Anda di halaman 1dari 22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasan hasil
dari pengumpulan data yang dilakukan diRSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya
pada tanggal 18 Juli 23 Juli 2016 mengenai Hubungan peran keluarga dan
motivasi pasien dengan kepatuhan kontrol pada pasien diabetes melitus Rawat
jalan di Poli Klinik penyakit dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya.
Metode penelitian menggunakan desain korelasional dengan teknik sampling
Purposive Sampling, Mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner. Data
tersebut didapatkan sebanyak 36 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi
yaitu Pasien dengan diabetes melitus di RSUDdr. Doris SylvanusPalangka Raya.
Karakteristik lokasi penelitian, data umum responden berdasarkan usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jenis kelamin. Data khusus yang berkaitan
dengan mengenai Hubungan peran keluarga dan motivasi pasien dengan
kepatuhan kontrol pada pasien diabetes melitus rawat jalan di Poli Klinik penyakit
dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya.

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian Hubungan peran keluarga dan motivasi pasien dengan
kepatuhan kontrol pada pasien diabetes melitus

rawat jalan di Poli Klinik

penyakit dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya. Responden pada


penelitian ini berjumlah 36 responden, pengumpulan data diambil pada tanggal 18
Juli23 Juli 2016.

90

91

4.1.1

Karakteristik Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSUDDr. Doris SylvanusPalangka Raya yang

didirikan pada tanggal 30 Juni 1959. Perkembangan RSUDDr. Doris


Sylvanusdimulai pada tahun 1959sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit
Palangka Raya masih dibawah pengelolaan/milik pemerintah daerah tingkat II
Kota Madya Palangka Raya dan selanjutnya dialihkan pengelolaannya/menjadi
milik Pemerintah Propinsi Daerah tingkat I Kalimantan Tengah. RSUD Dr. Doris
Sylvanusadalah rumah milik pemerintah Kalimantan Tengah berdasarkan SK
mentri kesehatan RI No. 1443/Menkes/SK/XII/1999 pada tanggal 15 Desember
2000 RSUD Dr. Doris Sylvanusmenjadi rumah sakit kelas B non pendidikan
dengan luas area 4,5 Ha yang meliputi ruangan dan bangunan yang pada saat ini
rawat inapnya memiliki 210 tempat tidur. Pelayanan 4 (empat) dasar yaitu bidang
penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah, saat
ini sudah mencakup bidang mata, THT, jantung, neurologi, paru, bedah, mulut,
penyakit kulit dan kelamin, anestesi, patologi klinik/laboratorium, kedokteran gigi
anak, radiologi, rehabilitasi medik.
Visi dan misi RSUD Dr. Doris SylvanusPalangka Raya adalahVisi RSUD
dr. Doris Sylvanusadalah menjadi rumah sakit terbaik dan pusat rujukan di
Kalimantan

Tengah

pada

tahun

2010.Misi

RSUD

Dr.

Doris

SylvanusadalahMeningkatkan pelayanan yang bermutu prima, Meningkatkan


sumber daya manusia yang professional dan bermutu tinggi, Meningkatkan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, Meningkatkan manajemen yang
efektif dan efisien

92

Gambar 4.1 RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya

Gambar 4.2 Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya

4.1.2

Data Umum

93

Data umum merupakan penyajian data demografi yang didapatkan oleh


peneliti selama dalam penelitian. Adapun data umum dalam penelitian ini adalah
umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, jenis kelamin, dan sumber informasi yang
telah didapat.
1) Karakteristik responden berdasarkan umur

6%

11%

39%

30-40 Tahun

41-50 Tahun

51-60 44%
Tahun

>61 Tahun

Diagram 4.1 Karakteristik Berdasarkan Umur di RSUD dr Doris Sylvanus


Palangka Raya (Juli 2016)
Berdasarkan diagram diatas, responden dalam penelitian ini berjumlah 36 dan
dapat dilihat data berdasarkan umur yaitu yang berumur41-50 tahunsebanyak 16
responden (44%),51-60 tahun sebanyak 14 responden (39%),30-40 tahun
sebanyak 4 responden (11%), dan >61 tahun sebanyak 2 responden (6%).

94

2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

14%
39%

19%

Perguruan Tinggi

SMA

SMP

SD

28%

Diagram 4.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSUD dr.


Doris Sylvanus Palangka Raya (Juli 2016)
Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat data berjumlah 36 orang,
berdasarkan pendidikan yaitu,Perguruan Tinggi sebanyak 14 responden (39%),
SMAsebanyak 10 responden (28%), SMP sebanyak 7 responden (19%), dan SD
sebanyak 5 responden (14%).
3) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

28%

PNS
72%

Swasta

Diagram 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan di RSUD dr. Doris


Sylvanus Palangka Raya (Juli 2016).

95

Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat data berdasarkanswasta sebanyak


26 responden (72%) dan pekerjaanPNS sebanyak 10 responden (28%).
4) Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

36%
64%
Perempuan

Laki-laki

Diagram 4.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD dr. Doris


Sylvanus Palangka Raya (Juli 2016).
Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat data berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki sebanyak 23 responden (64%) dan perempuan sebanyak 13 responden
(36%).
5) Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

25%

Pernah

Tidak Pernah
75%

Diagram 4.5 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi di RSUD dr.


Doris Sylvanus Palangka Raya (Juli 2016).

96

Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat data berdasarkan sumber informasi,


pernah diberikan sumber informasisebanyak 27 responden (75%) dan tidak pernah
sebanyak 9 responden (25%).

4.1.3

Data Khusus
Menurut Nursalam (2011), data khusus merupakan penyajian data dari

variabel-variabel yang diteliti secara rinci. Data khusus dalam penelitian ini yaitu
mencakup motivasi belajar dan prestasi belajar.
1) Analisis Univariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
distribusi frekuensi yang disajikan oleh peneliti dalam bentuk tabel beserta
penjelasannya.Responden pada penelitian ini sebanyak 36 responden.
(1) Peran Keluarga
Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Peran Keluarga Pada Penelitian Hubungan Peran


Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya

Peran Keluarga
Baik
Cukup
Kurang
Total

Jumlah
28
8
0
36

Persentase
78
22
0
100

Sumber: Data Primer, 2016


Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui dari 36responden peran keluarga baik
berjumlah 28 responden (78%) dan peran keluarga cukup berjumlah 8 responden
(22%).
(2) Motivasi
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Motivasi Pada Penelitian Hubungan Peran


Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya

97

Motivasi
Kuat
Lemah
Total

Jumlah
24
12
36

Persentase
67
33
100

Sumber: Data Primer, 2016


Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui dari 36responden motivasi kuat
berjumlah 24 responden (67%) dan motivasi lemah berjumlah 12responden
(33%).
(3) Kepatuhan
Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pada Penelitian Hubungan Peran


Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya

Kepatuhan
Baik
Cukup
Kurang
Total

Jumlah
30
6
0
36

Persentase
83
17
0
100

Sumber: Data Primer, 2016


Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui dari 36responden Kepatuhan baik
berjumlah 30 responden (83%) dan Kepatuhan cukup berjumlah 6 responden
(17%).
2) Analisa Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan/korelasi antara variabel independenyaitu motivasi belajar dengan
variabel dependen yaitu prestasi belajar.
(1) Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes Melitus Rawat
Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris SylvanusPalangka
Raya.

98

Tabel 4.4

Tabulasi Silang Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Pasien


Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD
dr. Doris SylvanusPalangka Raya
Kepatuhan
Baik

Peran
Baik
Cukup
Total

n
26
4
30

Cukup
%
87
13
100

N
2
4
6

%
33
67
100

Total
n
28
8
36

%
78
22
100

P value

0,003

Sumber: Data Primer, 2016


Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan peran keluarga dan motivasi
klien didapatkan peran baik dengan kepatuhan baik sebanyak 26 responden
(87%), peran baik kepatuhan cukup sebanyak 2 responden (33%), peran cukup
dengan kepatuhan baik

sebanyak 4 responden (13%), peran cukup dengan

kepatuhan cukup sebanyak 4 responden (67%) dengan total 36 responden (100%).


Tabel 4.5

Tabulasi Silang Hubungan Motivasi Pasien dengan kepatuhan control


Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD
dr. Doris SylvanusPalangka Raya
Kepatuhan

Baik
Motivasi
Lemah
Kuat
Total

N
7
23
30

%
23
77
100

Cukup
N
%
4
67
2
33
6
100

Total
n
11
25
36

%
31
69
100

P value

0,036

Sumber: Data Primer, 2016


Berdasarkan tabulasi silang hubungan motivasi pasien dengan kepatuhan
kontrol didapatkan motivasi lemah dengan kepatuhan baik sebanyak 7 responden
(23%), motivasi lemah dengan kepatuhan cukup sebanyak 4 responden (67%),

99

motivasi kuat dengan kepatuhan baik sebanyak 23 responden (77%), dan motivasi
kuat dengan kepatuhan cukup sebanyak 2 responden (33%).

(2) Hasil Uji StatistikHubungan Peran Keluarga dan Kepatuhan Kontrol Pasien
Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr.
Doris SylvanusPalangka Raya.
Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Hubungan Peran Keluarga dan Kepatuhan Kontrol


Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam
RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya
Correlations

Spearman's
rho

Peran

Kepatuhan

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Peran

Kepatuhan

1.000
.
36

.478
.003
36

.478
.003
36

1.000
.
36

Hasil Analisa Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes


Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris
SylvanusPalangka Raya menunjukkan jumlah N sebanyak 36 sampel dan
hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka 1.000(**) untuk peran, 0,478(**)
untuk kepatuhan, yang artinya besar korelasi yang terjadi antara variabel peran
dan kepatuhan. Sedangkan angka Sig.(2-tailed) menunjukkan nilai p (P value)
0,003 artinya nilai yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 batas kritis, berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel Peran Keluarga dengan
Kepatuhan.

100

(3) Hasil Uji StatistikHubungan Motivasi dan Kepatuhan Kontrol Pasien


Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr.
Doris SylvanusPalangka Raya.
Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Hubungan Peran Keluarga dan Kepatuhan Kontrol


Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam
RSUD dr. Doris SylvanusPalangka Raya
Correlations

Speaprman's
rho

Motivasi

Kepatuhan

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Motivas
i

Kepatuhan

1.000
.
36

-.351
.036
36

-.351
.036
36

1.000
.
36

Hasil Analisa Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Pasien Diabetes


Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris
SylvanusPalangka Raya menunjukkan jumlah N sebanyak 36 sampel dan
hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka 1.000(**) untuk Motivasi, -.351(**)
untuk kepatuhan, yang artinya besar korelasi yang terjadi antara variabel Motivasi
dan kepatuhan. Sedangkan angka Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai p (P value)
0,036 artinya nilai yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 batas kritis, berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel Motivasi dengan
Kepatuhan.

101

4.2 Pembahasan
4.2.1

Identifikasi Peran Keluarga Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan


Di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Syilvanus Palangka
Raya.
Berdasarkan hasil penelitian , didapatkan dari 36 responden memiliki peran

keluarga dengan kategori baik sebanyak28 responden (78%) dari 36 responden


yang memiliki peran keluarga dengan kategori cukup sebanyak 8 responden
(22%). dan tidak ada responden yang memiliki peran keluarga dengan kategori
kurang dan hasil dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi baik sebanyak 10
responden (36%), SMA baik sebanyak 9 Responden (32%), SMP baik sebanyak 5
Responden (18%), SD baik Sebanyak 4 Responden (14%) dan hasil pendidikan
terakhir SD sebanyak 1 responden (13%), SMP sebanyak 5 Responden (62%),
SMA sebanyak 2 Responden (25%) dan tidak ada responden dengan perguruan
cukup.
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. (Setiadi, 2008 :
100)Faktor yang mempengaruhi peran keluarga adalah pendidikan,Pengalaman
Sebelumnya , budaya, Pendidikan,Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang berhubungan dengan tingkat kesehatan anggota keluarga, Pendidikan

102

merupakan salah satu tugas keluarga,mendidik anggota keluarga dengan


memberikan pengetahuan tentang diabetes melitus, keterampilan dalam mengelola
penyakit diabetes melitus, dan membentuk perilaku hidup sehat pada anggota
keluarganya, serta peran keluarga adalah mempersiapkan untuk kehidupan yang
akan datang bagi anggota keluarganya salah satu contoh dalam keluarga inti
terdapat ayah, ibu dan anak, dimana ayah dan ibu berperan penting dalam
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan mengajarkan
anak tentang budi pekerti yang baik serta mendidik sesuai dengan tingkat- tingkat
perkembangan dan usianya.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesamaan antara fakta dan teori
sebagian besar responden memiliki peran keluarga yang baik dengan jenis
kelamin laki-laki baik sebanyak 17 responden (74%), laki-laki cukup sebanyak 6
responden (26%), perempuan baik sebanyak 11 responden (85%) dan perempuan
cukup sebanyak 2 responden (15%). Peran sangat erat kaitannya dengan
pendidikan, dimana di harapakan seseorang yang berpendidikan tinggi orang
tersebut akan semakin baik perannya. Pada responden yang memiliki peran yang
cukup mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu sekolah menengah pertama.
dimana keluarga yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah akan merasakan
kepuasan yang lebih rendah karena lebih banyak menghadapi stressor seperti
pengangguran dan tingkat penghasilan yang rendah.
4.2.2 Identifikasi MotivasiPada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Berdasarkan hasil penelitian 24 dari 36 responden memiliki motivasi kuat,
dan 12 dari 36 responden memiliki motivasi lemah, responden yang memiliki

103

motivasi kuat dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 9 responden


(32%), SMA sebanyak 5 responden (18%), SMP sebanyak 10 responden (36%),
SD sebanyak 4 responden (14%) dan responden yang memiliki motivasi lemah
dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 1 responden (10%). SMA
sebanyak 1 responden (10%), SMP sebanyak 4 responden (40%), SD sebanyak 4
responden (40%). Sedangkan responden yang memiliki motivasi kuat dengan usia
30-40 tahun sebanyak

3 responden

(11%), usia 41-50 tahun sebanyak 14

responden (52%) usia 51-60 tahun sebanyak 9 responden (33%) dan responden
yang memiliki motivasi lemah dengan usia 30-40 tahun sebanyak 1 responden
(14%), usia 41-50 tahun sebanyak 2 responden (29%) dan usia 51-60 tahun
sebanyak 4 responden (57%).
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan
kontribusi pada tingkat komitmen sesorang. Hal-hal ini termasuk faktor-faktor
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia
dalam arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang
mendorong sesorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama
dalam berperilaku (Nursalam, 2011:85). Dalam teori motivasi terdapat pula
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor internal, Faktor
internalyakni faktor yang berasal dari dalam diri individuyang teridiri atas
Persepsi

individu mengenai diri sendiri,Secara umumpersepsi adalah proses

mengamati dunia luaryang mencakup perhatian, pemahaman, dan pengenalan


objek-objek atau peristiwa. Salah satu bentuk persepsi adalah pengetahuan,

104

pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk


memperoleh pemahaman.Saputra (2013: 283).
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesenjangan antara fakta dan teori
didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi yang kuat dengan jenis
kelamin laki-laki baik sebanyak 17 responden (74%), laki-laki cukup sebanyak 6
responden (26%), perempuan baik sebanyak 11 responden (85%) dan perempuan
cukup sebanyak 2 responden (15%).Pada motivasi yang cukup mempunyai
kepatuhan baik terjadi kesenjangan antara teori dan fakta karena jika seseorang
memiliki motivasi yang lemah maka kepatuhan kontrol juga tidak dapat terpenuhi
sepenuhnya. Motivasi yang baik dapat dikarena tingkat pengetahuan dan faktor
usia yang dapat mempengaruhi dalam Motivasi ini sehingga dalam responden
memiliki

motivasi

yang

kuat.

Kemungkinan

kepatuhan

kontrol,

Pada

Motivasikepatuhan kontrolcukup ini tentu saja mempunyai hubungan karena


kepatuhan kontrol sangat bergantung pada Motivasi yang dimiliki oleh pasien itu
sendiri. Jika pasien tidak memiliki motivasiyang kuat maka kemungkinan
kepatuhan kontrol juga akan kurang.
4.2.3 Identifikasi Kepatuhan Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan Di
Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Hasil penelitian berdasarkan KepatuhanPada dari 36 responden yaitu lebih
banyak memiliki Kepatuhan kuat sebanyak 30 responden (83%) dan 6 responden
(17%) memiliki Kepatuhan lemah. Kebanyakan responden yang memiliki
Kepatuhan Baik memiliki jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 responden
(37%) dan laki-laki sebanyak 19 responden (63%). Sedangkan responden yang
memiliki Kepatuhan Baik kebanyakan memiliki usia 41-50 tahun sebanyak 15

105

responden (50%) dan paling sedikit sebanyak >60 tahun sebanyak 1 responden
(3%).
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju pada instruksi atau
petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan baik diet,
latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Kepatuhan atau
ketaatan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan atau perilaku yang
disarankan oleh petugas kesehatan (Slamet, 2007).Kepatuhan merupakan tindakan
yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia pada hakekatnya
merupakan aktivitas dari manusia itu sendiri. Tingkat pengetahuan adalah
pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan (Neil, 2005). Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam melaksanakan
instruksi yang merupakan perilaku atau aturan yang disarankan oleh petugas
kesehatan dalam sebuah program pengobatan sesuai langkah-langkah yang
ditetapkan. Menurut Green dalam Notoadmodjo (2007), faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan antara lain pengetahuan dan pendidikan,pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau dipahami
pasien.(Notoadmodjo, 2010). Pendidikan menentukan

seseorang dalam

memanfaatkan pengetahuan dan ketepatan pengambilan keputusan dalam


mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya. Pendidikan adalah jenjang
pendidikan yang telah ditempuh oleh pasien.(Notoadmodjo 2010)
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesamaan antara fakta dan teori
didapatkan sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang baik dengan jenis
kelamin laki-laki baik sebanyak 19 responden (83%), laki-laki cukup sebanyak 4

106

responden (17%), perempuan baik sebanyak 11 responden (85%) dan perempuan


cukup sebanyak 2 responden (15%).
4.2.4

Analisis Hubungan Peran Keluarga Dan Motivasi Pasien Dengan


Kepatuhan Kontrol Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Poli
Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Syilvanus Palangka Raya.
Berdasarkan Hasil Analisa Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Pasien

Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya menunjukkan jumlah N sebanyak 36 sampel dan
hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka 1.000(**) untuk peran, 0,478(**)
untuk kepatuhan, yang artinya ada korelasi yang terjadi antara variabel peran dan
kepatuhan. Sedangkan angka Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai p (P value) 0,003
artinya nilai yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 batas kritis, berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel Peran Keluarga dengan
Kepatuhan dan Hasil Analisa Hubungan Motivasi dan Kepatuhan kontrol Diabetes
Melitus Rawat Jalan di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya menunjukkan jumlah N sebanyak 36 sampel dan hubungan
korelasi ditunjukkan oleh angka 1.000(**) untuk Motivasi, -.351(**) untuk
kepatuhan, yang artinya besar korelasi yang terjadi antara variabel Motivasi dan
kepatuhan. Sedangkan angka Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai p (P value) 0,036
artinya nilai yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 batas kritis, berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel Motivasi dengan
Kepatuhan.
Sebanyak 36 sampel paling banyak memiliki peran keluarga baik sebanyak
28 responden (78%) dan yang paling sedikit memliki peran keluarga cukup

107

sebanyak 8 responden (22%). Responden yang memiliki motivasi baik sebanyak


28 responden (78%) dengan memiliki motivasi cukup sebanyak 8 responden
(22%), responden yang memiliki kepatuhan baik sebanyak 30 responden (83%)
dengan kepatuhan cukup sebanyak 6 responden (17%).
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. (Setiadi, 2008 :
100)Faktor yang mempengaruhi peran keluarga adalah pendidikan,Pengalaman
Sebelumnya , budaya, Pendidikan,Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang berhubungan dengan tingkat kesehatan anggota keluarga, Pendidik
merupakan salah satu tugas keluarga,mendidik anggota keluarga dengan
memberikan pengetahuan tentang diabetes melitus, keterampilan dalam mengelola
penyakit diabetes melitus, dan membentuk perilaku hidup sehat pada anggota
keluarganya, serta peran keluarga adalah mempersiapkan untuk kehidupan yang
akan datang bagi anggota keluarganya salah satu contoh dalam keluarga inti
terdapat ayah, ibu dan anak, dimana ayah dan ibu berperan penting dalam
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan mengajarkan
anak tentang budi pekerti yang baik serta mendidik sesuai dengan tingkat- tingkat
perkembangan dan usianya.
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan
kontribusi pada tingkat komitmen sesorang. Hal-hal ini termasuk faktor-faktor
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia

108

dalam arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang
mendorong sesorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama
dalam berperilaku (Nursalam, 2011:85). Dalam teori motivasi terdapat pula
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor internal, Faktor
internalyakni faktor yang berasal dari dalam diri individuyang teridiri atas
Persepsi

individu mengenai diri sendiri,Secara umumpersepsi adalah proses

mengamati dunia luaryang mencakup perhatian, pemahaman, dan pengenalan


objek-objek atau peristiwa. Salah satu bentuk persepsi adalah pengetahuan,
pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk
memperoleh pemahaman.Saputra (2013: 283)
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju pada instruksi atau
petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan baik diet,
latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Kepatuhan atau
ketaatan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan atau perilaku yang
disarankan oleh petugas kesehatan (Slamet, 2007).Kepatuhan merupakan tindakan
yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia pada hakekatnya
merupakan aktivitas dari manusia itu sendiri. Tingkat pengetahuan adalah
pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan (Neil, 2005). Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam melaksanakan
instruksi yang merupakan perilaku atau aturan yang disarankan oleh petugas
kesehatan dalam sebuah program pengobatan sesuai langkah-langkah yang
ditetapkan. Menurut Green dalam Notoadmodjo (2007), faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan antara lain pengetahuan dan pendidikan,pengetahuan

109

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau dipahami
pasien.(Notoadmodjo, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Nia Pristina (2014) tentang Hubungan peran
keluarga dalam pemenuhan gizi anak dengan status gizi anak usia 1-5 tahun di
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya, terdapat hubungan yang signifikan
menggunakan uji korelasi antara dua variabel dependen dan variabel independen
menggunakan uji statistic Spearman Rank menunjukkan bahwa ada korelasi
antara kedua variabel yang sangat erat karena dari hasil peran keluarga dan
motivasi yang baik akan memiliki kepatuhan yang baik pula.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya peran keluarga dan motivasi
individu akan baik. Fungsi peran dan motivasi dalam hubungannya dengan
kepatuhan adalah mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan karena tanpa
adanya peran keluarga dan motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan, sebagai
pengarah artinya mengarahkan perbuatan untuk tujuan yang diinginkan, peran dan
motivasi juga berfungsi sebagai penggerak artinya, menggerakan tingkah laku
seseorang. Besar kecilnya peran dan motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya

suatu

pekerjaan.

Peran

Keluarga

dan

Motivasi

pada

umumnyamemperbaiki sikap terhadap keinginan dengan kata lain motivasi dapat


membangkitkan rasa puas. Peran Keluarga dan Motivasi adalah faktor yang
penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan
seseorang untuk melakukan kepatuhan kontrol. Motivasi mempunyai peran dalam
menentukan ketekunan dalam kontrol. Seseorang yang telah termotivasi untuk

110

melakukan sesuatu, akan berusaha dengan baik, dengan harapan memperoleh


sesuatu yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan peran yang cukup sebanyak 8
responden (22%) memiliki kepatuhan yang baik sebanyak 30 responden (83%)
sedangkan kepatuhan cukup

sebanyak 6 responden

(17%), dan peran

keluargabaik sebanyak 28 responden (78%). Pada peran yang cukup mempunyai


kepatuhan baik terjadi kesenjangan antara teori dan fakta karena jika seseorang
menjalani peran dengan cukup maka

kepatuhan kontrol juga tidak dapat

terpenuhi sepenuhnya. Peran yang baik dapat dikarena tingkat pengetahuan dan
faktor pekerjaan yang dapat mempengaruhi dalam peran ini sehingga dalam
responden baik menjalani peran. Kemungkinan kepatuhan kontrol, pasien ada
orang lain yang membantu dalam merawat selain keluarga inti misalnya seperti
nenek dan bibinya. Pada peran kepatuhan kontrolcukup ini tentu saja mempunyai
hubungan karena kepatuhan kontrol sangat bergantung pada peran yang dijalani
oleh keluarganya. Dan pada motivasi yang cukup mempunyai kepatuhan baik
terjadi kesenjangan antara teori dan fakta karena jika seseorang memiliki motivasi
yang lemah maka kepatuhan kontrol juga tidak dapat terpenuhi sepenuhnya.
Motivasi yang baik dapat dikarena tingkat pengetahuan dan faktor usia yang dapat
mempengaruhi dalam Motivasi ini sehingga dalam responden memiliki motivasi
yang

kuat.

Kemungkinan

kepatuhan

kontrol,

Pada

Motivasikepatuhan

kontrolcukup ini tentu saja mempunyai hubungan karena kepatuhan kontrol


sangat bergantung pada Motivasi yang dimiliki oleh pasien itu sendiri. Jika pasien
tidak memiliki peran keluarga dan motivasi pasienyang kuat maka kemungkinan
kepatuhan kontrol juga akan kurang.

111

4.3 Keterbatasan Penelitian


Adapun keterbatasan dari peneliti yang ditemukan ditempat penelitian pada
saat melakukan penelitian diantaranya ada sebagian pasien diabetes mellitus yang
tidak bersedia menjadi responden.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen23 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen19 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Anc
    LP Anc
    Dokumen15 halaman
    LP Anc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Anc
    LP Anc
    Dokumen15 halaman
    LP Anc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen26 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen5 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen25 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Anemia
    Leaflet Anemia
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Anemia
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • WOC ANEMIA Acc
    WOC ANEMIA Acc
    Dokumen1 halaman
    WOC ANEMIA Acc
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen18 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    Dokumen16 halaman
    Format Asuhan Keperawatan Antenatal
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen13 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen5 halaman
    Bab 5
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen28 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen20 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen63 halaman
    Bab 1-3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen20 halaman
    Bab 3
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen8 halaman
    LP KPD
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen62 halaman
    Bab 2
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    Dokumen44 halaman
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah
    siwi wiraharjo
    100% (1)
  • LP KPD
    LP KPD
    Dokumen8 halaman
    LP KPD
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    Rencana Setelah Lulus Kuliah Keperawatan
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    Dokumen24 halaman
    LP Cs Dan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    Dokumen22 halaman
    Contoh Askep Keperawatan Medikal Bedah. (Pemeriksaan Persyarafan)
    siwi wiraharjo
    Belum ada peringkat