TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pndidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan. Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang
meliputi input (sasaran dan pelaku pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan), dan output (perilaku yang diharapkan).
Pendidikan adalah upaya pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat
mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi
masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodja, 2010: 26).
Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk
mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat.
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk mempengaruhi orang
lain dan upaya dalam memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar
terlaksananya perilaku hidup sehat dalam upaya meningkatkan kesehatannya.
2.1.2
individu atau masyarakat di bidang kesehatan (WHO, 1954). Akan tetapi, perilaku
mencakup hal yang luas sehingga perilaku perlu dikategorikan secara mendasar
sehingga rumusan tujuan kesehatan dapat dirinci sebagai berikut (Maulana, 2009:
149).
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. Oleh
karena itu, pendidik kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-cara
hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada. Adakalanya, pemanfaatan sarana pelayanan yang ada
dilakukan secara berlebihan atau justru sebaliknya, kondisi sakit, tetapi tidak
menggunakan sarana kesehatan yang
5 ada dengan semestinya.
2.1.3
1) Arthritis akut: serangan akut dapat terjadi tanpa presipitasi apapun, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma local, pembedahan, stress, dan pengggunaa
obat-obatan.
2) Fase interkritik (arthritis rekuren): terjadi arthritis yang rekuren dengan
jarak satu serangan dengan serangan lainnya semakin pendek.
3) Arthritis kronik: disebabkan oleh kelaian sendi yang menetap karena
2.2.3
yaitu :
1) Faktor umum
Faktor umum penyebab gout diantaranya adalah kurang tidur yang dapat
menyebabkan penumpukan asam laktat. Saat tidur akan terjadi penguraian asam
laktal di dalam tubuh. Jika seseorang mengalami tidur yang cukup, maka
penguraian asam laktat di dalam tubuh akan sempurna, dan bila seseorang
mengalami tidur yang kurang asam laktat belum sempurna diuraikan sehingga
terjadi penumpukan asam laktat di dalam tubuh. Penumpukan asam laktat di
dalam tubuh dapat mencegah pengeluaran asam urat melalui urin.
2) Faktor dari dalam
Faktor dari dalam lebih banyak terjadi akibat proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40
tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Gout pada pria terjadi pada
usia lebih muda dari pada wanita karena pada pria tidak memiliki hormon
estrogen dimana salah satu fungsi hormon estrogen adalah dapat meningkatkan
mengeluaran asam urat melalui urin. Genetik atau riwayat keluarga juga
merupakan faktor risiko penyebab penyakit gout.
3) Faktor dari luar
Faktor dari luar dapat berupa konsumsi makanan dan minuman yang dapat
merangsang pembentukan asam urat seperti makanan yang mempunyai kadar
protein tinggi diantaranya kacang-kacangan, emping, melinjo, cokelat, dan
minuman cola. Mengkonsumsi makanan yang tinggi purin akan menyebabkan
meningkatnya kadar asam urat dalam darah, yang menyebabkan terjadinya
pengkristalan dalam sendi. Protein terutama yang berasal dari hewan yang
10
meningkatkan kadar asam urat dalam darah diantaranya adalah hati, ginjal, otak,
paru dan limpa.
4) Faktor lain
Faktor lain penyebab gout adalah penyakit ginjal. Jika seseorang
mempunyai penyakit ginjal makan pembuangan asam urat akan berkurang
sehingga kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Selain itu penyabab
lainnya adalah obesitas, kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes
yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton
(hasil buangan metabolisme lemak) yang tinggi. Benda-benda keton yang tinggi
akan menyebabkan kadar asam urat ikut meningkat.
2.2.4
Manifestasi Klinis
Biasanya, serangan gout pertama hanya menyerang satu sendi dan
11
Pencegahan
Penderita gout dianjurkan untuk diet rendah purin untuk mengurangi
pembentukan asam urat. Penderita kegemukan juga harus diet untuk menurunkan
berat badan. Kadar purin dalam makanan normal selama sehari bisa mencapai
12
600-1000 mg, sedangkan diet rendah purin dibatasi hanya mengandung 120-150
mg purin. Diet juga harus memenuhi cukup kalori, protein, mineral dan vitamin
(Wijayakusuma, 2006: 19).
1) Batasi asupan purin
Makanan yang mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat
darah. Untuk mencegah terjadinya asam urat, maka konsumsi makanan yang
mengandung purin harus dikurangi. Menurut kadar kandungan purin, jenis
makanan bisa dibedakan menjadi 3 kelompok.
(1) Kelompok I
Kadar purin tinggi (100-1000 mg purin/100 mg bahan pangan). Bahan
makanan yang tergolong dalam kelompok ini seperti otak, hati, jantung,
ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, burung dara, sarden, remis,
kerang, ikan teri, alkohol, ragi, makanan yang diawetkan.
(2) Kelompok II
Kadar purin sedang (50-100 mg purin/100 mg bahan pangan), seperti daging
sapi, ayam, ikan, udang, kacang-kacangan kering dan hasil olahannya
seperti tahu, tempe, asparagus, bayam, kembang kol, kangkung, daun dan
buah melinjo, buncis, dan jamur.
(3) Kelompok III
Kadar purin rendah (0-<50 mg purin/100 mg bahan pangan). Golongan
makanan ini seperti nasi, jagung, mie, susu rendah lemak, telur, buahbuahan (kecuali durian dan alpukat), dan sayuran (kecuali sayuran dalam
kelompok II).
2) Kurangi makanan tinggi lemak
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi
makanan yang digoreng, bersantan sebaiknya dikurangi. Daging dan jeroan selain
mengandung purin tinggi keduanya juga mengandung lemak tinggi sehingga
harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
3) Banyak minum air putih setiap hari
Mengkonsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Oleh karena itu disarankan untuk minum minimal 2,5 liter atau 8-10
gelas sehari. Cairan juga bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air seperti semangka, melon, blewah, nanas, belimbing
manis, dan jambu air. Buah durian dan alpukat sebaiknya dikurangi karena
keduanya mengandung lemak tinggi yang dapat menghambat pengeluaran asam
urat sehingga meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
13
14
Kadar normal asam urat untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dl dan wanita
2,0 sampai 6,6 mg/dl. Bagi usia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Ratarata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dl. Bila lebih dari 7,0 mg/dl
maka dapat menyebabkan serangan asam urat dan dianggap berlebihan
menyebabkan batu ginjal.
2.3 Konsep Dasar Pengetahuan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara
orang lain tinggal menerimanya. Pengetahun adalah sebagai suatu pembentukan
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami organisasi karena
adanya pemahaman-pemahaman baru (Budiman, 2013: 3).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan
(mata) .
Pengetahuan juga merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan .
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan sesuatu yang didapat melalui proses penginderaan yang
dibentuk secara terus menerus dan setiap saat mengalami organisasi karena
adanya pemahaman-pemahaman baru, dan merupakan pedoman dalam
membentuk tindakan.
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan
yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari dan diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
15
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia
dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, dan meramalkan. Misalnya orang yang memahami cara
pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M
(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa
harus menutup, menguras, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinip dalam konteks
atau situasi nyata. Misalnya seseorang yang telah paham tentang penggunaan
rumus statistik dalam penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsipprinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam sutau masalah atau objek yang diketahui, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Indikasi bahwa pengetahuan
seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram dan
bagan. Misalnya dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang untuk merangkum, meletakkan,
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.
Seseorang yang dikatakan memiliki tingkat pengetahuan sintesis yatu dapat
menyusun, merencanakan, meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada. Misalnya dapat meringkas dengan kata-kata
atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar.
16
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
2.3.3 Jenis Pengetahuan
Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan
sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku kesehatan.
Jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut (Budiman, 2013: 4).
1) Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip-prinsip. Pengetahuan seseorang
biasanya sulit untuk distransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit sering kali kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan esksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata, kebiasanya dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuannya dideskripsikan dalam tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
Jadi jenis pengetahuan ada yang sulit ditransfer seperti keyakinan pribadi
dan prinsip sedangkan yang dapat dibagikan seperti yang sudah digambarkan atau
dituliskan dalam buku dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk bertindak
terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Dalam proses memperoleh pengetahuan, ada beberapa faktor yang
memengaruhi yaitu (Budiman, 2013: 6).
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun non-formal),
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatakan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
17
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapakan
seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal, pengetahuan seseorang
tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap
objek tertentu. Semakin banyak objek positif dari objek yang diketahui, makan
akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut.
2) Informasi/media massa
Informasi adalah that of which one is apprised or told: intelligene, news
(Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah
sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi
sebagai transfer pengetahuan. Adanya perbedaan definisi informasi dan
hakekatnya dikarenakan sifatnya yang tidak dapat diuraikan (intangible),
sedangkan informasi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh
dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui
komunikasi. Informasi mencakup kata, teks, gambar, suara, kode, program
komputer, dan basis data.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya
teknologi akan menyediakan berbagai maam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
keperayaan orang. Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya,
media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut.
18
19
(1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
(2) Tidak dapat mengejarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena telah mengalami menuduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosakata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori yang berpendapat ternyata IQ seseorang
akan menurun cukup cepat sejalan bertambahnya usia.
2.3.5
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut di atas. Sedangkan kualitas
pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan
rumus dan skoring di bawah ini:
N=
sp
sm
x 100%
Keterangan.
N
= nilai pengetahuan
sp
sm
20
Batasan Lansia
Menurut WHO ada empat tahapan, yaitu.
1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2.4.3 Proses Menua
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Maryam dkk, 2008:
45).
2.4.4
psikososial.
1) Perubahan Fisik
(1) Kekuatan fisik secara menyeluruh berkurang, merasa cepat lelah dan
stamina menurun.
(2) Sikap badan yang semula tegap menjadi membungkuk, otot-otot mengecil,
hipotrofis, terutama dibagian dada dan lengan.
(3) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Permukaan
kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta
perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis.
(4) Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang sedang rambut dalam
hidung dan telinga mulai menebal.
21
(5) Perubahan pada indera. Misal pada penglihatan, hilangnya respon terhadap
sinar, hilangnya daya akomodasi. Pada pendengaran pengumpulan
cerumen dapat terjadi karena meningkatnya keratin.
(6) Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada
menjadi kaku dan sulit bernafas.
2) Perubahan sosial
(1) Perubahan peran post power syndrome, single woman, dan single parent.
(2) Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan akan
meninggal.
(3) Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam bersosialisasi.
(4) Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung.
3) Perubahan Psikologi
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
depresi dan kecemasan.
2.5 Kerangka Konseptual
Pre Test
Lansia
Pendidikan kesehatan.
1) Pengertian asam urat
2) Penyebab asam urat
3) Tanda dan gejala
asam urat
4) Komplikasi
5) Kadar asam urat
6) Pencegahan
7) Diet asam urat
Post Test
Bagan 2.1
Tingkat pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Kategori tingkat
pengetahuan.
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
22
: Berpengaruh
: Berhubungan
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian, yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian
(Nursalam, 2013: 50). Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan, karena
hipotesis dapat mengarahkan penelitian, memperkecil jangkauan penelitian,
member petunjuk pada tahap pengumpulan data, panduan dalam pengujian
anatara dua variabel atau lebih, dan membantu mengarahkan mengidentifikasi
variabel yang akan diteliti (Hidayat, 2009: 39). Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang diet asam urat terhadap
tingkat pengetahuan pada lansia di Wilayah UPTD Puskesmas Kereng
Bangkirai Palangka Raya.
H1 : Adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang diet asam urat terhadap
tingkat pengetahuan pada lansia di Wilayah UPTD Kereng Bangkirai
Puskesmas Palangka Raya.