. Bank
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihak Petani
Plasma dengan Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan/Eksportir sebagai inti, dapat
kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau
perbaikan kebun.
Disamping

mengadakan

pengamatan

terhadap

kelayakan

aspek-aspek

budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihak bank di dalam


mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan
persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan proyek.
Skim kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilih berdasarkan
besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha tani ini, sehingga mengarah
pada perolehannya pendapatan bersih petani yang paling besar.
Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petani plasma akan
mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan, dan
bagaimana petani akan membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman beserta
bunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama dengan pihak perusahaan
inti, berdasarkan kesepakatan pihak petani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan
memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati
bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya potongan disesuaikan
dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh
pihak petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil
penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan
langsung kepada Bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang
telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.
Pola Kerjasama
Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra, dapat
dibuat menurut dua pola yaitu :
a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakan perjanjian
kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan / Pengolahan Eksportir.

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPA kepada
petani plasma dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagai Channeling Agent, dan
pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompok tani. Sedangkan masalah
pembinaan harus bisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.
b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melalui koperasinya
mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi

(mewakili anggotanya) dengan

perusahaan perkebunan/pengolahan/eksportir.

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani plasma dilakukan
dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah pembinaan teknis
budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat dilaksanakan oleh pihak
Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.
Penyiapan Proyek
Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam proses
kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimal dapat dilihat dari
bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akan mempergunakan KKPA untuk modal
usaha plasma, perintisannya dimulai dari :
A. Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggota koperasi dan lahan
pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat usaha atau lahan kebun/usahanya sudah ada
tetapi akan ditingkatkan produktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harus
menghimpun diri dalam kelompok dengan anggota sekitar 25 petani/kelompok usaha.
Berdasarkan persetujuan bersama, yang didapatkan melalui pertemuan anggota
kelompok, mereka bersedia atau berkeinginan untuk bekerja sama dengan perusahaan

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

perkebunan/pengolahan/eksportir dan bersedia mengajukan permohonan kredit


(KKPA) untuk keperluan peningkatan usaha;
B. Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir, yang bersedia menjadi mitra
petani/usaha

kecil,

dan

dapat

membantu

memberikan

pembinaan

teknik

budidaya/produksi serta proses pemasarannya;


C. Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusaha perkebunan/pengolahan
dan eksportir tersebut, untuk memperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk
bermitra. Prakarsa bisa dimulai dari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan,
atau ada pihak yang akan membantu sebagai mediator, peran konsultan bisa
dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompok
tani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yang dipilih memiliki kemampuan
tinggi memberikan fasilitas yang diperlukan oleh pihak petani/usaha kecil;
D. Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para anggotanya oleh pihak
koperasi. Koperasi harus memiliki kemampuan di dalam mengorganisasikan dan
mengelola administrasi yang berkaitan dengan PKT ini. Apabila keterampilan koperasi
kurang, untuk peningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapat pembinaan dari
perusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkah yang berkaitan
dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalam kaitannya dengan penggunaan KKPA,
Koperasi harus mendapatkan persetujuan dari para anggotanya, apakah akan beritndak
sebagai badan pelaksana (executing agent) atau badan penyalur (channeling agent);
E. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT ini oleh pihak instansi
pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Kantor
Badan Pertanahan, dan Pemda);
F. Lahan yang akan digunakan untuk perkebunan/usaha dalam PKT ini, harus jelas
statusnya kepemilikannya bahwa sudah/atau akan bisa diberikan sertifikat dan buka
merupakan lahan yang masih belum jelas statusnya yang benar ditanami/tempat usaha.
Untuk itu perlu adanya kejelasan dari pihak Kantor Badan Pertanahan dan pihak
Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

Mekanisme Proyek

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :

Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip bank teknis.
Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu nota kesepakatan
(Memorandum of Understanding = MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masingmasing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasi dan Bank). Sesuai dengan nota
kesepakatan, atas kuasa koperasi atau plasma, kredit perbankan dapat dialihkan dari
rekening koperasi/plasma ke rekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam
bentuk sarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengan demikian plasma tidak
akan menerima uang tunai dari perbankan, tetapi yang diterima adalah sarana produksi
pertanian yang penyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani plasma
melaksanakan proses produksi. Hasil tanaman plasma dijual ke inti dengan harga yang
telah disepakati dalam MoU. Perusahaan inti akan memotong sebagian hasil penjualan
plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan sisanya
dikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih.
Perjanjian Kerjasama
Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu surat
perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama
berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkan
kesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yang

PROPOSAL USAHA KARYA MANDIRI


LEVERANSIR DAN KONSTRUKSI

menjalin kerja sama kemitraan itu. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut
kewajiban pihak Mitra Perusahaan (Inti ) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain
sebagai berikut :
1. Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)
a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penaganan hasil
b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana produksi (bibit,
pupuk dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan kebun/usaha;
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen untuk
mencapai mutu yang tinggi;
d. Melakukan pembelian produksi petani plasma;
e. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank (KKPA)
dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka pemberian kredit bank
untuk petani plasma.
2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma
a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya;
b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan
usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami;
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen untuk
mencapai mutu hasil yang diharapkan;
d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan dalam
rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit;
e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak Dinas
Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalam rencana waktu
mengajukan permintaan kredit;
f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan sesuai petunjuk
Perusahaan Mitra untuk kemudian seluruh hasil panen dijual kepada Perusahaan Mitra
g. Pada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga produk sesuai
kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlah kewajiban
petani melunasi angsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.
EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN KEMASYARAKATAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai