id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Program Studi Ilmu Tanah
Jurusan Ilmu Tanah
Disusun oleh:
DESI DARMAYANI
H 0206030
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI WILAYAH RAWAN LONGSOR
KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR
Anggota I
Ir. Sumani, M. Si
NIP. 19630704 198803 2 001
Surakarta,
Juli 2012
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
commit to user
ii
Anggota II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar
sarjana di Fakultas Pertanian UNS. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karenanya, penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Sri Hartati, MP selaku Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Sumani, M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan ilmu,
arahan, saran dan dukungan selama penelitian dan penulisan skripsi.
4. Komariah. STP. M.Sc., Ph D selaku pembimbing pendamping I atas segala
ilmu, bimbingan, semangat sehingga penulis termotivasi menyelesaikan
skripisi ini.
5. Dr. Agr. Sc. Rahayu, SP., MP selaku pembimbing pendamping II terima kasih
atas ilmu, saran dan masukan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi
ini.
6. Tim Ngargoyoso, terima kasih untuk perjuangan kita bersama selama ini.
7. Keluargaku tercinta terima kasih atas segala bimbingan, kasih sayang, dan doa
yang tidak akan pernah bisa dinilai dengan apapun.
8. Teman-teman MATAENAM yang senantiasa membantu, menyemangati dan
kekeluargaannya selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyusun
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
halaman
................................................................................... i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bahan ...............................................................................................24
C. Metode Penelitian................................................................................24
D. Tata Laksana Penelitian ................................................................
25
1.Tahap persiapan................................................................................25
2.Tahap survei utama ..........................................................................25
3.Tahap pasca survei ...........................................................................25
E. Variabel-variabel Pengamatan ............................................................26
F. Analisa Data
...................................................................................26
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
commit to user
vii
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
halaman
Peta Rawan Longsor Kabupaten Karanganyar................................
8
Gambar 2.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Peta
Geologi
Kecamatan
Ngargoyoso
Kabupaten
Karanganyar................................................................................................
31
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Peta
Kemampuan
Lahan
dan
Rawan
Longsor
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran
Lampiran 1
Hasil
Pengamatan
Permeabilitas
Di
Kecamatan
Ngargoyoso ................................................................................................
65
Lampiran 2
Lampiran 3
Hasil
Perhitungan
Kepekaan
Erosi
Kecamatan
67
Lampiran 5
Peta
Kontur
Kecamatan
Ngargoyoso
Kabupaten
Karanganyar ................................................................................................
70
Lampiran 6
Peta
Penggunaan
Lahan
Kecamatan
Ngargoyoso
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian................................................................
73
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SUMMARY
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan sumberdaya alam yang peranannya sangat strategis di
masa kini dan akan datang. Kehidupan manusia dan makhluk lainnya sangat
tergantung pada tanah dan tidak mungkin menghindar dari ketergantungan
akan tanah.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang relatif tinggi menyebabkan
kebutuhan akan lahan semakin besar baik kuantitas maupun kualitas sehingga
di beberapa daerah yang penduduknya padat, tekanan terhadap tanah sangat
besar. Apabila pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan tidak
diimbangi dengan pemanfaatan yang baik dan benar menurut kaidah
konservasi tanah dan air, akan mengakibatkan degradasi lahan. Adanya alih
fungsi lahan, pengelolaan yang kurang tepat, menimbulkan perubahan
penggunaan lahan yang sangat cepat dan mengakibatkan lahan seharusnya
produktif menjadi lahan kurang produktif dan/atau tidak produktif, dimana
dari permasalahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan baru seperti
terjadinya bencana tanah longsor. Lahan merupakan bagian dari bentang lahan
(landscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi atau
relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: hutan, tegalan, perkebunan,
sawah, pemukiman dan penggunaan lain. Penggunaan lahan akhir-akhir ini
semakin tidak mengindahkan kaidah konservasi lingkungan sehingga
mengakibatkan degradasi lahan dan terjadinya bencana. Banjir, erosi dan
tanah longsor di musim hujan serta kekeringan berkepanjangan di musim
kemarau, sangat erat hubungannya dengan kesalahan pengelolaan lahan di
daerah aliran sungai (DAS), terutama bagian hulu yang kurang mengikuti
kaidah konservasi tanah dan air (Soedjoko dan Astuti, 2002). Kebutuhan akan
lahan pertanian yang subur dan potensial semakin meningkat pada saat ini
committersebut
to usersemakin berkurang akibat adanya
tetapi di sisi lain keberadaan lahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
1. Kecamatan Ngargoyoso memiliki lahan pertanian yang potensial namun
pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi berpotensi
besar menimbulkan bahaya longsor dan penurunan produktifitas, maka
perlu dirumuskan arahan pemanfaatan lahan dengan metode evaluasi
kemampuan lahan.
2. Apakah penggunaan lahan di wilayah tersebut telah sesuai dengan
kemampuan lahannya.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi tingkat kemampuan lahan di Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar.
2. Mengevaluasi tingkat penggunaan lahan secara riil.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang kemampuan lahan di Kecamatan
Ngargoyoso.
2. Memberikan arahan pemanfaatan lahan sesuai kemampuan lahan.
3. Memberikan masukan pengembangan ilmu tata guna lahan.
commit to user
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I.
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Tanah Longsor
Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam
untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang
terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Apabila massa
yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya
melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun
lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran
tanah (Anwar, 2003). Suripin (2002) mendefinisikan tanah longsor
merupakan suatu bentuk erosi dimana pengangkutan atau gerakan massa
tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. Ditinjau dari
segi gerakannya, maka selain erosi longsor masih ada beberapa erosi yang
diakibatkan oleh gerakan massa tanah, yaitu rayapan (creep), runtuhan
batuan (rock fall) dan aliran lumpur (mud flow). Massa yang bergerak
dalam longsor merupakan massa yang besar maka seringkali kejadian
tanah longsor akan membawa korban berupa kerusakan lingkungan, lahan
pertanian, pemukiman dan infrastruktur serta harta, bahkan hilangnya
nyawa manusia.
Longsor (Landslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan,
pemindahan, atau gerakan tanah terjadi pada saat bersamaan dalam volume
besar. Sedangkan yang dimaksud erosi adalah peristiwa pindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat
lain oleh media alami. Berbeda dari bentuk erosi lainnya, pada tanah
longsor pengangkutan tanah dalam volume besar yang terjadi sekaligus.
Longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas
suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air (Arsyad, 2006).
Daerah termasuk rawan longsor jika terpenuhi tiga keadaan, yaitu :
(1) lereng yang cukup curam sehingga volume tanah dapat bergerak atau
commitlapisan
to userdi bawah permukaan tanah yang
meluncur ke bawah, (2) terdapat
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
kedap air dan lunak yang berfungsi sebagai bidang luncur, dan (3)
terdapat cukup air dalam tanah sehingga lapisan tanah tepat di atas lapisan
kedap air tadi menjadi jenuh. Daerah kawasan longsor dibagi ke dalam tiga
zona, yaitu: (1) hulu, zona paling atas dari lereng yang longsor, (2)
punggung, zona longsor yang berada di antara bagian hulu dan kaki
kawasan longsor, dan (3) kaki, zona bawah dari lereng yang longsor dan
merupakan zona penimbunan atau deposisi bahan yang longsor (Anonime,
2010).
Bakosurtanal menyatakan bahwa kecamatan Ngargoyoso termasuk
dalam wilayah rawan longsor kategori sedang seperti terlihat pada gambar
2.1 dan 2.2. Bencana tanah longsor ini dapat terjadi jika gaya pendorong
pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya pendorong diakibatkan
oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah
batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Ini semua dimulai saat musim kering yang panjang, pada
saat itu terjadi penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
Akibatnya terjadi rongga-rongga dalam tanah yang kemudian disusul
adanya retakan dan rekahan di dalam tanah (Bintang, 2010).
2.
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lereng yang besar (60o). Penyebab gerakan tanah adalah lapukan batuan
yang berukuran lempeng dan cukup tebal menumpang pada batuan dasar
berupa batu lempung Formasi Karangsambung yang bersifat kedap air.
Keberadaan faktor lain seperti kemiringan lereng dan hidrologi memicu
gerakan tanah. Kondisi ini menyebabkan gaya pendorong lebih besar dari
gaya penahan sehingga lebih mudah untuk bergerak (Arief, 2007)
Indonesia dengan karakteristik wilayah yang terdiri atas dataran
tinggi dan rendah, curah hujan yang relatif tinggi, dan berada pada
rangkaian ring of fire atau rangkaian kegunungapian ini menyebabkan
zona tersebut sangat aktif terhadap aktivitas gunung api, dimana kondisi
batuan atau tanah menjadi sangat dinamis sehingga pelapukan sangat kerap
terjadi. Hal itu kemudian menyebabkan batuan atau lereng rentan terhadap
kejadian tanah longsor (Anonimh, 2010).
Bencana longsor tanah yang terjadi pada 4 Januari 2006 di Dusun
Gunungraja,
Desa
Sijeruk,
Kecamatan
Banjarmangu,
Kabupaten
Banjarnegara telah menelan korban lebih 100 jiwa dan kerusakan lahan
pertanian seluas lebih 4 ha, serta kerusakan sekitar 55% dari 185 rumah
yang dihuni 665 jiwa. Lokasi longsor tersebut terletak di daerah
pegunungan vulkanik, yaitu Gunung Pawinihan dengan ketinggian 1.240
m dpl merupakan daerah bagian Pegunungan Serayu Utara. Gunung
Pawinihan terdiri atas merupakan batuan gunungapi Kuarter dengan
batuan andesit, tersusun dari mineral-mineral hiperstenaugit hornblende
dan basal olivine serta aliran lava dan breksi piroklastik dengan tingkat
pelapukan tinggi.
konglomerat, serta tuff dasit yang menjadi pemicu gerakan longsor lahan
di samping curah hujan tahunan yang tinggi (3.191 mm/th) dan kemiringan
lereng 30%-45% (Kuswaji, 2006).
Pemberitaan tentang bencana tanah longsor kerap kali terjadi di
Kecamatan Ngargoyoso. Bencana tanah longsor melanda lima kecamatan
di Karanganyar pada Sabtu 20 Desember 2010 yaitu Kecamatan
commit to user
Ngargoyoso,
Jenawi,
Karangpandan,
Kerjo
dan
Kecamatan
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.2 Peta Rawan Longsor Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar (Bakosurtanal, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id
3.
7
digilib.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk
menghindari
pengaruh
yang
tidak
merugikan
(Hardiyatmo, 2006).
4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5.
9
digilib.uns.ac.id
Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan
untuk penggunaan-penggunaan spesifik yang dilakukan dengan cara-cara
tertentu, yang nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan penggunaan lahan. Evaluasi lahan dalam hal ini
menyediakan data untuk perencanaan penggunaan lahan. Data tentang
penggunaan lahan diperoleh dari survei tanah, yang disajikan untuk
masing-masing satuan peta tanah (SPT) dan satuan penggunaan lahan
(SPL). Jenis informasi sumber daya lahan yang perlu dievaluasi terdiri dari
5 kelompok, yaitu tanah, iklim, topografi dan geologi, vegetasi dan sosial
ekonomi (Rayes, 2007).
Evaluasi lahan adalah istilah umum bagi proses penilaian
penampilan atau keragaan jika digunakan untuk tujuan tertentu yang terdiri
atas semua bentuk interpretasi yang tidak dibatasi oleh metode tertentu
dalam evaluasi, klasifikasi, atau tata guna lahan sebagai hasil akhir dari
evaluasi lahan. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara perbandingan dan
interpretasi data dasar yang terdiri atas data tanah, vegetasi, iklim, gatra
lain dan lahan (Sutanto, 2005).
Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk
memanfaatkan lahan (sumber daya lahan) sesuai dengan potensinya.
Penilaian potensi lahan sangat diperlukan terutama dalam rangka
penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara
berkesinambungan. Untuk menyusun kebijakan tersebut sangat diperlukan
peta-peta yang salah satunya adalah peta kemampuan lahan. Analisis dan
evaluasi kemampuan lahan dapat mendukung proses dalam penyusunan
rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang disusun dengan cepat dan
tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan pemanfaatan
penggunaan lahan/sumber daya alam (Suratman dkk, 1993).
Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk
digunakan sebagai usaha pertanian yang paling intensif yang termasuk
commit
to menyebabkan
user
juga tindakan pengelolaannya
tanpa
tanahnya menjadi rusak
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV
D
KE6
e3
k3
t1.t2,t3,t4
sda
P2.P3
d4
b2
O3
g3
commit to user
V
A
(1)
(2)
(1)
(1)
(1)
P1
d5
b3
O4
(2)
VI
E
(1)
e4
(1)
t1.t2,t3,t4
sda
(1)
(2)
(1)
(2)
g3
VII
F
(1)
e5
(1)
t1.t2,t3,t4
sda
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
VII
G
(1)
(1)
(1)
t5
sda
P5
d0
b4
(1)
(1)
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelas
A
B
C
D
E
F
G
Erosi
tanah
merupakan
peristiwa
penghancuran
agregat,
100
: parameter ukuran butir (lihat tabel 2.3)
: % bahan organik (% C x 1,724)
: kode (nilai) struktur tanah (lihat tabel 2.4)
: kode (nilai) permeabilitas tanah (lihat tabel 2.5)
Nilai M
210
750
1213
1685
2160
2830
2830
3035
commit to user
Sumber: Hammer (1978)
Kelas tekstur
Lom berpasir
Lom klei berdebu
Lom pasiran
Lom
Lom berdebu
Debu
Nilai M
3245
3770
4005
4390
6330
8245
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai
1
2
3
4
cm/jam
>25,4
12,7 - 25,4
6,3 - 12,7
2,0 - 6,3
0,5 - 2,0
<0,5
Nilai
1
2
3
4
5
6
a. Kelas Kemampuan I
Lahan kelas kemampuan I mempunyai sedikit penghambat yang
membatasi penggunaannya. Lahan kelas I sesuai untuk berbagai
penggunaan pertanian, mulai dari tanaman semusim (dan tanaman
pertanian pada umumnya), tanaman rumput, padang rumput hutan
produksi, dan cagar alam. Tanah-tanah dalam kelas kemampuan I
mempunyai salah satu atau kombinasi sifat dan kualitas sebagai berikut:
(1) terletak pada topografi datar (kemiringan lereng < 3%), (2) kepekaan
erosi sangat rendah sampai rendah, (3) tidak mengalami erosi, (4)
mempunyai kedalaman efektif yang dalam, (5) umumnya berdrainase baik,
(6) mudah diolah, (7) kapasitas menahan air baik, (8) subur atau responsif
terhadap pemupukan, (9) tidak terancam banjir, (10) di bawah iklim
setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya.
b. Kelas Kemampuan II
Tanah-tanah dalam lahan kelas kemampuan II memiliki beberapa
hambatan
atau
ancaman
kerusakan
yang
mengurangi
pilihan
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
bergelombang (>8 15%), (2) kepekaan erosi agak tinggi sampai tinggi
atau telah mengalami erosi sedang, (3) selama satu bulan setiap tahun
dilanda banjir selama waktu lebih dari 24 jam, (4) lapisan bawah tanah
yang permeabilitasnya agak cepat, (5) kedalamannya dangkal terhadap
batuan, lapisan padas keras (hardpan), lapisan padas rapuh (fragipan)
atau lapisan liat padat (claypan) yang membatasi perakaran dan kapasitas
simpanan air, (6) terlalu basah atau masih terus jenuh air setelah
didrainase, (7) kapasitas menahan air rendah, (8) salinitas atau kandungan
natrium sedang, (9) kerikil dan batuan di permukaan sedang, atau (10)
hambatan iklim yang agak besar.
d. Kelas kemampuan IV
Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah di dalam
lahan kelas IV lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas III, dan
pilihan tanaman juga lebih terbatas. Jika digunakan untuk tanaman
semusim diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hati dan tindakan
konservasi yang lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras
bangku, saluran bervegetasi dan dam penghambat, disamping tindakan
yang dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah.
Tanah kelas IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman
pertanian dan pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi, padang
penggembalaan, hutan lindung dan cagar alam.
Hambatan atau ancaman kerusakan tanah-tanah di dalam kelas IV
disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut: (1)
lereng yang miring atau berbukit (> 15% 30%), (2) kepekaan erosi yang
sangat tinggi, (3) pengaruh bekas erosi yang agak berat yang telah terjadi,
(4) tanahnya dangkal, (5) kapasitas menahan air yang rendah, (6) selama
2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang lamanya lebih dari
24 jam, (7) kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau
penggenangan terus terjadi setelah didrainase (drainase buruk), (8)
terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah, (9) salinitas atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
HAMBATAN/ANCAMAN
MENINGKAT,
KESESUAIAN DAN
PILIHAN PENGGUNAAN
BERKURANG
GARAPAN SANGAT
INTENSIF
GARAPAN INTENSIF
GARAPAN SEDANG
GARAPAN TERBATAS
PENGGEMBALAAN
INTENSIF
PENGGEMBALAAN
SEDANG
PENGGEMBALAAN
TERBARAS
KELAS
KEMAMPUAN
LAHAN
CAGAR
ALAMI/HUTAN
LINDUNG
HUTAN PRODUKSI
TERBATAS
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Survai Tanah
Survai tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik,
dan biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan
penggunan lahan umum maupun khusus. Suatu survey tanah baru memiliki
kegunaan yang tinggi jika teliti dalam memetakannya. Hal itu berarti:
- tepat mencari site yang representative, tepat meletakkan site pada peta
yang harus didukung oleh peta dasar yang baik,
- tepat dalam mendeskripsi profilnya atau benar dalam menetapkan sifatsifat morfologinya,
- teliti dalam mengambil contoh, dan
- benar menganalisisnya di laboratorium (Abdullah, 1993).
Survai dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan pekerjaan
yang saling melengkapi dan memberikan manfaat bagi peninggkatan
kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan
dan peta-peta. Laporan survai berisikan uraian secara terperinci tentang
tujuan survai, keadaan fisik dan lingkungan survai, keadaan tanah,
klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/ rekomendasi
(Sutanto, 2005).
Menurut
Soil
Survai
Defision
Staff
(1993)
survai
tanah
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. KERANGKA BERPIKIR
Kec.Ngargoyoso rawan
longsor
Penggunaan Lahan di
Kec.Ngargoyoso
Produktivitas lahan menurun dan timbul bencana banjir, tanah longsor, dll
Analisis permasalahan dengan survei lapangan
Data aktual/informasi kharakteristik
lahan dan kondisi lingkungan
Evaluasi Lahan
Analisis Kemampuan Lahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.
METODOLOGI PENELITIAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bahan
a. Sampel Tanah
Sampel Tanah yang digunakan adalah sampel dari pedon
pewakil tanah Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar
dengan 0,5 mm dan 2 mm yang diambil 0-30 cm dan 30-60 cm.
b. Khemikalia
Bahan kimia untuk analisis lapang meliputi NaF dan H2O
(untuk analisis pH), H2O2 10% (untuk analisis kandungan bahan
organik), HCl 2 N (untuk menentukan kandungan kapur); KCNS 1 N;
K4Fe(CN)6 1 N (untuk analisis aerasi dan drainase)
Untuk menentukan salinitas tanah diperlukan peralatan
tertentu yaitu EC (electrical conductivity) dari ekstraks jenuh yang
merupakan standar pengukuran salinitas. EC berhubungan dengan
jumlah garam-garam larut di dalam tanah, tetapi mungkin juga akan
termasuk sebagian kecil dari gipsum yang terlarut (sampai 0,22 s/m).
Standar interasional pengukurannya dilakukan menggunakan Siemens
per meter (s/m) pada suhu 25C.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif hubungan
fungsional yaitu menggambarkan keadaan di tempat penelitian dan
pendekatan variabelnya dengan survei langsung di lapangan dan didukung
dengan analisis tanah di laboratorium. Penelitian ini dilakukan melalui
pendekatan Satuan Peta Lahan (SPL). Satuan Peta Lahan (SPL) ditentukan
dengan menumpangtindihkan (overlay) peta-peta yang telah ada seperti peta
administrasi, peta geologi, peta tanah, peta penggunaan lahan dan peta
kemiringan lahan dengan mendasarkan bentang lahan pada citra satelit. Hasil
penumpangtindihanan (overlay) peta-peta tersebut akan digolongkan menjadi
satuan peta lahan yang memiliki kesamaan sifat fisik. Titik pengambilan
sampel tanah ditentukan secara purposive, yaitu sampel diambil dalam satuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karakteristik
lahan
berdasarkan
persyaratan
kelas
kemampuan lahan.
3. Tahap pasca survei
a) Analisis laboratorium sampel tanah.
Meliputi analisis tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas dan
salinitas.
b) Menentukan kelas kemampuan lahan berdasarkan data dari kegiatan
survei dan analisis laboratorium.
c) Pembuatan peta arahan kemampuan lahan (interpretasi hasil ke dalam
peta).
d) Mengevaluasi penggunaan lahan riil dengan kemampuan lahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Variabel-Variabel Pengamatan
1. Fisiografi lahan
a) Topografi
b) Bentuk lahan (Landform)
c) Bentang lahan (Landscape)
2. Karakteristik lahan
a) Kemiringan
b) Erosi
c) Kedalaman tanah
d) Tekstur
e) Permeabilitas
f) Drainase
g) Ketersediaan oksigen
h) Penyiapan lahan (batuan permukaan dan batuan singkapan)
i) Ancaman banjir
j) Salinitas
F. Analisis Data
Analisis data dengan metode faktor penghambat, sifat-sifat lahan
diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil
hambatan/ancamannya sampai terbesar. Kemudian disusun tabel kriteria
untuk setiap kelas, penghambat terkecil untuk kelas yang terbaik dan semakin
besar hambatan semakin rendah kelasnya (Arsyad, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Kondisi Umum
Kecamatan Ngargoyoso merupakan wilayah Kabupaten Karanganyar
dengan luas wilayah 6.533,94 ha. Jumlah penduduk 35.593 jiwa dengan
pekerjaan mayoritas sebagai petani dimana 9.824 jiwa sebagai petani dan
6.641 sebagai buruh tani (BPS, 2010). Ditinjau dari segi administratif,
Kecamatan Ngargoyoso berbatasan dengan kecamatan Jenawi di sebelah
utara, kecamatan Tawangmangu di sebelah selatan, kecamatan Karangpandan
di sebelah barat, dan kabupaten Magetan (Jawa Timur) di sebelah timur.
Kecamatan Ngargoyoso terdiri dari 9 kelurahan atau desa, yaitu Berjo,
Puntukrejo, Kemuning, Dukuh, Segorogunung, Nglegok, Jatirejo, Girimulyo
dan Ngargoyoso. Peta administrasi kecamatan Ngargoyoso dapat dilihat pada
lampiran 4.
Kecamatan Ngargoyoso terletak antara 734'00''-738'00'' LS dan
1114'00''-11112'00'' BT. Kecamatan Ngargoyoso termasuk dataran tinggi
dengan ketinggian tempat yang bervariasi mulai dari 538 1.575 mdpl,
dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit, berbukit sampai
bergunung, sehingga mempunyai suhu rata-rata mimimum 16,85C, dan ratarata maksimum 23,07C. Penggunaan lahan di kawasan ini adalah untuk
sawah, tegalan, dan hutan (baik hutan lindung maupun hutan untuk tanaman
industri). Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah Komplek Andosol cokelat,
Latosol cokelat, dan Mediteran cokelat.
1. Satuan Peta Lahan, Geologi Tanah dan Penggunaan Lahan
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar yang terbagi menjadi 37 satuan peta lahan. Dasar penentuan
satuan peta lahan adalah hasil tumpangsusun (overlay) antara peta
kemiringan lereng, peta geologi, peta jenis tanah dan peta penggunaan
lahan. Terdapat tiga jenis tanah di daerah penelitian antara lain Andisols,
Inseptisols, dan Alfisols. Karakteristik masing-masing satuan peta lahan
dapat dilihat pada tabel 4.1 commit to user
27
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Geologi
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Vulkanik Lawu
Quarter Lahar Lawu
Quarter Lahar Lawu
Jenis Tanah
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Latosol cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Komp.And.cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Komp.And.cokelat
Mediteran cokelat
Komp.And.cokelat
Komp.And.cokelat
Komp.And.cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Latosol cokelat
Mediteran cokelat
Latosol cokelat
Mediteran cokelat
Latosol cokelat
Latosol cokelat
Latosol cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
Mediteran cokelat
commit to user
Penggunaan Lahan
Tegalan
Hutan
Perkebunan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Perkebunan
Hutan
Tegalan
Hutan
Perkebunan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Hutan
Semak
Hutan
Hutan
Hutan
Perkebunan
Perkebunan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Semak
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
Tegalan
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian
karena
lahan
sawah
dan
pemukiman
tidak
commit to user
30
31
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan lokasi penelitian secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel 4.2
1. Kemiringan lereng permukaan
Hasil penelitian menunjukkan kelas kemiringan berkisar dari kelas
B (landai/berombak) sampai F (curam).
Pada SPL 23 dan 35 masuk dalam kelas B dengan kemiringan
lereng secara berurutan yaitu 6% dan 8%. Pada SPL 2, 7, 16, 27, dan 33
masuk dalam kelas C dengan kemiringan lereng secara berurutan yaitu
15%, 15%, 9%, 11% dan 14%. Pada SPL 3, 8, 9, 11, 12, 17 dan 24 masuk
dalam kelas D dengan kemiringan lereng secara berurutan yaitu 16%,
29%, 17%, 20%, 29%, 30% dan 20%. Pada SPL 4, 13, 15, 19, 20, 21, 22,
25, 26, 29, 32, 36, dan 37 masuk dalam kelas E dengan kemiringan lereng
secara berurutan yaitu 35%, 40%, 34%, 40%, 41%, 39%, 43%, 31%, 33%,
45%, 41%, 45%, dan 30%. Pada SPL 1, 10, 14, 18, 30, dan 31 masuk
dalam kelas F dengan kemiringan lereng secara berurutan yaitu 51%, 49%,
48%, 55%, 49%, dan 65%.
Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa kecamatan Ngargoyoso
tidak ada daerah yang masuk dalam kelas A (datar). Kelas kelerengan
terendah adalah B (landai/berombak) yang terletak di desa Puntukrejo dan
tertinggi adalah F (curam) yang terletak di sebaran desa Berjo,
Segorogunung, Kemuning dan Ngargoyoso.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
51
F
15
C
16
D
35
E
15
C
29
Sedang
e2
Ringan
e1
Ringan
e1
Ringan
e1
Sedang
e2
Sedang
KE4
KE4
KE4
KE4
KE2
KE3
Keterangan
42
Sedang
60
Sedang
83
Sedang
70
Sedang
82
Sedang
40
Sedang
Kelompok
k2
k1
k1
k1
k1
k2
Lom
berpasir
Lom
berdebu
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
e2
4. Tekstur tanah
Lapisan atas
Lom Klei
Lapisan bawah
Lom Klei
Lom
pasiran
Lom
pasiran
Lom Klei
Klei
berpasir
Klei
berpasir
t2
t4
t2
t2
t1
t2
1.04
Agak
lambat
0.69
Agak
lambat
0.84
Agak
lambat
0.20
4.74
1.24
Lambat
Sedang
Agak lambat
P2
P2
P1
P3
P2
Cepat
Cepat
P2
Agak
baik
Cepat
Baik
Cepat
d0
d0
d2
d0
d1
d0
20
30
b1
b0
b0
Tanpa
Tanpa
b0
Sangat
jarang
b0
Tanpa
b1
Sangat
jarang
Tanpa
O0
O0
O0
O1
O1
O0
0.03
0.02
0.03
0.04
0.07
0.05
Keterangan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelompok
g0
g0
g0
g0
g0
g0
VII
III
IV
VI
III
IV
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
9. Salinitas
commit to user
Lom Klei
Lom berdebu
Lom berdebu
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
11
12
13
29
17
49
20
29
40
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Sedang
Ringan
e2
e1
e1
e2
e2
e1
KE3
KE3
KE3
KE2
KE3
KE3
Keterangan
40
Sedang
60
Sedang
110
Sedang
105
Sedang
43
Sedang
33
Sedang
Kelompok
k2
k1
k0
k0
k2
k2
Lom
berdebu
Lom
berdebu
Klei
berdebu
Klei
berdebu
Lom
berpasir
Lom
berpasir
Klei berpasir
Lom
berpasir
Lom
berpasir
Lom
berdebu
Lom
berdebu
t2
t1
t3
t1
t4
t3
1.24
Agak
lambat
6.13
5.69
0.43
2.77
32.13
Sedang
Sedang
Agak lambat
Sedang
Cepat
P2
P3
P3
P2
P3
P5
Cepat
Agak baik
Baik
Baik
Agak baik
Agak baik
d0
d2
d1
d1
d2
d2
40
b0
b0
Sangat
jarang
b0
Kadangkadang
b1
b0
b0
Sering
Tanpa
Tanpa
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
4. Tekstur tanah
Lapisan atas
Lapisan bawah
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
Tanpa
Klei berpasir
O0
O1
O1
O2
O0
O0
0.05
0.05
0.03
0.08
0.04
0.09
Keterangan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelompok
g0
g0
g0
g0
g0
g0
IV
IV
VII
IV
IV
VI
9. Salinitas
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14
15
16
17
18
19
48
34
30
55
40
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Sedang
e1
e2
e1
e1
e2
e2
KE3
KE2
KE4
KE3
KE3
KE3
Keterangan
80
Sedang
69
Sedang
84
Sedang
63
Sedang
57
Sedang
49
Sedang
Kelompok
k1
k1
k1
k1
k1
k2
Lom
berpasir
Lom Klei
Lom Klei
Lom
berdebu
Pasir
Lom
Lom Klei
Lom Klei
Lom Klei
Pasir
Lom
berpasir
Lom
berpasir
t4
t2
t2
t2,t3
t5
t4
13.02
8.37
0.26
0.12
16.77
3.74
Cepat
Agak cepat
Lambat
Lambat
Cepat
Sedang
P5
P4
P1
P1
P3
Cepat
Cepat
Agak baik
Agak baik
P5
Agak
cepat
Agak cepat
d0
d0
d2
d2
d3
d3
10
10
b0
b0
b0
Tanpa
b0
Sangat
jarang
b0
Tanpa
b0
Kadangkadang
Tanpa
Tanpa
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
4. Tekstur tanah
Lapisan atas
Lapisan bawah
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
O0
O0
O1
O1
O0
O0
0.09
0.08
0.06
0.03
0.09
0.05
Keterangan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelompok
g0
g0
g0
g0
g0
g0
VII
VI
III
IV
VII
VI
9. Salinitas
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
20
21
22
23
24
25
41
39
43
20
31
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Ringan
e2
e2
e2
e2
e2
e1
KE3
KE3
KE3
KE3
KE4
KE5
Keterangan
64
Sedang
104
Sedang
121
Sedang
53
Sedang
70
Sedang
53
Sedang
Kelompok
k1
k0
k0
k1
k1
k1
Lapisan atas
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Pasir
Lom
berpasir
Lom
berpasir
Lom
berdebu
Lapisan bawah
Lom klei
berpasir
Lom Klei
berpasir
t5
t5
t5
t2
t4
t3
28.22
27.46
21.65
6.76
6.09
0.26
Cepat
Cepat
Cepat
Agak cepat
Sedang
Lambat
P5
P5
P5
P4
P3
P1
Agak cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Agak baik
Cepat
d3
d0
d0
d0
d2
d0
10
b0
b0
b0
b0
b0
b0
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
O0
O0
O0
O0
O0
O0
0.05
0.08
0.07
0.05
0.06
0.06
Keterangan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelompok
g0
g0
g0
g0
g0
g0
VI
VI
VI
II
IV
VI
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
4. Tekstur tanah
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
9. Salinitas
commit to user
Lom
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
26
27
28
29
30
31
33
11
25
45
49
65
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
e1
e1
e1
e1
e1
e1
KE2
KE3
KE5
KE4
KE4
KE4
Keterangan
66
Sedang
78
Sedang
82
Sedang
108
Sedang
58
Sedang
97
Sedang
Kelompok
k1
k1
k1
k0
k1
k0
Lom
berpasir
Lom Klei
berpasir
Lom Klei
Klei
berpasir
Lom
Lom berpasir
Lom
Lom berdebu
Lom
berpasir
Lom
berpasir
Lom
berpasir
Lom
berpasir
t2
t2
t3
t3,t4
t4
t4
13.11
0.10
0.18
Cepat
9.44
Agak
cepat
Lambat
Lambat
1.68
Agak
lambat
0.66
Agak
lambat
P5
P4
P1
P1
P2
P2
Cepat
Baik
Cepat
Agak buruk
Cepat
Cepat
d0
d1
d0
d3
d0
d0
b0
Sangat
jarang
b0
Kadangkadang
b0
b0
b0
b0
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
O1
O1
O0
O0
O0
O0
0.03
0.07
0.07
0.06
0.03
0.03
Keterangan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelompok
g0
g0
g0
g0
g0
g0
VI
III
VI
VI
VII
VII
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
4. Tekstur tanah
Lapisan atas
Lapisan bawah
