Anda di halaman 1dari 62

1.1.

LATAR BELAKANG
Peningkatan Kinerja Pemerintah Daerah menjadi isu penting
seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan kompleksitas
permasalahan yang harus ditangani. Salah satu aspek penting dalam
upaya peningkatan kinerja Pemerintah Daerah adalah melalui kebijakan
Makro dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota
Bandung yang mengacu pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
( RPJPD ) Tahun 2005-2025 dan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor
09 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD ) Tahun 2009 2013 yang harus diaplikasikan dan
diimplementasikan ke dalam Visi dan Misi Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi serta
kewenangan sebagai salah satu SKPD yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
pembentukan dan susunan Dinas Daerah silingkungan Pemerintah Kota
Bandung.
Dengan menuangkan dalam bentuk

RENSTRA SKPD yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan


pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).

Dalam implementasinya Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian


Perdagangan Kota Bandung sebagai lembaga teknis yang mempunyai
Tugas Pokok dan Fungsi dalam melaksanakan sebagian kewenangan
daerah dibidang Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan yang
memiliki peran dan fungsi merumuskan kebijakan teknis dan operasional
bidang Koperasi ,UKM,Industri dan Perdagangan. Harus memiliki
dokumen yang akurat dan implementatif sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dan arahan untuk mengembangkan dan menjalankan fungsi dan
peranannya dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
RENSTRA merupakan komitmen Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang digunakan sebagai tolok
ukur dan alat bantu bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan

khususnya

meningkatkan

dalam

kesejahteraan

kebijakan
Masyarakat

Makro

dalam

khususnya

rangka
dalam

pengembangan atau pelayanan dibidang Koperasi UKM dan Perindustrian


Perdagangan Kota Bandung serta sebagai pedoman dan acuan dalam
mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai dengan kewenangan,
tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian
Perdagangan Kota Bandung dengan mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi
dalam rangka

mendukung

pencapaian visi

Kota

Bandung, yaitu

Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat .

1.2. LANDASAN HUKUM


1.

Undang-Undang Nomor 02 Tahun 1981 tentang Metrologi


Legal;

2.

Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

3.

Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;

4.

Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen;

5.

Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah;

6.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional Program Pembangunan
Nasional;

7.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008;

8.

Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJPN)

Tahun

2005-2025;
9.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro


Kecil dan menengah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata


Cara Penyusunan Rencana pembangunan;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun

2006

Tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah;
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2006
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Bandung;
14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007
Tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;
15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007
Tentang pembentukan dan susunan Dinas Daerah dilingkungan
Pemerintah Kota Bandung;

16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008


Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005-2025;
17. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013;
18. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2009
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota
Bandung;
19. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 23 Tahun 2009
Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
20. Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada
Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung;
21. Peraturan

Walikota

Nomor

413

Tahun

2010

Tentang

pembentukan dan susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis


pada lembaga teknis Daerah dan Dinas Daerah dilingkungan
pemerintah Kota Bandung.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Revisi Rencana Strategis Dinas
Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

adalah untuk memberikan arah dan pedoman bagi Dinas Koperasi


UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam
melaksanakan tugas dan fungsi khususnya dalam kurun

waktu

2 ( dua ) tahun ke depan yaitu dari tahun 2012 sampai dengan


Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan
Adapun tujuannya adalah :
1. mengoptimalkan tugas pokok, fungsi dan peran Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota
Bandung sebagai institusi pembangunan ekonomi dalam
mencapai target pencapaian Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daearah (Revisi

RPJMD) Kota

Bandung Tahun 2009-2013.


2. menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja
Tahunan

Dinas

Koperasi

UKM

dan

Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung.


1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
1.4.1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra
SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra
SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD,
Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan
dengan Renja SKPD
B. Landasan Hukum
Memuat

penjelasan

tentang

undang-undang,

peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan


peraturan

lainnya

yang

mengatur

tentang

struktur

organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta


pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan
perencanaan dan penganggaran SKPD.

C. Maksud dan Tujuan


Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renstra SKPD.
D. Sistematika Penulisan
Menguraikan

pokok

bahasan

dalam

penulisan

Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

1.4.2

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD


Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi)
SKPD

dalam

penyelenggaraan

urusan

pemerintahan

daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya


yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode
sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas
SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD
periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan
utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui
Renstra SKPD ini.
A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum
pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta
uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon
dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi
SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah
personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur,
mekanisme)

B. Sumber Daya SKPD


Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber
daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan
fungsinya,

mencakup

sumber

daya

manusia,

asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.


C. Kinerja Pelayanan SKPD
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja
SKPD

berdasarkan

sasaran/target

Renstra

SKPD

periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib,


dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau
indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah
diratifikasi oleh pemerintah
D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
SKPD
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap
Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk
provinsi)

dan

Renstra

SKPD

provinsi

(untuk

kabupaten/kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan


hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai
tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan
SKPD

pada

lima

tahun

mendatang.

Bagian

ini

mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran


kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan
pelayanan yang dibutuhkan.

1.4.3. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS


DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan SKPD
Pada

bagian

ini

dikemukakan

permasalahan-

permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor


yang mempengaruhinya.
B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan
wakil kepala daerah Terpilih
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi
SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program
kepala

daerah

Selanjutnya

dan

wakil

berdasarkan

kepala

daerah

identifikasi

terpilih.

permasalahan

pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor


penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor
inilah

yang

kemudian

menjadi

salah

satu

bahan

perumusan isu strategis pelayanan SKPD.


C. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat

ataupun

faktor-faktor

pendorong

dari

pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan


pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/
kota.

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau
dari implikasi RTRW dan KLHS.
E. Penentuan Isu-isu Strategis
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari
pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan SKPD ditinjau dari :
1. gambaran pelayanan SKPD;
2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;
3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD
provinsi/kabupaten/kota;
4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan
5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD
Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu
strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut.
Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi
tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani
melalui Renstra SKPD tahun rencana.
1.4.4. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
visi dan misi SKPD sebagaimana dihasilkan pada B.2.1.7

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD


Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
tujuan

dan

sasaran

jangka

menengah

SKPD

sebagaimana dihasilkan pada


C.1.8 (Perumusan Tujuan Pelayanan Jangka Menengah
SKPD) dan C.1.9 (Perumusan Sasaran Pelayanan
Jangka Menengah SKPD). Strategi dan Kebijakan
SKPD.
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
strategi

dan

kebijakan

SKPD

dalam

PROGRAM

DAN

lima

tahun

mendatang.
1.4.5. BAB

RENCANA

KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN


PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan
kegiatan,

indikator

kinerja,

kelompok

sasaran,

dan

pendanaan indikatif sebagaimana dihasilkan dari C.1.12.


(Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif).

1.4.6. BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU


PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

10

2.1. GAMBARAN KONDISI UMUM DINAS KOPERASI UKM DAN


PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian
Perdagangan Kota Bandung adalah lembaga teknis di lingkungan
Pemerintah Kota Bandung yang melaksanakan urusan Pembinaan
Koperasi,Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan.
Pembentukan Dinas

Koperasi Usaha Kecil

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Menengah dan
didasarkan pada

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 Tentang susunan


organisasi dan tata kerja Pemerintah Kota Bandung dan Peraturan
Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada lembaga Teknis Daerah
Kota Bandung dan Peraturan Walikota Nomor 413 Tahun 2010
Tentang pembentukan dan susunan Organisasi Unit pelaksana
Teknis

pada

lembaga

teknis

Daerah

dan

Dinas

Daerah

dilingkungan pemerintah Kota Bandung.


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08
Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah Kota Bandung merupakan penjabaran dari Peraturan
pemerintah Daerah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemeruntahan anatara Pemerintah ,Pemerintah Daerah


Provinsi,dan Pemrintah Kabupaten/Kota, berdasarkan pembagian
urusan terdiri dari urusan Wajib adalah KUKM dan Urusan pilihan
adalah Perindustrian dan Perdagangan.

11

2.1.1. PELAYANAN KOPERASI DAN UKM


1) Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan UKM
a. Kelembagaan Koperasi, meliputi :
pendaftaran dan fasilitasi penyusunan pengesahan
Akta pendirian dan perubahan Koperasi
inventarisasi koperasi dan penyediaan informasi
koperasi Pembinaan pengelolaan ketatalaksanaan
usaha koperasi
serta pembinaan tata kelola koperasi, bimbingan
dan penyuluhan dalam pembuatan laporan tahunan
koperasi.
b. Pengembangan usaha produksi dan jasa, usaha
Konsumsi

dan

pengembangan

koperasi

simpan

pinjam meliputi :
Inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi
kewilayahan berbasis produksi dan jasa/konsumsi
dan KSP
fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha
koperasi
jaringan kerjasama pemasaran produk unggulan.
Memberikan

bimbingan

teknis

manajemen

usaha,studi kelayakan,
Memfasilitasi akses pemasaran.
fasilitasi sertifikasi dan akreditasi,
promos Produk Koperasi produksi
c. Pembinaan dan pengembangan lingkup usaha kecil
dan mikro serta usaha menengah meliputi :
inventarisasi dan identifikasi potensi UMKM.
fasilitasi kemitraan dan pengembangan usaha.
pengawasan pengelolaan dana bantuan
pembiayaan dan permodalan .
Pembinaan permodalan,pemasaran dan promosi,

12

Pembinaan manajemen usaha dan keuangan


UMKM.
d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Koperasi
dan UKM.

2) Potensi Koperasi dan UKM


a. Koperasi
Jumlah Koperasi

: 2.536 koperasi

Koperasi Sehat

Anggota Koperasi

: 549.020 orang

Modal Sendiri

: Rp. 3.084.149.000.000,-

Volume Usaha

: Rp. 3.186.932.000.000,-

Asset

: Rp. 4.606.832.000.000,-

SHU

: Rp.

446 Koperasi

945.417.000.000,-

b. Potensi UKM
SEKTOR/ KEGIATAN

T A H U N
2010
2011

UKM

11.955

11.981

USAHA KECIL

10.043

10.067

USAHA MENENGAH

1.912

1.914

2.1.2. PELAYANAN BIDANG PERINDUSTRIAN


1) Pembinaan dan Pengembangan Bidang Perindustrian
melalui Industri Formal dan Industri kecil Dagang Kecil
Non Formal

13

a. Pembinaan dan fasilitasi industri tekstil,produk tekstil


dan mesin elektronik serta Aneka industri argo, kimia,
logam, alat transportasi dan elektronika meliputi :
Pengkajian rekomendasi;
pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
usaha industri dan usaha kawasan industri.
b. Pembinaan lingkup industri kecil non formal dan
perdagangan barang dan jasa non formal

yang

meliputi :
Pendataan potensi Industri kecil non formal dan
Dagang kecil non formal;
Fasillitasi bimbingan teknis dan penyuluhan;
Fasilitasi kerjasama usaha dan produksi industri kecil
non formal dan pedagang non formal.
c. Pelayanan

peningkatan

teknologi

produksi

dan

pemasaran meliputi :
Peningkatan teknologi produksi dan pemasaran
bidang industri agro, kimia, logam, mesin, alat
tansportasi, elektronika, tekstil, produk tekstil dan
aneka.
2) Potensi Perindustrian
a. Potensi Industri Formal dan Industri Kecil Non Formal,
dari tahun 2010 s/d 2011
SEKTOR / KEGIATAN
Industri Besar
Industri Menengah
Industri Kecil
Industri Non Formal
JUMLAH

14

JUMLAH UNIT USAHA


Tahun 2010

Tahun 2011

29

29

908

969

3.406

3.433

11.906

12.026

16.249

16.457

b. Potensi Sentra Industri Kota Bandung


1. Sentra Industri dan perdagangan Tekstil, produk Tekstil
Cigondewah,
2. Sentra Industri dan perdagangan sepatu Cibaduyut
3. Sentra perdagangan Jeans Cihampelas
4. Sentra Indsutri Rajut Binongjati
5. Sentra Industri dan perdagangan kaos dan sablon suci
6. Sentra Industri Tahu dan tempe Cibuntu
7. sentra Industri Boneka sukamulya
8. Sentra Industri tas kebonlega
9. Sentra industri Boneka Warung Muncang
10. Sentra Industri Sparepart Kiaracondong
11. Sentra Industri Keramik Sukapura dan Kebonjayanti
12. Sentra Las ketok dan perbengkelan Parakansaat.

2.1.3. PELAYANAN BIDANG PERDAGANGAN


1) Pembinaan dan Pengembangan Bidang Perdagangan
melalui :
Pembinaan dan fasilitasi lingkup Bimbingan usaha dan
sarana perdagangan
Perlindungan konsumen dan kemetrologian
Eksport impor dan hubungan kerjasama luar negeri.
Pengkajian rekomendasi.
Pengawasan dan pengendalian penyelengaraan usaha
perdagangan.

15

2) Potensi Perdagangan Tahun 2010 - 2011


Jumlah Unit Usaha

SEKTOR / KEGIATAN

Tahun 2010

Tahun 2011

Perdagangan Besar

1.012

1.335

Perdagangan Menengah

1.736

2.345

Perdagangan Kecil

6.935

8.798

Perdagangan Kecil Non Formal

90.093

90.213

99.776

102.691

Jumlah

2.2. TUGAS,

FUNGSI

DAN

STRUKTUR

ORGANISASI

DINAS

KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA


BANDUNG
A. Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang
Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan, berdasarkan
pada Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 dan Peraturan
Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 dan Peraturan
Walikota

Bandung

Nomor

413

Tahun

2010

Tentang

pembentukan dan Susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis


pada Lembaga teknis Daerah dan Dinas daerah dilingkungan
Pemerintah Kota Bandung.
B. Fungsi :
Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan
Kota Bandung memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang industri kecil dan
dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan,
kelembagaan

dan

pendaftaran,

pengembangan

usaha

koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil


dan menengah;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di
bidang industri kecil dan dagang kecil non formal, industri

16

formal,

perdagangan

,kelembagaan

dan

pendaftaran,

pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan


pinjam serta usaha kecil dan menengah;
c. Pembinaan dan pelaksanaan dibidang industri kecil dan
dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan,
kelembagaan

dan

pendaftaran,

pengembangan

usaha

koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil


dan menengah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
e. Pembinaan,

monitoring,

evaluasi

dan

laporan

penyelenggaraan kegiatan Dinas.


C. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOPERASI UKM DAN
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG, DATA
KEPEGAWAI DAN KONDISI SARANA / PRASARANA
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan
Daerah

Kota

Pembentukan

Bandung

Nomor

dan Susunan

13

tahun

2008

tentang

Organisasi Dinas Daerah yaitu

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota


Bandung.
Struktur

Organisasi

Dinas

Koperasi

UKM

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terdiri dari :


A. Kepala Dinas
B. Sekretaris, membawahkan :
B.1. Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian;
B.2. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program;

17

dan

C. Kepala Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal,


membawahkan :
C.1. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal;
C.2. Kepala Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non
Formal
D. Kepala Bidang Industri Formal, membawahkan :
D.1. Kepala Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin
Elektronik;
D.2. Kepala

Seksi

Industri

Argo,

Kimia,

Logam,

Alat

Transportasi dan Elektronika.


E. Kepala Bidang Perdagangan , membawahkan :
E.1. Kepala

Seksi

Bimbingan

Usaha

dan

Sarana

Perdagangan;
E.2. Kepala

Seksi

Perlindungan

Konsumen

dan

Kemetrologian;
E.3. Kepala Seksi Ekspor-Impor dan Hubungan Kerjasama
Luar Negeri.
F. Kepala Bidang Kelembagaan & Pendaftaran, membawahkan:
F.1. Kepala Seksi Bina Kelembagaaan Koperasi
F.2. Kepala Seksi Pendaftaran
G. Kepala Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka
Usaha dan Simpan Pinjam, membawahkan :
G.1. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa
G.2. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi
G.3. Kepala Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam
H. Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah, membawahkan :
H.1. Kepala Seksi Usaha Kecil
H.2. Kepala Seksi Usaha Menengah
I. Kepala UPT Balatkop dan UKM, membawahkan :
I.1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
J. Kepala UPT Balai Industri, membawahkan :
J.1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

18

Secara lengkap Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung

19

2.3

SUMBER DAYA SKPD


Kepemerintahan yang baik (good governance) adalah
prasyarat

bagi

demokratis.

terbentuknya pemerintahan yang

efektif

dan

Kepemerintahan yang baik digerakkan oleh prinsip-

prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi,


responsif, kesetaraan, visi strategis, efektif dan efisien, profesional,
akuntabel dan pengawasan yang efektif.
Salah satu unsur penilaian yang sangat penting adalah
Kecerdasan SDM Aparatur yang memiliki kontribusi, kapasitas dan
kopentensi yang baik , Mampu menterjemahkan kebijakan publik ke
dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan
orientasi pada kepentingan masyarakat.
Dengan

kaitan

tersebut,

peningkatan

kualitas

penyelenggaraan pemerintahan khususnya sumberdaya aparatur


harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam
program saat ini dan di masa yang akan datang.

Sumberdaya

aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja


mewarnai melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah
akan dibawa.
Kondisi

pegawai Dinas

Koperasi

UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung berdasarkan golongan / kepangkatan


sampai dengan Bulan Desember Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

20

TABEL 2.1
Kondisi Pegawai Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung
Berdasarkan Kepangkatan / Golongan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Pangkat/Golongan

Jumlah

PembinaTk. I, IV/b
Pembina, IV/a
Penata Tk.I, III/d
Penata, III/c
Penata Muda Tk.I, III/b
Penata Muda, III/a
Pengatur Tk. I, II/d
Pengatur, II/c
Pengatur Muda Tk.I, II/b
Pengatur Muda, II/a
Juru, I/c
Juru Muda, I/a

2
8
26
11
34
31
3
5
3
1
1

Jumlah

125

Keterangan

PNS Dinas Koperasi,UKM dan Perindustrian Kota Bandung


Berdasarkan Masa Kerja sampai dengan Bulan Desember Tahun 2011
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2
Kondisi Pegawai Dinas KUKM & Perindag Kota Bandung
Berdasarkan Masa Kerja
NO

MASA KERJA

JUMLAH

1
1.

2
0 - 5 tahun

3
17 orang

2.

6 - 10 tahun

7 orang

3.

11 - 15 tahun

8 orang

4.

16 - 20 tahun

33 orang

5.

21 - 25 tahun

35 orang

6.

26 - 30 tahun

23 orang

7.

> 30 tahun

2 orang

21

PNS Dinas Koperasi,UKM dan perindustrian Perdagangan Kota


Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan sampai dengan Tahun 2011
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.3
Kondisi Pegawai Dinas KUKM & Perindag Kota Bandung
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jumlah

S.III
S.II
S.I
SARMUD
SMA
SMP
SD

0
11
66
3
42
1
2

Jumlah

125

Ket.

A. Kondisi Sarana dan Prasarana


Kantor Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota

Bandung berdiri diatas lahan seluas 1514 M2 berada di Jalan


Kawaluyaan Nomor 2 dengan asal-usul tanah dan bangunan milik
Pemerintah Kota Bandung. Secara umum kondisi sarana dan
prasarana

yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung

pelaksanaan

kinerja

Dinas

Koperasi

UKM

dan

Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung da Kondisi Sarana dan Prasarana.

22

Tabel 2.4
Rekapitulasi Sarana Dan Prasarana
Dinas KUKM & Perindag Kota Bandung
Sampai Dengan Tahun 2011
NO.

NAMA BARANG

BANYAKNYA

KONDISI
BARANG

Baik

1.

Air Conditioning Unit

2.

Alat Dapur Lain-lain

Baik

3.

Alat komunikasi Radio UHF Lain-lain

Baik

4.

Alat Pemanas Prosesing / Water Heater

Baik

5.

Alat Penghancur Kertas Globe

Baik

6.

Alat Rumah Tangga Lain-lain

12

Baik

7.

Alat Timbangan Biasa Lain-lain

Baik

8.

Amplifier

Baik

9.

Band Kas

Baik

10.

Bangku Tunggu

Baik

11.

Bangunan Gedung Kantor Permanen

Baik

12.

Bangunan Gedung Kantor Semi Permanen

14

Baik

13.

Camera + Attachment

Baik

14.

Cassette Recorder

Baik

15.

Cermin Besar (200 x 75 cn)

Baik

16.

Compact Disc. Player

Baik

17.

Disk Pack

Baik

18.

Dispenser

Baik

19.

Filling Besi/Metal

25

Baik

20.

Film Projector

Baik

21.

Gambar Presiden/Wakil Presiden

Baik

22.

Handy Cam

Baik

23.

Hard Disk

Baik

24.

Instalasi Pusat Pengatur Listrik Kapasitas Kecil

Baik

25.

Jam Elektronik

Baik

26.

Jeep

Baik

27.

Keyboard

Baik

28.

Kompor Gas

Baik

29.

Kursi Besi/Metal

Baik

30.

Kursi Biasa

Baik

31.

Kursi Kayu/Rotan/Bambu

Baik

32.

Kursi Kerja Pejabat Lain-lain

Baik

33.

Kursi Lipat

29

Baik

34.

Kursi Putar

27

Baik

23

35.

Kursi Putar

Kurang Baik

36.

Kursi Rapat

Baik

37.

Kursi Tamu

Baik

38.

Lambang Garuda Pancasila

Baik

39.

Lemari Besi

21

Baik

40.

Lemari Besi

Kurang Baik

41.

Lemari dan Arsip Pejabat Lain-lain

Baik

42.

Lemari Es

Baik

43.

Lemari Kaca

Baik

44.

Lemari kayu

17

Baik

45.

Lemari kayu

13

Kurang Baik

46.

Lemari kayu

Baik

47.

Loudspeaker

Baik

48.

Meja Besi/Metal

Baik

49.

Meja Biro

21

Baik

50.

Meja Biro

Kurang Baik

51.

Meja Bundar

Baik

52.

Meja Kayu/Rotan

Baik

53.

Meja Kerja Pejabat Lain-lain

Baik

54.

Meja Kerja Pejabat Lain-lain

Baik

55.

Meja Makan

Baik

56.

Meja Panjang

Baik

57.

Meja Rapat

Baik

58.

Meja Tambahan

Baik

59.

Meja Tamu Ruangan Biasa

Baik

60.

Meja Telpon

Baik

61.

Meja Tulis

19

Baik

62.

Mesin Absen (Time Recorder)

Baik

63.

Mesin Bor

Baik

64.

Mesin Cetak Tangan

Baik

65.

Mesin Ketik Elektronik

Baik

66.

Mesin Ketik Manual Portable (11-13)

Baik

67.

Mesin Ketik Manual Portable (11-13)

Kurang Baik

68.

Mesin Ketik Manual Standar (14-16)

Baik

69.

Mesin Las Listrik

Baik

70.

Mesin Press

21

Baik

71.

Mesin Press Kain

Baik

72.

Mesin Proses Lain-lain

17

Baik

73.

Mesin Tenun Reeling

Baik

24

74.

Mimbar/Podium

Baik

75.

Mini Bus (Penumpang 14 orang ke bawah)

Baik

76.

Note Book

30

Baik

77.

P.C Unit

24

Baik

78.

Papan Nama Instansi

Baik

79.

Papan Pengumunan

10

Baik

80.

Papan Visuil

Baik

81.

Peralatan Mini Komputer Lain-lain

Baik

82.

Peralatan Personal Komputer Lain-lain

Baik

83.

Peralatan Personal Komputer Lain-lain

Baik

84.

Peralatan Tukang Besi Lain-lain

Baik

85.

Perkakas Bengkel Lain-lain

30

Baik

86.

Pesawat Telephone

Baik

87.

Poppa Lumur

Baik

88.

Printer

38

Baik

89.

Proyektor + Attachment

Baik

90.

Rak Besi/Metal

Baik

91.

Rak Kayu

11

Baik

92.

Scanner

Baik

93.

Sepeda Motor

13

Baik

94.

Sofa

Baik

95.

Staion Wagon

Baik

96.

Tanah Bangunan Kantor Pemerintah

Baik

97.

Teko Listrik

Baik

98.

Televisi

Baik

99.

Tempat Tidur Besi/Metal (Lengkap)

Baik

100.

Tempat Tidur Kayu (lengkap)

Baik

101.

Tiang Bendera

Kurang Baik

102.

Tustel

Baik

103.

Unintemuptible Power Supply (UPS)

Baik

104.

Unit Power Supply

Baik

105.

Wireless Amplifier

Baik

106.

Zice

Baik

25

2.4

KINERJA PELAYANAN SKPD


Tabel 2.5
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi,UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

No.
1
1
2
3
4
5
6

Indikator Kinerja sesuai


Tugas dan Fungsi SKPD
2
Cakupan Bina Usaha Mikro
dan Kecil
Nilai Eskpor ( US$ )
Perkembangan jumlah
sentra
Cakupan bina kelompok
industry
Koperasi sehat / aktif

Target
SPM
3

Target IKK

Target Indikator Lainnya

4
72,16 %

Target Renstra SKPD


Tahun ke4
5
6
7
4,100
4,510

Realisasi Capaian Tahun


ke4
5
8
9
-

Rasio Capaian
pada Tahun ke4
5
10
11
100 %
100 %

US$ 520 jt
100 %

656
13

672
14

100 %
100 %

100 %
100 %

2,09 %

3,725

3,749

100 %

100 %

76,47 %

400/1900

450/1930

100 %

100 %

71,054

71,204

100 %

100 %

Cakupan bina kelompok


pedagang / usaha non
formal

26

Tabel 2.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Anggaran pada Tahun keUraian ***)


1
Belanja

11,903,754,816

11,655,795,161 15,862,405,323 14,109,473,919 40,450,004,621 9,821,600,321 11,327,079,431 14,512,919,113

Rata-rata Pertumbuhan

Rasio antara Realisasi dan


Anggaran Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada Tahun ke4

5
-

Anggaran

82.51

97.18

91.49

(2.08)

99.129

99.319

96.521

6.64

20.28

(7.58)

6.64

20.28

(7.58)

(9.59)

Realisasi
4

36.09 (11.05) 186.69 (75.72)

15.33 28.13

15.91 (27.85)

6.84 16.90

15.91 (27.85)

6.84 16.90

52.14 (13.84) 333.70 (86.73)

Belanja Tidak
Langsung

5,506,190,816

5,871,563,219

7,062,541,617

6,527,210,217

7,565,523,679 5,458,216,128

5,831,584,452

6,816,857,425

Belanja Pegawai

5,506,190,816

5,871,563,219

7,062,541,617

6,527,210,217

7,565,523,679 5,458,216,128

5,831,584,452

6,816,857,425

99.129

99.319

96.521

Belanja Langsung

6,397,564,000

5,784,231,942

8,799,863,706

7,582,263,702 32,884,480,942 4,363,384,193

5,495,494,979

7,696,061,688

68.204

95.008

87.457

25.95 40.04

Belanja Pegawai

1,085,950,000

691,355,000

914,230,000

1,136,520,000

787,115,000

632,765,000

728,285,000

72.482

91.525

79.661

- (36.34)

32.24

24.31

- (19.61) 15.10

Belanja Barang Jasa

5,223,425,000

4,187,999,442

7,401,797,706

6,021,183,702

- 3,299,553,193

3,976,262,828

6,499,190,938

63.168

94.944

87.806

- (19.82)

76.74 (18.65)

20.51 63.45

88,189,000

904,877,500

483,836,000

424,560,000

886,467,151

468,585,750

313.78

97.965

96.848

- 926.07

(46.53) (12.25)

- 220.35 (47.14)

Belanja Modal

276,716,000

27

2.5

TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN


SKPD
Berdasarkan kinerja pelayanan yang disampaikan pada Sub bab

sebelumnya, dapat diidentifikasi tantangan dan peluang pengembangan


pelayanan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota
Bandung berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi utamanya berkaitan
dengan perumusan kebijakan teknis, pelayanan umum dan pembinaan
serta

pengembangan

dibidang

Koperasi

UKM

dan

Perindustrian

Perdagangan di Kota Bandung.


Faktor kunci keberhasilan selain dari unsur suatu organisasi,
keberhasilan dan kegagalan strategi organisasi, tetapi juga hasil
pengembangan informasi yang diperoleh dari unsur perencanaan
strategis sebelumnya. Analisis lingkungan internal dan eksternal yang
dilakukan menjadi landasan kritis dalam merancang strategi Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, hal ini
dilakukan melalui metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities and Threats).

A. KEKUATAN (STRENGTHS)
1.

Potensi Pemanfaatakan Teknologi tepat guna bagi KUKM.

2.

Potensi Koperasi dan UKM dari segi kuantitatif cukup besar.

3.

Pemberdayaan KUKM sangat strategis khususnya dalam rangka


mempercepat kesejahteraan Rakyat

4.

Memiliki kemandirian dalam usaha, kukuh dan fleksibel dalam


mengantisipasi

dan

menyesuaikan

diri

terhadap

dinamika

perubahan ( perkembangan ) pasar;


5.

Menetapkan ketentuan dan peraturan investasi dan transparan,


efisien dan kondusif bagi dunia usaha;

28

6.

Kemampuan

dalam

pengusaan

teknologi

informasi

dan

komunikasi termasuk promosi pemasaran dan lobby;


7.

Adanya regulasi yang mengatur penataan pasar tradisional, pusat


perbelanjaan dan toko modern, serta regulasi yang mengatur
peredaran minuman beralkohol;

8.

Peraturan-peraturan dibidang perlindungan konsumen;

9.

Sarana perdagangan khususnya pasar tradisional cukup banyak


tersebar di Kota Bandung dalam menunjang kelancaran distribusi
bahan pokok;

B. KELEMAHAN (WEAKNESSES)
1.

Akses Teknologi KUKM menggunakan teknologi sederhana,dan


kurangnya memanfaatkan teknologi yang lebih memeberikan nilai
tambah produk.

2.

Pemahaman Masyarakat Terhadap Koperasi Kurang.

3.

Banyaknya Koperasi yang menyalahgunakan ketentuan (Rentenir)

4.

Memiliki keterbatasan dalam bidang permodalan, peluang pasar,


dan SDM;

5.

Kualitas produk belum berdaya saing;

6.

Terbatasnya informasi teknologi yang dimiliki oleh pengusaha;

7.

Belum adanya sistem informasi dan data base perusahaan yang


akurat;

8.

Belum terbentuknya UPTD kemetrologian Kota Bandung;

9.

Tidak adanya kekuatan hukum dalam melakukan intervensi


terjadinya gejolak harga dan kelangkaan bahan pokok dipasaran;

C. PELUANG (OPPORTUNITIES)
1.

Tumbuh kembangnya industri kreatif sebagai daya tarik wisata.

2.

Terdapat balai-balai Industri dan tersedianya sumber permodalan


perbankan atau lembaga keuangan.

3.

Terbukanya Akses Jaringan Internet untuk promosi KUKM.

4.

Meningkatnya akses pasar ekspor dengan tingkat tarif yang lebih


rendah bagi produk-produk Kota Bandung;

29

5.

Meningkatnya arus investasi asing ke Kota Bandung;

6.

Terbukanya transfer teknologi antara pelaku bisnis;

7.

Tingginya minat investasi di Kota Bandung;

8.

Adanya kebijakan pemerintah pusat tentang pembentukan unit


pelayanan teknis daerah metrologi legal di Kabupaten / Kota;

9.

Adanya

kebijakan

pemerintah

pusat

tentang

penggunaan

cadangan beras pemerintah untuk stabilitas harga;


D. ANCAMAN (THREATS)
1.

Keterbatasan Infrastruktur industri Kreatif

2.

Akses untuk mendapatkan Modal dari lembaga keuangan sulit


didapat karena persyaratan.

3.

SDM Koperasi UKM belum tidak memadai.

4.

Terbukanya akses pasar produk berbagai negara dengan adanya


perdagangan bebas;

5.

Bertambahnya investasi asing;

6.

Meningkatnya produk yang masuk ke Kota Bandung dengan


kualitas teknologi yang lebih baik;

7.

Tingginya jumlah toko modern dan pusat perdagangan di Kota


Bandung;

8.

Kebijakan impor beberapa jenis bahan pokok;

9.

Infrastruktur tidak memadai sehingga mempengaruhi ketersediaan


dan harga bahan pokok;

30

3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan
Kota Bandung
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh

Dinas Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang


berkaitan dengan pelayanan bidang Koperasi, UKM , Perindustrian dan
perdagangan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Belum optimalnya Perencanaan maupun hasil kajian yang disusun
Dinas Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan Kota Bandung
baik oleh internal maupun oleh Dinas Teknis terkait;
2. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang
otoritas

penganggaran,

untuk

menjaga

konsistensi

antara

perencanaan dan penganggaran, sehingga program dan kegiatan


yang

telah

direncanakan

tidak

tereduksi

di

dalam

proses

penganggaran;
3. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi sesuai
dengan tugas dan kewajiban utama-nya;
4. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung
proses Pembinaan dan pelayanan sehingga sumber data masih Minim;
5. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap jabatan
struktural maupun fungsional serta pelaksana di lingkungan Dinas
Koperasi UKM dan perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
6. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM dan
Pelaksanaan program kegiatan sesuai TUPOKSI.

31

Tabel 3.1
Identifikasi Isu - isu Strategis
( Lingkungan Eksternal )
Isu Strategis
No.
1
1.

2.

Dinamika
Internasional
2
Terbentunya komitmen
bersama tentang
perkembangan
koperasi dan dijadikan
tahun 2012 sebagai
tahun koperasi Dunia

Dinamika Nasional

Dinamika Regional / Lokal

Lain - lain

3
Teralokasinya dana
kementrian yang dapat
dimanfaatkan oleh koperasi
dan Ukm

4
Pendalaman dan implementasi
peraturan gubernur untuk
mendorong penumbuh
kembangan pembinaan di sektor
UMKM

Pemanfaatan revitalisasi
kelembagaan koperasi
dalam bentuk regulasi yg
dapat mendorong
penumkembangan koperasi
dan ukm dengan terbitnya
peraturan pemerintah,
permen

Fasilitasi promosi dan pameran


Pemanfaatan produk unggulan
daerah

Terselenggaranya event
promosi dan pameran
tingkat Nasional sebagai
ajang perkenalan produk
unggulan daerah

Meningkatkan kapasitas
pengelolaan KUKM

Pemulihan ekonomi
Negara-negara Maju.

Pemanfaatan permodalan
dengan bunga sebagai modal
kerja KUKM

Peningkatan kesejahteraan
Rakyat.
Perluasan Pasar Domestik.
Perbaikan Inftrastruktur.

Perluasan Pasar Non


Tradisional.
Peningkatan kemampuan
Teknologi.

Diversifikasi Produk
Ekspor.
Perubahan Iklim.

Peningkatan Nilai Tambah


Produk Industri.

Munculnya Raksasa
Ekonomi Baru.

Penerapan Industri Berwawasan


Lingkungan.

Pasar Bebas.

Pemanfaatan energi terbarukan.


Penciptaan Lapangan kerja.
Pemberantasan produk iilegal
penerapan SNI.

32

Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan
Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Terhadap
Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
Visi : Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat
No.
1
1

Misi dan Program


KDH dan Wakil KDH Terpilih
2
Mengembangkan
Perekonomian Kota yang
Berdaya Saing dalam
menunjang penciptaan

3.2

Faktor

Permasalahan
Pelayanan
3
Ekonomi makro Kota
Bandung dapat
memunculkan potensi
investasi tergeser oleh
persaingan.
Memicu kenaikan biayabiaya ekonomi di Kota
Bandung.

Penghambat
4
Beberapa pusat
perdagangan berskala
besar dibangun dalam
jarak terlalu dekat dan
bersaing dg pasar
yang sudah ada.
Usaha Ritel dan grosir
sudah menjadi tidak
jelas, sehingga
persaingan tidak
sehat.
Toko-toko kecil sudah
Industri Kecil
Menengah kesulitan
pengadaan bahan
baku.
Banyak tumbuh
berkembang Koperasi
yang tidak jelas
aturannya.

Pendorong
5
Adanya aturan
yang jelas dan
tegas agar
persaingan
usaha menjadi
lebih sehat dan
produktif.

Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil


kepala daerah Terpilih
Visi Kota Bandung Tahun 2009-2013 adalah: Memantapkan Kota
Bandung

sebagai

Kota

Jasa

Bermartabat,

Kota

Jasa

Bermartabat memiliki dimensi :


1. Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat,
indah, hijau dan berbunga ;
2. Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil
dan dinamis ;

33

3. Pemenuhan kondisi lingkungan ekonomi sehingga tercapai


kemakmuran ekonomi warganya ;
4. Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh
toleransi, berakhlak mulia dan kesadaran perikehidupan
majemuk ;
5. Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis ;

Dalam mencapai visi

tersebut juga dijunjung motto juang

Bermartabat yaitu: Bersih, Makmur, Taat, Bersahabat, sedangkan


misi yang terkait dengan pembangunan ekonomi terdapat pada misi
kedua yaitu Mengembangkan

Perekonomian

Kota

yang

Berdaya Saing dalam Menunjang Penciptaan Lapangan Kerja


dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan Swasta
dalam Pembangunan Ekonomi Kota.
Adapun sasaran yang ingin dicapai yaitu:
1.

Meningkatnya peranan usaha mikro kecil menengah dan


koperasi dalam perekonomian kota ;

2.

Meningkatnya akses pelayanan perijinan dan kepastian


hukum bagi dunia usaha ;

3.

Meningkatnya kesejahteraan petani dan penguatan ketahanan


pangan perkotaan ;

4.

Meningkatnya kemampuan teknologi, sistem produksi


dan penguatan sentra industri ;

5.

Meningkatnya pertumbuhan riil dan kontribusi riil sektor


perekonomian kota;

6.

Menjaga stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan


pokok ;

7.

Meningkatnya perluasan kesempatan kerja formal di sektorsektor yang menjadi core competency kota ;

8.

Meningkatnya penertiban dan penataan pedagang kaki


lima serta pedagang asongan ;

9.

Mengembangkan kota sebagai kota kreatif.

34

Sedangkan Arah Kebijakan untuk pembangunan ekonomi adalah:


1. Penataan

dan

optimalisasi

prosedur

investasi

dalam

meningkatkan kesempatan kerja di Kota Bandung melalui


pelayanan satu pintu ;
2. Penataan Pedagang Kaki Lima dan meningkatkan kemitraan
dengan sentra-sentra produk lokal dalam mengembangkan
industri kreatif tradisional ;
3. Perbaikan infrastruktur ekonomi dalam menunjang pemenuhan
kebutuhan

pokok

masyarakat

dalam

mengembangkan

ketahanan pangan kota ;


4. Pendukungan sektor swasta dalam meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja ;
5. Pendukungan perubahan pola konsumsi masyarakat melalui
diversifikasi pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan
pangan kota ;
6. Penataan struktur ekonomi perkotaan melalui penataan ruang
aktivitas maupun pola konsumsi, distribusi dan produksi yang
baik ;
7. Pengembangan

kemitraan

usaha

koperasi/usaha

kecil,

menengah dan besar dalam menunjang pengembangan


ekonomi kreatif ;
8. Penguatan promosi daerah dalam menarik wisatawan dan
investasi dalam bidang pariwisata.

35

Dengan memperhatikan visi, misi serta kebijakan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut, maka yang
terkait dengan tugas dan fungsi Dinas KUKM & Perindag adalah sebagai berikut:
TUJUAN

VISI

MISI

SASARAN

Memantapkan Memantapkan Mengembangkan


kemakmuran
warga
Bandung

Kota

Kota Bandung

1. Meningkatnya peranan usaha mikro kecil 1. Penataan Pedagang Kaki Lima

Perekonomian Kota

menengah

yang Berdaya Saing

perekonomian kota;

sebagai Kota dalam

Menunjang

dan

koperasi

dalam

Penciptaan

Bermartabat

Lapangan Kerja dan


Pelayanan

Publik

serta Meningkatkan
Swasta

dalam
Pembangunan
Ekonomi Kota

dan

meningkatkan

dengan

2. Meningkatnya kemampuan teknologi, sistem


produksi dan penguatan sentra industri;

Jasa

Peranan

KEBIJAKAN

lokal

kemitraan

sentra-sentra

dalam

produk

mengembangkan

industri kreatif tradisional;

3. Meningkatnya pertumbuhan riil dan kontribusi 2. Pengembangan kemitraan usaha


riil sektor perekonomian kota;
4. Menjaga

stabilitas

harga

koperasi/usaha kecil, menengah


dan

distribusi

barang kebutuhan pokok;


5. Meningkatnya

penertiban

besar

dalam

menunjang

pengembangan ekonomi kreatif;


dan

penataan

pedagang kaki lima serta pedagang asongan;


6. Mengembangkan kota sebagai kota kreatif.

36

dan

Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Yang Dapat Mempengaruhi Pencapaian Visi Dan Misi Kepala
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

Visi : Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat


Misi / Sasaran / Program
KDH dan Wakil KDH Terpilih

No.
1

Faktor
Penghambat
4
1. Keterbatasan anggaran /

kecil

3
1. Keterbatasan jangkauan

menengah dan koperasi dalam perekonomian

pelayanan, fasilitasi dan

alokasi anggaran yang

kota;

pembinaan KUMKM

relatif kecil

1. Meningkatnya

2. Meningkatnya

2
peranan

Permasalahan Pelayanan

usaha

kemampuan

mikro

teknologi,

sistem

produksi dan penguatan sentra industri;


3. Meningkatnya pertumbuhan riil dan kontribusi riil
sektor perekonomian kota;

2. Mayoritas pergerakan harga

penertiban

dan

2. banyaknya jumlah BUMN,


perbankan dan pengusaha

seluruh potensi KUMKM

besar yang terdapat di

secara langsung dikontrol oleh

secara up to date

Kota Bandung

mekanisme pasar

kebutuhan pokok;
5. Meningkatnya

pengembangan KUMKM

dan distribusi barang tidak


Pemerintah tetapi melalui

4. Menjaga stabilitas harga dan distribusi barang

2. Belum dimilikinya data

Pendorong
5
1. adanya komitmen

3. Kurangnya sinergitas antar


SKPD dan dengan

aktifitas komunitas kreatif

stakeholder lain

di Kota Bandung

4. Belum terdatanya PKL /

penataan

pedagang asongan di Kota

pedagang kaki lima serta pedagang asongan;

Bandung serta jumlahnya

6. Mengembangkan kota sebagai kota kreatif.

terus bertambah

37

3. tingginya jumlah dan

1) Penjelasan Faktor Penghambat


a. Keterbatasan Anggaran / Alokasi Anggaran yang Relatif
Kecil
URAIAN
Belanja Pembangunan Urusan
KUMKM
PAD
% belanja KUMKM terhadap
PAD
Realisasi APBD
% belanja KUMKM terhadap
APBD

2009

2010

2011

1.903.108.115

3.821.161.483

3.967.160.025

361.106.964.143
0,53%

441.871.140.944
0,86%

834.595.864.970
0,48%

2.403.470.674.178 2.440.168.433.364 3.115.296.523.907


0,08%
0,16%
0,13%

Dengan melihat tabel diatas terlihat bahwa jumlah belanja


pembangunan urusan KUMKM masih sangat jauh dari ideal dan
dibawah 1% dari Total PAD dan Realisasi APBD. Selain itu trend
belanja pembangunan UMKM terhadap PAD dari tahun 2009 ke
2011 mengalami penurunan.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut tentunya daya
dorong terhadap perkembangan UMKM dan kewirausahaan pun
tidak akan berjalan secara maksimal terlebih pembangunan dalam
urusan KUMKM merupakan urusan pembangunan wajib, selain itu
pengembangan kewirausahaan pun telah diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

b. Belum Dimilikinya data UMKM secara lengkap dan up to


date
Salah satu karakteristik UMKM, khususnya usaha mikro
adalah sangat cepatnya usaha tersebut bermunculan namun
seringkali banyak pula yang berhenti. Dengan jumlah SDM yang
sangat sedikit yaitu 9 orang untuk bidang UKM serta tingginya
biaya untuk melakukan survey lapangan di seluruh wilayah Kota
Bandung, Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung baru memiliki

38

data UKM sebanyak 4.425 unit usaha pada tahun 2011. Sedangkan
apabila melihat hasil survey BPS pada tahun 2006, jumlah usaha
mikro kecil yang ada di Kota Bandung sebanyak 283.425 unit
usaha (lokasi usaha menetap dan tidak menetap). Apabila
dibandingkan antara potensi yang ada dengan data dan UMKM
yang difasilitasi, tentunya terlihat perbedaan yang signifikan.
Meskipun demikian, capaian UMKM yang difasilitasi tersebut
(sehingga

tercipta

peningkatan

daya

saing

UMKM)

sudah

memenuhi target RPJMD Kota Bandung.

c. Kurangnya sinergitas antar SKPD dan dengan stakeholder


lain
Bahwa mewujudkan UMKM yang mandiri, berdaya saing
serta

mapan

berkelanjutan

seringkali
serta

membutuhkan

meliputi

berbagai

pendekatan

aspek

usaha

yang
seperti

penguatan dalam bidang permodalan, SDM, produksi, keuangan,


pemasaran, ketersediaan bahan baku, jaringan usaha serta
perijinan.
Dengan berbagai keterbatasan yang ada Dinas KUKM dan
Perindag Kota Bandung tidak akan mampu untuk memberikan
fasilitasi

secara

menyeluruh

untuk

seluruh

aspek

aspek

pengembangan usaha, selain itu akan terkait juga dengan Tupoksi


dari SKPD lain. Apabila pengembangan UMKM akan dilakukan
secara holistik tentunya berbagai SKPD serta stakeholder harus
duduk bersama untuk menyeleraskan kontribusi apa yang dapat
diberikan selain itu hal ini dapat menghindari tumpang tindihnya
pemberian fasilitasi bagi UMKM tertentu.
Melihat proses penyusunan anggaran saat ini, modus
umumnya setiap SKPD melakukan penyusunan program dan
kegiatan masing-masing sehingga fasilitasi yang diberikan bagi
UMKM bersifat parsial dan belum mampu memenuhi kebutuhan
pengembangan usahanya.

39

d. Belum

terdatanya PKL / pedagang asongan di Kota

Bandung serta jumlahnya terus bertambah


Saat ini Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung belum
memiliki data PKL secara akurat, sehingga proses pembinaan dan
penertiban belum dilakukan secara maksimal. Beberapa kendala
yang

dihadapi

adalah

keterbatasan

anggaran

survey

dan

perubahan jumlah PKL yang sangat dinamis.


2) Penjelasan Faktor Pendorong
a.

Adanya komitmen pengembangan KUMKM


Dengan memperhatikan berbagai kebijakan pembangunan

yang ada seperti RPJMD dan RKPD, pembangunan KUMKM


merupakan

salah

satu

bidang

yang

diprioritaskan

dalam

pembangunan.
b.

Banyaknya jumlah BUMN, perbankan dan pengusaha


besar yang terdapat di Kota Bandung
Bandung merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi di

Indonesia, salah satu indikatornya adalah banyaknya jumlah BUMN


yang memiliki kantor (bahkan kantor pusat) di Kota Bandung seperti
halnya PT Telkom, PT Pos, PT INTI, PT Bio Farma, PT DI, PT
Pindad dan PT KAI. Selain itu Kota Bandung pun merupakan salah
satu pusat perbankan dan perusahaan besar beraktivitas.
Dengan banyaknya jumlah perusahaan besar di Kota
Bandung tentunya dapat mendorong terjadinya peningkatan
transaksi ekonomi di Kota Bandung, selain itu guna memperkuat
eksistensi keberadaan perusahaan serta sebagai salah satu bentuk
kepedulian sosial dan lingkungan, berbagai perusahaan tersebut
diharapkan dapat terus meningkatkan program, CSR / PKBLnya.

40

c.

Tingginya jumlah dan aktifitas komunitas kreatif di Kota


Bandung
Perkembangan Sektor Ekonomi Kreatif di Kota Bandung dari

tahun ke tahun menunjukan trend yang semakin meningkat. Tahun


2002 Sektor Ekonomi Kreatif memberikan kontribusi sebesar 12,82
% terhadap PDRB Kota Bandung, selanjut meningkat menjadi
14,46 % pada tahun 2007.
Sektor Ekonomi Kreatif memiliki prospek yang baik dalam
penciptaan lapangan kerja di masa yang akan datang mengingat
kota Bandung memiliki potensi pasar yang besar baik lokal,
regional maupun nasional, tercermin

dari

besarnya jumlah

penduduk dan banyaknya pendatang. Saat ini terdapat sekitar


5.291 unit usaha kreatif di kota Bandung dengan menyerap tenaga
kerja sebesar 15.873 orang;
Selain itu Kota Bandung memiliki potensi yang besar untuk
menunjang perkembangan kegiatan kreatif, sehingga pada tahun
2007 kota Bandung terpilih sebagai pilot project kota Kreatif se-Asia
Timur. Dengan berbagai potensi yang ada tersebut diharapkan
akan semakin mendorong perkembangan ekonomi Kota Bandung.

3.3

Telaahan Renstra K/L dan Renstra


Pada dasarnya, penetapan Rencana Stategis Dinas Koperasi UKM
dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung merupakan bentuk
pengembangan
sebelumnya.

dari

Visi

Dikaitkan

dan

dengan

maupun renstra provinsi.

41

Misi

yang

Renstra

telah

ditetapkan

kementrian/lembaga

Kebijakan, Program dan Kegiatan Kementrian :


a) Peningkatan akses pasar ekspor & fasilitas ekspor.
b) Peningkatan

pengawasan

dan

perbaikan

iklim

usaha

perdagangan luar negeri.


c) Peningkatan Daya saing ekspor.
d) Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan
Internasional
e) Perbaikan Iklim usaha perdagangan Dalam Negeri.
f) Peningkatan kinerja sektor perdagangan besar & eceran dan
ekonomi kreatif.
g) Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen.
h) Lembaga Pengelola Dana Bergutir-Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) dan Lembaga Layanan
Pemasaran-Koperasi dan Usaha Kecil. dan Menengah (LLPKUKM).
i) Rencana

Program/kegiatan

Pembangunan

lintas

pelaku

(stakeholder) termasuk di daerah di bidang Koperasi dan Usaha


Mikro, Kecil dan Menengah.
j) Pelaksanaan koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor,
serta antar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah dengan dinas yang membidangi Koperasi dan Usaha
Kecil

dan

Menengah

di

Daerah

(Propinsi/D.I.

dan

Kabupaten/Kota).
k) Penciptaan jaringan distribusi perdagangan yang efisien.
Kebijakan, Program dan Kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat :
a)

Pengembangan KUMKM yang memiliki jaringan promosi


nasional dan Internasional.

b)

Menguatkan struktur industri dan memberdayakan potensi


IKM guna mendukung ekonomi jabar dan mendorong
ekonomi masyarakat.

