TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2
melitusadalah:
1) Diabetes Tipe I
(1) Faktor genetik.
(2) Faktor imunologi.
(3) Faktor lingkungan.
2) Diabetes Tipe II
(1) Usia.
(2) Obesitas.
(3) Riwayat keluarga.
(4) Kelompok genetik.
Menurut Smeltzer and Bare, 2002: 1221 Insulin dependent diabetes melitus
(IDDM) atau diabetes melitus tergantung insulin (DMTI) disebabkan oleh
destruksi sel pulau langerhans akibat proses autoimun. DM tipe 1 ini biasanya
ditandai oleh awitan mendadak yang terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia
muda (<30 tahun) . Sedangkan Non-Insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)
disebabkan oleh karena kegagalan relatif sel dan resistensi insulin. Resistensi
insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
sel tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya, artinya terjadi
defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi
insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama
dalam
kaitan
dengan
metabolisme,
yaitu
mengarahkan
dan
10
(insulin dan glukagon), kelenjar hipofisis (GH dan ACTH), korteks adrenal
(kortisol), sistem saraf autonomik (norepinefrin), dan medulla adrenal (epinefrin).
Dari semua hormone yang terkait dalam metabolisme glukosa, hanya insulin yang
bisa menurunkan gula darah. Hormone yang lain adalah counterregulatory
hormones karena bisa membuat gula darah meningkat. Insulin adalah hormone
yang kurang (absolute atau relative dalam penyakit DM. hormone insulin
disintesis (dihasilkan) oleh sel beta Pulau Langerhans yang terdapat pada
pankreas. Peran insulin adalah melihat bahwa sel tubula dapat memakai bahan
bakar. Insulin berperan sebagai kunci yang bisa membuka pintu sel agar bahan
bakar bisa masuk kedalam sel. Pada permukaan setiap sel terdapat reseptor.
Dengan membuka reseptor (oleh insulin), glukosa dan asam amino bisa masuk
kedalam sel tubuh.
Glukosa, asam amino, dan produk metabolik lainnya tidak bisa masuk
kedalam sel sehingga sel tanpa hormon insulin tidak bisa memakainya untuk
memperoleh energi. Glukosa yang tidak bisa masuk kedalam sel akan tertimbun
dalam darah. Bagian endoktrin pankreas memproduksi, menyimpan, dan
mengeluarkan hormone dari pulau Langerhans. Pulau Langerhans mengadung
empat kelompok khusus, yaitu alfa, delta, beta dan sel F. Selalfa menghasilkan
glukagon, sedangkan sel beta menghasilkan insulin. Kedua hormon ini membantu
mengatur metabolisme. Sel delta menghasilkan somatostatin (faktor penghambat
pertumbuhan hipotolamik) yang bisa mencegah sekresi glukagon dan insulin. Sel
F menyekresi polipeptida pankreas yang dikeluarkan kedalam darah setelah
individu makan. Fungsi pankreas polipeptida belum diketahui secara jelas.
11
metabolik
insulin.
Kurangnya
insulin
secara
relatif
dapat
12
13
14
15
16
17
18
Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan pembuluh darah baru,
tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan
menyebabkan
pendarahan
vitreous
(pendarahan
dalam
cairan
vitreous).
Pendarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina (lepasnya retina) atau berulang
yang mengakibatkan kebutaan permanen. Pengobatan dengan laser fotokoagulasi
dapat menutup kebocoran pembuluh darah retina. Pemeriksaan oftamologis setiap
tahun sangat dianjurkan.
2) Nefropati diabetik
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetik adalah glomerulosklerosis yang
nodular yang tersebar di kedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson.
Glomerulosklerosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema, dan hipertensi.
Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM. sekitar 10-35%
pasien dengan DM menderita kompikasi ini. Permulaan nefropati diabetik adalah
hipertrofi
dan
hiperfiltrasi
glomerulus.
Pemeriksan
urine
menunjukkan
diabetik.
Pengendalian
tekanan
darah
secara
agresif
dapat
19
3) Neuropati
Neuropati diabetik terjadi pada 60-70% individu DM. Neuropati diabetik
yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomik.
Polineuropati sensori perifer simetris. Pada polineuropati sensori perifer
simetris, terjadi perubahan sensori dan hilangnya sensori secara simetris, yang
terjadi pada kedua kaki dan kedua tangan. Biasanya, ekstremitas bawah yang
terkena pertama karena ekstermitas bawah mempunyai saraf yang paling panjang
diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam sensoris yang abnormal adalah parestesia
(sensori kesemutan, rasa seperti ditusuk dengan jarum dan kebas). Sensasi yang
abnormal ini lebih berat pada malam hari dan bisa mengganggu tidur pasien.
Peruabahan in berlangsung perlahan tetapi progesif.
Neuropati perifer yang nyeri. Neurotransmitter yang menyebabkan nyeri
telah diketahui yaitu substansi P. pemakaian nakotika untuk nyeri yang kronis
tidak dianjurkan. Selain tidak bisa menghilang nyeri, obat narkotika dapat
membuat pasien menjadi ketergantungan pada obat. Obat anti-inflamasi
nonsteroid dan asetaminofen dapat membantu mengurngi/menghilangkan rasa
nyeri.
4) Dislipidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami displipidemia. Ada
peningkatan kolesterol LDL (low-densitylipoprotein) dan trigliserida yang bisa
mengakibatkan aterosklerosis. Karena resistensi insulin, profil lipid pasien dengan
DM tipe 2 adalah hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia.
20
5) Hipertensi
Sebanyak 60 sampai 65% pasien dengan DM mengalami hipertensi.
Hipertensi pada pasien dengan DM Tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal.
Mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2, hipertensi
bisa menjadi hipertennsi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketaui dan
ditangini secara agresif karena bisa memperberat retinopati, nefrofati, dan
penyakit makrovaskular. Tujuan penanganan hipertensi adalah tekanan darah
mencapai 130/85 mmHg.
6) Kaki diabetik
Ada tiga faktor yang berperan dalam kaki diabetik, yaitu neuropati, iskemia,
dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilangnya sensori pada kaki bisa
mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskular dan
makrovaskular dapat mengakibatkan iskemia dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan
sepsis bisa menyebabkan gangguan gangreb dan amputasi.
2.1.6 Pencegahan
1) Pencegahan primer
Selain pengetahuan tentang faktor resiko, penyuluhan kesehatan yang lain
dapat juga membantu dalam pencegahan primer. Misalnya, penyuluhan ksehatan
mengenai pola hidup sehat, termasuk gerak badan dan pengendalian berat badan.
Gerak badan, mulai dari yang ringan sampai ke yang sedang selama 30 menit
setiap dianjurkan, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, menari, dan berkebun.
Berat badan dapat meningkat sensitivitas insulin dan mengurangi faktor resiko
21
secara
medis
menurut
Mardani,
2009:38
dan
22
23
20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk
mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal dengan cara: a)
Kurangi Kalori b) Kurangi Lemak c) Kurangi Karbohidrat komplek d)
Hindari makanan manis e) Perbanyak konsumsi serat.
(2) Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin
bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan,
memperkuat jantung dan mengurangi stress.Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan melakukan olahraga
terlalu berat.
24
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan(Mubarak, 2009: 71).
Keluarga adalah suatu sistem, dimana sistem mempunyai anggota keluarga
terdiri atas bapak, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah
tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, interelasi, dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem
yang terbuka, sehingga dapat dipengaruhi oleh suprasistemnya, yaitu lingkungan
atau masyarakat. Sebaliknya, sebagai subsistem dari lingkungan masyarakat,
keluarga dapat mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu betapa pentingnya
peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat
yang sehat bio-psiko-sosial dan spritual.
2.2.2 Bentuk-bentuk Keluarga (Mubarak, 2009: 182)
2.2.2.1 Pembagian tipe keluarga
1) Keluarga tradisional
(1) Keluarga inti : keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
(2) Pasangan inti: keluarga yang terdiri atas suami dan istri saja.
(3) Keluarga dengan orang tua tunggal: satu orang sebagai kepala keluarga,
biasanya bagian dari konsekuensi perceraian.
(4) Lajang yang tinggal sendiri.
(5) Keluarga besar yang mencakup tiga generasi.
(6) Pasangan Usia pertengahan atau pasangan usia lanjut.
(7) Jaringan keluarga besar.
2) Keluarga non-tradisional
(1) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
25
26
pendidikan
yaitu
menyekolahkan
anak
untuk
memberikan
serta
mendidik
anak
sesuai
dengan
tingkat-tingkat
perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:
1) Fungsi pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa anak bila
kelak dewasa nanti.
27
2) Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
3) Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anggota keluarga dari tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga
merasa terlindungi dan merasa aman.
4) Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif, merasakan perasaan dan suasana hati dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5) Fungsi religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anggota keluarga lain dalam kehidupan beragama, dan tugas
kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain
yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang
lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur
penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhankebutuhan keluarga.
7) Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat
28
kehidupan
yang
baru
karena
keduanya
membutuhkan
29
30
2.2.4.2 Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama berusaha 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran
bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami-istri melalui beberapa beberapa tugas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan besar
dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi.Masalahyang sering terjadi dengan kelahiran bayi
adalah pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi.
Suami belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi
ibu. Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan.
4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1988, Duval dan miller, 1985
tugas perkembangan keluarga meliputi :
1) Membentuk
keluarga
muda
sebagai
sebuah
unit
yang
mantap
31
32
33
2.2.4.4 Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school hildren)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, senhingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri.
Demikian pula orang tua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu kerja sama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada
tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas di sekolah maupun di
luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar.
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
4) Menyediakan aktivitas untuk anak.
5) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
Sedangakan menurut Carter dan Mc. Goldrik (1988) serta Duval dan Miller
(1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Fungsi kelurga pada tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi,
baik dalam keluarga maupun di sekolah. Misalnya pada anak yang mengalami
34
gangguan kesehatan. Perawat bekerja sama dengan guru sekolah dan orang tua
anak.
2.2.4.5 Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini di mulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih
dewasa.Tahap ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas
otoritas dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai
otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Sering kali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang
terbuka, menghindari kecurigaan, dan permusuhan sehingga orang tua dan remaja
tetap harmonis.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan mengingat otonominya.
2) Mempertahankan huungan yang intim dengan keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,hindari
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
Sedangkan menurut Certer dan Mc.Goldrik (1988) serta Duval dan Miller
(1985), tugas perkembangan keluarga pada tahap ini meliputi:
1) Menyiapkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
35
dan
pencegahan
penyakit.
Penyuluhan
tentang
penyakit
2)
36
3)
Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
4)
Mempersiapkan
anaknya.
5)
6)
7)
(1985) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini meliputi hal-hal berikut.
(1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
(2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
(3) Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun
istri.
Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pemberi konsultasi penyakitpenyakit yang dapat timbul misalnya penyakit kronis atau faktor-faktor
predisposisi
seperti
kolestrol
tinggi,obesitas,hipertensi,menopause,serta
37
pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan
anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah,maka pasangan berfokus
untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.Pola hidup sehat,diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, dan mengisi waktu dengan
pekerjaan.Pasanganjuga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan
keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar generasi
atau anak cucu, sehingga pasangan dapat merasakan kebahagiaan sebagai kakek
nenek.Hubungan antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan memperhatikan
ketergantungan dan kemandiriann masing-masing pasangan.
Tugas perkembangankeluarga pada tahap ini antara lain:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat
sosial dan waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua.
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keakrapan pasangan.
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta duval dan miller
(1985) Tugas perkembangan keluarga meliputi:
Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
(1) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
(2) Memperkokoh hubungan perkawinan.
38
39
kedelapan
fase
perkembangan
tersebut
E.
duvall
di
dalam
masyarakat.
Tugas-tugas
tersebut
meningkatkan
40
aktualisasi diri. Kerangka kerja menurut Duvall ini merupakan pedoman yang
banyak digunakan perawat dalam mengkaji, menganalisis, dan merencanakan
proses keperawatan keluarga. Tugas keluarga meliputi tanggung jawab untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis, cultural dan pribadi, serta aspirasi
para anggota pada setiap tingkat perkembangan keluarga. Delapan tugas tersebut
meliputi:
1) Pemeliharaan fisik : Keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat
bernaung, pakaian yang sesuai dan makanan yang bergizi, serta asuhan
kesehatan atau keperawatan yang memadai.