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
9. Salinitas
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
32
33
35
36
37
41
14
45
30
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
e1
e1
e1
e2
e1
KE4
KE4
KE4
KE3
KE4
Keterangan
77
Sedang
90
Sedang
58
Sedang
80
Sedang
50
Sedang
Kelompok
k1
k1
k1
k1
k2
Lapisan atas
Lom berpasir
Lom berpasir
Lapisan bawah
Lom berpasir
Lom berpasir
Lom
pasiran
Lom
pasiran
Lom pasiran
Lom
pasiran
t4
t4
t4
t2
t4
13.11
0.06
0.03
0.03
0.81
Cepat
Lambat
Lambat
Lambat
Agak lambat
P5
P1
P1
P1
P2
Cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Baik
d0
d0
d0
d0
d1
50
b1
b0
b0
b0
Tanpa
Tanpa
b0
Kadangkadang
Tanpa
Tanpa
O0
O0
O1
O0
O0
0.06
0.09
0.10
0.03
0.04
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
g0
g0
g0
g0
g0
VI
III
II
VII
VI
Kelas
2. Erosi
Tingkat
Kelompok
Kepekaan (KE)
3. Kedalaman tanah (cm)
4. Tekstur tanah
Kelompok
5. Permeabilitas tanah
Harkat
Keterangan
6. Drainase
Keterangan
7. Kerikil/batuan (%)
Keterangan
8. Ancaman banjir
Keterangan
9. Salinitas
Keterangan
Kelompok
*Kelas kemampuan lahan
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kepekaan erosi
Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi dan kepekaan erosi
tanah lokasi penelitian berkisar dari ringan hingga sedang. Tingkat
erosi ringan berada pada sebaran SPL 2, 3, 4, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, dan 37. Sedangkan tingkat erosi
sedang berada pada sebaran SPL 1, 7, 8, 11, 12, 15, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, dan 36. Kepekaan erosi berkisar dari KE2 (rendah) sampai KE5
(tinggi). Pada SPL 7, 11, 15, dan 26 masuk dalam KE2 namun dengan
tingkat erosi yang berbeda. Pada SPL 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 27, dan 36 masuk dalam KE3. Pada SPL 1, 2, 3, 4, 16,
24, 29, 30, 31, 32, 33, dan 35 masuk dalam KE4. Untuk SPL 25 masuk
dalam KE5 yang terletak di desa Nglegok.
Lokasi penelitian yang masuk dalam tingkat erosi dan kepekaan
erosi yang sama adalah SPL 2, 3, 4, 16, 29, 30, 31, 32, 33, dan 35
dimana tingkat erosinya ringan dan sama-sama masuk dalam KE4.
Pada SPL 7, 11, dan 15 memiliki tingkat erosi yang sama yaitu sedang
dan sama-sama masuk dalam KE2 yang terletak pada sebaran desa
Kemuning, Segorogunung dan Berjo. Pada SPL 8, 12, 18, 19, 20, 21,
22, dan 23 memiliki tingkat erosi yang sama yaitu sedang dan samasama masuk dalam KE3. Sedangkan untuk tingkat erosi ringan dan
masuk dalam KE3 berada pada SPL 9, 10, 13, 14, 17, dan 27.
Erodibilitas tanah dipengaruhi beberapa faktor antara lain
tekstur tanah, permeabilitas dan bahan organik. Tanah dengan tekstur
tanah pasir lebih tahan terhadap erosi dibanding dengan tanah berdebu,
hal ini disebabkan pasir memiliki pori besar yang banyak sehingga
kapasitar infiltrasi tinggi dan berukuran besar sehingga lebih tahan
terhadap penghanyutan.
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Kedalaman tanah
Kedalaman tanah dinotasikan dengan notasi k0 (dalam), k1
(sedang), k2 (dangkal), dan k3 (sangat dangkal). Untuk k0 apabila
kedalaman lebih dari 90 cm, k1 apabila kedalaman 50 - 90 cm, k2
apabila kedalaman 25 - 50 cm dan k3 apabila kedalaman kurang dari
25 cm.
Kedalaman tanah merupakan kedalaman tanah yang masih dapat
ditembus oleh perakaran tanaman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa daerah penelitian memiliki kedalaman efektif dari dangkal
sampai dalam. Kedalaman tanah dangkal berada pada sebaran SPL 1,
8, 12, 13, dan 19. Pada SPL 2, 3, 4, 7, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, dan 37 memiliki kedalaman tanah
sedang. Tanah dalam berada pada SPL 10, 11, 21, 22, 29, dan 31.
Semakin dalam tanah maka bahaya erosi semakin rendah, sebaliknya
semakin dangkal maka bahaya erosinya tinggi.
4. Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif partikel-partikel
dalam tanah terutama fraksi pasir, debu dan lom. Untuk menentukan
klasifikasi kemampuan lahan menggunakan tekstur lapisan atas yang
diambil pada kedalaman 0-30 cm dan lapisan bawah pada kedalaman
30-60 cm. Pengelompokan tekstur tersebut adalah:
t1 : tanah bertekstur halus meliputi tekstur klei berpasir, klei berdebu
dan klei.
t2 : tanah bertekstur agak halus meliputi tekstur lom klei berpasir, lom
klei dan lom klei berdebu.
t3 : tanah bertekstur sedang meliputi tekstur lom, lom berdebu dan
debu.
t4 : tanah bertekstur agak kasar meliputi tekstur lom berpasir, lom
berpasir halus dan lom berpasir sangat halus.
t5 : tanah bertekstur kasar meliputi tekstur pasir.
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
drainase
dinotasikan
dengan
d0
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
banyaknya
kerikil
dan
batuan
diambil
jumlah
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ada ancaman banjir yang dinotasikan dengan O0. Pada SPL 4, 7, 9, 10,
16, 17, 26, 27, dan 35 sangat jarang atau kadang-kadang terjadi
ancaman banjir yang dinotasikan dengan O1. Untuk SPL 11 sering
terjadi ancaman banjir yang dinotasikan dengan O2 yang terletak di
desa Kemuning.
9. Salinitas Tanah
Salinitas tanah dinyatakan sebagai kandungan garam larut dalam
tanah. Pengelompokan salinitas tanah dinotasikan dengan g0 (bebas),
g1 (terpengaruh sedikit), g2 (terpengaruh sedang), dan g3 (terpengaruh
hebat). Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua daerah penelitian
tidak mengandung larutan garam atau dikatakan bebas dari kandungan
garam.
C. Penentuan Kelas Kemampuan Lahan
Penentuan kelas kemampuan lahan daerah penelitian ditentukan dengan
pemadanan antara karakteristik lahan yang diperoleh dari analisis lapang dan
analisis laboratorium dengan parameter-parameter yang berpengaruh terhadap
kelas kemampuan lahan. Parameter yang terkait dengan kemampuan lahan
tersebut antara lain kemiringan lereng permukaan, kepekaan erosi tanah,
tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah (lapisan atas dan lapisan bawah),
permeabilitas, drainase, kerikil/batuan, ancaman banjir dan salinitas. Data-data
parameter kemampuan lahan hasil analisis tersebut kemudian dikelaskan
sesuai dengan kriteria masing-masing parameter kemampuan lahan.
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan (komponenkomponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa
kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat
dalam penggunaannya.
Berdasarkan analisis data terdapat 37 SPL di kecamatan Ngargoyoso
kabupaten Karanganyar yang di diskripsikan pada gambar 4.3 dan memiliki 6
kelas kemampuan lahan yang dijelaskan sebagai berikut:
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) SPL 1
Daerah yang berada di SPL 1 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 51% (curam), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi agak
tinggi, kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan atas dan bawah lom klei,
permeabilitas agak lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedang, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 1
termasuk ke dalam Kelas VII yang terletak di desa Berjo.
2) SPL 2
Daerah yang berada di SPL 2 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 15% (agak miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
agak tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom
pasiran, permeabilitas agak lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit,
tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 2
termasuk ke dalam Kelas III yang terletak di desa Girimulyo.
3) SPL 3
Daerah yang berada di SPL 3 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan perkebunan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 16% (miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
agak tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas lom berpasir dan
lapisan bawah lom berdebu, permeabilitas agak lambat, drainase agak baik,
kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam.
Berdasarkan kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan
lahan dalam SPL 3 termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa
Kemuning.
commit to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) SPL 4
Daerah yang berada di SPL 4 memiliki jenis tanah latosol cokelat
dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 35% (agak curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
agak tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom
klei, permeabilitas lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedang, ancaman
banjir sangat jarang dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 4
termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa Kemuning.
5) SPL 7
Daerah yang berada di SPL 7 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 15% (agak miring), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
rendah, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah klei
berpasir, permeabilitas sedang, drainase baik, kerikil/batuan sedikit,
ancaman banjir sangat jarang dan bebas mengandung garam. Berdasarkan
kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam
SPL 7 termasuk ke dalam Kelas III yang terletak di desa Segorogunung.
6) SPL 8
Daerah yang berada di SPL 8 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 29% (miring), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan atas dan bawah lom
berdebu, permeabilitas agak lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit,
tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 8
termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa Girimulyo.
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) SPL 9
Daerah yang berada di SPL 9 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan perkebunan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 17% (miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan atas dan bawah klei
berdebu, permeabilitas sedang, drainase agak baik, kerikil/batuan sedikit,
ancaman banjir sangat jarang dan bebas mengandung garam. Berdasarkan
kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam
SPL 9 termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa Kemuning.
8) SPL 10
Daerah yang berada di SPL 10 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 49% (curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah dalam, tekstur lapisan atas dan bawah lom
berpasir, permeabilitas sedang, drainase baik, kerikil/batuan sedikit,
kadang-kadang terjadi ancaman banjir dan bebas mengandung garam.
Berdasarkan kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan
lahan dalam SPL 10 termasuk ke dalam Kelas VII yang terletak di desa
Segorogunung.
9) SPL 11
Daerah yang berada di SPL 11 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 20% (miring), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
rendah, kedalaman tanah dalam, tekstur lapisan atas dan bawah klei
berpasir, permeabilitas agak lambat, drainase baik, kerikil/batuan sedang,
sering terjadi ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan
kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam
SPL 11 termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa Kemuning.
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10) SPL 12
Daerah yang berada di SPL 12 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 29% (miring), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan atas dan bawah lom
berpasir, permeabilitas sedang, drainase agak baik, kerikil/batuan sedikit,
tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 12
termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa Berjo.
11) SPL 13
Daerah yang berada di SPL 13 memiliki jenis tanah komplek
andosol cokelat dan digunakan sebagai lahan perkebunan memiliki
karakteristik lahan: kemiringan lereng 40% (agak curam), tingkat erosi
ringan, kepekaan erosi sedang, kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan
atas dan bawah lom berdebu, permeabilitas cepat, drainase agak baik,
kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam.
Berdasarkan kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan
lahan dalam SPL 13 termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa
Berjo.
12) SPL 14
Daerah yang berada di SPL 14 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 48% (curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas lom berpasir dan
lapisan bawah lom, permeabilitas cepat, drainase cepat, kerikil/batuan
sedikit, tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan
kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam
SPL 14 termasuk ke dalam Kelas VII yang terletak di desa Segorogunung.
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13) SPL 15
Daerah yang berada di SPL 15 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 34% (agak curam), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
rendah, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom klei,
permeabilitas agak cepat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 15
termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa Berjo.
14) SPL 16
Daerah yang berada di SPL 16 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 9% (agak miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
agak tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom
klei, permeabilitas lambat, drainase agak baik, kerikil/batuan sedikit,
kadang-kadang terjadi ancaman banjir dan bebas mengandung garam.
Berdasarkan kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan
lahan dalam SPL 16 termasuk ke dalam Kelas III yang terletak di desa
Segorogunung.
15) SPL 17
Daerah yang berada di SPL 17 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 30% (miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas lom berdebu dan
bawah lom klei, permeabilitas lambat, drainase agak baik, kerikil/batuan
sedikit, sangat jarang terjadi ancaman banjir dan bebas mengandung garam.
Berdasarkan kriteria karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan
lahan dalam SPL 17 termasuk ke dalam Kelas IV yang terletak di desa
Berjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51
digilib.uns.ac.id
16) SPL 18
Daerah yang berada di SPL 18 memiliki jenis tanah komplek
andosol cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 55% (curam), tingkat erosi sedang, kepekaan
erosi sedang, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah pasir,
permeabilitas cepat, drainase agak cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 18
termasuk ke dalam Kelas VII yang terletak di desa Segorogunung.
17) SPL 19
Daerah yang berada di SPL 19 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan lahan berupa semak memiliki karakteristik lahan: kemiringan
lereng 40% (agak curam), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi sedang,
kedalaman tanah dangkal, tekstur lapisan atas dan bawah lom berpasir,
permeabilitas sedang, drainase agak cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 19
termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa Berjo.
18) SPL 20
Daerah yang berada di SPL 20 memiliki jenis tanah komplek
andosol cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 41% (agak curam), tingkat erosi sedang, kepekaan
erosi sedang, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan dan bawah pasir,
permeabilitas cepat, drainase agak cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 20
termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa Berjo.
19) SPL 21
Daerah yang berada di SPL 21 memiliki jenis tanah komplek
andosol cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik
commit
user tingkat erosi sedang, kepekaan
lahan: kemiringan lereng 39%
(agaktocuram),
perpustakaan.uns.ac.id
52
digilib.uns.ac.id
erosi sedang, kedalaman tanah dalam, tekstur lapisan dan bawah pasir,
permeabilitas cepat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman
banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik
lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 21 termasuk ke
dalam Kelas VI yang terletak di desa Segorogunung.
20) SPL 22
Daerah yang berada di SPL 22 memiliki jenis tanah komplek
andosol cokelat dan digunakan sebagai lahan hutan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 43% (agak curam), tingkat erosi sedang, kepekaan
erosi sedang, kedalaman tanah dalam, tekstur lapisan dan bawah pasir,
permeabilitas cepat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman
banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik
lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 22 termasuk ke
dalam Kelas VI yang terletak di desa Segorogunung.
21) SPL 23
Daerah yang berada di SPL 23 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan perkebunan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 6% (landai), tingkat erosi sedang, kepekaan erosi
sedang, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan dan bawah lom klei
berpasir, permeabilitas agak cepat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit,
tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 23
termasuk ke dalam Kelas II yang terletak di desa Puntukrejo.
22) SPL 24
Daerah yang berada di SPL 24 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan digunakan sebagai lahan perkebunan memiliki karakteristik
lahan: kemiringan lereng 20% (miring), tingkat erosi sedang, kepekaan
erosi agak tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah
lom berpasir, permeabilitas sedang, drainase agak baik, kerikil/batuan
sedikit, tanpa ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
54
digilib.uns.ac.id
26) SPL 28
Daerah yang berada di SPL 28 memiliki jenis tanah latosol cokelat
dan digunakan sebagai lahan tegalan memiliki karakteristik lahan:
kemiringan lereng 25% (miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi
tinggi, kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom,
permeabilitas lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman
banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik
lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 28 termasuk ke
dalam Kelas VI yang terletak di desa Ngargoyoso.
27) SPL 29
Daerah yang berada di SPL 29 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan lahan berupa semak memiliki karakteristik lahan: kemiringan
lereng 45% (agak curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi agak tinggi,
kedalaman tanah dalam, tekstur lapisan atas dan bawah lom berdebu,
permeabilitas lambat, drainase agak buruk, kerikil/batuan sedikit, tanpa
ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
karakteristik lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 19
termasuk ke dalam Kelas VI yang terletak di desa Kemuning.
28) SPL 30
Daerah yang berada di SPL 30 memiliki jenis tanah latosol cokelat
dan lahan berupa tegalan memiliki karakteristik lahan: kemiringan lereng
49% (curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi agak tinggi, kedalaman
tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom berpasir, permeabilitas
agak lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman banjir
dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik lahan
tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 30 termasuk ke dalam
Kelas VII yang terletak di desa Ngargoyoso.
29) SPL 31
Daerah yang berada di SPL 31 memiliki jenis tanah latosol cokelat
dan lahan berupa tegalan memiliki karakteristik lahan: kemiringan lereng
user
65% (curam), tingkat erosicommit
ringan,tokepekaan
erosi agak tinggi, kedalaman
perpustakaan.uns.ac.id
55
digilib.uns.ac.id
tanah dalam, tekstur lapisan atas dan bawah lom berpasir, permeabilitas
agak lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman banjir
dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik lahan
tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 31 termasuk ke dalam
Kelas VII yang terletak di desa Kemuning.
30) SPL 32
Daerah yang berada di SPL 32 memiliki jenis tanah latosol cokelat
dan lahan berupa tegalan memiliki karakteristik lahan: kemiringan lereng
41% (agak curam), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi agak tinggi,
kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom berpasir,
permeabilitas lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedang, tanpa ancaman
banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik
lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 32 termasuk ke
dalam Kelas VI yang terletak di desa Dukuh.
31) SPL 33
Daerah yang berada di SPL 33 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan lahan berupa tegalan memiliki karakteristik lahan: kemiringan
lereng 14% (agak miring), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi agak tinggi,
kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom berpasir,
permeabilitas lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, tanpa ancaman
banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria karakteristik
lahan tersebut maka kelas kemampuan lahan dalam SPL 33 termasuk ke
dalam Kelas III yang terletak di desa Ngargoyoso.
32) SPL 35
Daerah yang berada di SPL 35 memiliki jenis tanah mediteran
cokelat dan lahan berupa tegalan memiliki karakteristik lahan: kemiringan
lereng 8% (landai), tingkat erosi ringan, kepekaan erosi agak tinggi,
kedalaman tanah sedang, tekstur lapisan atas dan bawah lom pasiran,
permeabilitas lambat, drainase cepat, kerikil/batuan sedikit, kadang-kadang
terjadi ancaman banjir dan bebas mengandung garam. Berdasarkan kriteria
commit to user
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.3 Peta Kelas Kemampuan Lahan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id
57
digilib.uns.ac.id
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SPL
Luasan (Ha)
II
23, 35
469
III
IV
VI
VII
2, 7, 16, 27, 33
3, 8, 9, 11, 12, 17, 24
4, 13, 15, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 29, 32, 37
1, 10, 14, 18, 30, 31, 36
327
374
1.701
1.203
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4 Evaluasi penggunaan lahan riil terhadap kelas kemampuan lahan
SPL
1
2
3
4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
32
33
35
36
37
Kelas
kemampuan
lahan
VII
III
IV
VI
III
IV
IV
VII
IV
IV
VI
VII
VI
III
IV
VII
VI
VI
VI
VI
II
IV
VI
VI
III
VI
VII
VII
VI
III
II
VII
VI
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. Kesimpulan
1. Kelas
kemampuan
lahan
di
kecamatan
Ngargoyoso
kabupaten
Karanganyar berkisar dari kelas II (469 Ha; 11,5%), III (327 Ha; 8,02%),
IV (374 Ha; 9,18%) (tanah sesuai untuk tanaman semusim, rumput,
padang penggembalaan, hutan produksi dan cagar alam) dan kelas VI
(1.701 Ha; 41,7%), VII (1.203 Ha; 29,5%) (tanah untuk padang rumput
atau hutan produksi).
2. 71,2% (2904 Ha) tidak sesuai dengan kelas kemampuannya sehingga
direkomendasikan agar penggunaan lahan pada lokasi tersebut disesuaikan
dengan kelas kemampuan lahannya.
B. Saran
1. Diperlukan evaluasi tingkat degradasi lahan sebagai akibat ketidaksesuaian
penggunaan lahan dengan kemampuan lahan.
2. Diperlukan evaluasi kesesuaian lahan untuk menentukan jenis tanaman
yang sesuai dengan kemampuan lahannya untuk arahan tata guna lahan.
commit to user
62