id/2014/06/19/pemodelan-dalam-pengembangan-sistem-informasi/
objek
dalam
pengembangan
sistem
informasi.
Pemodelan
dalam
pemodelan
yang
relevan,
telah
mendorong
Jacobson
dkk.,
penalaran logis, pengujian, atau bahkan simulasi. Sebagai contoh, diagram proses
bisnis dapat diuji dengan mental melewati kasus imajinasi , melalui pemikiran logis
yang mungkin berbeda untuk melihat apakah itu merupakan upaya menghasilkan
output yang diperlukan. Ada tiga jenis pemodelan, seperti yang digambarkan di
bawah ini
pada
proses
apa yang
dilakukan dan apa yang tidak dalam bisnis. Ini dilakukan sebelum menggunakan
sistem informasi untuk mengotomatisasi aspek bisnis, atau untuk meningkatkan
kinerja bisnis dari yang sudah ada. Jangan lupa bahwa sistem informasi hanyalah
sarana untuk melayani bisnis (yaitu, untuk mendukung proses bisnis mereka ). Jika
tidak jelas proses bisnis seperti apa , maka akan sama-sama tidak jelas bagaimana
sistem mungkin dapat mendukungnya. Model bisnis ini dijelaskan dalam istilah bisnis
murni. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun pengertian secara
umum, antara pengguna bisnis dan teknologi yang pada akhirnya akan membangun
solusi sistem yang tepat untuk itu. Kualitas dan kelengkapan akan model akan
mempengaruhi keberhasilan solusi akhir.
Pemodelan Bisnis menghasilkan artefak berikut :
Activity Diagram
Action Narratives
pandangan
eksternal
solusi
dan
menunjukkan
bagaimana
pengguna
berinteraksi dengan aplikasi tersebut, tampilan dan nuansa, dan bisnis abstraksi
(benda) yang diwakili oleh aplikasi. Pemodelan aplikasi membahas
persyaratan
Use-cases diagram
Dialog
Prototype
Pemodelan sistem ini berkaitan dengan bagaimana sistem yang diwujudkan dengan
menggunakan teknologi. Pemodelan sistem sebagian besar merupakan kegiatan
teknologi yang mencoba untuk menerjemahkan model aplikasi ke dalam bangunan
sistem operasional. Pemodelan sistem harus berurusan dengan rincian spesifikasi
yang menjelaskan bagaimana bagian-bagian sitem akan diwujudkan. Misalnya,
model
harus
berurusan
dengan
konstruksi
khusus
pemrograman,
layanan
persyaratan
non-fungsional
(misalnya,
platform,
kinerja,
throughput,
Screen Specifications
Data
Navigation
Front-end Components
Data Models
Perlu ditekankan bahwa keputusan desain yang dibuat dalam tiga jenis pemodelan.
Dalam pemodelan bisnis kita tidak hanya merekam cara bisnis beroperasi sekarang (
proses apa adanya), perlu dipertimbangkan bagaimana itu bisa beroperasi dengan
potensi manfaat memperkenalkan sistem informasi yang dapat merampingkan
kegiatan usaha. Dalam pemodelan aplikasi, kita menciptakan metafora, layar, dan
abstraksi yang memungkinkan pengguna akhir untuk menggunakan aplikasi ini
sebagai alat yang efektif dan intuitif yang menyatu dengan proses kerja mereka,
daripada menjadi hambatan bagi pekerjaan mereka. Dalam pemodelan sistem, kita
menemukan artefak perangkat lunak yang secara kolektif tidak hanya menyadari
kebutuhan fungsional untuk aplikasi, tetapi juga memenuhi persyaratan nonfungsional.
http://vhuba.blogspot.co.id/2012/10/definisi-karakteristik-dan-prinsip.html
Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari
pengertian Pemodelan Sistem, maka kita harus mengetahui secara
mendalam apa arti sebenarnya dari dua kata tersebut, yakni Pemodelan
(Model) dan Sistem.
Model adalah adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan
suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model
citra (gambar, komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis.
Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Menurut Anatol Rapoport Sistem adalah satu kesatuan yang berfungsi
sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah
metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem
yang lebih luas yang disebut sistem teori umumJadi apa yang disebut dengan
Pemodelan Sistem ? Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan
dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan
pemahaman dari informasi yang dibutuhkan.
Karakteristik daripada Pemodelan Sistem, adalah sebagai berikut :
Dari karakteristik pemodelan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu
dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan
customer dan dilengkapi juga dengan keterangan dari gambar atau grafis
tersebut. Alur dari proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi
syaran minimal reudansi dan yang terpenting adalah dapat mempresentasikan
proses dari pada system yang dibuat dan dapat di pahami oleh customer.
Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson Prinsip dari
Pemodelan adalah:
Prinsip pemodelan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk model
apa untuk merancang sebuah sitem, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan
bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa berupa narasi,
prototype,
maupun
gambar,
yang
terpenting
adalah
harus
mampu
http://rahmitria.blogspot.co.id/2012/03/komponen-dan-model-sisteminformasi.html
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi
sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung
database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung
cepat diatasi.
SUMMARY
http://imansunandar14.blogspot.co.id/2013/05/model-model-pengembangansistem.html
Metode Waterfall
Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi
kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang memesan sistem atau
pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai,
lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika
sistem dibuat secara bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan.
Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil.
Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian secara hersama-sama.
Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan sistem dapat diserahkan ke
pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.
Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap
sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada
metode rekayasa
perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku
pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini
harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan sistem.
Problem utama model air terjun ini dalam kebanyakan kasus adalah pada tahap pemeliharaan.
Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi kebutuhan, analisis, dan
perancangan baru berikutnya Karena itu, berbagai model baru dikembangkan untuk
menggambarkan kenyataan tersebut Diantara berbagai model yang ada, model yang paling populer
adalah model spiral. Model spiral dapat menggambarkan bagaimana suatu versi dapat
dikembangkan secara bertingkat (incremental), seperti tampak pada Gambar di bawah ini :
Model Spiral
Di samping itu, R. Eko Indrajit di dalam bukunya Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga
kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat pembangunan jaringan
infrastruktur teknologi informasi (mulai dari pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan
perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN).
Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan
diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk-produk ritel Microsoft
sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.
Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus
(customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti
konsultan dan software house.
2. Data modeling
Aliran informasi yang didefinisikan dari business modeling, disaring lagi agar bisa dijadikan bagianbagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. Karakteristik (atribut)
setiap objek ditentukan beserta relasi antar objeknya.
3. Process modelling
Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi
untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah,
merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data.
4. Application generation
RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Sehingga pada tahap ini
sangat jarang digunakan pemrograman konvensional menggunakan bahasa pemrograman generasi
ketiga (third generation programming languages), tetapi lebih ditekankan pada reuse komponenkomponen (jika ada) atau membuat komponen baru (jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu
untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak
4.
Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek dengan
skala besar.
5.
6.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
7.
Karena dibuat dengan reuse komponen-komponen yang sudah ada, fasilitas-fasilitas pada
tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya oleh program yang me-reuse-nya sehingga
kualitas program.
Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahaptahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses
dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini
digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.
1.
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap
ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan
mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau
tidak.
2.
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah
spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain.
Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang
lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3.
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan
berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam
basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4.
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang
lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer
melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul,
pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5.
Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan
pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring
pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan
method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam
change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam
suatu proyek.
V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan
terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity
tersebut dan apa yang tidak.
Prototyping Model
Paradigma dari metode prototyping adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting
dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu
yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau
digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka
ekternal yang ditampilkan. Komponen potensial menggunakan prototype dan menyediakan masukan
tim pengembangan sebelum sebelum pengembangan skala besar dimulai. Melihat dan mempercayai
menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototype. Dengan menggunakan pendekatan ini,
konsumen dan tim pengembangan dapat mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan
intrepetasi mereka.
Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan
gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak
dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan.
2.
Perancangan Cepat
Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan
rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
3.
Bangun Prototype
Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana masalahmasalah tersebut diselesaikan.
4.
Evaluasi prototype
Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
5.
Perbaikan Prototype
Tahap ini Software yang sudah jadi dijalankan dilakukan perbaikan. Perbaikan termasuk dalam
memperbaiki kesalahan/kerusakan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.
Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang
mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus
interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain
ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan
terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan
kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil
akhir yang valid.
Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir. Misalnya
dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design) dalam proses ini akan langsung terjadi
evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan
terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap
evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni
memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi
pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahapantahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga
pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.
http://solalahalawa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-model-pengembangan-sistem.html
Disusun Oleh :
Kelompok Empat ( 4 )
FITRUS CERI
: 1110003811004
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniahnya
kepada kami, dimana dalam pembuatan makalah kami yang berjudul Sitem
Informasi Manajemen Dalam pembuatan makalah kami ini banyak mendapat
pelajaran serta kesulitan tetepi berkat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
berbagai pihak, ahirnya makalah ini dapat diselesikan tepat waktu,oleh karena
itu maka dari itu kami ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
2.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
BAB I PEMBAHASAN
A. Model Dalam Pengembangan Sistem Informasi manajemen 8
B.
C.
9
10
13
C.
16
beberapa metode.
17
BAB III
A. Penutup....
18
B. Saran
C. Daftar Pustaka
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
[1]
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Ketidakberesan
Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan seperti :
- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan
perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
b.
Pertumbuhan Organisasi
- Perfomance (kinerja)
Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja
dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu
saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua
transaksi).
- Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan[2]
- Ekonomis
Peningkatan
terhadap
manfaat-manfaat,
penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
keuntungan-keuntungan
atau
- Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya
dibagi dengan inpitnya.
- Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.
B. MODEL WATERFALL
Disebut dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh
tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap
requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada
gambar berikut :
Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis
besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut
adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut
Pressman:
System / Information Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan
mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam
bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat
berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware,database, dsb.
Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan
dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi
darisoftware, misalnya fungsi yang dibutuhkan,user interface, dsb. Dari 2
aktivitas
tersebut
(pencarian
kebutuhan sistem dan software)
harus
didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.[3]
Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas
menjadi representasi ke dalam bentuk blueprint software sebelum coding
dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka
proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh
mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini
merupakan implementasi dari tahap designyang secara teknis nantinya
dikerjakan olehprogrammer.
C. .
BAB III
TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Kelayakan teknis
Pengembalian Teknis
Pengembalian Non-ekonomis
Hukum dan Etika
Operasional
Jadwal
e. Faktor-faktor pemodelan SI
1. Kelayakan organisasi
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
Kesimpulan :
Sistem Informasi Manajemen, dimana dalam pembahasan makalah kami ini, baik
dalam bentuk penulisan maupun dalam bentuk pengajian masih belum
sempurna. Oleh karena itu segala keterbatasan kami dalam pembuatan makalah
kami ini segala kritik dan masukan yang bersifat membangun semoga dapat
bermanfaat bagi kami .
Dalam hal ini kami juga sangat berterima kasih Kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala Berkah dan Rahmatnya Kepada kami sejak kami mulaikan
makalah kami ini hingga selesai, kami juga tidak lupa berterimakasih yang
sebesar - besarnya kepada bapak yang mengasuh bidang study Sistem
Informasi Manajemen dimana atas segala arahan dan bimbingan yang telah
bapak berikan dalam bentuk makalah ini, lebih lebih kami juga berterimakasih
kepada teman teman atas segala dukungan dan kerja sama yang baik dalam
penyelesaian makalah ini.
Dalam hal ini , tiada yang bisa kami perbuat selain Doa, semoga Tuhan
Memberkati Kita Semua, akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Daftar Pustaka :
J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing
Company, 1992.I.T.
Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition,
Prentice Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan
Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan.
2003.
[2] Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice
Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep
Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.
Hall, 1979Whitten, Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth
Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New Jersey, 2004.Yourdon Press,
Prentice Hall, 1988
[5] Groover, M.P. (1987), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice-Hall of India, New Dehli.
[6] Edwards, L.A., dan Kipper, J.P. (1994), Computerization: problem and solutions,
Hydrocarbon Processing, Juni 1994, h. 57-65.
[7] Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second
Edition,Practice, Second Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr,
Management Information System :
J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing
Company, 1992.I.T.
https://murtri.wordpress.com/2014/08/25/model-model-pengembangan-perangkat-lunak-besertacontoh-penerapannya/
menyukseskan proyek pengembangan sistem melalui tahapantahapan tertentu. Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma
model pengembangan sistem perangkat lunak, diantaranya :
1.
Desain
Pada proses Desain, dilakukan penerjemahan syarat kebutuhan
sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan
sebelum dibuatnya proses pengkodean (coding). Proses ini berfokus
pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
interface, dan detail algoritma prosedural.
Pengkodean
Pengkodean merupakan proses menterjemahkan perancangan
desain ke bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan
menggunakan bahasa pemrograman.
Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses
pengujian pada program perangkat lunak, baik Pengujian logika
internal, maupun Pengujian eksternal fungsional untuk memeriksa
segala kemungkinan terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah
hasil dari pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang
diinginkan.
Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari siklus
pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak
2.
Model Prototype
Metode Prototype merupakan suatu paradigma baru dalam metode
pengembangan perangkat lunak dimana metode ini tidak hanya
sekedar evolusi dalam dunia pengembangan perangkat lunak, tetapi
juga merevolusi metode pengembangan perangkat lunak yang lama
yaitu sistem sekuensial yang biasa dikenal dengan nama SDLC atau
waterfall development model.
Perancangan Model
Perancangan Dialog
Simulasi
Berikut adalah 4 langkah yang menjadi karakteristik dalam proses
pengembangan pada metode prototype, yaitu :
Pemilihan fungsi
Evaluasi
Penggunaan Selanjutnya
Metode ini menyajikan gambaran yang lengkap dari suatu sistem
perangkat lunak, terdiri atas model kertas, model kerja dan
program. Pihak pengembang akan melakukan identifikasi
kebutuhan pemakai, menganalisa sistem dan melakukan studi
kelayakan serta studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model
interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan dimanfaatkan.
Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format
seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan,
dan garis besar sistem yang akan dibuat.
Membangun prototyping
Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping yang
sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau
belum. Jika sudah sesuai, maka langkah selanjutnya akan diambil.
Namun jika tidak, prototyping direvisi dengan mengulang langkahlangkah sebelumnya.
Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan
ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap
pakai, kemudian dilakukan proses Pengujian. Pengujian ini
dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian
arsitektur, dll.
Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah perangkat lunak yang sudah jadi
sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, maka proses akan
dilanjutkan ke tahap selanjutnya, namun jika perangkat lunak yang
sudah jadi tidak/belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
tahapan sebelumnya akan diulang.
Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan.
Feasibility prototyping
digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan
digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
Requirement prototyping
digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
Desain Prototyping
digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang
akan digunakan.
Implementation prototyping
merupakan lanjutan dari rancangan prototype, prototype ini
langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang akan
digunakan.
3.
Bussiness Modeling
Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab
pertanyaan berikut:
Data Modeling
Proses Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling
ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi
implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan
diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau
mendapatkan kembali sebuah objek data.
Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD
juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan
komponen yang bisa dipakai lagi. Ala-alat bantu bisa dipakai untuk
memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.
Model Incremental
Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari
model waterfall yang diaplikasikan secara berulang, atau bisa
disebut gabungan dari Model linear sekuensial (waterfall) dengan
Model Prototype. Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga
menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu kemudian proses
dimulai dari awal kembali hingga muncul hasil yang spesifikasinya
lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi kebutuhan
pemakai.
sumber :
http://roysarimilda.wordpress.com/2012/05/08/macam-macammodel-proses-rpl-dan-penyelesaian-kasus/
http://komandankempong.blogspot.com/2011/09/model-prosesrekayasa-perangkat-lunak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pengembangan_perangkat_lu
nak
METODE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK.docx
01_Review_SE.pptx
http://fdlykbr.blogspot.co.id/2014/08/contoh-studi-kasus-denganmenggunakan.html
Dalam model Prototype ini saya akan mencontohkan Apotek yang memakai
database. Kebutuhan terhadap informasi yang akurat, lengkap dan relevan
diperlukan oleh suatu badan usaha apotek yakni Apotek Leuwi Sehat Majalengka,
tetapi pada sistem yang sedang berjalan hal tersebut belum didapatkan secara
optimal. Pada sistem yang sedang berjalan pencatatan masih dilakukan pada
nota-nota atau buku-buku transaksi, hal ini menyebabkan kesulitan bagi
karyawan dalam pencarian data-data transaksi dan pembuatan laporan-laporan.
Permasalahan lain yang terjadi yaitu adanya kesulitan pembuatan kartu stok,
karena data obat yang semakin banyak. Dalam penelitian ini metode pendekatan
yang digunakan yaitu terstruktur dengan pengembangan sistem yang digunakan
adalah model prototipe. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan
untuk membangun aplikasi sistem informasi apotek ini adalah Borland Delphi 7.0
dan SQL Server 2000. Hasil akhir dari penelitian ini yakni berupa produk sistem
informasi apotek. Dengan sistem informasi apotek yang dibuat diharapkan
pencarian data, pembuatan laporan dan kartu stok dapat dilakukan dengan lebih
mudah dan waktu yang relatif lebih cepat.
gambar 2.
ngembangan sistem. Karena kita diperlukan sikap pro-aktif dari semua orang,ka
mi menyarankan bahwa semua entitas yang terlibat bisa berkomunikasi dan berk
olaborasi secara langsung. Model
(lihat Gambar 2) memungkinkan kita untuk memiliki umpan balik terus menerus
dan bereaksi sangat cepat bagi pengguna dan pengembang selama seluruh siste
m proses pembangunan.
Pembagian tugas ditunjukkan pada (Gambar 2) tidak didefinisikan pada awal pro
yek, namun itu sendiri merupakan produk dari proses evolusi dijelaskan kemudia
n di atas kertas ini. Untuk memahami secara rinci kondisi yang diberlakukan oleh
konteks organisasi,
kami menjelaskan beberapa karakteristik dari dua lembaga lainnya dan profesion
al yang terlibat dalam proyek:
(atas gambar 3)
Proyek ini akhirnya memiliki dua tahap, masing-masing terkait dengan pembang
unan versi yang berbeda dari SITINA. Versi pertama hanya berurusan dengan du
a pembangkit listrik tenaga air kecil, tetapi versi kedua adalah memantau semua
10 hidroelektrik pembangkit listrik dalam jaringan produksi. Proyek ini memiliki w
aktu untuk pengembangan sekitar 14 bulan.
Tim proyek terdiri dari 2 orang dari Lembaga Penelitian (RI), 1 project
manager, dua orang software engineers , dua orang hardware
engineers dari Supplier Company (SC), dan 3 engineer
senior dari Dewan Direksi Customer Company
(CC). Gambar 3 merupakan ringkasan bulanan dari jadwal proyek yang sebenarn
ya.Seperti
yang bisa kita lihat pada tabel di atas (Gambar 3), sistem tugas pembangunan te
rmasuk membangun 4 prototipe utama,
2 sesuai dengan versi pertama dari SITINA (SITINA
V1) dan 2 ke versi kedua (SITINA
V2). Tahap pertama mengambil 7 bulan dan 5 bulan kedua, jika kita mengecualik
an 2 bulan evaluasi dan persyaratan berkumpul di-antara.
Kami mencatat bahwa tugas deskripsi yang disajikan merupakan indikator kegiat
an utama tim bekerja pada, sebagai proyek tersebut mengalami banyak iterasi d
ari yang diperkirakan.
(atas gambar 4)
Berdasarkan Gambar 4, kita dapat dengan jelas melihat upaya peningkatan pad
a pengembangan dan pada tugas-tugas evaluasi prototipe. Pola ini dapat dilihat
dalam kedua tahap proyek, dengan masa evaluasi lebih pendek di antara. Satu h
arus menekankan bahwa periode evaluasi kedua jelas lebih pendek dari yang per
tama.
(atas gambar 5)
Pada Gambar 5 kita dapat dengan jelas melihat kontribusi yang kuat dari lembag
a penelitian dalam tugas analisis dan desain,
yang menurun dalam implementasi dan pengujian.
Hal ini juga terlihat pengaruh penurunan institusi ini sebagai proyek berkembang
. Faktor ini menunjukkan kurva belajar dari tim pengembangan, secara bertahap
mengintegrasikan model baru dan metode diperkenalkan. Sebuah catatan pentin
g tentang partisipasi pengguna akhir, terutama dalam pengumpulan persyaratan
dan tugas evaluasi prototipe: kita dapat dengan jelas melihat partisipasi mereka
yang terus menerus selama proyek, jelas tidak termasuk periode pelaksanaan int
ens.
Sistem pengolahan data di toko Gema Tasik masih manual. Sistem yang ada
hanya pembukuan sederhana. Pembukuan tersebut meliputi pencatatan seluruh
kegiatan yang ada seperti pencatatan penjualan barang, pembelian barang serta
persediaan barang hingga pembuatan laporan.
Story Time Factory Outlet berada di Jl. Belakang olo No.56 Padang, bergerak
dalam bidang bisnis penjualan dan pembelian barang sisa ekspor. Seiring dengan
perkembangan yang sangat maju diikuti oleh banyaknya transaksi penjualan dan
pembelian Story Time Factory Outlet juga harus menghadapi persaingan dengan
toko factory outlet lain. Proses pengolahan data sistem penjualan dan pembelian
pada Story Time Factory Outlet dapat dikatakan masih kurang efektif dan efisien
karena pencatatan transaksi masih belum terkomputerisasi. Oleh karena itu,
perlu adanya suatu rekayasa perangkat lunak aplikasi penjualan yang dapat
menangani masalah mengolah data, perhitungan, pencatatan penjualan dan
pelaporan yang lebih akurat, cepat dan tepat yang sesuai dengan keadaan
sarana komputer pada Story Time Factory Outlet.
Penelitian ini termasuk jenis development system karena akan meneliti dan
mengembangkan suatu rekayasa perangkat lunak aplikasi penjualan yang sesuai
dengan kebutuhan tempat studi kasus yaitu toko Story Time Factory
Outlet yang beralamat di Jl. Belakang Olo No.56 Padang.
Model yang digunakan dalam proses pengembangan untuk membangun sistem
aplikasi ini yaitu metode Spiral.Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas
kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas. Model spiral yang berisi tujuh
wilayah tugas :
http://ragelsaputra.blogspot.co.id/2012/04/pemodelan-bisnis.html
11 April 2012
Pemodelan Bisnis
Pemodelan bisnis atau business modeling adalah studi tentang organisasi. Ketika kita sedang
melakukan pemodelan bisnis, kita sedang menguji struktur organisasi, memperlihatkan perananperanan di dalam organisasi, dan bagaimana mereka terhubungkan satu dengan yang lainnya. Juga
menguji aliran kerja (work flow) dalam organisasi, proses utama di dalam organisasi, bagaimana
mereka bekerja, seberapa efektif dan efisien cara kerja yang mereka lakukan. Demikian juga akan
dilakukan pengujian entitas yang ada di luar organisasi, individu atau oerusahaan lain yang saling
berhubungan dengan bisnis organisasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun pemodelan bisnis antara lain:
- Mengidentifikasi aktor bisnis dan pekerja bisnis
Adalah seorang atau business actor adalah seorang atau sesuatu yang ada di luar organisasi dan
berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis organisasi.
- Pekerja bisnis
Pekerja bisnis atau bussines worker adalah suatu peranan di dalam organisasi, bukan posisi.
Pemodelan pekerja bisnis digunakan untuk memahami peranan di dalam bisnis dan bagaimana peran
tersebut berinteraksi dengan proses bisnis organisasi.
- Use Case bisnis
Use case bisnis dan bussines use case adalah model yang digunakan untuk menggambarkan proses
bisnis organisasi.
- Relasi Asosiasi (Association)
Relasi asosiasi adalah relasi antara aktor bisnis atau pekerja bisnis dan use case bisnis. Ia
mengidentifiaksikan bahwa aktor atau pekerja bisnis tertentu berkomunikasi terhadap fungsionalitas
yang disediakan dalam use case bisnis.
- Relasi Generalisasi (Generalization)
Relasi Generalisasi digunakan ketika ada dua atau lebih aktor bisnis, pekerja bisnis atau use case
bisnis yang sangat serupa.
- Entitas bisnis
Entitas bisnis adalah objek yang digunakan oleh organisasi utnuk melakukan aktivitas bisnis atau
yang organisasi hasilkan saat melakukan aktifitas bisnis.
- Diagram Use Case bisnis
Diagram use case bisnis menunjukkan interaksi antara use case bisnis, aktor bisnis, dan pekerja
bisnis dalam sebiah organisasi.
- Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja dari use case bisnis dalam
bentuk grafik.
- Unit Organisasi
Unit organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan pekerja bisnis atau elemen-elemen pemodelan
bisnis lainnya. Mekanisme ini dapat digunakan untuk mengelompokkan model-model bisnis.
2. Pemodelan Sistem
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang
ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah
pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam
dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use
case yang meng-include dieksekusi secara normal.
Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas
dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common.
Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri.
Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu
merupakan spesialisasi dari yang lain.
Use-Case View untuk menampilkan fungsi-fungsi dari sistem berkaitan dengan aktor eksternal. Aktor
yang berinteraksi dengan sistem dapat berupa seorang user atau sistem lainnya. Use-case view
ditujukan untuk para customer, designer, developer, dan tester. Use-case view merupakan bagian
sentral dari view karena isinya menjadi pengendali view yang lain. Tujuan akhir dari sebuah sistem
adalah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dijelaskan dalam use-case view, karena itu use-case
view mempengaruhi seluruh view lainnya. Use-case View juga digunakan untuk validasi dan verifikasi
system.
Use Case dan aktor masing-masing tidak berdiri sendiri. Mereka saling terhubung dengan apa yang
dinamakan relasi. Dalam hal ini, ada berbagai relasi yang dikenal dalam model UML, yaitu :
- Relasi Asosiasi, relasi yang terjadi antara aktor dan use-case. Dalam UML, asosiasi digambarkan
dengan garis lurus dengan kepala panah di salah satu ujungnya. Seperti gambar dibawah ini.
- Include Relationship (relasi cakupan), memungkinkan suatu use case untuk menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case yang lainnya. Contoh terlihat pada gambar dibawah ini.
Pada contoh diatas, use case membuat dokumen data barang masuk akan selalu dilakukan dengan
menjalankan use case mencetak dokumen data barang masuk
- Extends Relationship, memungkinkan suatu use case memiliki kemungkinan untuk memperluas
fungsionalitas yang disediakan use case yang lainnya. Contoh terlihat pada gambar dibawah ini.
Pada contoh diatas, dimana ketika use case membuat dokumen data barang masuk sedang
berjalan, use case mencetak dokumen data barang masuk berjalan jika dan hanya jika diinginkan
oleh aktor. Jika tidak diinginkan maka use case mencetak dokumen data barang masuk tidak akan
pernah dijalankan.