Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 konsep dasar ANC
2.1.1 Pengertian ANC
Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu
selama masa kehamilan (DepKes RI, 2005 : 26). Menurut Prawiroharjo S.
(2000 : 72) antenatal care adalah : pengawasan terhadap ibu hamil dengan
mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007).
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Jadi, pemeriksaan ANC adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk memeriksa kondisi janin dan mempersiapkan segala
sesuatu yang akan diperlukan dikemudian hari agar bayi maupun ibu sehat.
2.1.2

Tujuan ANC
Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. (Dep Kes RI, 2005 : 48). Menurut Reeder
S.J. (2001 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi dan menjaga
kesehatan serta kehidupan ibu dan janin selama kehamilan dengan
mempertimbangkan sosio kultural keluarga (meliputi status ekonomi,
tingkat pendidikan dan support system). Sedangkan tujuan utama pelayanan
antenatal care di Indonesia adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan


dan nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, laktasi dan keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.1.3

Cara Pelayanan Antenatal Care


Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
- Catat identitas ibu hamil
- Catat kehamilan sekarang
- Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
- Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
- Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium
- Pemeriksaan obstetric
- Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
- Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi
- Penyuluhan/konseling
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
- Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
- Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28).
- Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 - 36
-

dan sesudah minggu ke 36). (Saifudin, dkk.,2002)


Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada
gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam
(Pusdiknakes, 2003: 45).

2.1.4

Standar Pelayanan Antenatal Care ( ANC ) 14T


Menurut (Prawiroharjo, 2005: 90-91) standar pelayanan ANC yaitu :
a. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 7 - 12 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4

- 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil
dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang
sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b. Ukur Tekanan Darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Sesuai Minggu
22 28 Minggu
28 Minggu
30 Minggu
32 Minggu
34 Minggu
36 Minggu
40 Minggu

Jarak Dari Simfisis


24-25 cm
26,7 cm
29,5 30 cm
31 cm
32 cm
33 cm
37,7 cm

d. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)


e. Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu ke-Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid.
Imunisasi TT

TT1

Selang Waktu
minimal pemberian
Imunisasi TT
-

TT2
TT3
TT4
TT5

1 bulan setelah TT1


6 bulan setelah TT2
12 Bulan setelah TT3
12 Bulan setelah TT4

Lama Perlindungan

Langkah
awal
pembentukan
kekebalan tubuh terhadap penyakit
Tetanus
3 Tahun
6 Tahun
10 Tahun
25 Tahun

f. Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia,
maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb
menjadi 11 gr% atau lebih.
g. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab.) (T7)
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
h. Pemeriksaan Protein urine (T8)
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
i. Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
j. Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.
k. Senam Hamil (T11)
l. Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan
hasil apusan darah yang positif.
m. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.
n. Temu wicara / Konseling (T14)
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab

Nilai Normal

Hemoglobin

10,5-14,0

Nilai
Tidak
Normal
<10,5

Diagnosis
Terkait
Anemia

Masalah

Protein Urin
Glukosa
dalam urin

Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau

Protein urine

VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan
Darah
HIV
Rubella

Negatif
Rh +
A B O AB

Kuning,
orange,
coklat
Positif
Rh-

Negatif

+
Positif

Feses untuk
ova/telur
cacing
dan
parasit

Negatif

Positif

Diabetes

AIDS
Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Anemia akibat cacing

Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan
pada kondisi-kondisi
- Diperlukan tanda pasti hamil
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:

Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan


Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010; 95-97)

2.1.6

Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
a.
b.

TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)


Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg

c.
d.
e.

DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg


DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
Quickening 20 mgg

Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)


a. Hari + 7
b. Bulan (1-3) + 9,
c. Tahun (1-3) + 0,

B (4-12) 3
T (4-12) + 1

Perhitungan Taksiran Berat Janin


a. TFU (11 belum masuk PAP) X 155 = .gr
b. TFU (12 sudah masuk PAP) X 155 = .gr
Frekuensi Kunjungan
a. Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan
laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
b. Kunjungan II (28 - 32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan
payudara dan senam hamil, vaksin TT I
c. Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
d. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36 - 42 mgg)
Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ANC
2.2.1 Pengkajian
1. Biodata.
a. Nama suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta
mencegah kekeliruan.
b. Umur : kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas
sel telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel
telur pada wanita usia reproduksi.
c. Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan
asuhan saat hamil dan bersali
d. Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan
konseling sesuai pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga
sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya.

e. Pekerjaan
menunjukkan

: Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian


bahwa

ibu

yang

bekerja mempunyai

tingkat

pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja.


f. Alamat : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya
tentang kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87)
2. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau
kunjungan ulang ataupun ada keluhan.(Ari S,2009;167)
3. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi,
pada saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid
(TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III),
Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri
ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III),
mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan III)
4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi

oleh

kondisi

medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila


tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
5. Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155)
6. Riwayat kehamilan sekarang.
Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada
usia 18 minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat.

Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
7. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Keadaan umum. Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran
mengenai keadaan

panggul. Adanya kesempitan atau kelainan

panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya
pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
-

skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).


Tinggi badan. Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor
risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari

145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.


Berat badan. Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,30,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu

dipikirkan

adanya

risiko

bengkak,

kehamilan

kembar,

hidroamnion, dan anak besar.


Lingkar lengan atas (LILA). LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk

melahirkan anak dengan BBLR.


8. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah. TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi. Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu. Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 o C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan. Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
9. Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah

Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna

kuning/jaundice pada sklera


Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar

tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis.


10. Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
11. Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
-

> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan

penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu


12. Pemeriksaan Leopold
Leopold I
:
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
Tinggi fundus uteri yaitu 2 jari di atas pusat
- Konsistensi uterus
Leopold II
:
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
Teraba memanjang seperti papan dan keras.
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
Bagian terbawah janin kepala teraba keras
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP
Janin masih belum masuk PAP karena masih bisa goyang
13. Tangan dan kaki
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo

atau hiper
14. Pemeriksaan panggul
- Panggul : genital luar. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris,
lubang uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
-

varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)


Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya

pembengkakan masa atau cairan kista


Panggul : menggunakan spekulum. Memeriksa serviks untuk melihat
adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau
belum, Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah

dan luka
Panggul : pemeriksaan bimanual. Mencari letak serviks dan merasakan
untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan
(nyeri tekan atau nyeri goyang) dan Menggunakan dua tangan, satu
tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus.

Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
15. Auskultasi untuk mendengar Denyut Jantung Janin (DJJ) :
Dari Janin
:
- DJJ pada bulan ke 4-5
Hasil DJJ 126x/menit
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
16. Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diagfragma sekunder kehamilan

2. Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan nafsu makan, mual dan muntah


3. Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual
dan muntah
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
dan ketidaknyamanan
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan

berhubungan

dengan

pergeseran

diagfragma sekunder kehamilan


Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan Pola napas efektif.
Kriteria Hasil :
- Melaporkan penurunan keluhan sesak
- Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
b. Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
c. Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah r endah,
aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf
pernapasan sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak
d. Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu
mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan
dapat berkurang.
e. Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapakan Nutrisi
terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil :
- Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
- Mengikuti diet yg dianjurkan

- Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin


- Menunjukkan BB ( min 1,5 kg pd TM I )
Intervensi :
a. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
b. Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
c. Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai
petunjuk .
d. Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya
yang dianut oleh ibu
e. Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah
normal meningkatkan risiko IUGR.
f. Berikan BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi
atau rendah
g. Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual
dan muntah
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapakan Cairan terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasi & melakukan kegiatan
-

untuk

menurunkan

frekwensi & keparahan mual/muntah


Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi

Intervensi :
1. Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
2. Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
3. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
4. Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
5. Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang
BB

R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang


kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasi tindakan yang
-

melegakan

dan

menghilangkan

ketidaknyamanan
Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan

Intervensi :
a. Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
b. Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
c. Anjurkan penggunaan korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
d. Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
e. Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk
atau BAB
f. Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
dan ketidaknyamanan
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
Kriteria Hasil :
- Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
- Identifikasi langkah mengatasi situasi
- Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama
kehamilan
Intervensi :
a. Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
b. Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
c. Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan

R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas


selam hamil yang tidak mengganggu kehamilan
d. Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi
puting susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan
abortus

2.2.4

Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi


dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu
juga dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan
dengan cermat dan

efisien pada situasi

yang tepat dengan

memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.


2.2.5

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan yaitu:
1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan

selalu

2.3 Konsep Dasar Anemia Pada Ibu Hamil


2.3.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemaglobin dalam darah
dibawah normal. Hal ini bisa disebapkan oleh kurangnya zat gizi untuk
pembentuk darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin
B12 anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia
karena kekurangan zat besi (fe), sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia
gizi besi (AGB). Anemia defisiensi besi merupakan salah satu ganguan yang
sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janinnya yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia
pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama
trimester lll (Sulistyoningsih, 2011:128).
Menurut WHO (World health organisation), kejadian anemia kehamilan
berkisar antara 20 dan 89 % dengan menetapkam Hb 11 gr/dl sebagai
dasarnya (Manuaba, 2010:237). Anemia dalam kehamilan adalah anemia
karena kekurangan zat besi (fe) yang disebut dengan "potential danger to
mother and chilh (potensial membahayakan ibu dan anak). Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodialusi dengan
peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32
sampai 34 minggu (trimester lll)(Manuaba, 2010: 237-238).
Anemia merupakan penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia defisiensi zat
besi untuk sintesis Hb penyakit yang menyerang darah dan ynag paling sering
terjadi pada anak maupun ibu hamil.

2.3.2. Penyebab Anemia Pada Kehamilan


Menurut fadlun, dkk (2011: 37-38) anemia gizi besi dapat terjadi
karena hal-hal berikut ini:
1. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi
kebutuhan.
1) Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang
berasal dari hewani (seperti: ikan, daging, hati, ayam).
2) Makanan nabati (dari tumbuhan-tumbuhan) misalnya sayuran hijau
tua, yang kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap
dengan baik oleh usus.
2. Meningkatkan kebutuhan akan zat besi
1) Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan
tubuh akan zat besi meningkat tajam.
2) Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi
diperlukan untuk pertumbuhan janin, serta untuk kebutuhan ibu
sendiri.
3) Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.
3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebapkan anemia. Hal
ini terjadi pada pasien dengan penyakit berikut ini
1. Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang
menyebapkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit
tetapi terjadi terus-menerus yang mengakibatkan hilangnya darah
atau zat besi.
2. Malaria pada penderita anemia gizi besi dapat memperberat
keadaan anemianya.
3. Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi
yang ada Dalam Darah.
4. Pola makan ibu terganggu dampak mual selama kehamilan
5. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
2.3.3

Macam-Macam Anemia Pada Kehamilan

Terdapat dua klasifikasi anemia yang digunakan sehari-hari dan


klasifikasi ini sering dikombinasikan dalam praktik klinik, yaitu: (Wylie,
dkk, 2010: 87)
1. Berdasarkan penyebap
1) Kehilangan darah,

yang

bersifat

akut

atau

kronik

(perdarahan/heoragi).
2) Ketidakadekuatan produksi sel darah normal oleh sum-sum tulang
(hipoproliferasi, hipoplastik, aplastik) atau kurangnya faktor yang
esensial untuk maturasi sel.
3) Penghancuran sel darah merah secara berlebihan (hemolitik).
2. Berdasarkan ukuran sel merah rata-rata volume sel (mean cell volume,
MCV).
Klasifikasi kedua ini sangat bersifat praktik, karena sebagian besar hitung
darah perifer yang dilakukan di inggris dianalisis berdasarkan
penghitungan sel secara elektronik.
1. Makrositik (sel darah merah besar)
2. Normositik (ukuran sel darah merah normal)
3. Mikrositik (sel darah merah berukuran kecil).
Untuk menegakan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa didapat keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu trimester l dan lll pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut: (Manuaba, 2010:239)
1.
2.
3.
4.

Hb 11 gr%
Hb 9-10 gr%
Hb 7-8 gr%
Hb <7 gr%

Tidak anemia
Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat.

Selama kehamilan ibu hamil membutuhkan zat besi tambahan,


kebutuhan total zat besi adalah antara 580 dan 1340 mg, dan dari jumlah
itu, sampai dengan 1050/mg akan hilang saat melahirkan. Pada awal
kehamilan, kebutuhan zat besi sekitar 2,5/mg/hari dan meningkat sekitar
6,6 mg/hari pada trimester ketiga. Pada wanita sehat, kehilangan zat besi
sehari-hari adalah 1-2 mg (wylie, dkk, 2010 :87).

2.3.4 Tanda Dan Gejala Yang Timbul Pada Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Arief (2014: 143) Secara klinik dapat dilihat Ibu tampak
1.
2.
3.
4.
5.

5 L; lesu, letih, lemah, lelah, lunglai.


Pusing & pandangan mata berkunang-kunang
Pucat pada kelopak mata, bibir lidah & telapak tangan
Pada ibu hamil muda keluhan mual muntah hebat
Nafsu makan menurun (anorexia) & konsentrasi hilang

Dampak anemia pada kehamilan


Menurut fadlun, dkk (2011:38), beberapa dampak anemia dalam kehamilan
adalah sebagai berikut :
1. Abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus karena kurangnya daya
dorong rahim, perdarahan postpartum, rentan infeksi.
2. Hipoksia akibat anemia dapat menyebapkan syok bahkan kematian ibu
saat persalinan, meskipun tidak disertai pendarahan.
3. Kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi usia sangat muda, serta
2.3.5

cacat bawaan.
Pencegahan anemia pada kehamilan
Simkin (2009 :75) pencegahan anemia yaitu :
1. Makanlah makanan yg kaya mau sumber zat besi secara teratur
a. Berasal dari hewani : daging ayam, sapi, hati (ayam) dan telur
ayam.
b. Berasal dari sayuran : kalakai, bayam, kangkung, tomat.
c. ubi, kacang polong hijau, kacang merah,
2. Makanlah makanan yg kaya sumber vitamin C buat memperlancar
penyerapan zat besiseperti jeruk, pisang, semangka.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih buat mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat sesudah makan karena bisa
menghambat penyerapan zat besi.

2.3.6

Penanganan Anemia Pada Kehamilan


Menurut fadlun, dkk (2011: 38-39), dijelaskan bahwa penanganan
anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi Makan makanan yag banyak

mengandung zat besi dari bahan makanan


1) Telur

2) Susu
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas.
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 potong
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk,
daun singkong)
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = mangkok.
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok.
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
8) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
tablet tambah darah (TTD). Tablet tablet tambah darah adalah
tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat
atau 60 mg besi elemntal dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang
sedang hamil atau menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi
sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.
Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan
dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu
hamil, minum 1 (satu) tablet tambah darah setiap hari paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah
melahirkan. Menurut sibagariang (2010:17) penderita anemia pada
ibu hamil di indonesia adalah 70 %, artinya dari 10 ibu hamil
sebanyak 7 orang akan menderita anemia. Pada trimester pertama
zat besi yang di butuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi
dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua

hingga ke tiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat


sampai 35% .produksi darah merah yang meningkat memerlukan
zat besi sebagai bahan bakunya. Sel darah merah harus
mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Wanita hamil
cendrung terkena anemia pada trimester ketiga, karena pada masa
ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persedian

bulan pertama sesudah lahir. Faktor utama

anemia gizi dalah kurang cukupnya zat besi didalam makanan


sehari-hari. Oleh sebap itu pemberian tablet Fe baik di berikan
pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga.
3. Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu pada trimester 1 dan lll.
4. Mengobati penyakit yang menyebapkan atau memperberat anemia
seperti cacingan, malaria dan penyakit TBC.
2.3.7
1.

Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut sulistyoningsih, (2011:130) :
Anemia yg terjadi saat ibu hamil Trimester I mau bisa membuat

2.

dampak : abortus(keguguran) dan kelainan kongenital pada janin.


Anemia pada kehamilan trimester II bisa menyebabkan : persalinan
prematur (lahir sebelum waktunya), perdarahan antepartum,
gangguan pertumbuhan janin dlm rahim, asfiksia intrauterin hingga

3.

kematian, BBLR.
Saat inpartu, anemia bisa memunculkan gangguan kontraksi baik
primer maupun sekunder, janin mau lahir dgn anemia, & persalinan
dgn tindakan yg dikarenakan karena ibu cepat lelah.

2.3.8

Pemeriksaan Diagnostik.
Menurut Vivin (2011: 154)
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1.
2.
3.

Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%


Kadar Ht menurun (normal 37% - 41%)
Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik).

2.4 Manajemen asuhan keperawatan

2.4.1 Pengkajian
1. Aktivitas
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
c. Toleransi terhadap latihan rendah.
d. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2. Sirkulasi
a. Riwayat kehilangan darah kronis,
b. Palpitasi.
c. CRT lebih dari dua detik
3. Integritas Ego
Cemas, gelisah, ketakutan
4. Eliminasi
a. Konstipasi.
b. Sering kencing.
5. Makanan / cairan
a. Nafsu makan menurun
b. Mual/ muntah
6. Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
7. Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita
8. Seksual
a. Dapat terjadi pendarahan pervagina
b. Pendarahan akut.sebelumnya
c. Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah
2. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan/ke sel
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen
4. Risiko infeksi berhubungan dengan

tidak adekuatnya pertahanan

sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit


(respons inflamasi tertekan).

2.4.3 Rencana asuhan keperawatan


1. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan
kriteria hasil:
- Berat badan klien dalam batas normal.
- Klien tidak mengalami mual-muntah
- Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan
Intervensi
Mandiri
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan mutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 ja. Perhatikan kondisi rambut kuku
dan kulit.
R: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
2. Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun,
lebih dari 35 tahun).
R: remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dan klien lansia mungkin
cenderung obesitas/diabetes gestasional.
3. Pastikan tingkat penegetahuan tentang kebutuhan diet.
R: menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju
basal metabolik meningkatkan (khususnya pada kehamilan lanjut) karena
peningkatan aktivitas tiroid yang berhubungan dengan pertumbuhan fetus
dan jaringan pada ibu, menjadi potensial risiko terhadap klien dengan
nutrisi buruk.
4. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan
suplemen vitamin/zat besi setiap hari.
R: materi referensi yang dapat

dipelajari

dirumah

kemudian

meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.


5. Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta
umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.
R: bila klien telah termotivasi untuk emmperbaiki diet, evaluasi lebih
lanjut atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
Kolaborasi
6. kolaborasi dengan ahli gizi yang perlu sesuai indikasi

R: mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi; dapat


membatasi anggaran keuangan.
2. Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke
jaringan/ke sel efektif dengan
kriteria hasil :
- Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
- Tidak terdapat kebiruan pada kulit
- CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2
detik)
Intervensi :
Mandiri
1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
R: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan
menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.
2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.
R: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang
3.

dari 2 dapat menandakan anemia.


Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat
perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).
R: mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon
pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan

gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.


4. Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.
R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan
medikasi mungkin tidak efektif ddalam mempertahankan kehamilan.
Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
R: menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan
sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.
Kolaborasi
7. Berikan suplemen oksigen pada klien
R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.sehingga
kapasitas oksigen yang dibawa janjin meningkat.
3. Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan
pasien dapat beraktivitas dengan baik.

Kriteria hasil :
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD
-

90/60-140/90 mmHg).
Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah

Intervensi :
Mandiri
1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral
kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks
dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka
rangsang uterus.
2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi,
atau penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)
R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa
3.

nyaman.
Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).
R. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami

intoleransi aktivitas karena


4. Berikan periode tanpa interupsi untuk istirahat/tidur.
R
: Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat
meningkatkan relaksasi.
5. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan
menonton televisi, atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.
6. R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.
4. Dx4 Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit
(respons inflamasi tertekan)
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan resiko
infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
- mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema,
dan demam.
Intervensi
1. Ajarkan teknik cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan kepada
pasien.
R/ Mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial.

2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.

R/Menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.


3. Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.

R/Menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.


4. Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan

napas dalam.
R/ Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu
memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.
5. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau
tanpa demam.
R/ Adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
6. Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).
R/ Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi
2.4.4

Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah di tetapkan selama pelaksanaan kegiatana dapat


bersifat mandiri dan kolaboratif selama melaksanakan kegiatan perlu di awasi
dan di monitor keadaan bayi.
2.4.5

Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang

hendak di capai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen23 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Anc
    LP Anc
    Dokumen15 halaman
    LP Anc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Anc
    LP Anc
    Dokumen15 halaman
    LP Anc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen26 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen5 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen18 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Anemia
    Leaflet Anemia
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Anemia
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • WOC ANEMIA Acc
    WOC ANEMIA Acc
    Dokumen1 halaman
    WOC ANEMIA Acc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    Dokumen16 halaman
    Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen13 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen28 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen63 halaman
    Bab 1-3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen5 halaman
    Bab 5
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen22 halaman
    Bab 4
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen20 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen20 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen8 halaman
    LP KPD
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen62 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    Dokumen44 halaman
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    siwi wiraharjo
    100% (1)
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen8 halaman
    LP KPD
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    Dokumen24 halaman
    LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    Dokumen22 halaman
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat