Anda di halaman 1dari 4

Secara mendasar, spektroskopi adalah suatu subjek eksperimen yang meliputi

pengamatan tentang absorpsi, emisi atau penghamburan radiasi elektromagnetik suatu atom atau
molekul. Radiasi elektromagnetik mencakup rentang panjang gelombang yang luas, dari
gelombang radio hingga gelombang x-rays. Atom atau molekul dapat terkandung dalam fasa gas,
cair atau padat dan juga dapat teradsorpsi di permukaan suatu zat kimia padat (Hollas, 1987).
Dalam spektroskopi, dikenal dua jenis instrumen, yakni spektrometer dan
spektrofotometer. Spektrometer adalah instrumen untuk mengukur panjang gelombang yang
berbeda dalam radiasi elektromagnetik. Terdapat banyak jenis spektrometer yang digunakan
untuk menghasilkan atau menentukan spektra dari seluruh rentang spektrum elektromagnetik.
Instrumen dari jenis ini digunakan untuk menganalisis energi atau massa suatu partikel.
Sedangkan, spektrofotometer adalah bentuk dari spektrometer yang mampu mengukur intensitas
radiasi pada panjang gelombang berbeda dalam sebuah spektrum. Spektrofotometer dapat
berkerja dengan menggunakan cahaya inframerah atau sinar UV sebaik menggunakan cahaya
tampak (Clark, 1999).
Spektrofotometer UV-Vis adalah instrument yang mampu mengukur transmisi, refleksi
dan absorpsi radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berada pada kisaran
gelombang sinar UV (200-400 nm) dan cahaya tampak / visible (400-800 nm) (Kumar, 2013).

Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

1. Sumber cahaya

2.

3.
4.

5.

Sumber cahaya yang umum digunakan adalah lampu deuterium (dalam area180350 nm); lampu tungsten dan lampu hydrogen (dalam area 330-900 nm). Xenon dapat
digunakan untuk range area yang lebih besar (175-1000 nm).
Monokromator
Monokromator pada spektrofotometer umumnya memiliki prisma atau kisi
difraksi. Monokromator dibagi lagi menjadi beberapap bagian yaitu; entrance slit,
collimating device, grating, lense, exit slit.
Sel peresap (cuvettes)
Detektor
Detektor standard UV-Vis adalah photomultiplier dan silicon diodes. Silicon
diodes lebih kecil dan lebih murah, tetapi photomultiplier memiliki sensitivitas yang
lebih tinggi. Untuk penelitian, photomultiplier yang paling banyak digunakan.
Rekorder
Sinyal yang dihasilkan oleh detektor haruslah diubah menjadi bentuk data yang
dapat diinterpretasikan dengan amplifier, amnemeter, potensiometer atau rekorder
potensiometris.

Analisis Kuantitatif dan Kualitatif


Kualitatif : berbagai reagen organik dan anorganik digunakan untuk uji spesifik banyak
elemen atau senyawa dengan membentuk senyawa baru yang dapat menyerap cahaya
pada panjang gelombang spesifik. Hasil dapat berwarna atau tidak berwarna. Jika
hasilnya berwarna, maka analisis dapat ditentukan secara visual, namun penggunaan
spectrometer akan lebih akurat.
Kuantitatif : metode sensitive dan selektif telah dikembangkan untuk hampir seluruh
elemen dan gugus fungsi. Biasa digunakan dalam analisis air, makanan, minuman,
produk industri dan sebagainya (Robinson, 2014).

Sifat Fisika dan Kimia Paracetamol


Rumus struktur paracetamol

Sigmaaldrich.com

Menurut Dijen BKAK., (2014) dan Moffat, dkk., (2011), uraian tentang parasetamol
adalah sebagai berikut:
Rumus molekul

: C8H9NO2

Berat Molekul

: 151,16

Nama IUPAC

: N-(4-Hydroxyphenyl)acetamide

Sinonim

: Acetaminophen dan N-acetyl-p-aminophenol

Pemerian

: Serbuk hablur, kristal putih, tidak berbau, sedikit pahit.

Kelarutan

: Larut dalam air mendidih; natrium hidroksida, etanol, methanol,


dimetilformamida, etilene diklorida, aseton dan etil asetat;
kloroform; kurang larut dalam eter; air dingin.

Titik lebur

: 169 172 0 C

pKa

: 9,5

Metode spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif parasetamol.


Bentuk spektra senyawa dapat digunakan sebagai informasi untuk analisis kualitatif. Karena
transisi yang diperbolehkan untuk suatu molekul dengan struktur kimia berbeda tidak sama
sehingga spektra absorpsinya juga berbeda (Gandjar dan Rohman, 2008).
Penetapan kadar parasetamol secara spektrofotometri UV dapat dilakukan karena
parasetamol mempunyai gugus kromofor yang mampu menyerap sinar UV. Metode analisis
dengan spektrofotometri ultraviolet dilakukan pada panjang gelombang 245 nm (A 1%, 1 cm
dalam larutan asam= 668a) dan 257 nm (A 1%, 1 cm dalam larutan alkali = 715a). Dua metode
spektrofotometri UV yakni dengan spektra derivatif dan berdasarkan pada metode Vierordts
telah digunakan untuk analisis parasetamol. Spektrofotometri visible meggunakan metode
BrattonMarshall, metode ammonium molibdat, dan metode natrium 1,2-naftalkuinon-4- sulfonat
(Moffat, dkk., 2011; Ditjen BKAK. 2014; Sudjadi dan Rohman, 212).

Referensi
Clark, B.J., et al.. 1993. UV Spectroscopy : Techniques, Instrumentation and Data Handling. 1st
Edition. London : Chapman & Hall.
Ditjen BKAK. (2014). Farmakope Indonesia. Edisi kelima. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Gandjar, I. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gauglitz, G., et al..2003. Handbook of Spectroscopy. Vol. 1. Weinheim : WILEY-VCH Verlag
GmBH & Co. KGaA.p 63-64.
Hollas, J. Michael. 2004. Modern Spectroscopy. 4th Edition. West Sussex : John Wiley & Sons,
Ltd.
Kumar, Challa S.S.R.. 2013. UV-Vis and Photoluminescence Spectroscopy for Nanomaterials
Characterization. London : Springer Science and Bussiness Media.
Moffat, A.C., Osselton, M.D., Widdop, B. (2011). Clarkes Analysis of Drug and Poisons. 4th
edition. London: Pharmaceutical Press. Electronic version.
Robinson, James W., et al.. 2014. Undergraduate Instrumental Analysis. 7th Edition. Boca
Raton : Taylor & Francis Group, LLC. p. 8.

Anda mungkin juga menyukai