42

c)

Mengembangkan kegiatan luar negeri sehingga mampu


menguasai pangsa pasar global dlm era perdagangan bebas
atau globalisasi.

d)

Mengembangkan lembaga dan sarana perdagangan serta


sisten distribusi dalam negeri yang efektif serta perlindungan
konsumen dan produsen.

e)

Pengembangan KUMKM sebagai Produk unggulan ditingkat


nasional.

f)

Pertumbuhan jumlah kemitraan.

g)

Pembangunan klinik Bisnis/Inkubator Bisnis;

h)

Pembangunan klinik kemasan.

i)

Peningkatan koperasi memiliki Badan Hukum.

Faktor Penghambat:
- Terbatasnya anggaran Kementrian untuk menjangkau seluruh
UKM yang tidak terfasilitasi oleh anggaran Pemerintah Kota
- Kurangnya intensitas koordinasi

Faktor Pendorong
-

Kesesuaian kebijakan umum pengembangan KUMKM

Program dan kegiatan yang dapat saling mengisi

43

Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun
Renstra SKPD provinsi / kabupaten / kota
Visi Kementrian KUKM : Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang Tan gguh dan Mandiri sebagai Soko Guru
Perekonomian Nasional
No.

Sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun


Renstra SKPD provinsi / kabupaten / kota

1
1)

2)

Faktor

Permasalahan Pelayanan

2
Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan

3
Keterbatasan jangkauan

Penghambat
4
1. Keterbatasan anggaran

UMKM dalam perekonomian Nasional

pelayanan, fasilitasi dan

2. Belum diketahuinya data

Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan

pembinaan KUMKM

seluruh potensi KUMKM


3. Kurangnya sinergitas antar

UMKM
3)

daya saing produk Koperasi dan UMKM

SKPD dan dengan stakeholder

4)

Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan

lain

UMKM
5)

Penyediaan

akses

pembiayaan

dan

penjaminan bagi Koperasi dan UMKM


6)

Perbaikan ikLim usaha yang lebih berpihak


pada Koperasi dan UMKM

7) Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM


baru dengan

44

1)

Pendorong
5
adanya komitmen
pengembangan KUMKM

2)

adanya kesesuaian program


dengan Kementrian

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman,
nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf
nasional.
RTRWK berfungsi sebagai:
a.

penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota;


serta

b.

acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan


masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun
program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang
kota.

Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi:


a.

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;

b.

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;

c.

perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar


sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;

d.

penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

e.

penataan ruang kawasan strategis kota.

Kebijakan

dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana

dimaksud terdiri atas:


a.

kebijakan dan strategi struktur ruang;

c.

kebijakan dan strategi pola ruang; dan

d.

kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.

45

Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:


a.

perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien


dalam

menunjang

perkembangan

fungsi

kota

sebagai

kota

perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup


Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan
Nasional;
b.

pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan


prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali; dan

c.

peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan


prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.

Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan


efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota
perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan
Nasional meliputi :
a.

mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan


wilayah Bandung Timur

b.

membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh


1 (satu) SPK;

c.

mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;

d.

menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan


sesuai skala pelayanannya; dan

e.

menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan


fungsi dan kapasitas jaringan jalan.

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana


dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali meliputi :
a.

membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan


masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;

46

b.

mengawasi fungsi dan hirarki jalan;

c.

meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan


pelebaran

jalan,

manajemen

dan

rekayasa

lalu

lintas

serta

menghilangkan gangguan sisi jalan;


d.

memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal


yang terpadu;

e.

menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan


pusat-pusat kegiatan;

f.

mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun


terminal

di

batas

kota

dengan

menetapkan

lokasi

yang

dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan


g.

mengoptimalkan

pengendalian

dan

penyelenggaraan

sistem

transportasi kota.

Kebijakan pola ruang kota terdiri atas :


a.

perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung;

b.

optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung


meliputi :
a.

menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di


Kawasan Bandung Utara;

b.

mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan


kota;

c.

mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air


atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan
sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari
bahaya longsor dan erosi;

d.

mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam


bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel
kereta api;

47

e.

mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak


memberi izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan
ruang terbuka hijau;

f.

melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya


yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur,
bentuk, dan wujud arsitektural;

g.

meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.

Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan dengan


perencanan tata ruang sebagai wadah dimana perencanan tersebut akan
diimplementasikan, sehingga lokasi dimana kegiatan akan dijalankan
dapat diarahkan.
Dalam kebijakan Kebijakan struktur ruang kota untuk mewujudkan
pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang
perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang
didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan, perencanaan
yang berkaitan dengan pengembangan Bandung sebagai kota jasa
menjadi perhatian penting.

48

Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS
No.
1

Faktor

Permasalahan
3
Lokasi usaha pelaku UMKM yang

1)

tidak sesuai dengan RTRW /


ketentuan lain

2)

Penghambat
4
Keterbatasan dana UMKM untuk mengalihkan

Pendorong
5
1. adanya program relokasi

lokasi usaha / memproses ijin lokasi usaha

2. adanya program sertifikasi / legalisasi tempat usaha

Mentalitas pelaku usaha yang cenderung mencari

3. adanya program kemitraan

lokasi strategis namun melanggar ketentuan


RTRW / K-3
3)

Sinergitas antar pelaku usaha yang masih relative


rendah

49

3.4

Penentuan Isu-isu Strategis


Dalam konteks Pembangunan Nasional dari Aspek Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasuonal Kota bandung ditetapkan sebagai
salah satu Pusat kegiatan Nasional ,salah satunya adalah sebagai
kawasan sentra industri, sedangkan dalam konteks pembangunan
regional Kota bandung merupakan pusat pertumbuhan wilayah
barat disamping DKI Jakarta,peran sinergis Kota bandung tersebut
mutlat diperlukan adanya peningkatan pelayanan publik baik lokal,
regional, nasional dan Internasional.
Kelengkapan infrasuruktur perkotaan di Bandung Barat
berdampak

tersentralisasinya

aktifitas

Perkotaan

sehingga

menuntut adanya pengembangan bidang usaha perdagangan dan


perindustrian .
Dengan adanya peningkatan sarana transportasi berkenaan
dengan dibukanya jalan tol cipularang membawa konsekwensi logis
tentang penegasan fungsi Kota Bandung sebagai Kota Jasa
Perdagangan, oleh karenanya merupakan peluang atau potensi
daerah yang harus dikemas dalam penataan dan pengelolaannya
dalam rangka meni ngkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berwawasan lingkungan.
Potensi kainnya berupa banyaknya pelaku ekonomi yang
terpencar di Kota Bandung dengan jumlah yang setiap tahun
bertambah sehingga belum tertangani secara optimal terutama
sektor informal dan merupakan potensi ekonomi yang memiliki nilai
tambah tinggi apabila berbasis ilmu Pengetahuan, Teknologi,
Kreatif, Inovatif serta dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi
Kemiskinan.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah :
a. Terbatasnya kemampuan enterpreneur SDM Koperasi.
b. Terbatasnya

jaringan

usaha,

Lemahnya

mengakses sumber permodalan bagi KUKM.

50

kemampuan

c. Belum memadai peralatan produksi. Dan Kurangnya bahan


baku dan sulit diperoleh.
d. Belum optimalnya kemampuan desain dan packaging.
e. Terbatasnya pemasaran produk KUKM dan IKM.
f. Kurangnya sarana dan prasarana bagi sentra industri.
g. Keterbatasan dana sehingga pembinaan yg dilakukan kurang
maksimal.
h. Banyak IKM mamin yg belum memahami pentingnya sertifikat
halal..
i. Belum terinvetarisasi produk industri kreatif dan komunitas
industri kreatif, dan Belum tersedianya gedung untuk komunitas
industri kreatif.
j. Terbatasnya calon eksportir Kota Bandung, dan Terbatasnya
promosi / misi dagang ke luar negeri.
k. Distribusi barang impor di Kota Bandung belum terdeteksi
secara keseluruhan.
l. Belum tersosialisasinya sistem Online prosedur dokumen
ekspor.
m. Pertumbuhan

toko

modern

sangat

pesat.dan

tiidak

terkendalinya peredaran minuman beralkohol..


n. Organisasi PKL belum teroganisir secara formal.
o. Pengawasan barang yang beredar belum optimal
p. Terbatasnya pembinaan kemetrologian dalam penertiban tera
dan tera ulang.

51

4.1

Visi

dan

Misi

Dinas

Koperasi

UKM

dan

Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung


A. Visi
Visi Kota Bandung ialah

Memantapkan kota Bandung

sebagai Kota Jasa Bermartabat. Dinas Koperasi UKM dan


Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sebagai Unit Pelaksana
Teknis

dengan

kewenangan

dibidang

Koperasi

Perindustrian Perdagangan telah menetapkan

UKM

dan

visi sebagai

pedoman atau panduan, yaitu :


Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kota Bandung melalui
pengembangan Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian
dan

Perdagangan

yang

berkualitas

dan

berwawasan

lingkungan menuju Bandung Bermartabat


B. Misi
Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan, produktifitas, daya saing
dan kemandirian Koperasi dan UKM;
b. Meningkatkan kompetensi SDM Koperasi dan UKM yang
profesional;

52

c. Menguatkan struktur industri dengan memberdayakan potensi


industri

kecil

dan

menengah,

peningkatan

nilai

tambah,

pengembangan industri kreatif, penguasaan pasar domestik dan


Internasional

serta

penguasaan

teknologi

industri

yang

berwawasan lingkungan;
d. Menguatkan pasar dalam negeri untuk meningkatkan kinerja
perdagangan dengan menjaga ketersediaan bahan pokok dan
penguatan jaringan distribusi Kota Bandung;
e. Meningkatkan promosi dalam dan luar negeri sehingga mampu
menguasai pangsa pasar dalam era perdagangan bebas /
globalisasi
.
4.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM


dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Misi 1

: Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktivitas, daya


saing dan kemandirian Koperasi dan UKM

Tujuan

: Mewujudkan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang


berkualitas dan berdaya saing agar memiliki produkfitas dan
kemandirian dalam rangka meningkatkan perekonomian
kota

Sasaran

1. Meningkatnya jumlah unit usaha yang berdaya saing


2. Meningkatnya Lembaga koperasi aktif dan koperasi
sehat

Indikator sasaran 1

: Cakupan bina usaha menengah dan kecil.

Indikator sasaran 2

: Jumlah Koperasi aktif dan jumlah koperasi sehat.

53

Misi 2

: Meningkatkan kopentensi SDM Koperasi dan UKM yang


profesional.

Tujuan

: Meningkatkan kualitas SDM Koperasi dan UKM melalui


peningkatan keterampilan, profesionalisme, disiplin dan
etos kerja.

Sasaran

: Meningkatnya

kemampuan

dan

pengetahuan

SDM

koperasi dan UKM Kota Bandung.


Indikator

: Jumlah SDM Koperasi dan UKM yang diberikan pendidikan


dan pelatihan.

Misi 3

: Menguatkan Struktur industri, peningkatan nilai tambah


industri, pengembangan indutri kreatif, penguasaan pasar
Dalam dan luar negeri, serta penguasaan teknologi industri
yang berwawasan lingkungan.

Tujuan

: Mengembangkan struktur industri dalam upaya menunjang


pembangunnan

industri,

meningkatkan

nilai

tambah

industri, mengembangkan industri kreatif, meningkatkan


penguasaan

pasar

mengendalikan
penguasaan

Dalam

dan

produk

import,

teknologi

industri

luar
serta

Negeri

untuk

meningkatkan

yang

berwawasan

lingkungan.
Sasaran

: 1. Terwujudnya struktur industri yang kuat dan lengkap


dengan

didukung

oleh

faktor-faktor

penunjang

pengembangan industri, berkembangnya Industri kreatif,


meningkatnya kemampuan inovasi dari penguasaan
teknologi industri yang berwawasan lingkungan.
2. Meningkatnya peran dan daya dukung IKM dalam
struktur industri, meningkatnya nilai tambah industri
serta meningkatnya pasar dalam dan luar negeri.
Indikator sasaran 1

: Meningkatnya pertumbuhan Industri.

Indikator sasaran 2

: Cakupan bina kelompok Industri.

54

: Menguatkan Pasar dalam negeri dan luar negeri serta

Misi 4

meningkatkan promosi dalam negeri dan luar negeri dalam


era globalisasi/perdagangan bebas.
Tujuan

: 1. Meningkatkan iklim usaha perdagangan dalam negeri,


akses pasar, fasilitasi perdagangan, daya saing produk,
perlindungan konsumen dan pengamannan pasar serta
penciptaan jaringan distribusi yang efisien.
2. Meningkatnya akses pasar dan fasilitasi perdagangan
luar

negeri

dalam

upaya

mengembangkan produk

mendorong

serta

yang memiliki daya saing

melalui promosi dan pameran dagang.


Sasaran

: 1. Meningkatkan
terhadap

kualitas

pelaku

pembinaan

dunia

usaha

dan

pelayanan

dalam

upaya

meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan.


2. Meningkatkan pertumbuhan ekspor dan diversifikasi
pasar ekspor dari kota Bandung dengan kualitas barang
yang memiliki daya saing.
Indikator sasaran 1

: 1. Cakupan bina kelompok pedagang/Usaha Non Formal.


2. Meningkatnya Pedagang kecil Formal.

Indikator sasaran 2

: Peningkatan nilai ekspor.

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian


Perdagangan Kota Bandung.
Arah kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi
UKM dan perindustrian Kota Bandung ditujukan untuk mendukung
arah kebijakan Pemerintah Kota Bandung , mewujudkan Visi Dinas
Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Yaitu Terwujudnya
Kesejahteraan Masyarakat Kota Bandung melalui Pengembangan
Koperasi Usaha kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan
yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan menuju Bandung

55

Bermartabat . Menjadi acuan dalam setiap langkah dan kebijakan


Startegis Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota
Bandung, secara umum arah kebijakan Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sbb :

1. Penataan pedagangan Kaki Lima dan meningkatkan Kemitraan


dengan sentra-sentra produk lokal dalam mengembangkan
industri kreatif Tradisional.
2. Penataan Struktur Ekonomi perkotaan melalui penataan ruang
aktifitas maupun pola konsumsi, distribusi dan produksi yang
baik.
3. Pengembangan

kemitraan

usaha

Koperasi/Usaha

Kecil,menengah dan Besar dalam menunjang pengembangan


ekonomi kreatif.

56

TABEL 5.1
Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan

Sasaran

Indikator
Sasaran

1
2
a. Meningkatnya jumlah unit
1. Mewujudkan Koperasi,
Usaha Kecil dan
usaha yang berdaya saing.
Menengah yang
berkualitas dan berdaya
b. Meningkatnya Lembaga
saing agar memiliki
koperasi aktif dan koperasi
produkvitas dan
sehat.
kemandirian dalam rangka
meningkatkan
perekonomian kota.

3
- Cakupan bina
usaha menengah
dan kecil.
- Jumlah Koperasi
aktif dan jumlah
koperasi sehat.

2. Meningkatkan kualitas
SDM Koperasi dan UKM
melalui peningkatan
keterampilan,
profesionalisme, disiplin
dan etos kerja.

- Jumlah SDM
Koperasi dan
UKM yang
diberikan
pendidikan dan
pelatihan.

c. Meningkatnya kemampuan
dan pengetahuan SDM
koperasi dan UKM Kota
Bandung.

Kode

Program dan Kegiatan

5
Program penciptaan
iklim usaha kecil
menengah yang
kondusif

15 01

15

15 01

15 02 Penyusunan kebijakan
tentang UKM

15 01

16

15 01

Program
pengembangan
kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif
UKM
Kegiatan fasilitasi
pengembangan sarana
promosi hasil produksi

16 06 Kegiatan
Penyelenggaraan
Pelatihan
Kewirausahaan

Indikator Kinerja
Program (outcome)
dan Kegiatan (output)

Data Capaian
pada Tahun Awal
Perencanaan

Tersusunnya kajian
kebijakan kemitraan
UMKM

Tahun 2012
Target
8

Lokasi

14

15

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

950.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

300.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Tahun 2013

Rp.
9
813.500.000

Target
10

Rp.
11
250.000.000

180.000.000

Tersosialisasinya
kebijakan tentang
UKM

250.000.000

633.500.000

Terselenggaranya
sarana promosi bagi
UKM

125.000.000

Terlaksananya pelatihan
bagi pelaku UMKM

158.500.000

57

Unit Kerja
SKPD
Penanggung
jawab

Kondisi Kinerja pada


akhir periode Renstra
SKPD
Target
12

Rp.
13

1.990.000.000

Meningkatnya
volume usaha dan
produk UKM yang
berdaya saing
150 UMKM

3. Mengembangkan struktur d. Terwujudnya struktur industri - Meningkatnya


industri dalam upaya
yang kuat dan lengkap
pertumbuhan
menunjang pembangunan
dengan didukung oleh
Industri.
industri, meningkatkan nilai
faktor-faktor penunjang
tambah industri,
pengembangan industri,
mengembangkan industri
berkembangnya Industri
kreatif, meningkatkan
kreatif, meningkatnya
penguasaan pasar Dalam
kemampuan inovasi dari
dan luar Negeri untuk
penguasaan teknologi
mengendalikan produk
industri yang berwawasan
import, serta meningkatkan
lingkungan.
penguasaan teknologi
industri yang berwawasan e. Meningkatnya peran dan
- Cakupan bina
lingkungan.
daya dukung IKM dalam
kelompok Industri.
struktur industri,
meningkatnya nilai tambah
industri serta meningkatnya
pasar dalam dan luar negeri.
4. Meningkatkan iklim usaha
perdagangan dalam
negeri,akses pasar,
fasilitasi perdagangan,
daya saing produk,
perlindungan konsumen
dan pengamannan pasar
serta penciptaan jaringan
distribusi yang efisien.

f. Meningkatkan kualitas
pembinaan dan pelayanan
terhadap pelaku dunia
usaha dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan
sektor perdagangan.

- Cakupan bina
kelompok
pedagang/Usaha
Non Formal.
- Meningkatnya
Pedagang kecil
Formal.

g. Meningkatkan pertumbuhan
ekspor dan diversifikasi
5. Meningkatnya akses pasar
pasar ekspor dari kota
dan fasilitasi perdagangan
Bandung dengan kualitas
luar negeri dalam upaya
barang yang memiliki daya
mendorong serta
saing.
mengembangkan produk
yang memiliki daya saing
melalui promosi dan
pameran dagang.

- Peningkatan nilai
ekspor.

15 01

16 07 Kegiatan Pelatihan
Manajemen
Pengelolaan Koperasi/
KUD
Kegiatan sosialisasi
HAKI kepada Usaha
Mikro, Kecil dan
Menengah

Terlaksananya pelatihan
bagi pengelola koperasi

250.000.000

210 koperasi

490.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Tersosialisasinya HAKI
bagi UKM

100.000.000

Terfasilitasinya HAKI
bagi UKM

250.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

412.827.560

Dinas KUKM &


Perindag

Kec. se
Kota
Bandung

15 01

17

Program
pengembangan sistem
pendukung usaha bagi
UKM

15 01

17 12 Kegiatan fasilitasi dan


intermediasi bagi UMK

15 01

18

15 01

18 04 Kegiatan sosialisasi
prinsip - prinsip
pemahaman
perkoperasian

Meningkatnya
pengetahuan dan
pemahaman
perkoperasian bagi
kelompok masyarakat /
pra koperasi

165.000.000

Terbentuknya pra
koperasi menjadi
koperasi yang
berbadan hukum

15 01

18 05 Kegiatan pembinaan,
pengawasan dan
penghargaan koperasi
berprestasi

Meningkatnya
pengetahuan koperasi,
citra koperasi di
masyarakat,
teridentifikasi
permasalahan, peluang
serta potensi usaha
koperasi dan
meningkatnya kualitas
kelembagaan koperasi,
terpilihnya tokoh
koperasi &
pemutakhiran data

400.000.000

Tersusunnya data
koperasi, terbinanya
koperasi,
teridentifikasinya
masalah dan potensi
koperasi, terpilihnya
tokoh koperasi,
koperasi berprestasi
& terlaksananya
HUT Koperasi

1.190.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

15 01

18 06 Kegiatan peningkatan
dan pengembangan
jaringan kerjasama
usaha koperasi

Meningkatnya promosi
produk hasil koperasi &
pengembangan sentra
usaha serta
meningkatnya
pengetahuan pengelola
koperasi

265.000.000

Terlaksananya
peningkatan dan
pengembangan
usaha jaringan
koperasi produksi
dan jasa,
terlaksananya
promosi produk hasil
koperasi dan
pengembangan
sentra usaha

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

275.000.000

Terselenggaranya
sarana fasilitasi dan
intermediasi bagi UMKM

Program peningkatan
kualitas kelembagaan
koperasi

275.000.000

750.000.000

Meningkatnya daya
saing UMKM

1.365.000.000

58

750.000.000

3.102.827.560

15 01

18 07 Kegiatan penyeberan
Pelaksanaan model
model - model pola
pengembangan koperasi
pengembangan koperasi dan optimalisasi
sinergitas jaringan
usaha koperasi

263.000.000

Terlaksananya
model
pengembangan
usaha koperasi dan
sinergitas jaringan
usaha koperasi

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

15 01

18 10 Kegiatan fasilitasi
pembiayaan dan
pengembangan USP

272.000.000

Terlaksananya
penilaian kesehatan
koperasi, workshop
jaringan USP,
otonomisasi PP No.
09 Tahun 1995,
aplikasi program
sistem akuntansi
koperasi &
intermediasi
pendanaan koperasi
dan sinergitas
perkuatan
permodalan koperasi

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

15 01

15

15 01

15 03 Kegiatan peningkatan
pengawasan peredaran
barang dan jasa

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

15 01

15 04 Operasionalisasi dan
Pengembangan UPT
Kemetrologian Daerah

15 01

15 05 Kegiatan informasi
harga dan aspek non
harga di pasar Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

15 01

15 06 Pemberantasan Barang
Kena Cukai Ilegal
17
Program peningkatan
dan pengembangan
ekspor
17 02 Pengembangan
informasi peluang pasar
perdagangan luar negeri
17 03 Sosialisasi kebijakan
penyederhanaan
prosedur dan dokumen
ekspor impor
17
Pembangunan Promosi
Perdagangan
Internasional

Kota
Bandung

15 01

15 01

15 01

15 01

Meningkatnya advokasi
koperasi sebagai
lembaga keuangan non
perbankan, kemitraan
dan akses permodalan
antara koperasi dengan
BUMN, BUMS,
Perbankan & lembaga
keuangan lainnya

Program perlindungan
konsumen dan
pengamanan
perdagangan

950.000.000

Terlaksananya
pengawasan
barang/jasa yang
beredar secara berkala
dan khusus

500.000.000

550.000.000

15 tempat penjualan
eceran barang/jasa

50.000.000

Terlaksananya
pemantauan harga
Kepokmas di pasarpasar tradisional Kota
Bandung

75.000.000

350.000.000

Tersusunnya laporan
perkembangan
harga bulanan di 4
pasar tradisional

325.000.000

200.000.000

365.000.000

1.270.640.000

Meningkatnya peluang
negara tujuan ekspor

1 kegiatan

933.700.000

Dinas KUKM &


Perindag

Meningkatnya
kemampuan SDM
pengusaha Kota
Bandung

4 pertemuan

201.940.000

Dinas KUKM &


Perindag

Dinas KUKM &


Perindag

285.000.000

59

Kota
Bandung

15 01

17 11 Peningkatan kapasitas Meningkatnya mutu


lab penguji mutu barang barang ekspor impor
ekspor impor

15 01

18

15 01

18 01 Kegiatan
penyempurnaan
perangkat peraturan,
kebijakan dan
pelaksanaan
operasional

Tersusunnya Perda dan


Perwal tentang
Waralaba dan Izin
Usaha Perdagangan

275.000.000

2 draft Perda dan 2


draft Perwal

15 01

18 14 Kegiatan pembangunan
promosi perdagangan
dalam negeri
18 15 Kegiatan peningkatan
kewirausahaan
perdagangan non formal

Terlaksananya promosi
produk unggulan dan
komoditi Kota Bandung
Meningkatnya
pemahaman dan
pengetahuan tentang
perdagangan non fomal

100.000.000

1 kali pameran
regional dan 2 kali
pemeran nasional
Terlaksananya
bimbingan teknis
peningkatan
kewirausahaan
pedagang non
formal

15 01

15 01

Program peningkatan
efisiensi perdagangan
dalam negeri

19

15 01

15 01

15

Program peningkatan
kapasitas IPTEK sistem
produksi
15 05 Kegiatan
Mesin Teknologi Tepat
pengembangan sistem Guna ( TTG )
inovasi teknologi industri

15 01

15 06 Kegiatan penguatan
kemampuan industri
berbasis teknologi

15 01

16

15 01

Program
pengembangan industri
kecil menengah
16 01 Kegiatan fasilitasi bagi
IKM terhadap
pemanfaatan sumber
daya

80 perusahaan

959.000.000

Program pembinaan
pedagang kaki lima dan
asongan
19 01 Kegiatan pembinaan
Meningkatnya wawasan
organisasi pedagang
dan pembinaan
kaki lima
organisasi pedagang
kaki lima

15 01

80.000.000

Meningkatnya
kemampuan industri
kecil dibidang teknologi
produksi, kemasan,
kualitas dan pemasaran
produknya

184.000.000

225.000.000

Terlaksananya
bimbingan teknis
pembinaan
organisasi pedagang
kaki lima

60

250.000.000

400.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

350.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

300.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Jakarta
dan
Bandung
Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

300.000.000

800.000.000

1 unit mesin TTG

300.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Terlaksananya
bimtek produksi,
sosialisasi,
kunjungan kerja dan
pameran

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Bandung /
Nasional

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

350.000.000

Sertifikat halal, desain


kemasan dan pameran
produk halal

Kota
Bandung

300.000.000

225.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

1.050.000.000

200.000.000

200.000.000

135.000.000

1.600.000.000

65 IKM

600.000.000

15 01

15 01

15 01

16 02 Kegiatan pembinaan
Bimtek desain logam
IKM dalam memperkuat mulia, perhiasan dan
jaringan kluster industri cinderamata serta
penerapan Good
Manufacturing Product
(GMP)
16 06 Kegiatan fasilitasi
Meningkatnya kemitraan
kerjasama kemitraan
industri kecil dengan
industri mikro, kecil dan swasta/BUMN dibidang
menengah dengan
pemasaran dan
swasta
permodalan
17
Program peningkatan
kemampuan teknologi
industri

15 01

17 02 Kegiatan
pengembangan dan
pelayanan teknologi
industri

15 01

17 03 Kegiatan perluasan
penerapan SNI untuk
mendorong daya saing
industri manufacturing
18
Program penataan
struktur industri
18 02 Kegiatan penyediaan
sarana maupun
prasarana kluster
industri

15 01
15 01

15 01

19

15 01

19 02 Kegiatan penyediaan
sarana informasi yang
dapat diakses
masyarakat

15 01

21

15 01

Meningkatnya
optimalisasi dibidang
pembinaan dan
pelayanan teknologi
industri
Pemahaman tentang
SNI dan daftar produk
industri yang bisa di
SNI-kan

100.000.000

60 IKM

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Terlaksananya temu
usaha antara industri
kecil dengan
swasta/BUMN

500.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Bandung /
Nasional

300.000.000

300.000.000

600.000.000

12 bulan

300.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

30 IKM dan 30
produk

300.000.000

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

Dinas KUKM &


Perindag

Kota
Bandung

402.000.000
Bangunan unit
pelayanan teknis/unit
pelayanan promosi
Cigondewah, bimtek
industri boneka,
sosialisasi Good House
Keeping dan sosialisasi
sertifikasi profesi

Program
pengembangan sentrasentra industri potensial

Program
pengembangan ekonomi
kreatif dan teknopolis
21 01 Kegiatan
pengembangan ekonomi
kota berbasis teknologi
dan informasi

250.000.000

16.000.000.000
1 unit dan 150 IKM

152.000.000

Data informasi sentra


yang dapat diakses

152.000.000

250.000.000

12 sentra

300.000.000

Desain industri kreatif


dan pameran produk
industri kreatif Kota
Bandung

61

300.000.000

16.000.000.000

250.000.000

900.000.000

50 desain dan 1 kali


pameran

900.000.000

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara


langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
Tabel 6.1.
Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No.

Indikator

Kondisi Kinerja pada


awal periode RPJMD

Target Capaian
Setiap Tahun

Tahun 0

Tahun 4

Tahun 5

Kondisi Kinerja
pada akhir periode
RPJMD

2800 Unit Usaha

4.100 UU

4.510 UU

4.510 UU

Cakupan Bina Usaha


Menengah dan Kecil

Koperasi Aktif / Koperasi


Sehat.

1804 Unit/180 Unit

1.900/400

1.930 /
450

1.930 Unit / 450


Unit.

Cakupan Bina Kelompok


Pedagang / Usaha Non
Formal.

64.231 Unit

71.054
Unit

71.204
Unit

71.204 Unit

Meningkatnya Pedagang
Kecil Formal .

5.871 Unit

Nilai Ekspor

Pertumbuhan Industri

Pembinaan Sentra

7.635 Unit 7.970 Unit

696 juta (US$)

9 Sentra

62

7.970 Unit

656 juta
(US$)

672 juta
(US$)

672 juta (US$)

600 Unit

654 Unit

654 Unit.

13 Sentra

14 Sentra

14 Sentra

Anda mungkin juga menyukai