Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN OPERASIONAL

Teori, Konsep, Hipotesis,


Dan Difinisi Oprational Variable

Disusun Oleh Kelompok 3:


Rezky Edwin Hermawan 201410160311516
Iswan Sofyan
201410160311503

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

Kelompok 3
Rezky Edwin Hermawan
Iswan Sofyan

(201410160311516)
(201410160311503)

Teori, Konsep, Hipotesis, Dan Difinisi Oprational Variable

A. Teori
Bangunan Dasar Teori
Ketika melakukan penelitian, kita perlu mengetahui apa (what is) untuk
memahami, menjelaskan, dan meramal fenomena yang diamati. Sebagai contoh
kita ingin menjawab pertanyaan berikut:
Apa reaksi karyawan terhadap kenaikan upah minimum?
Mengapa banyak bank bangkrut pada saat krisis moneter?
Ketika menghadapi pertanyaan ini, mau tidak mau kita perlu mendefinisikan
beberapa istilah kunci. Misalnya: Karyawan yang mana? Apa jenis reaksi
karyawan? Apa kriteria bank dinyatakan bangkrut? Apa indicator adanya krisis
moneter? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini menghendaki penggunaan
konsep, dan definisi. Subbab berikut akan menguraikan secara gambling masingmasing komponen teori ini.
Teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan
digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel
yang diobservasi. Formulasi teori adalah upaya untuk mengintegrasikan semua
informasi secara logis sehingga alasan atas masalah yang diteliti dapat
dikonseptualisasikan dan diuji.

Penyusunan teori memang merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori
merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti.
Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Oleh karena itu
terdengar agak aneh apabila ada orang yang mengatakan Ah, itu teori!
Faktanya lain. Teori, secara definitif, harus berdasarkan atas fakta empiris
karena tujuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksi kenyataan. Kalau
teori

tidak

sesuai

dengan

kenyataannya

barangkali

karena

ada

upaya

generalisasi. Coba simak beberapa definisi teori berikut ini:


A theory can be defined as an interrelated set of statements of relationship
whose purpose is to explain and predict (Davis & Cosenza, 1993: 29).
Accordingly, theory will appear as the devise for interpreting. Criticizing, and
unifying established laws, modifying them to fit data unanticipated in their
formulation and guiding the enterprise of discovering new and more powerful
generalizations (Kaplan, 1964: 295).
Sering juga kita dengar komentar semacam ini: Penelitian ini tidak bermanfaat
karena terlalu teoritis. Sebaliknya, suatu penelitian dengan dasar teori yang
baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan
fenomena yang diteliti. Teori Capital Asset Pricing amat membantu dalam
penelitian manajemen keuangan; teori kepuasan kinerja membantu manajer
memahami fator-faktor kinerja pekerjaan; teori perilaku teori SCP (StructureConduct-Performance) tentang organisasi industri membantu industriawan dan
investor dalam memilih industri yang menarik untuk dimasuki.
B. Konsep
Suatu konsep (concepts) adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang
dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilakutertentu. Dengan
kata lain, konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta
tertentu (Davis & Cosenza, 1993: 25). Konsep amat menentukan karena sukses
suatu riset tergantung dari:
Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu
Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep yang kita pergunakan.

Sebagai ilustrasi dalam memahami perilaku konsumen, pembeli sebagai suatu


konsep adlah daftar individu yang memperoleh barang dan jasa dengan
membayar sejumlah uang. Dalam teori pemasaran modern, dikenal paradigma
relationship marketing, artinya perusahaan tidak hanya berorientasi mencari
pembeli dan menjual produk saja tetapi juga mengembangkan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan (Kotler, 2000: Bab 2 dan 20). Dalam konteks ini,
kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama pemasaran.

C. Hipotesis
Peneliti dalam menyusun suatu rumusan atau pertanyaan penelitian harus
memperhatikan beberapa ketentuan agar mendapat kan rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian yang baik seperti
1. Rumusan masalah harus di nyatkan dalam bentuk pertanyaan yang di
kemukaan secara tegas (tidak menimbulkan multi tasir)
2. Rumusan masalah harus dapat di uji
3. Rumusan msalah tidak boleh mengan subjektivitas atau penilaian
personal peneliti (personal value judgement)
4. Rumusan masalah harus harus di nyataak dalam struktur bahasa dan tata
bahasa yang baik.
Pertanyaan penelitian sanagat sering di gunakan dalam dalam penelitian untuk
memecah kan suatu masalah atau pelaksanaa penelitian mengenai suatu
kebijakan di mana penelitian tidak bermaksud melakukan uji statistik terhadap
hasil temuan, missal penelitan untuk mengetahui program televusu yang di
sukai masyarakat, atau tingkat sirkulasi surat kabar, bisa jadi hanya untuk
berkeinginn

untuk

menemukan

indikasi

umum

karna

nya

tidak

perlu

pengumpulan data untuk pengujian statistic.


Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan
pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian,
serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Peneliti bukannya bertahan
kepada hipotesis yang telah disusun, melainkan mengumpulkan data untuk

mendukung atau justru menolak hipotesis tersebut. Dengan kata lain, hipotesis
merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan
diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau
salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris.
Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan
penelitian agar sesuai dengan apa yang di harapkan.
C.1 Karakteristik Hipotesis
Ada beberapa karakteristik hipotesis yang baik, yaitu: konsisten dengan
penelitian sebelumnya, merupakan penjelasan yang masuk akal, perkiraan yang
tepat dan terukur, dan dapat diuji. Mari kita simak masing-masing krakteristik
ini.

1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya


Hipotesis harus rasional
Mengikuti penelitian yang telah ada dan mengundang penelitian berikutnya
Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek untuk manajemen dan
ekonomi
2. Penjelasan yang masuk akal
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, oleh
karena itu sudah seharusnya merupakan penjelasan yang masuk akal. Apabila
suatu hari pompa air kita macet. kita bisa saja menyusun hipotesis bahwa ada
seekor nyamuk yang hinggap diatasnya sehingga menyebabkan pompa air tidak
mau bekerja. Namun demikian tentunya hipotesis tersebut tidak masuk akal.
Contoh hipotesis yang baik dalam hal ini misalnya aliran listrik tidak sampai ke
motor pompa air, atau salah satu komponen pompa air ada yang rusak sehingga
menjadi tidak bekerja.

3. Perkiraan yang tepat dan terukur


Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih)
variabel secara jelas dan tepat, serta mengidentifikasi variabel tersebut dalam
terminologi operasional dan terukur. Hipotesis yang sederhana namun jelas,
akan mempermudah konsumen penelitian untuk mengerti, menyederhanakan
pengujian yang perlu dilakukan,dan mempermudah formulasi kesimpulan dari
analisis data. Hubungan yang ada antara kedua variabel yang diteliti dapat
berupa hubungan sebab-akibat, atau bisa juga bukan hubungan sebab-akibat.
4. Dapat diuji
Hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuju melalui
uji hipotesis. Berdasarkan data yang dikumpulkan, dapat dilakukan uji hipotesis
sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun dapat diterima
atau tidak. Adalah merupakan kesulitan untuk menguji hipotesis bahwa
karyawan perusahaan yang menggunakan guna-guna selalu mendapatkan
kenaikan gaji dengan mudah, sedangkan karyawan yang jujur sulit untuk
mendapatkan kenaikan gaji, peneliti akan kesulitan untuk mencari data guna
mendukung atau menolak hipotesis, dalam hubungannya dengan uji hipotesis,
sebuah hipotesis yang baik akan dapat diuji dalam jangka waktu yang layak.
Sebagai contoh, pelatihan terhadap karyawan baru tentang persiapan masa
pensiunakan

mempengaruhi

kebahagiaan

karyawan

pada

saat

pensiun

memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengadakan uji hipotesis. Hipotesis
yang lebih bermanfaat misalnya pelatihan terhadap karyawan baru tentang
persiapan maasa pension akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap
program persiapan pensiun (asuransi, tunjangan hari tua dan sebagainya).
C.2 Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat diklasifikasikan melalui:
Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan). Di sini dibedakan antara
hipotesis induktif dan hipotesis deduktif. Hipotesis induktif, akan menyusun
generalisasi berdasarkan observasi. Hal ini sangat berguna, namun mempunyai
keterbatasan

dalam

bidang

terapanilmu

dalam

arti

belum

tentu

hasil

generalisasi ini benar-benar dapat digunakan dalam bidang yang lebih luas.
Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari penemuan-penemuan
yang telah ada, Atau didasarkan pada hal-hal yang bersifat umum yang telah
diterima kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis deduktif adalah bergerak
dari hal-hal bersifat spesifik.
Bagaimana hipotesis dinyatakan. Hipotesis diklasifikasikan sebagai hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan ( deklaratif ) , sedangkan hipotesis statistik dalam bentuk
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis statistik atau null
hypothesis menyatakan bahwa tidak ada (nol) hubungan atau perbedaan
diantara kedua variabel, dan jika terdapat hubungan atau perbedaan, adalah
karena kebetulan semata. Hipotesis penelitian menyatakan perkiraan hubungan
atau perbedaan antara dua variabel. Hipotesis ini bias berupa directional dan
non-directional.

Hipotesis

tanpa

arah

(non-directional

hypothesis)

hanya

menyatakan bahwa terdapat hubungan atau perbedaan diantara dua variabel.


Contohnya, terdapat perbedaan yang signifikan dari jumlah masukan data
personal antara karyawan yang dievaluasi tiap minggu dan karyawan yang
dievaluasi hanya pada tiap semester. Sedangkan hipotesis yang mengarahkan
(directional hypothesis) menunjukkan sifat dari hubungan atau perbedaan
diantara dua variabel. Sebagai contoh: data personal dari karyawan yang
dievaluasi setiap minggu lebih banyak daripada data personal karyawan yang
dievaluasi tiap semester. Hipotesis yang mengarahkan seharusnya tidak
dinyatakan apabila terdapat alasan bahwa perkiraan hasil penelitian akan terjadi
berkebalikan

arahnya.

Kedua

jenis

hipotesis

ini

masing-masing

akan

memerlukan uji signifikansi yang berbeda.


C.3 Perumusan Hipotesis
Sebagaimana diketahui, hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan
dengan jelas dan ringkas, menyatakan huungan antara dua variabel, dan
menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.
Contoh hipotesis untuk penelitian eksperimental adalah: seseorang yang
memperoleh perlakuan perawatan tertentu akan dapat menyelesaikan tugas
tertentu dengan lebih baik daripada seseorang lain yang tidak memperoleh

perlakuan tersebut. Contoh ini sangat disederhanakan, dan mungkin tidak


selamanya cukup untuk menyusun hipotesis. Namun demikian, model ini akan
sangat membantu sifat dari pernyataan hipotesis. Perhatikan contoh berikut:
para karyawan baru yang memperoleh bimbingan mempunyai hasil evaluasi
prestasi tahunan lebih tinggi daripada karyawan baru yang tidak memperoleh
bimbingan.
C.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Bagian ini
yang menentukan apakah penelitian yang dilakukan cukup ilmiah atau tidak.
Untuk melakukan uji hipotesis, peneliti harus menentukan sampel, mengukur
instrumen, desain, dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam
pencarian data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis
melalui prosedur analisis yang benar sehingga peneliti dapat melihat validitas
dari hipotesis. Analisis dari data yang dikumpulkan tidak menghasilkan hipotesis
terbukti dan tidak terbukti, melainkan mendukung atau tidak mendukung
hipotesis.
Beberapa peneliti pemula mempunyai kekeliruan anggapan bahwa apabila data
yang dikumpulkan tidak mendukung hipotesis yang disusun, maka penelitiannya
menjadi gagal. Demikian pula, kalau data yang dikumpulkan mendukung
hipotesis yang ada, penelitiannya menjadi sangat sukses. Kedua anggapan
tersebut tidak benar. Adalah penting, misalnya, mengetahui variabel mana yang
berhubungan dan variabel mana yang tidak berhubungan. Apabila adanya revisi
dari beberapa aspek teori, dimana revisi ini akan menghasilkan revisi hipotesis
atau hipotesis yang baru. Jadi uji hipotesis mempunyai kontribusi terhadap ilmu
manajemen dan ekonomi serta efisiensi bisnis, terutama melalui perluasan,
penyaringan, atau revisi teori.
Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan
cara hipotesis nol (Neuman, 2000:131). Pengujian secara langsung dilakukan
dengan mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak atau menerima
hipotesis. Dengan cara ini berarti hipotesis digunakan untuk memprediksi suatu
hubungan. Hipotesis nol, di lain pihak, tidak memprediksi suatu hubungan.
Misalnya, seorang peneliti percaya bahwa mahasiswa yang tinggal didalam

kampus memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tinggal
diluar kampus. Hipotesis nolnya adalah tidak ada hubungan antara lokasi tempat
tinggal dan nilai. Hipotesis alternatifnya, ada hubungan antara lokasi tempat
tinggal dan nilai bahwa tempat tinggal didalam kampus mempunyai dampak
positif terhadap nilai mahasiswa.
D. Difinisi Operational Variabel
Bicara tentang variabel penelitian, kita memang harus mendefinisikan dengan
jelas dan tegas. Untuk membahasnya, kita berangkat dari pertanyaan "apakah
variabel itu?", lalu "apakah definisi operasional", dan terakhir "apakah indikator".
Definisi

operasional

variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara riil,
secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsepkonsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku
atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan
kebenarannya oleh orang lain (Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23).
Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata dapat diobservasi.
Definisi Operasional Didasarkan pada Kriteria yang Dapat Diobservasi
Yang dimaksud dengan definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan
pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan
atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji
dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Young, dikutip oleh
Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan pengertian definisi operasional ialah
pada kata dapat diobservasi. Apabila seorang peneliti melakukan suatu
observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat
melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan
oleh peneliti pertama.

Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau
obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu
mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama. Sedangkan
definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat hipotetikal dan tidak dapat
diobservasi. Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep yang
didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat
untuk membuat logika proses perumusan hipotesa. Contoh; Komponen
Penyusunan Definisi Operasional adalah;

1.

Variabel

2.

Definisi (Adalah suatu kondisi gangguan kesehatan pasien yeng telah


ditetapkan oleh dokter mengalami gangguan gagal ginjal).

3.

Hasil Ukur (Hasil dari diagnosa medis terhadap pasien/ responden) dg kriteria
jawaban
Diagnosa medis pasien gagal ginjal =Ya. Diagnosa Medis Tidak gagal Ginjal=
Tidak

4.

Skala Data (nominal)

5.

Cara ukur (melalui Dokumen Status pasien)

Pentingnya Operasionalisasi Variabel


Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa
operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan
pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.
Operasionalisasi variable bermanfaat :
1. mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan
2. menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih
3.

dari satu definisi operasional


mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana
definisi tersebut harus digunakan.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Sekaran, U. (2001). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sumanto.(1990).Metodelogi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta: Andio
Offset.
Wiley. (1996). Research Methods For Business. Jakarta: Selambe Empat.
M.A, M. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Mranada Media Grup.
Hamid, F. (2010). Metode Penelitian Dan Pengembangan. Bandung: Bangli

Anda mungkin juga menyukai