TINJAUAN PUSTAKA
2.1 konsep dasar ANC
2.1.1 Pengertian ANC
Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu
selama masa kehamilan (DepKes RI, 2005 : 26). Menurut Prawiroharjo S.
(2000 : 72) antenatal care adalah : pengawasan terhadap ibu hamil dengan
mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007).
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Jadi, pemeriksaan ANC adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk memeriksa kondisi janin dan mempersiapkan segala
sesuatu yang akan diperlukan dikemudian hari agar bayi maupun ibu sehat.
2.1.2
Tujuan ANC
Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. (Dep Kes RI, 2005 : 48). Menurut Reeder
S.J. (2001 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi dan menjaga
kesehatan serta kehidupan ibu dan janin selama kehamilan dengan
mempertimbangkan sosio kultural keluarga (meliputi status ekonomi,
tingkat pendidikan dan support system). Sedangkan tujuan utama pelayanan
antenatal care di Indonesia adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2.1.4
- 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil
dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang
sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b. Ukur Tekanan Darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam
HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Sesuai Minggu
22 28 Minggu
28 Minggu
30 Minggu
32 Minggu
34 Minggu
36 Minggu
40 Minggu
TT1
Selang Waktu
minimal pemberian
Imunisasi TT
-
TT2
TT3
TT4
TT5
Lama Perlindungan
Langkah
awal
pembentukan
kekebalan tubuh terhadap penyakit
Tetanus
3 Tahun
6 Tahun
10 Tahun
25 Tahun
f. Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia,
maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb
menjadi 11 gr% atau lebih.
g. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab.) (T7)
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
h. Pemeriksaan Protein urine (T8)
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
i. Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
j. Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.
k. Senam Hamil (T11)
l. Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan
hasil apusan darah yang positif.
m. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.
n. Temu wicara / Konseling (T14)
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab
Nilai Normal
Hemoglobin
10,5-14,0
Nilai
Tidak
Normal
<10,5
Diagnosis
Terkait
Anemia
Masalah
Protein Urin
Glukosa
dalam urin
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau
Protein urine
VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan
Darah
HIV
Rubella
Negatif
Rh +
A B O AB
Kuning,
orange,
coklat
Positif
Rh-
Negatif
+
Positif
Feses untuk
ova/telur
cacing
dan
parasit
Negatif
Positif
Diabetes
AIDS
Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Anemia akibat cacing
Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan
pada kondisi-kondisi
- Diperlukan tanda pasti hamil
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
2.1.6
Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
a.
b.
c.
d.
e.
B (4-12) 3
T (4-12) + 1
e. Pekerjaan
menunjukkan
ibu
yang
bekerja mempunyai
tingkat
oleh
kondisi
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
7. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Keadaan umum. Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran
mengenai keadaan
panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya
pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
-
dipikirkan
adanya
risiko
bengkak,
kehamilan
kembar,
> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
atau hiper
14. Pemeriksaan panggul
- Panggul : genital luar. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris,
lubang uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
-
dan luka
Panggul : pemeriksaan bimanual. Mencari letak serviks dan merasakan
untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan
(nyeri tekan atau nyeri goyang) dan Menggunakan dua tangan, satu
tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus.
Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
15. Auskultasi untuk mendengar Denyut Jantung Janin (DJJ) :
Dari Janin
:
- DJJ pada bulan ke 4-5
Hasil DJJ 126x/menit
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
16. Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diagfragma sekunder kehamilan
berhubungan
dengan
pergeseran
untuk
menurunkan
Intervensi :
1. Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
2. Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
3. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
4. Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
5. Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang
BB
melegakan
dan
menghilangkan
ketidaknyamanan
Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
Intervensi :
a. Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
b. Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
c. Anjurkan penggunaan korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
d. Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
e. Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk
atau BAB
f. Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
dan ketidaknyamanan
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
Kriteria Hasil :
- Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
- Identifikasi langkah mengatasi situasi
- Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama
kehamilan
Intervensi :
a. Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
b. Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
c. Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
2.2.4
Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan yaitu:
1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
selalu
yang
bersifat
akut
atau
kronik
(perdarahan/heoragi).
2) Ketidakadekuatan produksi sel darah normal oleh sum-sum tulang
(hipoproliferasi, hipoplastik, aplastik) atau kurangnya faktor yang
esensial untuk maturasi sel.
3) Penghancuran sel darah merah secara berlebihan (hemolitik).
2. Berdasarkan ukuran sel merah rata-rata volume sel (mean cell volume,
MCV).
Klasifikasi kedua ini sangat bersifat praktik, karena sebagian besar hitung
darah perifer yang dilakukan di inggris dianalisis berdasarkan
penghitungan sel secara elektronik.
1. Makrositik (sel darah merah besar)
2. Normositik (ukuran sel darah merah normal)
3. Mikrositik (sel darah merah berukuran kecil).
Untuk menegakan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa didapat keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu trimester l dan lll pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut: (Manuaba, 2010:239)
1.
2.
3.
4.
Hb 11 gr%
Hb 9-10 gr%
Hb 7-8 gr%
Hb <7 gr%
Tidak anemia
Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat.
2.3.4 Tanda Dan Gejala Yang Timbul Pada Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Arief (2014: 143) Secara klinik dapat dilihat Ibu tampak
1.
2.
3.
4.
5.
cacat bawaan.
Pencegahan anemia pada kehamilan
Simkin (2009 :75) pencegahan anemia yaitu :
1. Makanlah makanan yg kaya mau sumber zat besi secara teratur
a. Berasal dari hewani : daging ayam, sapi, hati (ayam) dan telur
ayam.
b. Berasal dari sayuran : kalakai, bayam, kangkung, tomat.
c. ubi, kacang polong hijau, kacang merah,
2. Makanlah makanan yg kaya sumber vitamin C buat memperlancar
penyerapan zat besiseperti jeruk, pisang, semangka.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih buat mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat sesudah makan karena bisa
menghambat penyerapan zat besi.
2.3.6
2) Susu
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas.
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 potong
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk,
daun singkong)
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = mangkok.
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok.
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
8) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)
(1) Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
(2) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
(3) Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
tablet tambah darah (TTD). Tablet tablet tambah darah adalah
tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat
atau 60 mg besi elemntal dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang
sedang hamil atau menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi
sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.
Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan
dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu
hamil, minum 1 (satu) tablet tambah darah setiap hari paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah
melahirkan. Menurut sibagariang (2010:17) penderita anemia pada
ibu hamil di indonesia adalah 70 %, artinya dari 10 ibu hamil
sebanyak 7 orang akan menderita anemia. Pada trimester pertama
zat besi yang di butuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi
dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua
2.
3.
kematian, BBLR.
Saat inpartu, anemia bisa memunculkan gangguan kontraksi baik
primer maupun sekunder, janin mau lahir dgn anemia, & persalinan
dgn tindakan yg dikarenakan karena ibu cepat lelah.
2.3.8
Pemeriksaan Diagnostik.
Menurut Vivin (2011: 154)
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1.
2.
3.
2.4.1 Pengkajian
1. Aktivitas
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
c. Toleransi terhadap latihan rendah.
d. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2. Sirkulasi
a. Riwayat kehilangan darah kronis,
b. Palpitasi.
c. CRT lebih dari dua detik
3. Integritas Ego
Cemas, gelisah, ketakutan
4. Eliminasi
a. Konstipasi.
b. Sering kencing.
5. Makanan / cairan
a. Nafsu makan menurun
b. Mual/ muntah
6. Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
7. Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita
8. Seksual
a. Dapat terjadi pendarahan pervagina
b. Pendarahan akut.sebelumnya
c. Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
dipelajari
dirumah
kemudian
Kriteria hasil :
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD
-
90/60-140/90 mmHg).
Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah
Intervensi :
Mandiri
1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral
kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks
dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka
rangsang uterus.
2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi,
atau penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)
R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa
3.
nyaman.
Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).
R. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami
napas dalam.
R/ Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu
memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.
5. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau
tanpa demam.
R/ Adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
6. Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).
R/ Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi
2.4.4
Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai
Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak di capai.