2) Alokasi sumber : Sumber-sumber tersebut meliputi: keuangan, waktu
pribadi, energi, dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dipenuhi melalui panganggaran dan pembagian kerja
untuk menyediakan bahan, ruangan, dan fasilitas melalui interpersonal kerja
untuk saling membagi wewenang, menghormati, dan perhatian.
3) Pembagian kerja : Anggota keluarga menetapkan siapa yang akan memikul
tanggung jawab, seperti memperoleh penghasilan atau income; mengelola
tugas-tugas kerumahtanggaan; memelihara rumah dan kendaraan; memberi
asuhan kepada anggota keluarga yang masih muda, tua, atau yang tidak
mampu/tidak berdaya; serta tugas-tugas lain yang telah ditentukan.
4) Sosialisasi anggota keluarga : Keluarga mempunyai tanggung jawab untuk
membimbing berkembangnya secara matang pola perilaku yang diterima
masyarakat, menyangkut kebutuhan makan, eliminasi, istirahat, tidur,
seksualitas, dan interaksi dengan orang lain.
41
42
2.2.5
Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
43
2.2.5.2 Pengasuh
Dalam masyarakat Indonesia, keluarga dianggap sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap tugas domestik yang mencakup tugas pengasuh. Agar
pola hidup anggota keluarga sesuai dengan standar kesehatan, disamping harus
mengatur pola makan yang benar juga tak kalah pentingnya mengatur pola asuh
yang benar pula. Pola asuh yang benar bisa ditempuh dengan memberikan
perhatian yang penuh serta kasih sayang, memberikan waktu yang cukup untuk
menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Pola pengasuh dalam
keluarga berupa sikap, perilaku, perawatan, kebersihan, dan memberikan kasih
sayang sehingga membentuk perilaku kesehatan.
2.2.5.3 Pendidik
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidikanggota keluarga memberikan
pengetahuan tentang diabetes melitus, keterampilan dalam mengelola penyakit
diabetes melitus, dan membentuk perilaku hidup sehat pada anggota keluarganya,
serta tugas keluarga adalah mempersiapkan untuk kehidupan yang akan datang
bagi anggota keluarganya salah satu contoh dalam keluarga inti terdapat ayah, ibu
dan anak, dimana ayah dan ibu berperan penting dalam mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan mengajarkan anak tentang budi
pekerti yang baik serta mendidik sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan
dan usianya.
2.2.5.4 Pelindung atau pengayom
Keluarga adalah pelindung dan tokoh otoritas dalam keluarga, dengan
sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada anggota keluarga
tentang sikap-sikap patuh terhadap otoritas dan disiplin. Keluarga merupakan
44
pelindung yang sangat dekat dengan anggotanya, Keluarga merupakan sosok yang
pertama yang memberikan rasa aman dan sosok yang pertama yang dipercaya dan
didengar perkataannya. Karena keluarga menjadi sekolah pertama bagi anggota
keluarganya, peran ini sangat menentukan kualitas generasi masa mendatang.
2.2.5.5 Pemberi rasa aman
Kepala keluarga bertugas melindungi anggota keluarganya. Peran keluarga
terutama ayah adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
memberikan contoh yang baik dalam keluarga, dapat menciptakan perasaan dan
suasana anak dengan anggota keluarga lainnya sehingga anggota keluarga
terutama anak merasa terlindungi.
2.2.6Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Keluarga
Merawat anak sangat bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga.
Pada budaya timur seperti indonesia, peran pengasuhan atau merawat anak lebih
dipegang oleh istri atau ibu meskipun mendidik anak merupakan tanggung jawab
bersama (Andarmayo, 2012:71). Pada dasarnya tujuan utama pengasuhan adalah
mempertahankan kehidupan fisik dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga,
memfasilitasi anggota keluarga untuk mengembangkan kemampuaan berperilaku
sesuai dengan nilai agama dan budaya yang diyakini:
2.2.6.1 Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
disaat ada anggota keluarganya yang sakit. Tingkat pendidikan merupakan salah
satu faktor yang berhubungan dengan tingkat kesehatan anggota keluarga.
45
bahwa
orang
tua
yang
telah
mempunyai
46
47
Diri) dimana dia memandang kebutuhan manusia sebagai ilmu macam hierarki,
mulai dari kebutuhan fisiologis, yang paling mendasar sampai kebutuhan
tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Menurut Maslow, individu akan termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan yang paling menonjol atau paling kuat begi mereka pada
waktu tertentu.
(2) Teori ERG
Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan tentang eksistensi (Existencen, kebutuhan
mendasar dari Maslow), kebutuhan ketertarikan (Relatedness, kebutuhan
hubungan antar pribadi) dan kebutuhan pertumbuhan (Growth, kebutuhan akan
kreativitas pribadi, atau pengaruh produktif). Teori ERG menyatakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih
rendah akan kembali, walaupun sudah terpuaskan.
(3) Teori Tiga Macam Kebutuhan
Jonh W. Atkinson, mengusulkan ada tiga macam dorongan mendasar dalam
diri orang yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi (need for
achivement), kebutuhan kekuatan (need for power), dan kebutuhan untuk
beraffiliasi atau berhubungan dekat dengan orang lain (need for affiliation).
Penelitian McClelland juga mengatakan bahwa manajer dapat mencapai
tingkat tertentu, menaikkan kebutuhan untuk berprestasi dari karyawan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang memadai.
(4) Teori Motivasi Dua Faktor
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzbreg dimana dia meyakini
bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekerjaannya sendirian didalamnya
48
terdapat
kepentingan
yangdisesuaikan
dengan
tujuan
organisasi.
Dari
49
3) Teori Harapan
Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif
tingkah laku berdasarkan harapannya (apakah ada keuntungan yang diperoleh dari
tiap tingkah laku). Teori harapan terdiri atas dasar sebagai berikut.
(1) Harapan Hasil Prestasi
Individu mengharapkan konsekuansi tertentu dari tingkah laku mereka.
Harapan ini nantinya akan mempengaruhi kepuasan tentang bagaimana cara
mereka bertingkah laku.
(2) Valensi
Hasil dari tingkah laku tententu mempunyai valensi atau kekuatan untuk
memotivasi. Valensi ini bervariasi dari suatu individu keindividu yang lain.
(3) Harapan Prestasi Usaha
Harapan orang mengenai tingkat keberhasilan mereka dalam melaksanakan
tugas yang sulit akan berpengaruh pada tingkah laku. Tingkah laku seseorang
sampai tingkat tertentu akan bergantung pada tipe hasil yang diharapkan.
Beberapa hasil berfungsi sebagai imbalan intrinsik yaitu imbalan yang dirasakan
langsung oleh orang yang bersangkutan. Imbalan ekstrinsik (misal : bonus, pujian,
dan promosi) diberikan oleh pihak luar seperti supervisor atau kelompok kerja.
4) Teori Penguatan
Teori penguatan, dikaitkan oleh ahli psikolog B. F. Skinner dengan temantemannya, menunjukan bagaimana konsekuensi tingkah laku dimasa lampau akan
mempengaruhi tindakan dimasa depan dalam proses belajar siklis. Proses ini
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Rangsangan
Respon
Konsekuensi
50
Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela seseorang terhadap suatu situasi
atau peristiwa merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Teori penguatan
menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman rangsangan respon konsikuensi.
Menurut teori penguatan, seseorang akan termotivasi jika ada yang memberikan
respon pada rangsangan terhadap pola tingkah laku yang konsisten sepanjang
waktu.
2.3.3Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
2.3.3.1 Faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu, yang
teridiri atas :
1)
tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang akan dirinya
sendiri akan mendorong dan mengantarkan perilaku seseorang untuk bertindak.
Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antar stimulus dan
pengalaman yang lebih kompleksdibanding dengan fenomena yang ada pada
sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses-proses yang lebih tinggi
tingkatannya. Secara umum, persepsi adalah proses mengamati dunia luar yang
mencakup perhatian, pemahaman, dan pengenalan objek-objek atau peristiwa.
Biasanya persepsi diorganisasikan kedalam bentuk (figure), dasar (ground), garis
bentuk (garis luar, kontur) dan kejelasan.
1) Faktor yang mempengaruhi persepsi
Secara umum, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
yaitu :
51
(1) Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhaadap suatu objek, maka
akan semakin tinggi juga minatnya dalam mempersepsikan objek atau
peristiwa.
(2) Kepentingan, artinya semakin tinggi dirasakan pentingterhadap suatu objek
atau suatu peristiwa tersebut bagi diriseseorang, maka semakin peka dia
terhadap objek-objek persepsinya.
(3) Kebiasaan, artinya objek atau peristiwa semakin sering dirasakan seseorang,
maka semakin terbiasa dirinya didalam membentuk persepsi.
(4) Konstansi, artinya adanya kecenderungan seseorang untuk selalu melihat
objek atau kejadian secara konstan sekalipun untuk selalu melihat objek
atau kejadian secara konstan sekalipun sebenarnya itu bervariasi dalam
bentuk, ukuran, warna, dan kecemerlangan.
2) Bentuk-bentuk persepsi
(1) Persepsi jarak
Persepsi jarak merupakan suatu teka-tekibagi teoritis persepsi, karena
kecenderungan dianggap sebagai apa yang dihayati oleh indra perorangan yang
berkaitan dengan bayangan dua dimensi. Akhirnya ditemukan bahwa stimulus
visual memiliki ciri-ciri yang berhubungan dengan jarak pengamatan. Atau lebih
dikenal dengan istilah isyarat jarak (distance cues). Sebagian faktor ini hanya ada
bila suatu penglihatan dipandang dengan kedua mata (isyarat binokuloer) dan
sebagian lagi ada dalam suatu stimulus luas pada tiap mata (isyarat monokuler).
Persepsi jarak menjadi lebih rumit karena sangat tergantung pada sejumlah besar
faktor.
52
Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan
53
(1) Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.
(2) Memahami (comprehention). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginteprestasikan materi tersebut secara benar.
(3) Aplikasi (aplikasi). Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang jelas dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
(4) Analisis (analisysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
suatu materi/suatu obyek kedalam komponen-komponen dalam satu struktur
organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.
(5) Sintesis (syntesis). Merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formulasi
yang ada.
(6) Evaluasi (evaluation). Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu obyek atau materi.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
Kriteria pengukuran tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007:
146) adalah:
(1) Pengetahuan baik: bila jawaban benar 76 100 %.
(2) Pengetahuan cukup: bila jawaban benar 56 75 %.
(3) Pengetahuan kurang: bila jawaban benar < 56 %.
54
3)
berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan
serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat sehingga dapat
menolong individu untuk berprestasi.
4)
Harapan
Adanya harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi
Kebutuhan
Manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri
Pekerjaan
Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat. Sifatpekerjaan tertentu sesuai
55
dapat dipengaruhi oleh sejauhmana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan yang dimaksud.
2)
Dukungan Keluarga
Friedman (1998) dalam Murniasih (2007) menyatakan Dukungan keluarga
56
Dukungan Informasional.
Keluarga berfungsi untuk menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk
dan pemberian informasi.
(2) Dukungan Penilaian.
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing
dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota keluarga,
diantaranya memberikan support, pengakuan, penghargaan dan perhatian.
(3) Dukungan Instrumental.
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit
diantaranya bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga
dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau
stamina dan semangat yang menurun, selain itu individu merasa bahwa ada
perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang
mengalami kesusahan atau penderitaan.
(4) Dukungan emosional.
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan
ini adalah secara emosional menjamin nilai-nilai keingintahuan orang lain.
4)
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar dari host, baik benda
tidak hidup, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
57
58
kurang atau tidak saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sosial
sekunder akan kurang mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan
sosial promer. Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dikemukakan
sebagai berikut : individu akan menolak atau menentang lingkungan, individu
akan menerima lingkungannya dan individu akan bersikap netral.
5) Sistem imbalan
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang
dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek keobjek lain yang mempunyai nilainilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong
individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan. Perilaku dipandang sebagai
tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
2.4
Konsep Kepatuhan
59
melitus
tidak
patuh
secara
sungguh-sungguh
melakukan
Green
dalam
Notoatmodjo
(2007),
faktor-faktor
yang
Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
Pendidikan
Notoatmodjo (1988) mengatakan bahwa tingkat pendidikan menentukan
60
3) Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari sekelompok manusia di
dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Gaya hidup adalah pola
tingkah laku yang berkaitan dengan pengaturan makan sehari-hari pasien diabetes
melitus. Dalam hal ini gaya hidup yang keliru dalam mengkonsumsi makanan
yang tidak dapat ditinggalkan atau dicegah dalam pelaksanaan diet akan
mempengaruhi atau menghambat penurunan kadar gula darah untuk kembali
normal. Pola hidup santai (Sedentary life style) dan aktivitas fisik rendah yang
saling bertolak, turut memperburuk seseorang menderita penyakit degeneratif
seperti diabetes melitus (Rimbawan, 2004). Pasien diabetes melitus cenderung
melakukan perilaku yang belum sesuai dengan yang seharusnya. Misalnya, pasien
diabetes melitus hanya akan melakukan pengaturan makan yang baik, olah raga,
dan pengendalian emosi yang cukup ketika kadar glukosanya meningkat. Tetapi
ketika kadar glukosa darahnya mendekati normal pasien diabetes melitus
cenderung tidak disiplin melakukan rutinitas gaya hidup yang seharusnya. Hal
tersebut menyebabkan penanganan diabetes melitus tidak optimal sehingga faktor
resiko diabetes melitus akan tetap tinggi di masa yang akan datang.
4) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu peristiwa yang pernah dialami (dijalani,
dirasa, ditanggapi, dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Bila pasien
dalam pengobatan tidak berhasil, mereka akan mempersepsikan kesehatan mereka
sudah tidak akan sembuh dan tidak akan patuhuntuk kontrol atau pun sebaliknya
bila kadar gula darah mereka dalam batas normalmaka akan tetap patuhuntuk
kontrol.
61
5)
Sikap
Sikap merupakan perilaku yang dilakukan pasien diabetes melitus untuk
2)
3)
62
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau
salah adalah bahwa orang menerima ide tersebut.
(3) Menghargai (valuing) atau mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.
(4) Bertanggung jawab (responsible) antar segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesa, kemudian ditanyakan pendapat responden.
Menurut Soetarno (1993) ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan
dan perubahan sikap yaitu :
(1) Faktor intern
Manusia senantiasa memilih jika dihadapkan pada beberapa perangsang
yang ada diluar dirinya. Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motivasi dan
sikap yang sedang bekerja didalam dirinya dan yang mengarahkan perhatiannya
kepada objek-objek tertentu diantara seluruh objek yang memungkinkan ada pada
waktu itu. Pilihan yang sama kepada semua perangsang yang datang dari luar.
(2) Faktor ekstern
Pembentukan dan perubahan sikap ditentukan pula oleh faktor-faktor
ekstern, misalnya : sifat, isi dan orang-orang yang menyokong pandangan baru
itu. Cara pandangan itu diterangkan dan situasi tempat sikap itu diperbincangkan.
63
6)
Derajat Penyakit
Semakin tinggi derajat penyakit yang diderita pasien maka semakin tinggi
pula tingkat kepatuhan pasien dalam menjalain terapi yang telah diberikan.
2.4.2.2 Faktor Eksternal
1)
Faktor geografis
Lingkungan atau jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan memberi
Dukungan Keluarga
Keluarga merupakan bagian dari pasien yang paling dekat dan tidak dapat
dipisahkan. Pasien akan merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian
dan dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelola penyakitnya
dengan baik, serta pasien mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga
untuk penunjang pengelolaan penyakitnya (Friedman, 1998). Dukungan keluarga
adalah dukungan emosi yang diberikan oleh suami, istri, anak atau keluarga dekat
berupa motivasi dalam menjalankan terapi yang diberikan.
64
Dukungan Petugas
Dukungan dari petugas sangatlah besar artinya bagi pasien sebab petugas
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas
kesehatan
merupakan
sarana
pentingdalam
memberikan
65
Hasil penelitian
Desain
penelitian
ini
menggunakan
Quasy
Experimental design (ekoerimen
semu)
dengan
menggunakan
rencana time series design, dimana
dalam rancangan ini, pada sampel
penelitian,
sebelum
dilaksanankannya
perlakuan
dilakukan observasi beberapa kali
dan
sesudah
perlakuan
jugadilakukan observasi.
66
67
Kategori:
Patuh
Cukup patuh
Kurang patuh
sak :
Keterangan:
muncul dalam kondisi terjepit secara serentak dan menghentakan dengan cepat sekali.
: Diteliti
: Berhubungan
: Tidak diteliti
: Berpengaruh
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Peran Keluarga Dan Motivasi Pasien
Dengan Kepatuhan Kontrol Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan
Di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUDdr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
68
2.7
Hipotesis
Secara umum hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis