Anda di halaman 1dari 9

Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

TUJUAN PRAKTIKUM

TUJUAN UMUM :

1. Peserta mengetahui definisi sistem informasi, klasifikasi sistem informasi, dan pelaku sistem
informasi.
2. Peserta memahami berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi.
3. Peserta dapat melakukan pemodelan proses bisnis dalam merancang sistem informasi manajemen
sederhana dalam sebuah perusahaan manufaktur.

TUJUAN KHUSUS :

1. Peserta memahami dan mampu mentransformasikan proses bisnis dari IDEF 0 ke DFD.
2. Peserta dapat melakukan analisis dan perancangan sistem informasi dengan menggunakan
pendekatan model-driven.
3. Peserta dapat memahami dan mampu merancang context diagram, decomposition diagram, dan
data-dictionary.

LANDASAN TEORI

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu lingkungan tertentu untuk
menampilkan fungsi-fungsi apapun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Suatu sistem
tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut :

• Scope : ruang lingkup operasi/pengaruh


• Environment : di luar sistem (tidak dapat dikontrol)
• Boundary : batas scope dari sistem
• Interface : interaksi dengan lingkungan
• Subsystem (komponen) : bagian dari sistem

Sistem Informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas sekumpulan orang,
proses, data, dan teknologi informasi (hardware/software, network) yang saling berinteraksi untuk
mendukung dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan pembuatan
keputusan. Perlu diperhatikan perbedaan antara data dan informasi.

Data adalah fakta mentah yang belum diolah, sedangkan informasi adalah fakta yang sudah diolah,
diorganisasikan, sehingga dapat memberi arti dan relevan dengan tujuan pengolahannya. Kumpulan beberapa
informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan kemudian akan menjadi sebuah pengetahuan (knowledge).
Contoh :

Data Nilai Akhir PTI II = E


Informasi Mahasiswa tidak lulus mata kuliah PTI II
Pengetahuan Mahasiswa harus mengulang tahun depan

Pelaku dalam sistem informasi adalah (Whitten, 2007) :

• System owners
System owners membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Mereka memiliki sistem,
menentukan prioritas, tujuan sistem, dan kebijakan penggunaannya. Fokus utama dari system owners
adalah biaya untuk merancang sistem dan keuntungan apa yang diberikan sistem kepada perusahaan.

Modul 2 PTI II 2
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

• System users
System users merupakan pengguna sebenarnya dari sistem. Ia menggunakan sistem untuk
mendukung atau menyelesaikan suatu pekerjaan. System users mendefinisikan kebutuhan bisnis dan
ekspektasi performansi sistem yang akan dibangun. Fokus utama dari system users yaitu
fungsionalitas sistem yang dirancang untuk mendukung pekerjaan mereka, kemudahan penggunaan,
dan kemudahan untuk dipelajari.

• System designers
System designers merupakan spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan kebutuhan user.
System designers merancang blueprint sistem sebagai pedoman sistem informasi yang akan
dirancang. Dalam beberapa kasus, system designers adalah juga system builders.

• System builders
System builders merupakan spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan komponen-
komponennya berdasarkan spesifikasi yang dirancang oleh system designers. Contoh dari system
builders adalah systems programmers, network administrators, webmasters, dsb.

• System analyst
System analyst merupakan spesialis yang mempelajari permasalahan dan kebutuhan dari perusahaan
untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, dan teknologi informasi dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. System analyst memfasilitasi pembangunan sistem informasi dan aplikasi
komputer dengan menjembatani celah komunikasi antara pelaku nonteknis (owners dan users) dan
teknis (designers dan builders) .

• IT vendors and consultants


IT vendors and consultants menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan berkaitan
dengan sistem informasi yang dibangun.

Dalam praktikum ini peserta akan berperan sebagai system analyst, kemudian dilanjutkan sebagai
system designer. Peran ini dimulai dengan memodelkan proses bisnis perusahaan yang memiliki karakteristik
berbeda-beda. Sistem informasi hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Maka untuk memudahkan, sistem
informasi diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang disediakan sistem tersebut. Sistem informasi secara umum
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

• Transaction processing system (TPS)


Sebuah sistem informasi yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis. Penggunaannya
pada level operasional dan berfokus pada data.

• Management information system (MIS)


Sebuah sistem informasi yang bertujuan menyediakan informasi dan laporan di bidang manajemen
(management-oriented reporting) berdasarkan proses transaksi dan operasi dalam sebuah organisasi
tersebut.

• Decision support system (DSS)


Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi alternatif keputusan dan menyediakan
informasi pada situasi pengambilan keputusan (decision-oriented information) .

 Executive Information System (EIS)


Sebuah sistem informasi untuk mendukung perencanaan dan asesmen kebutuhan dari level eksekutif
(executive manager) .

Modul 2 PTI II 3
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

 Expert system
Sebuah sistem informasi yang diprogram untuk menghasilkan keputusan dengan memindahkan dan
mereproduksi pengetahuan serta keahlian dari seorang pakar (expertise) dan problem solver
kemudian mensimulasikannya.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sistem menjadi komponen-
komponen yang lebih kecil dengan tujuan mempelajari kinerja dan interaksi yang terjadi antar komponen-
komponen tersebut untuk mencapai tujuan sistem. Perancangan sistem (disebut juga sintesis sistem) adalah
teknik pemecahan masalah yang melengkapi analisis sistem, merakit ulang komponen-komponen sistem yang
telah didekomposisi menjadi satu sistem yang lengkap, yang diharapkan telah lebih baik. Analisis sistem
informasi memiliki fokus pada business problem dan independen dari teknologi apapun yang dapat atau akan
digunakan dalam implementasi solusi. Adapun perancangan sistem informasi memiliki fokus pada spesifikasi
solusi yang bersifat computer based dan merupakan desain fisik solusi.

PENDEKATAN DALAM ANA LISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Terdapat berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada kesempatan
ini praktikan akan diperkenalkan kepada beberapa pendekatan yang bersifat model-driven. Praktikan akan
mempelajari dan menerapkan pendekatan ini pada analisis dan perancangan sistem informasi manajemen
dalam praktikum ini.

Model merupakan representasi sederhana dari sebuah realita yang kompleks, di mana hanya hal-hal
yang relevan saja yang perlu untuk dimodelkan. Model hanya merepresentasikan aspek-aspek tertentu yang
menjadi tujuan dalam memodelkan suatu sistem. Pendekatan yang bersifat model-driven terbagi tiga, yaitu :

 Structured analysis (process centered)


Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis proses baru kemudian analisis data. Dengan kata lain
metode ini membuat model proses terlebih dahulu daripada model data. Salah satu metode dalam
pendekatan ini adalah structured spesification. Dalam metode ini, system analyst menggambar model
proses bisnis dalam serangkaian Data Flow Diagram (DFD). Metode inilah yang akan digunakan dalam
praktikum ini. Penjelasan lebih lanjut dari metode ini terdapat dalam subbab selanjutnya. Contoh lain
dari structured analysis adalah Bussiness System Planning (BSP) yang dikembangkan IBM. BSP
memetakan hubungan proses bisnis dengan kelas data dalam bentuk matriks untuk memudahkan
analyst melakukan analisis terhadap sistem.

 Information engineering (data centered)


Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis data baru kemudian analisis proses. Dengan kata lain
metode ini membuat model data terlebih dahulu daripada model proses.

 Object oriented method


Pendekatan ini baru berkembang beberapa tahun terakhir. Menurut Whitten (2004), Object Oriented
Method (OOM) merupakan teknik model-driven yang mengintegrasikan data dan proses dalam
sebuah object. OOM mengilustrasikan objek-objek dari sistem melalui berbagai perspektif, seperti
struktur, perilaku, dan interaksi antar objek.

Modul 2 PTI II 4
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

METODE STRUCTURED SP ESIFICATION

SYSTEM DESCRIPTION (BUSINESS PROCESS DEC OMPOSITION)


Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem adalah
dengan memetakan (memodelkan) proses bisnis yang terjadi dalam sistem tersebut. Sebuah proses bisnis
menjelaskan bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan (sebagai organisasi) memiliki
berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut bergantung pada tipe perusahaan seperti Job shop,
Mass Production, dll. Perbedaan tipe perusahaan tersebut dapat mempengaruhi cara perusahaan dalam
mencapai tujuannya, sehingga proses bisnis yang dimiliki akan berbeda pula.

Pemodelan proses adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur
data, aliran data, logika, kebijakan, dan prosedur yang diimplementasikan oleh proses dalam sistem. Sistem
kompleks biasanya terlalu sulit untuk dipahami secara menyeluruh pada saat ditampilkan sebagai suatu
keseluruhan. Oleh karena itu dalam analisis sistem, sistem dipisahkan menjadi subsistem komponennya, yang
diuraikan menjadi subsistem yang lebih kecil, sampai didapatkan subset yang mampu dikelola dari keseluruhan
sistem. Hal ini disebut dekomposisi.

Dalam analisis sistem, dekomposisi memungkinkan analis mempartisi sistem menjadi subsistem dari
proses untuk peningkatan komunikasi, analisis dan desain. Pada perancangan kali ini digunakan Decomposition
Diagram untuk mempartisi sistem, yang menunjukkan dekomposisi sistem secara top-down. Decomposition
Diagram pada dasarnya adalah alat perencanaan untuk model proses yang lebih detail, yang disebut data flow
diagram. Aturan pembuatan Decomposition Diagram yaitu :

• Tiap proses dalam diagram dekomposisi merupakan proses induk, proses anak atau keduanya .
• Induk harus memiliki dua anak atau lebih. Satu anak tunggal tidak masuk akal karena tidak akan
menunjukan detail tambahan mengenai sistem tersebut .
• Satu anak hanya bisa memiliki satu induk. Anak dari satu induk dapat menjadi induk dari anak-
anaknya sendiri .
• Setiap penulisan fungsi dalam induk maupun anak, haruslah diawali dengan menggunakan kata
kerja .

Berikut ini adalah contoh dari decomposition diagram Sistem Informasi Perpustakaan :

1
Mengelola Sistem
Informasi Perpustakaan

1.1 1.2 1.3


Mengelola Pendaftaran Mengelola Peminjaman Mengelola Pengadaan
Anggota Buku Perpus Buku Perpus

Gambar 1 Contoh Decomposition Diagram SI Perpustakaan

Modul 2 PTI II 5
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

DATA FLOW DIAGRAM

Data Flow Diagram (DFD) merupakan jenis dari sebuah pemodelan proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran dari data pada suatu sistem dan proses atau kerja yang dikerjakan pada sistem
tersebut. Dengan kata lain, DFD adalah metode yang menggambarkan aliran data melalui sistem informasi dan
aktivitas atau proses yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD dapat memvisualisasikan bagaimana sebuah
sistem bekerja, apa yang akan dibangun oleh sistem, dan bagaimana sistem akan diimplementasikan. DFD
tidak menggambarkan waktu proses maupun urutan proses. Terdapat empat simbol yang digunakan untuk
membuat DFD :

• Lingkaran menggambarkan proses, yang mengambil data sebagai input,


melakukan sesuatu, dan kemudian mengeluarkannya.
• Persegi panjang dengan garis kanan dan kiri yang terbuka
menggambarkan penyimpanan data, meliputi penyimpanan elektronik
seperti database.
• Persegi merepresentasikan external entity yang berhubungan dengan
sistem (memberi/mengambil data). Entitas eksternal adalah sumber dan
tujuan dari sistem input dan output. Jika ada bagian dari sistem yang
perlu menerima data hasil olahan dari sistem SI itu sendiri, maka dia
akan menjadi entitas luar. Misalnya direktur PT PTI yang perlu menerima
data laporan dari sistem, maka direktur PT PTI dijadikan entitas
eksternal.
• Tanda panah menggambarkan aliran data. Perlu ditekankan bahwa aliran
data pada DFD bukan berupa benda fisik.

Beberapa aturan permodelan yang harus diperhatikan untuk merancang DFD, yaitu :

Gambar 2 Ilegal Data Flow

Modul 2 PTI II 6
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

1. Setiap proses dan data store harus mempunyai paling tidak satu data yang masuk dan satu data yang
keluar.
2. Penamaan proses harus diawali dengan kata kerja dan diakhiri dengan kata benda.
3. Setiap external entity harus dilibatkan dengan paling tidak satu aliran data.
4. Satu aliran data harus meliputi paling tidak satu proses.
5. Tidak mungkin terdapat aliran data antar data store.
6. Tidak boleh terdapat aliran data antar entitas.
7. Tidak boleh terdapat aliran data dari entitas ke data store.
8. Aliran data keluar masuk suatu proses = aliran data keluar masuk hasil dekomposisi proses tersebut.
9. Pada setiap level diagram harus terdapat data store, kecuali pada context diagram.
10. Boleh terdapat aliran data dari suatu proses ke proses lainnya, namun hanya jika data pada aliran
tersebut tidak disimpan (kasus khusus).

Context Decomposition
DFD level 1 DFD level dst
Diagram Diagram

Gambar 3 Tahapan Pemodelan Proses

Untuk merancang sebuah DFD, dapat digunakan pendekatan Top-Down. Langkah–langkah pembuatan
DFD dengan menggunakan pendekatan ini adalah sebagai berikut :

• System designer membuat context diagram yang menunjukkan interaksi (flow data) antara
sistem (yang direpresentasikan dengan satu proses) dan lingkungan (direpresentasikan dengan
entitas).
• Sistem didekomposisikan pada level DFD yang lebih rendah menjadi satu set proses, dimana
terdapat external entities, data storage dan aliran data antara ketiganya.
• Setiap proses kemudian didekomposisikan menjadi diagram dengan level lebih rendah yang
terdiri dari subprosesnya.
• Pendekatan ini kemudian berlanjut pada subproses berikutnya, sampai detail kebutuhan dirasa
sudah merepresentasikan sistem.

Context Diagram adalah level tertinggi dari DFD yang menunjukan relasi aliran data antara sistem dan
entitas eksternalnya. Disebut juga DFD level 0 (nol). Tujuan dari diagram ini adalah untuk menggambarkan
aliran data dari dan ke sistem terhadap entitas-entitas eksternal yang berkepentingan terhadap sistem
tersebut. Context Diagram berisi :

• Orang/organisasi yang berkomunikasi dengan sistem


• Data yang diterima sistem untuk diproses
• Data yang dihasilkan sistem dan diekspor
• Batas antara sistem dan lingkungannya
• Hanya berisi satu buah proses
• Proses-proses di dalamnya tidak tampak karena yang digambarkan hanya batasan sistemnya

Modul 2 PTI II 7
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

Berikut ini adalah contoh dari Context Diagram Sistem Informasi Perpustakaan :

Katalog Buku Perpustakaan

Pelanggan Receipt Pendaftaran

Identitas Pelanggan Katalog Buku Supplier


1
Informasi Pengembalian Buku Mengelola Sistem
Informasi Peminjaman Buku Informasi Receipt Order
Perpustakaan

Order Buku Supplier


Buku

Gambar 4 Contoh Context Diagram SI Perpustakaan

Dekomposisi dari Context Diagram menghasilkan Data Flow Diagram Level 1. Dalam DFD Level 1 ini,
sistem dalam Context Diagram di break-down hingga menjadi komponen-komponen sistem yang lebih detail.
Dekomposisi ini bersifat partisi top-down, dimulai dari yang umum hingga menjadi lebih spesifik. Berikut ini
adalah contoh DFD level 1 dari Sistem Informasi Perpustakaan :

Updated Data Buku Tersedia


Katalog Buku Perpustakaan Database
Pelanggan Data Buku Tersedia Buku Perpus

Updated Data Buku


Perpus Data Buku Perpus

Receipt Pendaftaran Informasi Pengembalian Buku Katalog Buku Supplier


1.2 1.3
Identitas Pelanggan Mengelola Mengelola
Informasi Peminjaman Buku Peminjaman Buku Pengadaan Buku Receipt Order
Perpus Perpus

Data Pelanggan

1.1 Updated Data Pelanggan


Order Buku Supplier
Mengelola Database
Data Pelanggan Buku
Pendaftaran Pelanggan
Anggota

Gambar 5 Contoh DFD Level 1 SI Perpustakaan

Modul 2 PTI II 8
Modul 2 Pemodelan Proses Bisnis 2013

DATA DICTIONARY

Data Dictionary merupakan pendeskripsian makna tiap aliran data yang meliputi nama dan deskripsi.
Data dictionary adalah sebuah referensi yang digunakan untuk menjelaskan struktur dari elemen-elemen data
(untuk user, desainer dan programmer). Berikut ini adalah aturan untuk membuat Data Dictionary :

• Nama aliran diusahakan berurutan sesuai urutan alfabet


• Dictionaries kecil (Kolom Nama) dapat mengkategorikan entries (masukan)

Berikut adalah contoh data dictionary dari Sistem Informasi Perpustakaan :

No Nama Aliran Nama Deskripsi


ID Anggota Kode (unik) anggota perpus
Informasi
ID Buku Kode (unik) buku perpus
1 Peminjaman
Buku Deadline Pengembalian Tanggal batas pengembalian buku
Jumlah Buku Dipinjam Jumlah buku yang dipinjam

DAFTAR PUSTAKA

Whitten, L Jeffery and Bently D Lonnnie, System Analist And Design Methode 7th Edition, McGraw-Hill
Education, 2007.

WARNING!!
SEGALA BENTUK PLAGIARISME MAUPUN KECURANGAN AKADEMIS LAINNYA
AKAN MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU DI ITB.

ATURAN DASAR: HARAP BERKEMEJA DAN BERSEPATU SAAT MENGIKUTI


RESPONSI DAN PRAKTIKUM

KETERLAMBATAN DALAM MENGHADIRI RESPONSI DAN PRAKTIKUM SERTA


PENGUMPULAN LAPORAN AKAN MENGAKIBATKAN PENGURANGAN NILAI
SECARA LINEAR 1 MENIT = 1 POIN

JIKA SAKIT ATAU BERHALANGAN HARAP MENYIAPKAN BUKTI TERTULIS DAN


SURAT IZIN DAN MENYERAHKANNYA KE PJ MODUL 2 – DISTY GRAHISA
(087886581055)

Modul 2 PTI II 9

Anda mungkin juga menyukai